4. Hobimu

879 Words
Fany dan Fathur berjalan menelusuri koridor sekolah banyak tatap mata yang melihat keduanya dan tak banyak pula yang berbisik tentang mereka, Fany tak mengubris mereka tapi Fathur yang tak terbiasa ditatap seperti itu merasa risih. "Kok mereka pada ngeliatin kita sih" ucap Fathur berbisik. Fany mengangkat kedua bahunya acuh, tak terasa setelah lama menelusuri koridor mereka telah sampai didepan perpustakaan. Brugh Fathur menabrak tubuh Fany, karena Fany yang mendadak berhenti. "Punya mata gak sih lo" bentak Fany. "Gue gak sengaja, lo gak kenapa napa kan Fan" Fathur mencoba mengecek bagian tubuh Fany yang menurutnya sakit. "Apa sih, gak usah pegang pegang" Fany menepis tangan Fathur yang memegang bahunya. Fany berbalik badan dan hendak meninggalkan Fathur yang mengerucutkan bibirnya. "Lo mau kemana?" "Pergi" jawab Fathur "Tapi kan kita belum nyampe perpus" "Lo gak buta huruf kan. Baca tulisan di atas lo" bentak Fany. "Eh iya" Fathur meringis. Fathur melirik ke arah atas pintu benar saja papan diatas bertulis perpustakaan. Fany berdecak dan berlangkah hendak meninggalkan Fathur. "Fan" teriaknya Fany membalikkan tubuhnya. "Makasih" Fathur tersenyum tulus Fany tak menjawab dia langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Fathur sendirian di perpus. Fathur sesekali melirik ke arah pintu kelas namun sama sekali belum ada tanda-tanda bahwa akan ada orang yang masuk. "Ada apa Fathur" tanya bu Irma si guru biologi yang tengah mengisi jam pelajaran. Fathur terlonjak kaget saat bu Irma menyebut namanya. "Eh nggak apa-apa kok bu" "Tapi ibu lihat dari tadi kamu terlihat tidak konsen, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" "Gak ada kok bu" "Iya sudah kita lanjutkan pelajaran saja" bu Irma kembali membahas materi yang terjeda karena bertanya kepada Fatthur. Jam sudah menunjukkan pukul 03:15 itu berarti sekolah sudah bubar 15 menit yang lalu, setelah lama berjalan ahirnya gadis berambut panjang itu sampai pada tujuannya dimana lagi kalau bukan kelas. "Fan, lo darimana aja kok tadi gak masuk di pelajaran Irma? Lo sakit? Lo ada masalah? Cerita aja ke gue!" Fathur menyerbu Fany dengan berbagai pertanyaan saat gadis itu baru sampai dimejanya. "Fany" "Fany" "Fan jawab kek" "Fany jawab" desak fathur. "Apaan sih" bentak fany. "Gue nanya Fan, jawab dong" "Urusannya sama lo apa? " "Gue sahabat lo Fan Gue juga mau tau gimana keadaan lo" Fathur menatap Fany serius, sedangkan Fany menatap cowok berkacamata itu tetap pada tatapan seperti biasanya datar dan tak bisa diartikan. "Gue gak punya temen apalagi sahabat" ujarnya penuh penekanan. "Ya udah kalo lo gak mau anggep gue sahabat lo, gimana kalo mulai hari ini gue lantik lo jadi sahabat gue kalo lo gak mau langsung jadi sahabat temen juga bisa atau kayaknya lo mau langsung jadi pacar Gue aja"sambil memikirkan idenya tadi Fathur mengetuk ngetuk dagunya. "Gak jelas" Fanymeninggalkan Fathur sendirian di kelas. "Eh Fan tungguin" Fathur berlari mengejar langkah Fany yang lebar. "Eh! Udah ilang aja kayak setan, apa jangan jangan tadi gue ngomong ama setan" Fathur bergidik ngeri dan berlari. Saat sudah datang di parkiran Fany berjalan ketempat dia memarkirkan mobilnya tadi namun belum sempat sampai ketempat mobilnya berada Fany tak sengaja melihat mobil yang dikenalnya terparkir manis disebelah mobilnya,l dan pemilik mobil itu tengah duduk didepan mobilnya dengan sesekali terkekeh saat mendengar cerita dari orang yang sedang diajak bicara dengannya Fany berbalik arah saat melihat pria berjas lengkap dengan khas kantornya saat tidak sengaja pria itu melihat kearahnya. "Fany" Atmaja berteriak sambil berlari mendekati Fany diikuti vania di belakangnya, Fany berjalan tanpa menghiraukan teriakan papanya yang sudah berpuluh kali memanggilnya. "Fany anindya atmaja berhenti"satu kalimat yang berhasil menghentikan langkah Fany dan kembali mengingat saat seseorang yang dia sayang marah maka orang itu akan memanggil nama panjang Fany. Atmaja melangkahkan kakinya dan mendekati putrinya. "Papa tau kamu nggak akan mau bales pesan papa makanya papa kesini jemput kamu" Flashback on Fany mendengus sesekali dia menarik nafasnya dalam, dia melihat kearah lapangan dimana banyak anak anak sedang bercanda gurau disana, ada yang sedang bermain basket dan banyak lainnya, mereka tertawa seperti tanpa beban. Memang setelah Fany mengantar Fathur ke perpus Fany tidak langsung masuk kekelas melainkan, pergi ke rooftop untuk menenangkan diri. stelah menerima pesan dari orang tersebut moodnya seketika berubah. Drrt drrt Satu pesan kembali masuk fany membuka pesan itu. pecandu. Fany pulang sekolah langsung pulang, hari ini saudara kamu pulang, kita jemput dia ke bandara. Fany hanya melihat tanpa berniat membalas. Flashback off "Kalo papa tau Fany nggak mau ikut sama papa, kenapa papa tetep maksa Fany ikut sama papa!" bentak fany. "Fany kamu harus tetep ikut, hari ini saudara kamu pulang dari amerika dan kita harus menyambutnya" "Saudara?, denger baik baik aku gak pernah punya saudara, apalagi dari perempuan jalang kayak dia" Fany menunjuk vania yang ada disamping atmaja. "Fany, jaga bicara kamu dasar anak tidak pu... " "Fan Faaaany" Fathur berhenti sambil ngos ngosan "Ngapain sih lo ngikutin gue"ketus Fany. "Fany ayo" Atmaja kembali bersuara sambil melihat Fathur dari arah atas sampai bawah. "Eh om sama tante, papa sama mamanya Fany ya, Assalamualaikum om saya Fathur" Fathur mengambil tangan Atmaja untuk bersalaman. "Waalaikumsalam" jawab Vania. Atmaja melirik Fathur datar dan kembali melihat kearah arah putrinya. "Ayo Fany , kita harus segera pergi" ajak Atmaja. "Udah gue bilang,gue gak mau ikut sama lo" bentak Fany sambil pergi meninggalkan mereka bertiga, untung sekolah tengah sepi, jadi tidak ada yang melihat kejadian tersebut, kalau ada yang melihat juga Fany persetan karena dia benar-benar tak peduli apa kata orang, Atmaja menggeram melihat kelakuan putrinya sedangkan Fathur terheran melihat kejadian tersebut. "Udah mas sabar, mendingan kita berangkat sekarang aja takutnya nanti macet terus telat nyampenya" Vania menenangkan suaminya tersebut. Atmaja mengambil nafas dalam "iya udah ayo kita berangkat" Atmaja berkata seraya tersenyum tulus dan manis kepada vania dan berjalan meninggalkan Fathur sendirian . "Ditinggal lagi deh"ucap Fathur sambil pergi meninggalkan sekolah, dan menghampiri jemputannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD