"Aku tidak menduga kalau Jedidah Van Der Zandt ada di sini. Aku pikir hanya kuasa hukumnya yang akan datang," ucap Hanson. Dara tetap diam. Dia terus melangkah, membiarkan Hanson membawanya. "Dara, kamu dengar aku tidak?" Dara tersentak kecil. "Ya, maaf, aku hanya sedikit haus." "Iya, kan kita ini mau mencari minum." Hanson menoleh ke arahnya, menatapnya tajam dengan tatapan menggoda. "Jangan gugup, kamu tampak sangat cantik." Dara mencubit lengan Hanson tanpa ampun, membuat pria itu meringis kecil. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu di saat dirinya masih dilanda kepanikan akibat keberadaan Jedidah di pesta ini. Setelah mengambil minuman, Dara meneguknya perlahan, berharap cairan dingin itu bisa sedikit menenangkan kegelisahannya. Namun, itu tidak benar-benar berhasil. Hanson, di s

