Jeffery mengarahkannya pistol ke tubuh Sofia, titik berwarna merah pekat berada di antara kedua keningnya. "Kau selalu menguji kesabaranku, Sofia!" ujar Jeffery, rahangnya mengeras tatapan matanya berkilat penuh amarah. Jeffery sangat marah, upayanya menyelamatkan Sofia tidak dianggap, dia bahkan mencoba cara paling berbahaya demi menyelamatkannya. Sungguh menyakitkan bagi Jeffery, Sofia terus menyalahkannya dan berkata lebih baik mati, seandainya dia tahu betapa berharganya hidupnya dia tak akan mengeluarkan kata-kata itu. Setidaknya dengan hidupnya Sofia bisa menyelamatkan banyak nyawa dengan tetap menjadi dokter. Tapi tidakkah Jeffery mengerti? Sofia merindukan keluarganya, dia bahkan masih sempat memikirkan Aland saat ia berada di ambang batas pertahanannya ketika Jeffery menggempu