Bab 11 :Dia yang mengaku sebagai adik

1004 Words
*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Hari-hari yang dijalani Kemala diisi dengan rasa penasaran sepanjang waktu, sampai sekarang setelah tiga hari berlalu kekasihnya itu tak juga memberitahunya alasan kenapa ia disarankan pindah meminjam akun. Padahal yang ia ketahui antara Adi dengan sosok ini sudah begitu dekat. Ana Aku pernah deket sama cowok online, bahkan udah diajak ke banyuwangi. cuma prinsip dia itu kalau istrinya gak bisa ngerawat ibunya, siap-siap aja untuk dipulangkan. Dikira kita nikah mau jadi pengurus ibunya terus apa? Kemala sedikit tertegun membacanya, ia sepertinya pernah membahas masalah ini dengan Adi, dan kebetulan Ana ini adalah orang yang ia maksudkan tadi. apa yang dimaksud Ana adalah Adi? tapi dirinya baru tahu jika Adi sempat mengajak Ana untuk ke banyuwangi. Ia tengah membaca pesan grup di mana dirinya salah satu dari peserta grup itu, dan dari sini ia bisa mengetahui jika Adi dan Ana merupakan pasangan fenomenal beberapa bulan yang lalu dan beberapa penulis mengabadikannya dalam sebuah naskah novel. Ami Aku tahu siapa orangnya. Ana Yah pasti tahu lah, calon laki nya Diah dulu. Kemala hanya bisa tersenyum miris, ternyata grup yang dulunya digunakan sebagai wadah untuk curhat sesama penulis, kini berubah menjadi wadah ajang menceritakan orang lain, dan ini terjadi semenjak dia masuk ke dalam grup. Dan ia akhirnya sadar, jika yang dimaksud oleh Ana adalah kekasihnya sendiri. Ya Tuhan, kenapa ini sangat menggelikkan, menceritakan seseorang di depan doi nya sendiri, sangat langka. Kemala mengetikkan sederet kalimat mengomentari pernyataan Ana yang mengatakan jika ia menikah hanya sebagai perawat ibu mertua saja. "Wajar sih, Na. kalau anaknya semua laki-laki yah udah pasti menantu yang ngurus kalau udah tua nanti." Tak selang waktu yang cukup lama, ponselnya kembali berdering menunjukkan pesan dari grup yang sudah pastinya Ana yan menjawab. Ana Iya memang, tapi loh dia bilang bakal mulangkan bininya ke keluarga si bini kalau gak mau ngurus mamaknya. Kemala hanya menggelengkan kepala, menurutnya wajar jika seorang anak laki-laki memikirkan ibunya, asalkan ia juga tidak lupa telah memiliki tanggung jawab yang lain, di mana ia sudah menjadi sosok seorang suami dari istrinya dan sudah bertanggung jawab terhadap lahir dan batin seorang anak perempuan yang diminta dari tangan kedua orang tuanya. Ia tidak mempermasalahkan jika memang prinsip Adi seperti itu, hanya saja ia sudah mewanti-wanti pemuda itu untuk selalu mengingat jika dirinya sudah menjadi seorang suami yang memiliki tanggung jawab seorang istri, bukan hanya sebagai seorang anak laki-laki dan memiliki ibunya, karena sampai kapan pun, seorang anak laki-laki akan tetap menjadi milik ibunya sehingga jangan buat ia jauh dari sang ibu. Melihat obrolan grup yang seolah-olah menyudutkan Adi, ingin rasanya Kemala tertawa keras lantaran geli membayangkan reaksi Ana jika gadis itu tahu sedang menggosipi kekasih orang lain di depan orangnya langsung. Tak lama sebuah pesan dari Adi membuat Kemala mengernyitkan dahinya heran. Selama ini Adi sangat tidak ingin membuka mulutnya alasan kenapa dirinya dighibahi dan sekarang kembali bertanya ia menggunakan akun siapa. "Akun Ana." Tak menunggu waktu yang cukup lama, pesannya sudah dibalas dengan cepat oleh Adi. Hal yang semakin membuat dirinya bertanya-tanya karena Adi tidak pernah se fast respon ini Buaya Amazon "Besok jangan pake punya dia lagi, aku dapet Omongan yang gak enak tentang kamu." Kemala tertegun membacanya, omongan yang tidak enak? Dalam artian ada seseorang yang menceritakan hal buruk tentang nya, dan berhubungan dengan Ana. "Tapi Mala kayaknya gak punya musuh, atau punya tapi gak Mala sadari?" Buaya sss Coba kamu inget-inget kemarin pas Withdraw bermasalah, ada ngomong apa aja? Kemala langsung berfikir dengan keras, mencari tahu tingkahnya ketika kemarin sempat terdapat masalah dengan sistem Withdraw perusahaan tempatnya menulis, tapi dirinya tidak melakukan apa pun, meski ia sempat panik tapi dirinya tidak menuduh siapa pun itu, termasuk Ana yang ia pinjam akunnya. Wajar kan jika ia panik, pasalnya itu merupakan gaji pertamanya dan harus mengalami hal demikian. "Kayaknya Mala salah ucap yah, terus hubungan nya dengan Ana apa?" Buaya sss. Udah, setidaknya kamu tahu jika kemarin itu ada masalah sama Ana. Dia lagi ceritain kamu di grup. Kemala semakin ketar-ketir, dirinya masih terus berfikir apa kesalahannya sehingga menjadi buah bibir di grup yang di sana ada Adi. Terlebih ia memiliki masalah dengan salah satu penulis senior yang sudah memiliki nama dan telah followers yang cukup banyak dibandingkan dirinya yang masih baru ini. "Tapi Mala gak merasa punya salah sama Ana. Bahkan Mala cuma diem doang, paling sambat nya sama kak Ima yang sama-sama pinjem akun Ana." Buaya sss "Udah yang penting kamu tahu sekarang siapa yang bisa buat temen, siapa yang enggak." Meskipun begitu, sama saja ia tetap tidak tenang, niat hati ingin menulis tanpa adanya musuh, malah jadi begini. Dan yang paling ia tidak menyangka adalah, Ana tipe manusia yang menusuk dari belakang, di depannya Ana menceritakan Adi, sedangkan di belakangnya Ana menceritakan yang tidak-tidak di depan Adi. Sungguh suatu tindakan yang bikin Kemala takjub. Bisa gitu menceritakan dua orang masing-masing di depan doi nya langsung? Atau karena Ana belum mengetahui hubungan nya dengan Adi? Bisa jadi sih. "Hebat bener ini orang ceritain orang lain, S3 per gibahan kayaknya, salut." Batin Kemala membaca kembali chat nya dengan Ana beberapa waktu yang lalu. Gak lama masuk pesan Adi yang kembali memerintahkan dirinya untuk menjauh dari sosok Ana. Dan dengan kesadaran yang tinggal setengah Kemala mendesah kasar ketika membaca pesan Adi yang terakhir sebagai bukti dari yang diucapkan pemuda itu. "Ya Allah, masih penulis baru udah jadi bahan ghibah aja sama penulis lain, memang Mala gak ada akhlak." Ia memilih menutup aplikasi w******p nya dan beralih menidurkan diri setidaknya semua beban pikiran yang sejak kemarin karena rasa penasaran kini sudah terbayar, ia bisa mengetahui jika hubungannya dengan Ana tidak sesehat itu, dan malah akan saling menjatuhkan jika terus dipertahankan. Ia pikir Ana tulus membantunya, ternyata ada udang di balik bakwan, ia menjadi santapan Ana untuk mencari topik perbincangan di grup yang di mana ada Adi di dalamnya, ia jadi membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti Ana mengetahui jika ia dengan Adi memiliki hubungan khusus, apa Ana akan bertingkah seperti sekarang? tetap menunjukkan sifat baik hati nan ramah dan suka menolongnya? Atau bahkan lebih parah dari ini?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD