Tak lama kemudian mobil itu mendekat kearah mereka berdua sesaat setelah jalanan mulai sepi, Alfi sudah mulai panik disitu dan mengajak Lang Buri untuk segera pergi dari sana.
"Ayooo cepet pergi aku takut!" Alfi sambil tergesa-gesa mengambil sepedanya.
"Kamu kenapa sih!" Jawab Lang buri dengan santainya.
Terbukalah kedua pintu mobil, seseorang keluar dengan terburu-buru dari mobil tersebut, mereka memakai topeng putih dengan corak hitam, disitu baru Lang Buri terkejut dan langsung mengambil sepedanya.
Akan tetapi belum sampai dia menggoes sepedanya dia dinjak oleh dua orang yang tidak dikenal sehingga membuat Lang Buri terjatuh bersama sepedanya.
Kemudian Lang Buri dibawa oleh kedua orang tersebut, Lang Buri meminta pertolongan namun Mulutnya di bekam oleh kain tebal yang dibawa oleh kedua orang tersebut.
"Diam kamuu, atau mau saya tusuk?" Ucap penculik tersebut karena Lang Buri yang tidak mau diam.
Alfi berhasil kabur karena memang dia sudah duluan bersiap-siap untuk kabur, Alfi ingin langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada ibu Lang Buri.
Dijalan dia terus menggoes sepedanya dengan sangat kencang, dia tidak melihat kiri kanan terus fokus ke jalan berharap secepatnya sampai tujuan, keringat yang bercucuran Alfi sangat panik saat itu.
15 menit kemudia dia sampai di rumah Lang Buri.
"Ibuuuuuuuu" Teriaknya dengan kencang.
Pintu pun terbuka dan Ibu Lang Buri tampak kaget karena melihat ekspresi dari Alfi.
"Ada apa Alfi?Dimana Lang Buri bukannya tadi bersamamu?" Ucap Sang ibu.
"Dddiiiaaa"
"Dia kenapa Alfi coba jelaskan pelan-pelan?" Tanya Sang ibu dengan lembut berupaya menenangkan Alfi yang perkataan nya terbata-bata.
"Lang Buri di culik bu" Jawab Alfi.
"Apa??Dimanaaa?" Ibu Lang Buri terkejut mendengar perkataan tersebut.
Singkatnya sang ibu langsung menuju TKP bersama beberapa orang yang dikenalnya, namun sayangnya yang ditemukan hanyalah sepedanya Lang Buri.
Dalam sepedanya ada sebuah surat yang sepertinya sengaja di tinggalkan oleh penculik.
Isi suratnya yaitu'tukarlah nyawa anakmu dengan dirimu, datanglah besok pukul 12 siang ke gedung FACST jangan membawa bala bantuan atau siapapun cukup kamu sendiri, jika macam-macam anakmu akan mati sebelum kau sampai, kau tahu aku punya banyak mata!'tertulis nama Berto di ujung surat tersebut, Ibu Lang Buri semakin panik melihat ancaman yang ada disurat tersebut, sampai-sampai sang ibu sulit bernafas karena syok mengetahui anaknya telah diculik oleh seseorang yang tidak dia kenal dan tiba-tiba saja anaknya terancam kehilangan nyawa, namun sudah pasti ada sangkut pautnya dengan ayahnya.
Sang Ibu langsung mencoba menghubungi Ayah Lang Buri dan menjelaskan kejadian tersebut, dan berharap secepatnya sang ayah mengambil tindakan.
"Hallllloooo Ayahhh!" Ucap Ibu dengan nada tergesa-gesa.
"Iya ada apa buuu?" Jawab Ayah yang menjadi ikut panik
"Lang Buri di culik oleh seseorang?" Ucap Ibu dengan cepat.
"Apaaa?Kapaaan?Dimanaa?" Ucap sang ayah dengan terkejut..
"Satu jam yang lalu, aku sudah bingung harus melakukan apa namun penculik tersebut meninggalkan surat yang tertuju padamu! isi suratnya adalah tukarlah nyawa anakmu dengan dirimu, datanglah besok pukul 12 siang ke gedung FACST jangan membawa bala bantuan atau siapapun cukup kamu sendiri, jika macam-macam anakmu akan mati sebelum kau sampai, kau tahu aku punya banyak mata!, begitulah isi suratnya yang aku temukan" Jawab Sang ibu dengan nada yang mulai kelelahan.
"Siapakah yang meninggalkan surat tersebut? apakah kau tahu?" Tanya ayah dengan nada kesal.
"Tertulis nama berto didalam suratnya, apakah yang akan kau lakukan? jangan bertindak sendirian, kita laporkan saja ke polisi kejadian ini!" Ucap Ibu dengan nada tegas.
"Bukankah kau sudah membacanya, itu berbahaya bagi Lang Buri, aku akan kesana sendirian sesuai dengan yang dia inginkan!" Jawab Ayah.
"Tapi itu berhahaya, mungkin itu jebakan bagimu, aku tak mau kehilangan salah satu dari kalian coba pikirkan cara lain!" Ucap ibu dengan nada memohon.
"Tidak ada cara lain, Berto bukanlah orang baik dan juga bukanlah orang sembarangan, dia adalah adik dari seorang bandar n*****a besar, ini merupakan salahku, aku tahu persis ini merupakan salahku, karena aku telah membunuh kakaknya 2 tahun kemarin, sepertinya dia ingin balas dendam!" Ucap Ayah.
"Apa jadi yang menculik anak kita adalah adiknya Tito bandar n*****a yang kau bunuh waktu dua tahun lalu?" Jawab ibu dengan nada kaget.
"Iya sepertinya seperti itu, aku harus segera bersiap-siap untuk menghadapi Berto, kamu tenang saja aku tidak akan kenapa-kenapa, aku akan siapkan dengan matang untuk membawa kembali Lang Buri dengan selamat!" Ucap Ayah berusaha meyakinkan ibu.
"Aku tahu kau pandai dalam hal seperti itu namun jika sendirian itu berbahaya bagimu!" Jawab Ibu dengan nada keras.
"Apakah kau tidak ingin melihat Lang Buri lagi?" Jawab Ayah.
Ibu tidak bisa menjawab apapun setelah ditanya seperti itu, dia juga tidak ingin kehilangan anaknya satu-satunya.
"Sudahlah tenang saja kamu tunggu saja dirumah, aku dan Lang Buri akan kembali dengan selamat!"
"Kau harus Pegang kata-katamu" Jawab ibu.
Ibu tahu bahwa perkataan ayahnya Lang Buri tidak bisa dipegang, dan begitupun dengan ayah Lang Buri tidak mungkin semudah itu selamat dari jebakan yang sudah disiapkan untuknya, namun harus bagaimana lagi berbagai kemungkinan harus di coba meskipun itu kecil, mereka berdua tidak ingin kehilangan anaknya apapun akan mereka lakukan.