Part 2

666 Words
Andrea POV Kulirik jam dinding menunjukan pukul 11 malam, sampai saat ini dia masih belum kembali kerumah. Bi Ayu sudah tidur dari tadi, karena memang tidak ada yang harus di kerjakan lagi. To : My lovely husband Kamu dimana? Kenapa masih belum pulang? Apa sudah makan malam? Aku tahu dia tidak akan pernah membalasnya. Ya walaupun demikian aku tidak akan menyerah begitu saja. Berharap suatu saat nanti dia akan membalas telfon dan sms ku walau hanya satu kali dalam hidupnya. Aku memutuskan menunggu Azka di ruang tamu sambil menonton acara yang sedang tayang di televisi. Sudah hampir setengah jam menahan kantuk tanpa sadar aku terlelap. Bunyi siaran yang samar dari televisi membangunkanku, kulirik jam menunjukan jam setengah 6 pagi. "Aduh ketiduran lagi," sungutku beranjak dari sofa dan mematikan televisi. "Apa dia sudah pulang?"batinku. Aku ingin melihat dia di kamarnya, tapi takut akan membuatnya marah. Kulirik kearah depan rumah sudah bertengger mobil Azka. Berarti dia sudah kembali, walaupun dia tak membangunkanku hatiku sudah senang karena dia pulang kerumah dan tidak menginap dimanapun. Hal yang pertama yang ingin aku lakukan adalah mandi lalu membuatkan sarapan untuknya sebelum dia berangkat kerja. Setelah selesai mandi aku bergegas menuju dapur dan mempersiapkan segalanya. Untung kemarin sudah belanja jadi bisa membuat sarapan kesukaan Azka yaitu nasi goreng seafood. "Hmmm wanginya," sahut bi Ayu tiba-tiba dibelakangku. Aku tersenyum."Terima kasih bi, semoga Azka menyukainya,"kataku semangat. Bi Ayu hanya tersenyum samar menatapku sayang "semoga, nak." Aku merapikan meja makan dan menyajikan nasi goreng dengan secangkir teh hangat untuk Azka. "Nah..selesai," sahutku semangat."Sebentar lagi dia akan keluar dan pergi ke kantor." Ku dengar pintu terbuka dari arah kamar Azka, dia begitu tampan dengan tubuh tinggi sempurnya, rahang yang bagus serta warna matanya yang coklat yang bisa membuat wanita manapun akan terpikat. Dia mengambil tempat di meja makan, tetap tanpa menghiraukan keberadaanku. "Bi" sahutnya dengan suara berat memanggil bi Ayu "Mana sarapanku?" Aku mendekatinya."Ini aku sudah memasak nasi goreng kesukaanmu dan juga telah membuat teh itu, " sahutku lemah. "Azka cobahlah, aku yakin itu enak, please,"sahutku memohon. "Iya den..."bi Ayu menyela "nak Andrea sudah bangun pagi untuk menyiapkan sarapan ini," selanya membela. Kulirik rahang Azka mengeras menahan marah. Lalu.... PRANGGGGGGGGG Dia melempar nasi dan teh itu ke lantai. "BUKANKAH AKU SUDAH MENGATAKAN RIBUAN KALI ...KAU" dia menunjukku dengan matanya yang menyala."KAU! tak perlu mengatur semua keperluanku! karena aku tak butuh apapun darimu!" Nafasku tercekat menahan tangis, sebegitu marahkah dia kepadaku. "Tap...tapi"kataku terbata "aku ingin mengerjakan pekerjaan seorang istri." "Diam!!!!!!" bentaknya keras."Sampai matipun aku tak pernah menganggapmu istriku, PAHAM!!" Aku diam menatapnya."Kenapa kamu membenciku?" air mataku jatuh lagi. Dia tersenyum mengejek."Seharusnya kau tanya pada dirimu sendiri, kau tidak lain adalah wanita perusak hubungan orang lain, bahkan kau rela menghancurkan cinta sahabatmu sendiri!" Aku menunduk dan menangis. Aku dengar dia mengambil tas dan mengeluarkan hp nya menghubungi orang lain. "Sea, bisakah kamu membuat sarapan untukku dan mengantarkan ke kantorku." katanya lembut. Ketika berbicara dengan Sea dia begitu lembut, jika denganku dia selalu marah. Dia sudah pergi meninggalkan semua kekacauan di meja makan, serpihan piring dan gelas bertaburan kemana-mana. Aku menunduk dan memilih serpihan itu lalu mengumpulkannya. Bi ayu memegang pergelangan tanganku. "Biarkan bibi yang membersihkannya, tidurlah Andrea karena kamu bangun terlalu pagi." kata bia Ayu iba. Aku terisak."Dia begitu membenciku, bi". Bi Ayu memelukku, kutumpahkan semua air mataku menahan kepedihan hati ini. satu tahun rumah tangga yang kujalani, tak sedikitpun mendapatkan perhatian dan cinta dari suamiku. Bi Ayu mengelus punggunggku menengankan isak tangisku. "Aku mencintainya tapi dia selalu memakiku." "Kamu harus tenang." "Bibi, aku mencoba untuk membencinya, tap....tapi aku semakin mencintainya." Bi Ayu menghapus air mataku "Tidurlah, kamu butuh istirahat dan tenangkan dirimu." Aku berjalan pelan menuju kamar. Membaringkan tubuh lelah di atas tempat tidur. Mencoba memejamkan mata untuk beristirahat sebentar dari rasa lelah. Hati ku pun lelah menerima semua perlakuan Azka. Mencoba membencinya tapi aku tidak bisa. Aku yang terlalu bodoh atau memang rasa cinta kepadanya menutup semuanya. Masing terbayang peristiwa pagi ini. Sudah menjadi sarapanku menghadapi kemarahan Kak Azka. Sampai kapan aku bisa bertahan di sisinya? *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD