2. Bermain Peran

1032 Words
"Ha ha ha ini hanya mimpi kan? Katakan kamu lagi ngerjain aku kan? Dimana kameranya?" tanya Mey dengan tawa yang masih tersungging di bibirnya yang seksi. "Aku tidak berbohong." jawab pria itu dengan nada datar. "Ini tahun 2020, tuan. Gak ada hal yang seperti kamu sebutkan tadi. " sahut Mey masih kekeuh dengan pendapatnya bahwa dirinya sedang dikerjain oleh seseorang. "Terserah pendapatmu, waktumu 6 bulan di dalam tubuh Keyra. selanjutnya kamu putuskan apakah kamu tetap didalam tubuh Keyra atau kamu bisa kembali kepada tubuh kamu dengan konsekwensinya masing masing. Ingat pilihan yang salah akan membawa kamu ke dalam kehancuran. Saat kamu bisa memberi kebahagiaan kepada keluarga Keyra, maka kamu akan mendapatkan hadiah, yaitu kamu bisa mengunjungi ibu kamu dan melihat keadaannya." jelas pria tua itu lagi. "Lalu bagaimana dengan ibuku, mom Selena, kalau aku ada disini selama 6 bulan? dia kan sendirian. Ini ga adil, tuan. Kenapa aku harus ada disini sedangkan mom pasti sangat khawatir dengan keadaanku yang belum bisa bertemu dengannya." tangis Mey pecah seketika saat ia mengingat ibunya yang sudah menjadi single parent saat pop nya Alaric Hanggara meninggal dunia saat usia Mey masih 9 tahun. Mom Selena Nasution menjadi ibu tunggal yang mencari nafkah sebagai sekretaris di perusahaan asing. "Bukan tidak adil. Tapi ada rancangan yang emang akan membuat Selena lebih bahagia. Tapi itu tentunya tergantung dengan pilihan yang akan kamu buat. Kamu akan membuat dia lebih bahagia dari sebelumnya atau kamu akan membuat dia akan lebih menderita. Semua itu tergantung dengan pilihan kamu. sekali lagi aku katakan apabila kamu salah memilih, maka bukannya kebahagiaan yang kamu dapatkan tapi KEHANCURAN!!" Mey bergidik ngeri, dia takut salah melangkah, dia takut akan menghancurkan mommynya yang sangat ia sayangi, karena emang hanya Mom Selena lah satu satunya yang ia miliki. "Tapi kamu akan membantu aku dalam menentukan pilihanku bukan?" tanya Mey kepada pria tua itu. Dan hanya gelengan kepala yang ia dapatkan, yang berarti dia harus memutuskan segalanya sendiri. "Apakah aku boleh bercerita tentang keadaanku kepada mereka? Kepada keluarga Keyra dan mom Selena?" "Tentu tidak. Kamu harus berperan menjadi Keyra. Setelah kamu sadar, kamu harus mengakui bahwa kamu adalah Keyra." "Ini pasti hanya mimpi." bisiknya dengan suara lemah. "Tidak ini bukan mimpi!" "Tuan, tapi aku adalah wanita yang bebas, gak kenal pulak sama Keyra. Bagaimana aku.." "Hhh, kamu pasti bisa. Saat kamu bisa membahagiakan keluarga Wijaya dan tunanganmu, maka kamu akan mendapatkan hadiah. Kamu bisa mengunjungi ibumu, sekalipun kamu tetap tidak bisa menyentuhnya dan tidak bisa bicara langsung dengannya." katanya sambil menghilang. "Tuan, tuan, jangan tinggalkan aku." teriak Mey dengan histeris. "Aku selalu disini, aku selalu menjagamu. Kamu jangan khawatir." "Jangannnnnn..." teriak Mey dengan keras. Tapi saat ia membuka mata ia memandang seorang laki laki yang tampan yang sedang memandanginya dengan wajah khawatir. Laki laki itu masih menepuk lembut pipinya dan memanggil nama.. "Key.. Keyy, sadarlah! Ini ada aku disini, tunangan kamu." kata Arnold dengan lemah lembut. "Ha us!" bisik Mey lirih. Pria itu dengan sigap mengambilkan gelas dan sedotan yang tersedia di meja nakas samping ranjang ruang rawat inap itu. "Aku dimana?" tanya Mey dengan suara lirih setelah ia menyedot air di dalam gelas yang sedikit memberinya kelegaan. "Kamu masih dirumah sakit. Saat kami menemukan kamu di Gunung Lawu, kamu tidak sadarkan diri, sehingga kamu harus dirawat di rumah sakit." "Ohh." "Kamu sudah ingat siapa kamu?" tanya pria itu dengan lirih, ia tidak mau mengejutkan Mey yang baru saja tersadar. Ia ingat akan nasihat dokter tadi supaya ia pelan pelan saja untuk berbicara dengan tunangannya itu. Mey hanya menggeleng lemah, ia mencari aman, ia tidak mungkin lagi ngotot bahwa dia adalah Meyliena Hanggara, sedangkan pria tua penjaga jasadnya sudah berulang kali menegaskan bahwa dia harus berperan sebagai Keyra Wijaya. Mey memegang kepalanya yang mendadak sakit, Arnold segera membantu Mey. "Jangan diingat dulu, jangan kamu paksa untuk mengingat apapun. Sudahlah siapapun kamu, kamu adalah tunangan aku, Keyra." bisiknya lembut.Mey hanya bisa mengangguk lemah, ia tahu percuma ia menolak, karena ia emang harus berperan sebagai istri pria itu selama 6 bulan, mudah mudahan ia diberikan hadiah untuk bertemu dengan mom Selena, ia menyesal, seharusnya ia menuruti kata ibunya untuk tidak ikut dalam ultra hiking kali ini. Tapi penyeselan selalu datang belakangan kan? Kalau didepan namanya pendaftaran. "Aku biasanya manggil kamu apa?" tanya Mey berusaha berdamai dengan keadaan toh tunangan Keyra tampan dan bodinya oke, gak malu maluin diajak jalan. " Kamu biasa manggil aku dengan sebutan, Mas Arnold." " Ohh..Bisa kamu ceritakan keseharian kita? Aku gak ingat sama sekali." kata Mey beralibi. "Ya kita sudah bertunangan selama 3 bulan. Kita akan menikah rencananya sepulang kamu dari Gunung Lawu, tapi karena kamu seperti ini, koma selama hampir satu bulan, ya jelas acaranya ditunda." jelas Arnold dengan suara lembut, lagi lagi pria ini bener bener menahan egonya. Ia harus berusaha lemah lembut, ia tidak mau membuat tunangannya yang baru saja sadar dari komanya akan terkejut dan berakibat fatal. " Keluargaku? " tanya Mey hati hati, ia bahkan sudah lupa dengan info yang disebutkan pria berbaju putih tadi. Dipikir, apa gampang ngapalin nama nama dalam waktu singkat. Mey hanya ingat nama tunangan Keyra adalah Arnold, selebihnya ia gak tahu apa apa. " Ehm papa dan mama kemarin terus bergantian jagain kamu, begitupula dengan kakak dan kakak ipar kamu. Apa kamu ingat dengan mereka?" tanya Arnold masih dengan suaranya yang lembut. Hanya gelengan lemah dari Mey yang ia dapatkan. Arnold pun hanya menghela nafasnya dengan perlahan takut menyinggung perasaan wanita cantik di depannya itu. " Ya sudah, gak apa. Asal kamu kembali sehat, ingatan masa lalu bisa perlahan kembali. Gak usah terlalu dipaksain. Apa yang saat ini kamu rasakan?" tanya Arnold sambil mengusap lembut rambut Mey dan mencium keningnya. Arnold merasakan hal yang berbeda dengan apa yang biasa ia rasakan dnegan Keyra, tunangannya itu. Mereka kan dijodohkan dan selama 3 bulan ini ia merasakan bahwa Key adalah belahan jiwanya yang hilang, inginnya Arnold segera menikahi Key. Tapi Arnold bisa merasakan kalau tindakan Arnold yang seperti itu membuat Mey terjengit kaget. Dia yang belum pernah pacaran, bahkan belum pernah bersentuhan secara intim dengan laki laki, bahkan sekarang harus menerima kenyataan kalau ia harus menjadi tunangan yang notabene harus siap untuk menerima pernikahan, bahkan ia yakin nantinya ia harus melayani tunangannya dengan identitas yang berbeda yaitu Keyra Wijaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD