Elmira kebingungan, apakah sudah benar yang ia putuskan untuk bersama Lang Buri?
Sedangkan terlihat jelas jika dia memilihnya itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri.
Dengan alasan apa dia harus tetap bertahan?
Apakah cinta membutuhkan alasan agar tetap bisa bertahan? Apabila aku berpikir, aku tau bahwa diriku ini bodoh jika harus memilihnya, tapi ketika aku rasakan keinginan hati ini aku merasa bahagia jika didekatnya.
Siapa yang bisa menjelaskan mengapa cinta bisa menembus hukum benar dan salah?.
Apakah benar cinta bisa membuat seseorang itu bisa kebal dengan luka?
Hati ini memilihnya namun apakah aku bodoh karena telah memilihnya? Siapa yang harus di salahkan? Diriku sendiri atau hati ini?
Apakah memang cinta membutuhkan sebuah pertemuan? Apakah cinta memang membutuhkan sebuah sentuhan, tolong kau wahai hati yang memberikan rasa ini jawablah.
Lang Buri yang sedang ada di puncak gunung hanya diam terpaku diatas batu, menatap langit, padahal langit tak sekalipun menjawab kegelisahannya.
Lang Buri ternyata waktu itu bertemu dengan tangan kanan ayahnya, dia mengatakan tahun depan Lang Buri akan diangkat menjadi seorang prajurit.
Padahal hatinya baru saja mekar akan tetapi kenyataan menghantam dia sampai ke titik terendah.
Lang Buri sedang tidak sedang menapak tidak juga sedang terbang dia hanya melayang-layang tak tentu arah, hatinya berdebat hebat dengan pikirannya.
Apa yang perlu aku lakukan?, aku sudah berusaha keras untuk tidak memiliki perasaan seperti ini, apa lagi yang kau mau dariku wahai dunia? Kau telah merebut kebebasanku, apakah kau belum puas dan ingin merebut semuanya dariku?
Jika Lang Buri memilih untuk memperjuangkan cintanya maka dia harus melepas tugasnya sebagai seorang anak komandan prajurit khusus, dan lapur sudah kesempatan untuk membalaskan dendam kematian ayahnya.
Mungkin ini hanya aku saja yang terlalu terbawa perasaan, bisa saja Elmira tidak terlalu menyukaiku, dia hanya menganggapku sebatas teman baik saja.
'Baiklah akan ku kubur dalam-dalam perasaan ini sebelum semuanya terlanjur menjalar, aku akan benar-benar menjauhi Elmira, aku tidak mau Elmira juga memiliki perasaan yang sama.'
Lang Buri memutuskan untuk meninggalkan Elmira dengan anggapan bahwa Elmira belum memiliki perasaan kepadanya, padahal sudah tersirat namanya di hati Elmira.
Setelah memutuskan Hal tersebut Lang Buri pun bergegas untuk pulang kerumah, suasana hatinya pun tidak terlalu kacau seperti sebelumnya.
Mengingat dorongan cinta untuk bisa bersama dengan orang yang dicintainya, namun kenyataan berkata lain karena Lang Buri sudah menentukan dan di tentukan arah hidupnya.
Sore pukul 17.05 Lang Buri sampai di rumahnya, Lang Buri langsung mengetuk pintu
"Permisi bu, aku sudah pulang" Ucap Lang Buri
Ibunya langsung membuka pintu dan langsung melontarkan pertanyaan kepadanya
"Kamu darimana saja, Kemarin ada perempuan yang mencari-cari kamu!"
Lang Buri terkejut mendengar perkataan Ibunya
"Memangnya siapa yang mencariku bu?"
"Elmira teman kampusmu" Jawab ibu
"Ada urusan apa dia mencariku bu?" Tanya Lang Buri
"Kamu sudah membuatnya cemas karena sudah dua minggu tidak ada dikampus!, sepertinya kamu sudah membuatnya jatuh cinta Lang Buri!" Ujar ibunya dengan nada yang tegas
Detak jantung Lang Buri berdegup kencang, di sisi lain Lang Buri senang mendengarnya namun disisi lain dia juga sedih mendengarnya, malah lebih mendominasi rasa sedih bagi Lang Buri.
"Bagaimana bisa? Aku tak mau menyakitinya bu, ibu tahu sendiri!" Ucap Lang Buri.
"Ibu sudah menceritakan semuanya kepadanya!" Jawab Ibu
"Lalu bagaimana?" Tanya Lang Buri
"Dia tidak goyah dan tetap mau mencoba bersamamu, dan semua itu tergantung kepadamu sekarang, ibu tidak mau terlalu ikut campur dalam masalah ini, apapun keputusanmu ibu dukung" Ucap Ibu dengan nada yang tenang.
"Sepertinya harus kupikirkan terlebih dahulu bu, aku mau istirahat dulu sebentar!" Jawab Lang Buri.
Baru saja Lang Buri memutuskan untuk menjauh dari Elmira namun ternyata takdir berkata lain, Bagi Lang Buri ini bukanlah persoalan yang mudah karena berimbas kepada masa depannya dan Elmira, Namun dengan mendengar perkataan ibunya tersebut, terlihat cahaya dalam hatinya, seakan-akan memberikan harapan.
Namun tetaplah Lang Buri tidak mau egois dengan memikirkan perasaannya sendiri yang kemudian nanti bisa membuat Elmira Sengsara.