Nasir melepaskan tangan Liana yang saat ini memeluknya dan ia menatap Defran dengan tatapan murka. "Kamu nantangin Papi Defran?" Tanya Nasir dingin. Semakin hari putranya ini semakin berani melawannya dan itu membuatnya sangat kesal. "Nggak Pi, tapi coba Papi jadi Defran apa Papi akan mengikuti keinginan Kakek jika diminta menjauh dari kamar Mami," ucap Defran dingin. Liana mengangkat sudut bibirnya, tentu saja Nasir akan menolak keinginan Papinya, jika Papinya meminta untuk pisah kamar dengan Liana ketika ia ingin selalu berdekatan dengan Liana. "Pi...jadilah orang tua yang pengertian!" Ucap Defran dan itu terdengar sangat menyebalkan bagi seorang Nasir Satyas. "Kurang ajar sekali kamu Defran..." ucap Nasir mengepalkan tangannya. Jika disini tidak ada istrinya mungkin ia telah memuku

