4. Keyra Wijaya

1064 Words
" Dia mama kamu, Key. Kamu ingat?" tanya Arnold sambil menjelaskan. Lagi lagi Mey hanya menggelengkan kepalanya. Mey memegang kepalanya yang tiba tiba pusing. Arnold langsung menangkap gelagat yang tidak enak dari istrinya. " Jangan pikirkan! Its okey kalau kamu belum ingat. Jangan buat kepalamu berpikir macam macam. Mas takut kalau kamu pingsan lagi." seru Arnold dengan nada cemas. Menurutnya lebih mending Key tidak mengingat apa apa, daripada nantinya Key pingsan lagi karena terlalu memaksakan otaknya menggali ingatan yang tidak pernah bisa ia ingat. " Iya gak pa pa, sayang. Mama tetap menyayangi kamu walau kamu gak ingat apa apa sama mama, dan masa lalu kamu." sahut mama Keyra sambil menangis. Ia sedih anak perempuan satu satunya yang ceria dan yang paling manja dengan dirinya harus mengalami kecelakaan yang merengut ingatannya. Mama Key memeluk Mey yang hanya bengong, bingung harus apa. Ia tidak tahu mama Keyra seperti apa sifatnya. Tapi Mey merasakan kasih sayang dibalik pelukan mama Keyra. Mey jadi teringat dengan mommynya sendiri. Ia turut menangis. Membayangkan mommynya pasti juga menangisi kepergiannya yang tidak bisa kembali sampai 6 bulan lagi. Mudah mudahan ia bisa bertemu dengan mom Selena lagi. Tapi pria berbaju putih itu bilang gak bisa menemui mom Selena. Arggh. " Jangan nangis, sayang. Mama gak apa apa kamu gak bisa mengingat mama ataupun keluarga kita. Yang penting kamu sembuh, yang penting kamu ada sama mama dan papa. Ya?" ujar mama lagi. " Iya, ma. Maaf... maaf. Maaf kalau Mey ga bisa mengingat apa apa. " desah Mey lesu. Ia ingin ketemu ibunya sendiri. Ia gak tau apakah ia bisa bertahan dalam sandiwara seperti ini. " Mey? Siapa Mey? " tanya mama Keyra dengan pandangan heran. Begitupula dengan mas Arnold, ia juga memandangi Mey dengan tatapan aneh. " Sayang, tadi waktu pertama kali sadar kamu juga menyebut nama Meyliena. Siapa dia itu?" tanya Arnold dengan tatapan menyelidik. " Aku gak tau, mas. " elak Mey sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Rambutnya yang panjang ia cengkeram karena tiba tiba kepalanya pusing.Arnold langsung gugup saat Mey menunjukkan tanda tanda seperti hendak pingsan. " Hei, sudah, gak usah dipikir terlalu dalam. Oke oke, mas gak akan nanya nanya lagi. Kamu istirahat dulu saja di dalam kamar. Mas dan mama akan keluar dulu sebentar. Mas mau cari dokter untuk berkonsultasi tentang penyakitmu. Jangan pikirkan yang lain lain dulu ya." ujar Arnold sambil memeluk tubuh Keyra sambil menepuk nepuk punggung polos wanita itu, untuk kemudian berlalu menuju ke pintu keluar. " Mas, ini sudah malam aku takut sendiri." cicitnya lirih. Jendela kamarnya menghadap ke taman depan rumah sakit, itulah kenapa ia tahu kalau hari sudah malam. Mey merasa sejak kasus kecelakaan di gunung Lawu itu, seperti ada perasaan takut ketika malam menjelang. " Apa yang kamu rasakan, nak? " tanya mama Keyra lagi. Ia khawatir karena tiba tiba wajah anaknya ini pucat. Ia menoleh ke Arnold, menantunya. Arnold hanya mengedikkan bahunya tanda ia juga tidak mengerti. Tapi ia berjalan menghampiri calon istri kecilnya dan memeluk tubuhnya yang tampak bergetar karena ketakutan. " Key merasa dingin, ma. " bayang bayang saat di gunung Lawu berkelebatan di otaknya. Mey memegang kepalanya yang semakin sakit, karena potongan potongan kejadian di puncak Hargo Dumilah membuat Mey semakin menggigil. Teriakan temannya, dan dia ingat Keyra adalah teman yang terdekat dengan posisinya saat kecelakaan itu terjadi. Pikiran Mey semakin kalut. Mey mengeratkan pelukannya ke Arnold. Berharap merasakan perlindungan dari tubuh berotot dari calon suami Keyra itu. Dan Arnold merasakan aura yang berbeda saat memeluk tubuh calon istrinya. Matanya masih memandang mama Key yang masih kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. " Key kenapa, Ar? Mama takut, Ar! " seru mama Keyra, sambil menangis. " Tekan tombol di bawah nakas itu, ma. Key tidak sadarkan diri lagi dan tubuhnya sekarang dingin. " jerit Arnold saat mendapati tubuh calon istrinya melemah dan dingin. " Iya, tapi kenapa dengan Key, Ar. Aduh .. mana papamu gak datang datang. Katanya mau segera nyusul. Tapi ini malah ga datang datang. " racau mama Keyra sambil masih menangis, dan memencet tombol help berulang ulang seperti orang latah. Tangisnya pun tidak berhenti sampai dokter jaga masuk dengan terburu buru. Cekrek. Dokter jaga yang berbeda dengan yang tadi memeriksa tubuh Mey, kini datang bersama suster. Ia segera menghalau Arnold dari sisi Mey dan mengambil alih tubuh Mey yang lemah dan mengecek nadinya, serta menaruh stethoscope di d**a Mey. Kulit tubuh Mey itu tampak pucat tanpa warna. Nafas Mey tampak cepat dan tersengal. Detak jantungnya pun cepat. Mey tampak tidak sadarkan diri. Tubuhnya yang dingin, seperti orang yang terserang hipothermia. Dokter yang menangani Mey tampak keheranan. Tapi ia segera memerintahkan dengan cepat, suster yang mengikutinya untuk mengambilkan bantal pemanas dan selimut penghangat, mematikan pendingin udara di dalam kamar rawat inap Mey dan menyelimuti tubuh pasiennya itu dengan selimut sampai sebatas lehernya. " Kenapa calon istriku, dok? Kenapa dia pingsan lagi? Kenapa dok?" cecar Arnold dengan nada khawatir. Ia bingung, calon istrinya setelah bangun dari komanya paling tidak sudah 3 kali ini tidak sadarkan diri. Apalagi saat mengingat masa kecelakaan di Gunung Lawu. Apa yang terjadi disana? Arnold jadi sangat penasaran. Kenapa calon istrinya berulang kali menyebut nama Meyliena, bahkan mengaku dirinya adalah Meyliena. Siapa Meyliena? Apa hubungannya dengan Keyra? Kenapa Keyra mengaku dirinya adalah Meyliena. " Pemeriksaan kami mengatakan kalau dia baik baik saja. Tapi yang menjadi keheranan saya, gejala yang tadi dirasakan oleh ibu Keyra adalah Hipothermia. Padahal disini, dikamar ini, suhunya pasti tidak sedingin digunung. Seingat saya ibu Keyra kecelakaan di gunung Lawu ya? " " Benar dok, itu juga keheranan saya. Tadi kita lagi ngobrol, tiba tiba ia menyebutkan sebuah nama, trus dia mengeluh kepalanya sakit, juga ketakutan, kemudian tak sadarkan diri, saat itu tubuhnya sudah menggigil dan kedinginan seperti itu." jelas Arnold menceritakan kejadian yang baru saja terjadi, sedangkan mama Keyra masih tersedu, terkejut dengan kenyataan keanehan penyakit anaknya. " Ar, mama harus telepon papanya Key. Mama bingung apa yang harus mama lakukan." ijin mama Keyra kepada calon mantunya itu. " Dugaan saya, ibu Keyra mengalami trauma pasca kecelakaan itu. Ada sesuatu yang disimpannya didalam memory terdalamnya. Menurut histori catatan medis yang saya bawa, Ibu Keyra juga mengalami amnesia disosiatif. Saya sarankan anda untuk menemui dokter Ivan yang sudah disarankan oleh kolega saya tadi. Saya juga memasukan MRI dan pengecekan tubuh yang lain. Dimulai besok pagi. Harap menjaga ibu Keyra dan tidak menstimulasi ibu Keyra dengan pikiran apapun yang bisa mengganggu ketenangan jiwanya. Biar ibu Keyra beristirahat."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD