Hari dimana sang pemimpi mulai merasakan kebahagiaan

14731 Words
Keesokan hari nya Abdi langsung bergegas berangkat ke rumah Lenty sudah ada niat dalam hati akan mengunjungi orang tuanya untuk memberi tahu bahwa Abdi akan melamar Lenty tapi tetap saja Abdi berharap Lenty bisa mengerti bahwa Abdi masih khawatir dengan kondisi Lenty sehinggal Lenty tidak memaksa untuk ikut dalam meminta restu ke orang tua Abdi, singkat cerita Abdi pun sampai di rumah Lenty. “ Pak, bu, selamat pagi,“ Abdi dengan tersenyum aneh melihat ke arah ku. “ Abdi selamat pagi nak, kamu pagi-pagi buta udah sampai saja kesini kangen ya ga ngeliat Lenty semalaman,” ayah ku menggoda Abdi. “ saya pangling liat Lenty pak, kok Lenty sudah siap-siap saja dan sudah cantik saja mau kemana emangnya?” Abdi pun kembali tersenyum sambil melihat ku. “ iya Abdi Lenty sudah berdandan secantik ini buat nyambut kamu Abdi, dia dari pagi sekali bangun awal langsung pilih-pilih baju yang sesuai biar terlihat sangat cantik untuk kamu Abdi,” ibuku dengan senyum menggoda Abdi yang tersipu malu. “ iya Di aku daritadi pagi loh ini nyiapin dari mulai pakaian sampai dandanan biar aku terlihat cantik saat kamu datang Di, tapi Di ko kamu malah nanya mau kemana sih aku kan gini juga buat ketemu calon mertua aku Di,” aku pun sambil memegang tangan dan menggoda Abdi. “ Kamu itu Len bisa aja, bu anak ibu bisa aja ya bikin aku malu, tapi Len kamu sudah sembuh ga ada yang sakit lagi nih badan kamu? Aku ngga mau ya kalo sampai kamu masih merasakan sakit Len,” Abdi masih tetap saja khawatir. “ Aku ngga apa-apa Di aku udah sehat ko aku udah ngga merasakan sakit apa-apa lagi Di, tadi pagi saja aku sudah bisa jalan dan mempersiapkan semuanya bahkan jalan pun aku sudah biasa Di,” ucap ku agar Abdi tidak merasa khawatir lagi. “ Iya nak, papah juga ga bisa menghalangi Lenty sejak tadi pagi dia sudah mempersiapkan semua sendirian, pagi sekali dia sudah mandi dan bisa siap tepat waktu saat kamu datang,” ucap ayahku. “ Iya nak, aneh nih Lenty sebelum nya dia ngga pernah loh sesigap ini, ini masih pagi tadi dia sudah siap seperti ini, sudah ayo semuanya kita makan dulu yu sebelum siang kalian kan mau pergi tapi kalian harus sarapan dulu ayo semuanya makan,” ucap ibuku sambil mengajak ke meja makan. Lalu semua pun makan terlebih dahulu sebelum Lenty dan Abdi pergi ke rumah orang tua Abdi untuk membicarakan soal lamaran yang akan di selenggarakan secepat mungkin untuk kebaikan Lenty dan Abdi juga, dan untuk menghindari fitnah dari orang sekitar yang melihat Abdi sering ke rumah Lenty bahkan sampai larut malam. Singkat cerita semuanya sudah selesai makan dan tentu saja Lenty mengajak Abdi langsung pergi ke orang tua nya agar dia tidak mengulur waktu lagi, tapi sebelum pergi pun tentu Lenty membahas bagaimana sebaiknya saat nanti Abdi bicara ke orang tua nya bahwa dia ingin melamar Lenty, tapi Lenty sudah dalam keadaan hamil yang Lenty pikirkan adalah bagaimana jika orang tua Abdi tidak terima jika Abdi ingin melamar orang yang sudah hamil tapi hamil bukan darah daging Abdi Lenty terpikir tentang hal itu. Meskipun Lenty bisa tersenyum tertawa melihat orang tua nya dan melihat Abdi yang selalu ada untuk Lenty tapi tetap saja Lenty tak bisa berhenti memikirkan tentang kondisinya, dan dia merasa takut jika orang tua Abdi tak bisa menerima Lenty yang tengah hamil anak orang lain, memang tak ada yang bisa bicara tentang hal itu termasuk keluarga Lenty, tapi disaat seperti itu Abdi tetap dengan komitmen dan kesetiaanya kepada Lenty Abdi tak akan pernah mau tinggalkan Lenty dan Abdi yakin dengan keputusanya memilih Lenty menjadi istrinya. Lenty, papah, dan mamahnya kembali berterimakasih karna Abdi sudah setia dan ikhlas menerima apa yang sudah terjadi pada Lenty Abdi tidak menganggap itu penghalang bagi perasaan sayang nya pada Lenty, Abdi pun terus meyakinkan Lenty dengan perasaan nya dan yakin dengan keputusan yang Abdi ambil. “ Sekali lagi terimakasih atas ketulusan dan keikhlasan kamu Di, maaf aku sempat ragu dan sia-siakan kamu aku sudah melakukan kesalahan besar, tapi sekarang aku tau dan sangat merasakan siapa yang sebenarnya sayang dan ikhlas ada untuk aku Di, terimakasih,”ucapku dengan penuh harapan kepada Abdi. “ sudah lah pak, bu, kamu juga Len harus kamu tau dan selalu ingat bahwa aku seperti ini karna aku sayang sama kamu dan aku akan sayang pada anak yang kamu kandung, aku akan ikhlas dan selalu tulus sayang sama kamu, untuk meyakinkan kamu maka dari itu disini, sekarang di hadapan kedua orang tua kamu aku ingin bertanya sama kamu ... Maukah kamu menjadi istri ku, maukah kamu selalu sayang dan selalu ada untuk aku disaat senang dan saat susah aku ingin kita selalu bersama menjalani hidup kita bersama “ Abdi berkata dengan penuh keyakinan dan menunjukan ke seriusan nya. “ Aku mau Di, sangat, sangat bersedia menjadi pendamping hidup kamu Di selamanya sampai maut memisahkan, terimakasih, terimakasih atas semuanya Di,” aku pun hanya bisa menjawab seperti itu sambil memeluk dan tak kuasa menahan tangis. Lalu setelah itu mamah, papah Lenty melihat ketulusan Abdi secara langsung kepada Lenty dengan tanpa ragu Abdi meyakinkan semua orang termasuk Lenty bahwa Abdi benar-benar serius dengan apa yang di katakanya dan takan pernah ingkar Abdi siap menyayangi Lenty dan bayi yang sedang Lenty kandung. Orang tua Lenty percaya bahwa Abdi akan menjaga dan membahagiakan Lenty semua orang percaya dengan keteguhan hati Abdi terhadap Lenty, lalu Lenty pun kembali ke pembicaraan sebelumnya tentang bagaimana Abdi akan meminta restu kepada orang tua nya tanpa berlama-lama Abdi pun menjawab bahwa tidak ada yang akan di tutupi Abdi akan memita restu orang tuanya untuk melamar Lenty yang telah berbadan dua. Dalam pembicaraan itu sudah jelas dan sudah dimengerti bahwa Abdi akan melamar Lenty adapun halangan, tantangan, dan rintangan yang akan Abdi temui setelah ini Abdi siap mengarungi nya dengan ada nya Lenty di sisinya, Abdi dan Lenty pun lekas pamit kepada orang tua Lenty untuk pergi ke rumah orang tua Abdi meminta do'a restu untuk melamar Lenty. “ Abdi aku sayang sama kamu aku percaya sama kamu aku serahkan semua hatiku untukmu Di, aku sudah melihat betapa kamu serius dengan aku yang sudah sempat sia-siakan dan tidak percaya sama kamu aku tak akan pernah biarkan kamu sendirian Di aku akan selalu ada untuk kamu Di,”ucapku dalam perjalanan sambil memegang tangan Abdi. “Iya Len syukur lah kalo kamu percaya dan akan terus ada untuk aku, aku butuh itu Len aku akan sangat membutuhkan dukungan dan kehadiran kamu agar aku bisa terus kuat memegang pendirian ku Len, aku juga sayang menyayangi kamu aku aka terus menjaga dan melindungi kamu,”jawab Abdi yang tetap saja terlihat tanpa ada rasa ragu dalam dirinya. Dalam perjalanan ke rumah Abdi Lenty pun terus membicarakan tentang perasaanya yang tentu saja gugup karna akan bertemu dengan keluarga Abdi, Lenty bahkan bertanya bagaimana penampilanya apakah Lenty terlihat cantik, apakah tidak ada yang salah dengan pakaian yang Lenty pakai dan pantas atau tidak untuk bertemu dengan orang tua Abdi, Lenty tak ingin salah dalam hal apapun Lenty ingin terlihat pantas saat bertemu dengan keluarga Abdi. Abdi tentu saja menjawab pertanyaan Lenty dengan senyuman yang selalu terlihat penuh cinta oleh Lenty, Abdi berkata tentu saja Lenty terlihat baik, cantik, dan pantas bahkan sangat pantas untuk menemui calon mertuanya bahkan Abdi pun berkata bahwa Lenty pintar dalam memilih apa yang baik untuk Lenty saat Abdi datang saja Abdi sangat terpesona dengan Lenty yang pintar merias diri dan memilih apa yang Lenty pakai sehingga terlihat sangat cantik, Abdi berkata baru kali ini melihat Lenty berdandan secantik itu Abdi tidak menyangka Lenty secantik itu saat dia mengurus diri. Saat di perjalanan entah kenapa Lenty tiba-tiba merasa mual dan seperti ingin muntah saat itu Abdi dan Lenty berfikir positif karna ini di dalam kendaraan umum bisa saja Lenty merasa mual karena bau dan sebagainya Lenty tak terlalu menghiraukan hal itu begitu pun Abdi, Abdi terus saja memberikan Lenty air minum semoga dengab minum Lenty bisa lebih baik dan tidak merasa mual lagi, setengah perjalanan berlalu Lenty beristirahat dulu di sebuah restoran sambil memesan minuman dan makanan. “ Len kamu pasti cape tadi lumayan jauh perjalananya sabara ya setengah jalan lagi kita aka sampai ke rumah ku, tapi kamu ga apa-apa Len kamu masih merasa mual?”tanya Abdi. “ Iya Di istirahat dulu sebentar aku kuat, aku ngga apa-apa ko dan aku sudah tidak mual lagi Di tadi mungkin aku mabuk perjalanan saja,” ucapku agar Abdi tak terus khawatir dengan keadaan ku, jujur sebenarnya aku masih merasa tidak enak dan masih agak mual. “ yaudah Len kalo gtu minum dulu ya, nih minum dan makan yang kita pesan sudah siap,”ucap Abdi. “ iya Di,”jawab ku singkat. Saat itu entah kenapa Lenty merasa tidak enak Lenty melihat makanan yang sudah di pesan tapi Lenty tak punya selera makan Lenty hanya menghabiskan minumnya saja. Saat di perjalanan entah kenapa Lenty tiba-tiba merasa mual dan seperti ingin muntah saat itu Abdi dan Lenty berfikir positif karna ini di dalam kendaraan umum bisa saja Lenty merasa mual karena bau dan sebagainya Lenty tak terlalu menghiraukan hal itu begitu pun Abdi, Abdi terus saja memberikan Lenty air minum semoga dengab minum Lenty bisa lebih baik dan tidak merasa mual lagi, setengah perjalanan berlalu Lenty beristirahat dulu di sebuah restoran sambil memesan minuman dan makanan. “ Len kamu pasti cape tadi lumayan jauh perjalananya sabara ya setengah jalan lagi kita aka sampai ke rumah ku, tapi kamu ga apa-apa Len kamu masih merasa mual?”tanya Abdi. “ Iya Di istirahat dulu sebentar aku kuat, aku ngga apa-apa ko dan aku sudah tidak mual lagi Di tadi mungkin aku mabuk perjalanan saja,” ucapku agar Abdi tak terus khawatir dengan keadaan ku, jujur sebenarnya aku masih merasa tidak enak dan masih agak mual. “ yaudah Len kalo gtu minum dulu ya, nih minum dan makan yang kita pesan sudah siap,”ucap Abdi. “ iya Di,”jawab ku singkat. Saat itu entah kenapa Lenty merasa tidak enak Lenty melihat makanan yang sudah di pesan tapi Lenty tak punya selera makan Lenty hanya menghabiskan minumnya saja. " Len itu makanan kamu ko kamu ngga makan sih?"Abdi pun bertanya. " Iya Di aku tiba-tiba ngga selera makan, ga apa-apa ya aku minum saja di,"jawabku. " Iya tapi Len emang ngga apa-apa kamu ngga makan, kamu ngga lapar gtu? perjalanan kita masih agak jauh loh Len,"tegas Abdi. " Iya Di ngga apa-apa lagipula aku belum terlalu lapar ko Di,"jawab ku seperti itu. " Yasudah kalo kamu ngga mau makan tapi bener ya kamu ngga apa-apa Len? aku udah beres makanya kita lanjutin berangkat lagi yu Len,"Abdi berkata seperti itu. " Iya Di aku ngga apa-apa, iya ayo Di,"jawabku sambil memegang tangan Abdi. Lalu Lenty dan Abdi pun melanjutkan perjalanan mereka tapi sebelum berangkat Lenty kembali merasakan mual dan ingin muntah lalu Lenty pergi ke toilet terlebih dulu dan beruntung belum kembali naik kendaraan karna Lenty tak bisa menahan perasaan ingin muntah dan Lenty pun muntah di dalam toilet tentu saja hal itu membuat Abdi sangat khawatir Abdi langsung saja bertanya keadaan Lenty kenapa dia bisa muntah-muntah seperti itu Lenty hanya bisa menjawab tidak tahu mungkin ini di sebabkan karna Lenty mabuk perjalanan begitu kata Lenty, lalu Abdi pun tak kunjung melanjutkan perjalanan karna masih melihat keadaan Lenty yang masih sedikit lemas setelah muntah. " Len sudah kita ngga udah lanjutin ke rumah aku ya, kita pulang lagi saja ke rumah kamu biar kamu bisa istirahat karna melihat kamu gini aku takut kondisi kamu drop dan malah membuat kesehatan kamu menurun lagi Len,"Abdi sambil mengusap punggungku dan memberiku air hangat. " Nggak Abdi masa kita sudah setangah perjalanan kita malah mau pulang lagi sih Abdi, ngga udah kamu ga usah terlalu khawatir aku ngga apa-apa aku cuman mabuk perjalanan aku masuk angin jadi aku malah muntah Di, ga apa-apa udah tenang ya tunggu bentar lagi ya Di, ayo Di kita masuk mobil lagi nanti terlalu siang,"ucapku sambil mengalihkan pembicaraan agar Abdi tak terlalu khawatir. Lalu kita pun melanjutkan kembali perjalanan, beberapa menit kemudian Lenty kembali merasa mual dan ingin muntah untungnya Lenty membawa kantung untuk wadah muntah melihat hal itu terjadi lagi sontak membuat Abdi merasa khawatir kembali dan bertanya tentang kondisi Lenty tetap saja Lenty tak ingin membuat Abdi lebih khawatir dan hanya bisa menjawab bahwa Lenty tak apa-apa dia hanya mabuk perjalanan lalu tak ingin membuat Abdi terus khawatir Lenty pun memilih untuk tidur saja dalam perjalanan sehingga Lenty tak terus menerus merasa mual dan muntah. " Di aku tidur saja ya biar aku bisa istirahat sampai nanti kita sampai di rumah kamu,"ucap Lenty " Iya Len lebih baik kamu tidur saja nanti setelah sampai aku kasih tau kamu ya,"jawab Abdi Lenty pun memejamkan matanya mencoba untuk tidur tapi tetap saja Lenty masih merasakan mual sampai beberapa saat kemudian Lenty mata Lenty merasa lelah dan Lenty bisa tertidur saat itu sampai beberapa saat Lenty pun mendengar ada yang memanggilnya. " Len bangun,,, sayang bangun kita sudah sampai nih ayo bangun sayang,"Abdi bilang begitu sambil mengusap kepalaku membangunkan ku yang tertidur. " Oh iya maaf Di, kita sudah sampai ya,"aku pun bangun dengan keadaan yang masih agak lemas. " Iya Len kita sudah sampai ayo kita turun, tuh ayah dan ibu ku sudah keluar melihat ku sudah sampai,"jawab Abdi. Lalu Lenty pun membereskan diri lalu keluar mobil dan Abdi langsung memegang tangan Lenty dan menghampiri orang tua nya. Abdi langsung mengenalkan Lenty ke orang tua nya mengatakan dengan katakan bahwa Lenty adalah calon istrinya kita pun sedikit berbincang lalu orang tua Abdi mengajak kita untuk duduk dan melanjutkan obrolan di dalam sambil duduk istirahat setelah perjalanan yang agak jauh, lalu Lenty dan Abdi pun duduk dan melanjutkan perbincangan yang sempat terhenti pertama kita membicarakan hal yang tidak terlalu berat arah obrolan pun tidak ada yang mengarah ke tujuan Abdi kita hanya ngobrol santai saja waktu itu, setelah selesai dengan obrolan kita Abdi pun izin untuk membawaku istirahat tidur di kamar agar badan Lenty kembali segar setelah lumayan lama di perjalanan. " Len gimana ada yang kamu rasain nggak, masih muak atau pusing?  kamu tidur dulu ya istirahat biar nanti sudah tidur badan kamu merasa segar lagi,"Abdi pun bertanya da bilang seperti itu. " Aku nggak apa-apa ko Di, iya tadi aku cuman mabuk perjalanan saja sekarang aku ngga mual atau pusing ko, iya Di aku istirahat dulu aku tidur ya, tapi Di kamu mau kemana?"jawabku sambil bertanya. " Aku ngga akan kemana-mana ko Len aku nungguin kamu paling nanti aku ke ruang depan ngobrol sama ayahku,"jawab Abdi. " Iya yasudah aku istirahat ya, kamu juga harus istirahat Di,"ucapku pada Abdi. " Iya sayang aku juga sambil istirahat ko, yasudah tidur ya aku disini ngga pergi kemana-mana,"jawab Abdi. Lenty pun mencoba memejamkan mata dan tertidur, beberapa jam berlalu Lenty pun bangun dari tidur nya Lenty lihat Abdi tidak ada di sisinya, Lenty pun langsung mencari Abdi yang entah kemana, melihat ke ruang tengah Lenty pun melihat Abdi ternyata Abdi sedang berbincang dengan ayah nya serasa sudah cukup karna sudah melihat Abdi Lenty pun langsung kembali masuk ke kamar beberapa menit kemudian Abdi datang dan langsung mendekati Lenty. " Len akhirnya kamu bangun juga, gimana badan kamu? Merasa lebih segar?,"Abdi pun bertanya. " Iya Di, aku ngga apa-apa ko setelah istirahat badan ku terasa lebih segar sekarang, tunggu dulu sebentar ya lalu setelah itu kamu mau mandi dulu?"Abdi kembali bertanya. " Iya Di, bentar ya aku mau tanya dulu sesuatu sama kamu Di aku lihat tadi kamu ngobrol sama ayah kamu, kamu bicara tentang apa Di?"aku pun bertanya dengan tatapan yang serius. " Oh tadi aku sama ayah ku ngobrol hal biasa ko, ayah ku nanya gimana soal pekerjaan aku di tempat tinggal aku, ya aku sama ayah ku membicarakan tentang hal itu saja,"jawab Abdi. " Kamu ngga bohong kan Di, kamu belum bicara soal rencana kamu mau melamar aku kan Di? Aku ngga mau Di jika misalkan kamu bicara tentang kamu akan melamar aku tanpa ada aku Di,"jawab ku sambil menyudutkan Abdi. " Len aku belum bicara soal itu ko, aku tadi hanya sedikit ngobrol saja sama papahku aku belum ngomong apa-apa soal melamar, ya aku ngga mungkin lah bicara hal ini tapi kamu yang mau aku lamar ngga ada,"jawab Abdi dengan coba meyakinkan aku. " Yasudah kalau kamu ngga berbohong, aku mau mandi dulu ya Abdi,"ucapku. " Iya Len kamu besihin diri kamu dulu setelah itu aku juga mandi dan kita makan bareng ya ayah, sama ibu aku sudah nyuruh makan tuh. " Iya Di bentar ya,"ucap ku berjalan ke kamar mandi. Saat Lenty hendak ke masuk ke kamar mandi tiba-tiba Lenty merasa mual dan langsung pergi ke kamar mandi Lenty langsung muntah dan tak tahu mengapa Lenty juga merasa pusing Lenty pun berfikir seharian ini Lenty merasa pusing dan terus saja mual muntah padahal ini bukan lagi dalam perjalanan Lenty teringat mungkin ini terjadi karna Lenty sedang hamil, Lenty pun bertanya-tanya apa benar Lenty mual, dan muntah seperti ini karna hamil melihat Lenty seperti itu Abdi pun langsung bertanya kondisi Lenty tapi Lenty tetap saja masih hanya menjawab tidak apa-apa lalu Lenty pun langsung mandi membersihkan diri, setelah selesai Abdi pun langsung menghampiri Lenty. " Len dari tadi di perjalanan kamu mual dan bahkan muntah tadi aku memang berfikir kamu itu mabuk perjalanan tapi jika seperti ini terus kamu bukan mabuk perjalanan Len, mungkin kamu ngidam Len?"tanya Abdi. " Aku,,, aku tidak tahu Di tapi ya melihat kejadian yang aku alami hari ini sepertinya ini memang efek bahwa aku kan sedang hamil Di,"ucapku dengan agak pelan. " Ya sudah ngga apa-apa Len tapi kamu bisa ngga makan bersama di depan, aku takut kamu masih pusing dan keadaan kamu malah jadi tidak baik tidak apa-apa Len sudah kamu istirahat saja ya,"Abdi berkata sambil kembali menghawatirkan ku. " Ngga Di aku ngga apa-apa udah kamu ngga perlu se-khawatir itu mana mungkin aku melewatkan makan bersama keluarga kamu Di itu tidak mungkin, pokoknya aku ngga apa-apa dan nanti aku ikut makan keluarga Di,"jawab ku dengan agak kesal. " Iya yasudah tapi kamu jangan kesal gitu Len aku hanya khawatir dengan keadaan kamu dan tak ingin membuat kondisi kamu malah kurang baik lagi Len,"Abdi dengan sikap selalu mengalah nya. Lalu Lenty pun mengganti baju dan bersiap sementara Abdi mandi membersihkan badan agar saat kumpul nanti terlihat pantas dan segar, setelah selesai kita pergi ke ruang tengah untuk makan bersama yang sudah terlihat ayah, dan ibu Abdi di meja makan, membicarakan hal-hal yang bersifat menghibur dan mencairkan suasana sambil menyantap hidangan yang telah di siapkan ibu Abdi tapi tetap saja saat yang lain makan aku hanya bisa diam dan minum, karna melihat semua makanan bukan nya Lenty berselera makan tapi Lenty malah merasa mual tapi Lenty tak ingin dianggap tidak menghargai usaha ibu  Abdi yang sudah cape menyiaokan segalanya untuk kedatangan Lenty, jadi Lenty memutuskan untuk memaksakan makan, sedikit demi sedikit Lenty makan tapi beberapa saat setelah makan Lenty pun langsung izin dan pergi untuk ke kamar mandi sontak itu membuat Abdi tak ingin meneruskan makan dan langsung melihat keadaan Lenty dan kembali bertanya bagaimana keadaan Lenty. " Di maaf aku ngga bisa makan, maaf aku mengecewakan keluarga kamu Di,"ucapku sambil menangis. " Hey sudah kamu gausah nangis Len, ngga ada apa-apa ko tenang aku bakal bilang kalo kamu sedang tidak enak badan jadi kamu kurang berselera makan kamu ngga usah mikir yang lain Len,"Abdi dengan terus saja meyakinkanku. " Iya maaf ya Di ke orang tua kamu keadaan aku malah seperti ini, kamu ngga usah khawatirkan aku ya Di lebih baik kamu kembali makan orang tua kamu pasti bakal curiga kalo misalkan kamu juga malah ada disini Di, aku ngga apa-apa aku cuman mual Di aku mau ke kamar mandi lagi ya Di,"ucapku sambil kembali ke kamar mandi. "  Yasudah aku balik ke ruang tengah ya Len kamu bilang sama aku kalo mau apa-apa,"ucap Abdi sambil pergi. Setelah Abdi kembali berkumpul dengan keluarga nya ayah Abdi seperti sudah tau bahwa Lenty sudah hamil tanpa mengetahui bahwa Lenty hamil bukan anak Abdi, dan ayah Abdi pun bertanya sudah memasuki umur berapa Lenty hamil, karna terlanjur ayah Abdi sudah tahu bahwa Lenty hamil Abdi membicarakan soal lamaran tanpa Lenty ketahui karna Lenty dalam keadaan yang kurang baik, Abdi pun bicara bahwa ingin melamar Lenty secepat mungkin dikarnakan Lenty sudah hamil tapi sebelum itu Abdi meminta agar ayah, dan ibu Lenty pura-pura tidak tahu dulu jika tujuan Abdi adalah meminta izin kepada keluarga untuk melamar Lenty karna Lenty ingin Abdi bicara soal lamaran bersama Lenty, untung nya ayah, dan ibu Abdi tak banyak bicara dan tak mau membuat suasana menjadi rumit jika menurut Abdi hal yang Abdi lakukan hal yang positif ayah Abdi pun tidak banyak bicara dan meng-iya kan apa yang Abdi inginkan. Lalu Lenty pun keluar kamar mandi dan Abdi langsung mengajak nya kembali ke meja makan agar tanpa lama lagi Abdi bisa meminta izin restu untuk melamar Lenty, Abdi dan Lenty pun kembali berkumpul di meja makan Abdi dan orang tua nya santai saja seolah belum ada pembicaraan apapun saat Lenty dalam kamar tanpa mengulur waktu lagi Abdi membicarakan inti dari topik pembicaraan bahwa Abdi ingin melamar Lenty dalam waktu dekat ini ayah, dan ibu Abdi pun menanggapi hal itu dengan positif dan bertanya kapan tepat nya acara akan dilangsungkan Abdi menjawab untuk tanggal nya belum dirundingkan karena ingin meminta restu dulu kepada orang tua masing-masing Abdi menceritakan sudah meminta izin terlebih dahulu ke orang tua Lenty makan nya niat Abdi bertemu orang tuanya adalah untuk meminta restu juga untuk acara lamaran yang akan di laksanakan Abdi setelah itu orang tua Abdi juga bertanya tentang acara yang akan mengisi lamaran Abdi tapi sebelum membicarakan hal itu ayah Abdi tentu saja bertanya kapan waktu yang tepat dan luang untuk keluarga Abdi bertemu dengan keluarga Lenty untuk silaturahmi dan membicarakan kelangsungan acara lamaran Abdi, Lenty da Abdi tentu menjawab bahwa akan memberitahukan hal ini terlebih dahulu kepada keluarganya bahwa keluarga Abdi ingin bertemu. Orang tua Abdi pun tanpa panjang lebar menanggapi dengan positif apa yang di rencanakan Abdi dan Lenty dan memberikan restu kepada Abdi untuk melamar Lenty, tapi Lenty merasa tak ingin bohong kepada orang tua Abdi Lenty pun membicarakan bahwa saat ini Lenty sudah mengandung, tapi orang tua Abdi pun memotong pembicaraan Lenty dan bicara bahwa itu tidak apa-apa dengan keadaan Lenty yang sudah hamil sekarang dan Abdi juga langsung menanggapi hal itu dengan senang tanpa membiarkan Lenty bicara apapun lagi dan memang tujuan Abdi juga yang tak ingin orang tuanya mengetahui bahwa Lenty hamil bukan karna Abdi yang menghamilinya, tadinya Lenty ingin mengatakan bahwa anak yang dikandung Lenty bukan anak Abdi tapi belum sempat Lenty membicarakan nya ayah Abdi sudah memotong dan membicarakan hal lain sehingga Lenty sudah tak sempat membicarakan tentang kehamilannya, maka Lenty pun mencoba berfikir positif dan mengira bahwa ayah Abdi sudah menerima keadaan nya dan bayi yang sedang dia kandung. Setelah pembicaraan itu tentu saja Lenty merasa lega atas respon ayah Abdi tapi tetap saja serasa ada yang kurang Lenty merasa ada yang tidak beres tapi Lenty tetap saja mencoba berfikir positif karna Lenty tak ingin membuat Abdi kecewa melihat Lenty malah seperti memikirkan sesuatu. " Akhirnya kita sudah ngomong juga tujuan kita Len dan keluarga aku juga tidak terlalu memikirkan tentang keadaan kamu yang sudah hamil Len, aku senang semuanya sudah beres dan sekarang setelah meminta izin kita harus kembali membicarakan hal ini ke orang tua kamu Len kapan keluarga ku bisa bertemu keluargamu,"ucap Abdi dengan nada dan wajah yang bahagia. " Iya Di aku juga senang keluarga kamu bisa nerima aku dengan keadaan yang suah hamil, aku juga bersyukur keluarga kamu tidak menuntut dengan keadaan aku yang seperti ini tapi di,"belum selsai aku bicara Abdi sudah memotong pembicaraanku. " Len kita keluar yu aku ingin bawa kamu ke suatu tempat disini udara nya segar beda dengan di kota, ya sedikit jalan-jalan agar kamu juga tidak bosan dan bisa menghirup udara segar disini,"ucap Abdi sambil menuntunku pergi ke luar rumah. Lalu Lenty dan Abdi pun keluar rumah, Abdi pun terus menggenggam tangan Lenty dan menuntun nya ke suatu tempat yang memang sangat segar sehingga Lenty tak merasakan mual yang kerap dirasakan Lenty di sepanjang jalan Abdi pun terus saja bicara sehingga Lenty pun tak punya kesempatan untuk membicarakan apa yang ada dalam pikiran Lenty setelah sampai di tempat yang Abdi ceritakan ada sebuah taman yang memang di sukai oleh penduduk dan orang sekitar yang bermain ke tempat ini lalu disana Abdi pun bercerita tentang saat dia masih remaja yang selalu senang berada di tempat ini karena keindahan dan ke-segaran tempat ini. " Len menurut kamu gimana tempatnya kamu suka?"tanya Abdi. " Iya Di tempat nya indah aku merasa segar disini, ini memang sengaja penduduk disini buat seperti ini Di?"dengan senang aku pun bertanya. " Iya Len ini tuh sengaja dibuat seperti ini karna keindahan dan udara disini segar jadi penduduk mempunyai inisiatif agar tempat ini menjadi tempat untuk siapapun menikmati kesegaran disini dan ada juga untuk sekedar beristirahat disini bagi mereka yang ingin camping ke atas bukit sana, Len coba deh kamu lihat ke arah sana apa yang kamu lihat disana?"Abdi pun menjawab dan berkata seperti itu.. " Aku tidak melihat apa-apa Di, dimana sih coba tunjuk lagi,"kataku saat aku menoleh kembali ke arah Abdi  dia pun sudah menyiapkan sebuah cincin dan berkata. " Len aku tulus sama kamu semua yang aku lakukan selama ini tanpa dan saat kamu tau dan rasakan semua itu aku ikhlas dan selalu tulus untuk kamu Len, aku membawa kamu kesini bukan hanya ingin membawa kamu melihat tempat ini tapi aku membawa kamu kesini aku ingin megatakan dan bertanya sesuatu kembali sama kamu Len, aku ingin bertanya sekali lagi, Lenty apa kamu siap dan mau menjadi pendamping hidupku dan menjadi ibu dari anak-anaku?"Abdi pun memegang tangan ku dan berkata seperti itu. " I,, iya Di iya a,, aku mau jadi pendamping kamu," aku pun hanya bisa bilang seperti itu dan sontak menangis melihat Abdi yang bisa bersikap se-romantis ini dan bahkan Abdi sudah menyiapkan cincin untuk aku pakai. Lalu disitu hati Lenty terbawa situasi dan tak memikirkan apapun Lenty hanya bisa diam dan menangis melihat apa yang dilakukan Abdi Lenty pun memeluk Abdi sambil menangis dan berterima kasih atas semua yang Abdi lakukan, lalu Abdi pun melepaskan pelukan Lenty dan mengusap ari mata Lenty tak ingin lama membuat Lenty menangis dan memasangkan cincin yang Abdi siapkan di jari Lenty, Lenty pun tak bisa menahan haru dan kembali memeluk Abdi dengan masih dalam keadaan sedih karna kejutan yang di buat Abdi. Setelah itu Abdi mengajak Lenty pulang karna Abdi harus kembali ke rumah Lenty dan membicarakan hasil pembicaraan nya dengan keluarganya tentu saja juga untuk menanyakan kapan waktu yang tepat orang tua Abdi bertemu keluarga Lenty, mereka pun pulang ke rumah Abdi lalu meminta restu kembali ke orang tua Abdi untuk pulang ke rumah Lenty agar segera bisa menyampaikan kabar baik ini dan secepatnya mengundang keluarga Abdi untuk bertemu keluarga Lenty, tapi ayah dan itbu Abdi berkata tidak langsung hari itu mereka pergi untuk satu hari itu mereka beristirahat terlebih dahulu di kediaman Abdi untuk menjaga kondisi Lenty yang baru saja merasa agak baikan dan menjaga keadaan bayi yang sedang Lenty kangdung jika di paksakan pergi hari itu juga takut nya ada hal yang tidak di inginkan terjadi terhadap Lenty dan di cabang bayi jadi mereka berdua memutuskan untuk menginap satu hari sambil menjaga juga kesehatan Lenty dan bayi yang sedang di kandung. Malam hari pun tiba sebelum tidur Lenty dan Abdi pun kembali berbincang Lenty sempat berfikir ingin kembali membahas soal kehamilanya apakah orang tua Abdi tau jika Lenty hamil bukan karna perbuatan Abdi tapi Lenty berfikir kembali melihat Abdi yang terus tersenyum dan bahagia Lenty tak ingin mengusik perasaan Abdi yang sedang bahagia jadi Lenty pun mengurungkan niat nya untuk kembali membahas kehamilanya, Lenty pun memulai sebuah obrolan yang tidak membebani pikiran Lenty mencoba menggoda Abdi apa sih yang sebenarnya membuat Abdi sayang sampai bisa se-ikhlas itu kepada Lenty Abdi hanya bilang Abdi mencintai bukan memakai mata tapi Abdi mencintai Lenty memakai hati nya itu lah yang membuat Abdi bisa ikhlas dan tulus menerima keadaan Lenty yang tengah berada dalam kondisi terpuruk. Setelah beberapa jam berbincang beberapa topik di bicarakan Abdi pun meminta Lenty untuk segera istirahat karna hari sudah larut malam sebelum tidur Lenty teringat jika perusahaanya belum ada yang mengontrol maka dari itu Lenty bertanya bagaimana dengan teman Abdi apakah dia siap untuk bekerja dan mengurus semua keperluan perusahaan Lenty yang terbengkalai karna beberapa hari perusahaan itu tidak ada yang mengendalikan Lenty takut jika lebih lama lagi perusahaan itu tanpa ada orang yang mengendalikan semuanya akan lebih kacau dan tidak terkendali jadi lebih baik jika teman Abdi secepatnya untuk berada disana untuk membantu dan jadi manager di perusahaan Lenty tersebut agar Lenty tak terlalu khawatir karna sudah ada yang mengontrol perusahaanya. Lalu Abdi pun memikirkan hal yang sama dan setuju dengan apa yang Lenty pikirkan lalu Abdi pun menghubungi Delle dan sedikit berbincang dan bertanya tentang kesibukanya tapi untungnya Delle pun tidak terlalu sibuk sehingga besok sudah siap untuk membantu di perusahaa Lenty, setelah itu Abdi pun menceritakan kepada Delle tentang Ruy orang yang memiliki pikiran jahat terhadap Lenty meskipun begitu Abdi tak ingin Delle tau bahwa Ruy telah berbuat seperti itu karna itu Abdi memikirkan sebuah rencana agar Ruy bisa terbukti bersalah dan bisa diamankan oleh pihak yang berwajib, sehingga Abd tidak merasa khawatir sekalipun Lenty kembali bekerja di perusahaan nya itu. Soal perusahaan nya yang dekat dengan Ruy Abdi ingin agar Delle pura-pura saja tidak tahu dengan apa yang telah Ruy lakukan terhadap Lenty Abdi berkata agar Delle fokus saja terhadap perusahaan nya dan jangan menunjukan sikap bahwa Delle menjaga jarak denga Ruy Abdi sehingga Ruy berfikir Delle hanya seorang karyawan dan tidak tahu soal tragedi yang dia lakukan terhadap Lenty, dengan begitu semoga saja Ruy tidak curiga terhadap rencana Abdi sehingga Ruy berniat untuk pura-pura simpati kembali terhadap perusahaan Lenty dan tak apa Ruy melakukan kecurangan kembali terhadap perusahaan Lenty karna di saat itu lah Abdi akan mencoba menangkap Ruy dan membuktikan bahwa Ruy memang bersalah. Lama Abdi pun berbincang dengan Delle mengenai pekerjaan nya ini Abdi sangat berharap Delle bisa kuat dan sabar dalam hal ini agar rencana Abdi bisa berhasil, dengan keberhasilan ini Abdi yakin perusahaan Lenty akan kembali bisa bersaing dengan perusahaan lain secara sehat dan dengan tertangkap nya seseorang yang licik pastinya akan sangat mempengaruhi bisnis yang di jalani maka dari itu Delle pun siap dan mengerti apa yang harus Delle lakukan tentu nya Delle akan mencoba sebisa dia agar rencana Abdi bisa berhasil karna dengan keberhasilan rencana Abdi bukan untuk kebaikan nya dan Lenty saja tapi yang lain pun akan merasakan efek positif yang di lakukan Abdi. Abdi pun menceritakan hal ini ke Lenty bahwa Delle pun sudah sepakat akan membantu Abdi dan Lenty besok dalam menangani perusahaanya selama Abdi dan Lenty mengurus soal rencana lamaran mereka, terlepas dari persoalan perusahaan Lenty yang sudah selesai karna hari sudah larut Abdi dan Lenty pun beristirahat karna besok akan pulang kembali ke rumah Lenty untuk menceritatan tentang hak ini ke orang tua Lenty. Keesokan harinya Abdi dan Lenty pun sudah bersiap untuk pergi tapi sebelum itu tentu saja orang tua Abdi mengajak maka bersama terlebih dahulu sebelum mereka pergi, orang tua Abdi pun bicara agar hati-hati di jalan pulang dan mereka menunggu kabar kapan mereka bisa bertemu keluarga Lenty untuk melanjutkan hubungan Lenty dan Abdi ke jenjang yang lebih serius Lenty pun menjawab iya dan berharap juga secepatnya untuk mempertemukan keluarga dua belah pihak. Makan dan obrolan pun sudah selesai lalu Abdi dan Lenty pamit untuk pulang kepada orang tua nya, lalu mereka pun pulang dalam perjalanan Lenty bertanya soal kehamilan nya. " Di aku mau tanya soal kemahilan aku yang bukan karna kamu, apa orang tua kamu tahu bahwa aku hamil bukan karna kamu?"tanyaku sambil melihat Abdi. " Ya ten,,, tentu saja mereka tahu Len, kenapa?"jawab Abdi dengan agak ragu. " Tidak apa-apa Di tapi aku perasaan aku ngga enak Di, entah kenapa aku ingin sekali bertanya ini sama kamu,"jawab ku tegas sambil merasakan mual di perutku. " Len kamu kenapa Len ?"dengan khawatir melihatku yang terlihat mual Abdi bertanya dan langsung berhenti di tepi jalan. " Enggak Di aku ngga apa-apa aku hanya kembali merasa mual di,"kataku sambil terus merasa mual.  Abdi pun terus menyuruhku minum agar mual ku bisa hilang aku pun bisa menahan dan melanjutkan perjalanan dan langsung saja bilang aku akan tidur sebelum aku merasakan mual lagi Abdi pun menyuruhku tidur selama perjalanan agar aku tak merasakan mual lagi. Beberaja jam Lenty tertidur dan Lnety pun terbangun Lenty merasa Abdi menghentikan perjalanan dan benar saja kita kembali berhenti sejenak di tepi jalan saat Lenty melihat dan ingin bertanya kepada Abdi dia sudah tidak ada di tempat duduk nya dan sudah keluar terlihat Abdi masuk ke sebuah mini market membeli sesuatu saat kembali Abdi membawakan Lenty kembali minun agar keadaan Lenty bisa normal kembali, Lenty pun meminum nya dan berterima kasih ke Abdi perhatian Abdi begitu banyak terhadap Lenty. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dan Abdi pun kembali bicara agar Lenty tidur kembali karna perjalanan nya masih agak jauh tak ingin melihat Lenty kembali merasa mual lebih baik Lenty kembali tidur setelah sampai nanti Abdi bangunkan Lenty, Lenty pun mencoba memejamkan matanya dan kembali untuk tidur, setelah itu tak terasa Lenty tertidur di perjalanan dan Abdi pun membangunkan Lenty bahwa mereka sudah sampai  mamah dan papah Lenty pun langsung keluar dan menghampiri kami dan langsung memegang Lenty. " Kalian kenapa langsung memegang aku gini?"tanya Lenty yang agak terlihat pusing karna terus tertidur sepanjang jalan. " Akhirnya kalian sampai juga, iya nak tadi Abdi memberi tahu kami kamu muntah sewaktu perjalanan makanya kami langsung keluar sewaktu kamu datang nak, kami taku kamu pusing pusing, sekarang apa yang yang rasain?"mamahku bertanya sambil memeganggu khawatir. " Aku engga apa-apa mah aku cuman sedikit lemes saja barusan aku tidur terus selama perjalanan,"kataku masih sedikit lemas. " yasudah kalo memang tidak apa-apa ayo kita masuk, Abdi ayo masuk kapian istirahat di dalem,"mamahku menyuruh seperti itu. Lalu kita pun masuk ke rumah untuk beristirahat Lenty pun duduk dan Abdi langsung mengambilkan ku Lenty minum dan menyuruh Lenty minum agar Lenty tidak terus merasa lemas, keluarga Lenty tidak langsung bertanya perihal obrolan bersama orang tua Abdi mereka bertanya tentang awal mula Lenty bisa muntah-muntah seperti itu. " Nak kamu kenapa ko bisa merasa mual dan muntah sih kamu sakit, kamu mabuk perjalanan ya,"mamahku dengan tetap khawatir. Lenty pun tak bisa bohong dan tak memungkiri bahwa Lenty mual dan muntah seperti itu bukan karna tidak enak badan atau mabuk perjalanan Lenty pun menceritakan semuanya. " Enggak mah aku engga sakit tapi ada yang lebih penting mah, mungkin ini efek kehamilan aku jadinya aku merasa mual dan muntah terus mah sepertinya aku ngidam mah, maafkan aku ya mah,"kataku sambil tersenyum memegang tangan mamahku. " Kenapa kamu minta maaf nak, memangnya kamu salah apa? Minta maaf segala ga apa-apa kalo kamu mual dan muntah karna ngidam dan bukan karna sakit mamah lega denger kamu gini bukan karna kamu sakit sekarang kamu harus banyak istirahat yah kalo mau apa-apa panggil kita yah sayang,"mamahku sambil mengelus kepalaku. " Iyah Lenty kamu gausah pikirkan hal yang menambah beban kamu ya, kita disini sayang kamu ngga akan mau ninggalin kamu sendiri, ada kita dan Abdi yang akan selalu sayang kamu, ya kan Abdi?"tanya ayahku sambik tersenyum. " Iyah pak pasti saya akan selalu jaga dan menemani Lenty,"jawab Abdi dengan tersenyum yang membuatku merasa nyaman. Lalu keluarga Lenty bilang ke Abdi agar tidak pergi dulu sebelum makan bersama setelah perjalanan yang cukup lama pasti mereka cape dan lapar jadi mamah Lenty menyiapkan makanan agar setelah istirahat bisa makan bersama kembali, dan papah Lenty bilang nanti setelah beristirahat ceritakan pada kami ya apa yang di bilang orang tua mu Abdi dan Abdi pun menjawab iya pertanyaab ayahku. " Len aku keluar dulu yah, aku agak gerah, pak saya tinggal dulu sebentar,"Abdi bilang seperti itu. " Iya Abdi,"papahku menjawab. Dan Lenty pun mengangguk, menunggu Abdi kembali Lenty pun masuk ke kamar untuk mengganti pakaian agar terlihat segar kembali dan terlihat papah Lenty juga keluar menghampiri Abdi terlihat mereka sedang berbincang santai dengan sesekali tertawa Lenty pun tak memikirkan hal itu dan masuk terlebih dahulu ke kamar mandi untuk bersiap diri dan mengganti pakaian nya, lalu Lenty pun masih melihat Abdi dan papahnya masih sedang berbincang saat melihat kembali terlintas di pikiran Lenty apa yang di bicarakan mereka sampai lama seperti ini tapi Lenty pun tak ingin berburuk sangka dan langsung menemui ibunya yang sedang berada di dapur. " Mah aku tadi masuk kamar terus lihat ke luar papah menghampiri Abdi aku lihat mereka sedang berbincang dengan tertawa, mereka terlihat akrab ya mah lalu aku mandi dan mengganti pakaian setelah selesai aku kembali masih melihat mereka ngobrol mah, kira-kira apa ya yang sedang mereka bicarakan? sampai memakan waktu agak lama?"tanyaku penasaran ke mamah. " Enggak tau Len, ya papah kamu mungkin ngobrol aja sama calon menantunya Len, memang nya kenapa kan itu hal wajar,"ucap mamahku sambil sedikit menggodaku. " Hehehe iya sih mah, tapi aku merasa ada yang ganjil, papah gak akan langsung bertanya soal perbincangan aku sama orang tua Abdi gitu?"ucapku dengan sambil agak curiga. " Memangnya kenapa nak? Tapi tadi kan papah kamu bilang enggak akan dulu bicarakan hal itu dan lebih baik kita istirahat dulu dan kita makan dulu setelah semua beres baru kita bicara tentang itu kan,"mamahku pun bicara seperti itu. Lenty pun langsung tak memikirkan itu dan langsung membantu mamah untuk menyediakan makan bersama dan baiknya kondisi Lenty yang sedang segar dan tidak merasakan mual ataupun muntah, di sisi lain Abdi dan papah Lenty sedang bicara di luar rumah, awal nya papah Lenty hanya berbincang santai saja dengan Abdi dan Abdi pun begitu tapi lama kelamaan Abdi pun membicarakan tentang perbincangan nya saat menemui keluarganya. Sebelum Abdi bercerita Abdi terlebih dulu meminta agar saat nanti bicara tentang ini papah Lenty pura-pura tidak tahu dan belum membicarakan apapun dengan Abdi bukan karna alasan yang tidak baik tapi Abdi menyembunyikan ini dari Lenty untuk kebaikan bersama dan tentu saja papah Lenty tidak banyak bertanya karna beliau mengerti tujuan Abdi. " Pak saat kami bicara bersama orang tua saya, kami membicarakan banyak hal dan tentu saja membicarakan tujuan kami menemui orang tua saya, mereka menerima dengan sangat baik tujuan kami mereka mengetahui juga bahwa Lenty sudah hamil karna di saat kami makan bersama Lenty mual dan langsung pergi ke kamar mandi sontak itu membuat ayah saya mengerti tanpa bertanya apa-apa ayah saya sudah mengira bahwa Lenty sudah hamil dan bicara ke saya dan tentu saja karna ayah saya sudah tau saya pun menjawab iya bahwa Lenty sedang hamil tapi saya mohon pak jangan sampai Lenty tau bahwa ayah saya tidak tahu jika Lenty hamil bukan karna saya, ayah saya hanya tau bahwa Lenty hamil tanpa tau siapa yang menghamili Lenty ayah saya hanya mengira Lenty hamil anak saya pak,"ujar Abdi dengan nada yang tegas. " Abdi sebenarnya bapak tidak setuju dengan cara kamu jika seperti ini kamu membohongi keluarga kamu kedepan nya cepat atau lambat keluarga kamu harus tahu karna bapak tak ingin jika kalian sudah bersama nanti ada hal yang membuat hubungan kalian jadi terganggu gara-gara kamu membohongi Lenty dan keluarga kamu, bagaimana jika keluarga kamu tahu hal ini dari orang lain? mereka bisa saja tidak terima hal ini dan meminta kamu meninggalkan Lenty Abdi, bapak tak ingin itu terjadi,"ayah Lenty pun menjawab. " Iya saya mengerti bagaimana perasaan bapak tapi pak tolong percaya sama saya, keluarga saya tidak akan sampai menyuruh saya untuk meninggalkan Lenty saya akan bicarakan semuanya tapi pak saya butuh waktu yang tepat agar saya bisa menjelaskan semuanya pada keluarga saya pak, saya janji dan saya tidak akan kecewakan anda saya mohon pak,"ucap Abdi tegas meyakinkan papah Lenty. " Sebenarnya bapak tetap tak ingin seperti ini kamu membohongi orang tua kamu, tapi jika ini memang rencana yang kedepanya akan menghasilkan hal positif bapak, akan ikuti kata kamu Abdi tapi bapak mohon sama kamu bahagiakan Lenty kamu jangan pernah buat Lenty kecewa dengan keputusan kamu, bapak percaya sama kamu,"jawab papah Lenty sambil menepuk bahu Abdi. " Terima kasih pak sudah mengerti tujuan saya, jangan beritahu Lenty tentang ini dulu ya pak saya yang akan menjelaskan dan bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan kepada siapapun termasuk Lenty,"jawab Abdi. " Ya sudah sekarang ayo masuk jangan membuat mereka menunggu kita yang asyik ngobrol disini,"papah Lenty sambil pergi ke dalam rumah. Lalu Abdi pun berkumpul dan makan bersama keluarga Lenty awalna mereka semua bercanda untuk mencairkan suasana lalu tiba saat nya untuk Abdi dan Lenty memberitahu tentang percakapanya dengan orang tua Abdi. " Sayang gimana kamu sudah bicara kan sama orang tua Abdi, dan Abdi kamu gamau memberitahu apa yang di bicarakan dengan orang tua kamu, kita nunggu lho kita pun mau dengar kan kita yang bakalan jadi mertua kamu Abdi,"mamahku sambil tersenyum kepada ku dan sedikit bergurau saat bertanya. " Ehh iya mah kita pasti ceritain ko kan nunggu dulu mamah penasaran dan nanya sama kita iya kan Abdi,"ku jawab dengan sambil sedikit bergurau juga. " Iya bu kemarin kita udah ngobrol sama orang tua saya dan ya tentu saja mereka tidak bicara soal kriteria yang akan menjadi istri ku nanti, dulu mereka hanya bilang jika nanti saya mau menikah harus pintar memilih perempuan, harus yang cantik, baik, dan tentu nya bisa membuat aku bahagia, ya tentu saja kriteria yang di sebut ibuku ada semua pada Lenty sudah baik, cantik, dan tentunya dia bikin aku bahagia lah bu,"jawab Abdi dengan nada yang sedikit bercanda dan menggoda ku. " Apaan sih Abdi kamu tuh malah menanggapi sama kaya mamah aku, bercanda aja aku kan jadi malu Di kamu jangan berlebihan gitu menilai aku Abdi,"jawab ku dengan tentu saja merunduk karna malu. " Lah Len aku tidak tidak berlebihan memang kenyataanya apa yang orang tua aku bilang itu memang benar sudah ada dalam diri kamu Len, dan yang terpenting aku bahagia dan sayang banget sama kamu,"ujar Abdi tetap saja memuji. " Enggak mah Abdi bohong orang tua Abdi enggak bicara seperti itu ko orang mamah Abdi enggak punya kriteria khusus untuk calon menantu nya ko Abdi bohong tuh wleee,"jawab ku yang masih merasa sedikit agak malu. " Hahaha haduh kalian ini bikin kami senang saja dengan kelakuan kalian, dan sekarang kalian sudah berani bilang sayang ya di depan kami, ya kan pah?"ibuku bertanya sambil tersenyum lega melihat hubungan kami yang di restui keluarga. " Iya mah seneng ngeliatnya, papah bersyukur jika hubungan kalian di restui dan tidak ada hambatan untuk melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius,"jawab ayahku. " Iya pak saya juga senang ibu dan bapak bisa menerima kehadiran saya dalam hidup Lenty, dan saya sangat berterima kasih pada kalian sudah menerima saya dengan semua kekurangan saya, saya tidak akan mengecewakan kalian dan Lenty untuk selalu ada dan menjaga Lenty,"ujar Abdi kembali menegaskan keyakinan hati nya kepadaku. " Bukan kamu yang seharusnya berterima kasih Di tapi aku dan keluargaku yang harusnya berterima kasih dengan ketulusan dan keikhlasan kamu, kamu mau menerima kekurangan aku yang sudah jelas kamu tau apa kekurangan aku tapi kamu tidak menghiraukan itu dan terus yakin dengan keputusan yang kamu ambil aku bangga dan senang aku akhirnya bisa sadar dan melihat siapa yang benar-benar tulus kepadaku, makasih Di,"aku menjawab dengan meneteskan air mata. " Tidak usah di permasalahkan lagi Len aku yakin dengan keputusanku bahwa kamu wanita yang baik aku tidak salah memilih kamu, aku yakin itu Len,"jawab Abdi sambil merangkul ku. " Ya baiklah jika seperti itu bapak dan ibu yakin dan percaya sama kamu Abdi kami percaya sama kamu,"ucap papahku. " Terima kasih pak, setelah kita selesai membicarakan hal ini orang tua saya juga bilang tentang pertemuan keluarga pak, jika saya sudah meminta restu ke keluarga masing-masing tentu saja keluarga saya bertanya kapan bapak ada waktu untuk mereka bisa bertemu dan bicara tentang hubungan kita ke jenjang yang lebih baik,"ucap Abdi. " Jika untuk itu kami tentu sangat meluangkan waktu Abdi, untuk waktu dekat ini juga kami mempersilahkan dan mengundang orang tua kamu untuk datang tapi apakah kita sebaiknya berbenah dulu keadaan disini karna ya tentu keadaan rumah ini harus siap dan lebih layak untuk menyambut kedatangan keluarga kamu Di,"jawab ayahku. " Ya jika itu yang bapak bilang tentu saya akan bicarakan ke orang tua saya pak,"jawab Abdi. " Ya tentu Di silahkan kamu bilang saja ke keluarga kamu beri dulu kami sedikit waktu, tidak akan lama 1- 2 hari pun kita siap menyambut kedatangan keluarga kamu Di,"ayah kembali menjawab. Dan setelah obrolan santai itu kami pun kembali bergurau berbincang mengenai banyak hal saat itu, selesai makan kembali Lenty merasakan tidak enak Lenty kembali merasa mual dan ingin muntah Lenty langsung saja pergi ke kamar mandi dan tak bisa di tahan lagi Lenty kembali muntah dan terus serasa muak Abdi pun mengambilkan air hangat untuk Lenty minum agar kondisi Lenty bisa kembali normal beberapa menit setelah Lenty merasa agak baik Lenty kembali duduk tapi tak melanjutkan makan karna melihat makana yang ada Lenty malah merasa mual kembali. Melihat kondisi Lenty seperti itu Abdi pun sudah mengerti dan menyuruh Lenty lebih baik istirahat saja lagi agar dia tidak merasa mual kembali Lenty pun berfikir seperti itu dan langsung bicara untuk istirahat kembali agar kondisinya membaik kembali. " Kamu berbaring lagi ya Len istirahat saja lagi jangan memikirkan hal yang membuat kamu terbebani, sementara kamu istirahat aku pulang dulu ya Len nanti setelah aku pulang aku akan ceritakan apa yang orang tua kamu bilang ke orang tua ku,"ucap Abdi. " Iya Di yasudah kamu pulang dulu hati-hati tapi setelah sampai rumah kamu juga harus istirahat kamu kan juga pasti cape sudah berada dalam perjalanan yang lumayan jauh,"jawab ku. Setelah itu Lenty pun beristirahat dan Abdi keluar lalu pamit ke orang tua Lenty akan pulang dulu sebelum pergi Abdi pun berkata setelah istirahat nanti Abdi akan membantu berbenah disini, Abdi pun berangkat pulang. Abdi pun dalam perjalanan pulang di tengah perjalanan ponsel nya berbunyi Abdi pun menepi dan ternyata Delle yang menghubunginya setelah mengangkat telpon nya Delle bertanya apakah Abdi ada di rumah dan punya waktu Delle ingin membicarakan sesuatu dengan Abdi, untung nya Abdi sudah tidak di rumah orang tuanya dan akan pulang ke rumah langsung saja Abdi bilang dia ada di rumah jika ingin membicarakan sesuatu Delle bisa datang ke rumah Abdi. Abdi pun melanjutkan perjalanan setelah sampai di rumah Abdi masuk dan sedikit beristirahat tapi Abdi teringat bahwa Delle berkata akan menemui Abdi di ruma Abdi pun langsung saja membersihkan diru dan mengganti pakaian lalu menyiapkan teh dan kopi untuk Delle yang akan datang, tak lama setelah Abdi selesai Delle datang dan langsung saja Abdi menjabat tangan dan mempersilahkan Delle masuk . Delle pertama-tama hanya berbincang santai saja dan bercanda menggoda Abdi dengan memanggilnya calon pengantin karna sebentar lagi Abdi akan melamar Lenty tentu saja Abdi tersenyum sedikit malu atas candaan Delle Abdi hanya membalas perkataan Delle dengan menyuguhkan minuman sambil mencoba mengalihkan pembicaraan agar Delle berhenti menggoda Abdi. Delle sedikit-sedikit mencoba membicarakan hal yang penting yaitu tentang perusahaan Lenty yang sedang Delle kelola Delle bilang melihat ada seorang pria yang ramah ciri-ciri nya berbadan agak tinggi agak gendut dengan rambut yang sudah agak beruban Delle bertanya apakah orang itu yang bernama Ruy yang menjadi penyebab Lenty sakit, pada saat Delle berbincang dengan Abdi membahas tentang pekerjaan dan perusahaan Lenty Delle belum sempat bertanya tentang ciri-ciri Ruy maka dari itu Delle bertanya dan kebetulan berjumpa dengan seorang pria baik yang ada di sebrang perusahan Lenty tapi meskipun pria itu baik Delle tak ingin terjebak dengan simpati yang di berikan mengingat yang di katakan Abdi bahwa Ruy simpati hanya untuk mendapatkan kembali simpati dan setelah mendapatkan simpati kembali dari calon korbanya Ruy merencanakan sesuatu yang jahat untuk meruntuhkan usaha sainganya. Oleh sebab itu Delle berfikir untuk bertanya sekaligus mengatakan tentang perusahaan dan orang yang Delle temui, meskipun Abdi tidak sampai bertatap muka denga Ruy Abdi ingat betul dengan tampang Ruy sehingga saat Delle berbicara tentang ciri-ciri seseorang yang ada di sebrang perusahaanya Abdi membenarkan jika ciri-ciri orang tersebut adalah Ruy mendengar perkataan Delle yang menceritakan ciri-ciri orang tersebut sangat mirip dengan Ruy dan tidak ada lagi pria yang memiliki usaha berdekatan dengan usaha Lenty jadi tidak salah lagi itu adalah Ruy. Mendengar hal itu Abdi pun menegaskan agar Delle hati-hati jangan sampai Delle terpengaruh dengan kebaikan yang Ruy berikan karna sebenarnya Ruy hanya berpura-pura simpati, baik terhadap sainganya setelah itu Ruy pasti merencanakan sesuatu yang buruk seperti yang di lakukanya kepada Lenty, Abdi bilang untuk saat ini Delle cukup bersikap biasa saja tanpa menghiraukan Ruy ikuti saja permainan Ruy terus saja berpura-pura tak tahu apa-apa tentang yang telah Ruy lakukan pada Lenty sehingga dengan begitu Ruy tanpa menaruh curiga melakukan hal yang sama yang dilakukan terhadap Lenty, agar Abdi bisa mendapatkan bukti untuk melaporkan kejahatan Ruy jadi untuk saat ini Delle cukup bersikap semestinya yang perlu Delle perhatikan adalah gerak-gerik Ruy. Abdi belum memikirkan suatu hal lain tentang Ruy tapi tak ingin Ruy berbuat jahat dan merusak kembali usaha yang sedang di bangunya secepat mungkin Abdi dan Lenty menyusun sebuah rencana agar Ruy bisa terbukti bersalah, Abdi pun mengatakan agar Delle terus memantau pergerakan Ruy dan menceritakanya ke Abdi, Abdi bilang sebenarnya diluar dugaan baru 1hari Delle masuk kerja Delle langsung bertemu dengan Ruy, Abdi dan Lenty berpikir bahwa Ruy tak akan langsung menampakan dirinya karna berpikir takut atas apa yang telah dilakukan Ruy terhadap Lenty tapi Ruy tak menghiraukan kesalahanya sampai dia berani langsung menampakan diri, entah Ruy bodoh atau memang berani atau mungkin Ruy sengaja seperti ini dan sudah merencanakan suatu hal. Abdi tidak terlalu memikirkan hal itu sekarang yang terpenting adalah Abdi dan Lenty segera merencanakan sesuatu agar Ruy tak bisa berbuat hal yang merugikan orang lain seperti yang Lenty alami, karna Delle rasa sudah cukup pembicaraan nya dengan Abdi dia pun sudah membicarakan topik inti sari ceritanya Delle sudah tau dan mengerti situasinya tentu saja yang harus Delle lakukan adalah menjaga jarak jangan sampai Delle tertipu dengan simpati busuk Ruy, berhati-hati dan terus memantau Ruy, Delle pun berkata sudah larut dan sebaiknya Delle pulang sambil kembali bergurau dengan menyebut Abdi calon pengantin yang harus segera istirahat jangan sampai calon pengantin kelelahan, Abdi pun tertawa dan bilang untuk hati-hati di jalan, dan untuk besok Delle harus siap dan berpikir pintar agar tidak terpengaruh tipu muslihat Ruy. Setelah Delle pulang Abdi pun masuk ke rumah dan beristirahat tapi saat dia berbaring dan mencoba memejamkan mata Abdi terus saja teringat dengan perkataan Delle, dengan biasa dan santai Ruy datang dan berbincang dengab Delle, Ruy tidak memikirkan bahwa itu adalah karyawan Lenty bisa saja Lenty sengaja mengirim orang kepercayaanya untuk menangkap Ruy tapi Ruy seolah tak berpikir itu dan dengan santai nya mendatangi Delle, malam itu Abdi dibuat terus berpikir oleh sikap Ruy yang seolah tidak ada rasa takut dengan apa yang di lakukanya Abdi terus saja berpikir bagaimana cara agar bisa membuktikan Ruy bersalah tanpa Ruy mengetahui bahwa Delle adalah orang kepercayaan Abdi yang sengaja di mintai bantuan agar bisa membuktikan kesalahan Ruy. Abdi melihat jam malam semakin larut Abdi masih belum istirahat, Abdi pun kembali ke tempat tidur dan mencoba kembali memejamkan mata untuk sejenak tidak memikirkan tentang rencana nya untuk menghentikan kejahatan Ruy, beberapa menit Abdi pun bisa memejamkan mata dan tidur untuk malam itu. Ke esokan harinya bangun tidur Abdi langsung membersihkan diri dan bersiap bergegas untuk ke rumah Lenty agar bisa menceritakan hal ini tapi Abdi ingat bahwa masih ada orang tua Lenty di rumahnya tentu Abdi pun harus bersabar untuk bisa menceritakan terhadap Lenty karna meskipun orang tua Lenty tau Abdi hamil bukan karna Abdi tapi mereka tidak tahu bahwa Ruy yang telah menghamili Lenty Abdi pun mau tidak mau harus menceritakan hal ini di luar tempat yang jauh dari kediaman Lenty karna ada orang tua nya tapi tidak mungkin jika Abdi mengajak Lenty keluar karna orang tua Lenty sedang membersekan rumah nya untuk menyambut kedatangan orang tua Abdi, mau tidak mau Abdi harus bersabar untuk menceritakan hal ini ke Lenty dan memikirkan sendiri bagaimana caranya supaya Ruy bisa terbukti kesalahanya terhadap Lenty dengan tanpa sepengetahuan Lenty sementar. Telah selesai bersiap Abdi langsung berangkat ke rumah Lenty karna tentu saja mengetahui orang tua Lenty membersihkan rumah Lenty Abdi tidak mungkin diam saja tanpa membantunya, Abdi pun bergegas berangkat ke rumah Lenty saat di perjalanan Abdi berhenti di sebuah toko makanan Abdi masuk dan membeli makanan untuk cemilan saat di rumah Lenty pikirnya setelah membeli beberapa makanan Abdi keluar hendak melanjutkan perjalanan Abdi seperti melihat anak buah Ruy yang malam itu membantu Ruy untuk menculik Lenty sedang berbincang dengan salah seorang penjual minuman di pinggir jalan. Seketika perhatian Abdi pun teralihkan yang tadinya akan melanjutkan perjalananya tapi kini Abdi berpikir untuk membuntuti mereka kebetulan sepertinya mereka sudah selesai berbincang dan akan pergi Abdi pun kembali menyimpan motornya dan langsung mengikuti mereka secara diam-diam dan untungnya sepertinya kediaman mereka tidak jauh dari tempat ini karna mereka tidak meggunakan kendaraan mereka masuk ke sebuah gang entah akan kemana Abdi terus saja mengukuti mereka tak jauh dari jalan Abdi melihat mereka masuk ke sebuah rumah dalan gang tersebut serasa Abdi sudah cukup tahu untuk saat ini Abdi pun keluar menjauh dari tempat itu dan sedikit bertanya kepada seorang penjual yang tadi berbincang dengan anak buah Ruy, Abdi bertanya jika masuk ke gang tersebut apa ada pemukiman warga atau semacamnya, penjual minum itu pun mengatakan jika disana tidak ada desa atau pemukiman warga hanya ada beberapa rumah jika dilihat dari luar keadaan rumah itu pun kurang layak untuk di tinggali tapi dia pun berkata suka ada pemuda yang minum di toko ini dan selalu masuk ke gang tersebut entah itu pemilik rumah atau mereka akan pergi kemana tapi tidak mungkin mereka pemilik rumah karna setahu nya rumah itu kosong beberapa tahun ini tapi pemilik toko ini pun tidak menelusuri dan tidak ingin tahu tentang hal itu.  Mendengar semua itu Abdi rasa cukup dan memutuskan untuk mencari tahu tentang kebenaran rumah dan anak buah Abdi yang ada disana, Abdi akan mencoba menelusuri tempat itu tapi sebelum itu Abdi tak ingin gegabah pertama abdi kembali melanjutkan dulu perjalananya ke rumah Lenty selanjutnya meminta bantuan Delle untuk menelusuri tempat itu Abdi pun harus hati-hati dalam hal ini karna ini berurusan dengan anak buah Ruy tentu ada sangkut pautnya dengan yang terjadi kepada Lenty, bisa saja Abdi menekan anak buah Ruy untuk bicara yang telah mereka lakukan terhadap Lenty dan akan menjadi sebuah bukti untuk bisa menangkap Ruy. Beberapa jam kemudian sampai lah Abdi di rumah Lenty, keluarga Lenty sudah mulai membersihkan Rumah Lenty Abdi pun langsung menghampiri Lenty dan keluarganya sedikit berbincang dan memberikan makanan yang sudah Abdi beli dan langsung menggantung jaket, Abdi langsung membantu membersihkan kediaman Lenty, saat sedang bekerja Abdi tak bisa berkonsentrasi dan terus saja memikirkan tentang dimana saat Abdi melihat anak buah Ruy Abdi jadi tidak sabar ingin menuntaskan masalah ini agar Abdi bisa segera menemukan bukti bahwa Ruy bersalah, Abdi terus saja berfikir dan tiba-tiba tanpa sengaja menjatuhkan sesuatu. " Di, Abdi dari tadi juga aku panggil kamu ngga nyaut-nyaut,"begitu kataku sambil agak membentak Abdi. " Astaga, iya, iya Len maaf kamu bicara apa tadi, aku melamun jadi tidak mendengar kamu maaf,"Abdi pun menjawab sambil agak kaget. " Kamu kenapa Di? Kamu kurang sehat dari tadi aku perhatiin kamu dari tadi terus saja melamun aku khawatir ada apa-apa Di,"aku pun mengkhawatirkan Abdi. " Engga Len aku engga apa-apa aku cuma sedikit pusing saja karna panas Len nih keringat aku jadi banyak juga panas hehehe,"Abdi sambil mengipas keringat nya yang membasahi mukanya. " Yaudah kita istirahat dulu yah Di, kamu minum dulu biar kamu engga benjir keringat seperti ini, nih minum duku,"kataku sambil menyodorkan air minum ke Abdi dan pergi untuk berteduh. Abdi dan Lenty pun mencari tempat yang sejuk untuk beristirahat, dan bilang ke papahnya akan rehat duku sejenak sambil duduk Lenty pun bertanya tentang bagaimana Delle memulai pekerjaanya di perusahaan Lenty apakah baik saja dan tidak ada hal yang membuatnya terganggu, Lenty bertanya seperti itu sontak itu membuat Abdi tersedak mendengar pertanyaan itu. " Lho Di kamu kenapa? Pelan-pelan Di biar kamu tidak tersedak gimana sih kamu kenapa? Kamu kaget aku tanya seperti itu?"aku pun bertanya. Mendengar pertanyaan itu dari Lenty Abdi pun sedikit kaget karna kenapa Lenty bertanya hal itu, sempat terpikir Abdi bicarakan saja apa yang sudah dia bicarakan dengan Delle tapi jika Abdi menceritakanya sekarang ke Lenty bisa saja Lenty penasaran dan tak sabar untuk mendengar semuanya sehingga orang tua Lenty curiga dengan sikap Lenty, Abdi pun berpikir untuk kembali menahan diri agar tidak menceritakan dulu pembicaraanya dengan Delle untuk saat ini, Abdi pun mengelak. " Ehmm, enggak Len maaf ya tadi aku lagi minum banget aku pengen batuk jadi aku tersedak,"jawab Abdi sambil masih bernafas terengah-engah. " Kamu ko aneh banget sih Di, aku kan bertanya hal yang biasa saja,"ucapku kembali sambil penasaran seperti ada yang aneh dengan sikap Abdi. " Iya Len maaf engga apa-apa ko tadi aku hanya tersedak saja, tentang Delle dan pekerjaan di perusahaan kamu dia belum belum bercerita apa-apa ko dan seperti nya berjalan normal-normal saja Delle tidak mengalami hambatan apapun,"jawab Abdi sambil tersenyum. " Oh ya bagus lah kalau seperti itu, tapi Di menurut kamu apa tidak apa-apa Delle yang bekerja disana apa Ruy tidak akan curiga terhadap Delle?"tanya ku penasaran. " Iya Len kita doakan saja semoga Delle bisa membantu kita, jika soal itu kamu tenang saja ya Len aku sudah bicara dengan Delle agar dia berhati-hati dalam hal ini dan tentunya aku juga sudah bicarakan tentang Ruy kepada Delle agar Delle tau seperti apa Ruy,"ucap Abdi meyakinkan aku. " Ya syukur lah di kalau kamu sudah menceritakan semuanya ke Delle, ya semoga Delle bisa bantu kita ya Di,"ucapku sambil mengelus punggung Abdi. Lalu Abdi pun bilang dan mengajak Lenty untuk melanjutkan pekerjaanya agar cepat selesai mereka pun kembali bekerja beberapa jam kemudian Lenty bilang akan ke dalam untuk mengambil minuman belum masuk Abdi pun memanggil dan mengatakan tolong sambil masukan jaket Abdi ke dalam agar tidak kotor Lenty pun mengambil jaket Abdi dan masuk lalu menyimpan jaket Abdi di kursi tanpa sengaja Lenty membuat ponsel Abdi terjatuh lalu mengambilnya berniat memasukan kembali ponsel Abdi ke jaketnya tapi sebelum itu karna penasaran Lenty melihat pesan yang dan di ponsel Abdi tapi Lenty tidak mendapatkan hal yang aneh tapi setelah Lenty melihat ke dalam kontak percakapan ada nama Delle yang kemarin malam menghubungi Abdi. Lenty pun berfikir apa yang di bicarakan Delle kepada Abdi tapi tadi saat Lenty bertanya tentang Delle dan pekerjaanya di perusahaan Lenty Abdi bilang bahwa Delle belum berbicara apa-apa dan belum memberi kabar apapun tentang pekerjaan ke Abdi Lenty pun sempat berfikir bahwa Abdi sudah membohonginya Lenty pun tidan langsung mengambil keputusan sendiri, tiba-tiba papah Lenty memanggil dan bertanya mana air yang akan Lenty bawakan Lenty pun tanpa banyak berfikir langsung menyimpan ponsel Abdi dan membawa minum yang Lenty bilang. Lenty pun keluar sambil membawakan air minum yang diminta, Lenty berpikir untuk menanyakan hal yang bersangkutan dengan pembicaraan nya bersama Delle tapi Lenty meliha Abdi terlihat cape karna membantu di rumahnya Lenty pun tak ingin membuat Abdi tambah lelah dengan pertanyaan yang dia lontarkan maka dari itu Lenty tidak membicarakan nya dulu dan mengajak Abdi untuk beristirahat dan minum karna sudah lama juga Abdi belum berhenti bekerja Abdi pun turun dan beristirahat kembali Lenty pun kembalielihat Abdi yang sepertinya kelelahan karna muka nya sedikit pucat. " Sayang nih minum dulu, kamu cape banget ya? Lama kamu tadi bereskan rumah sampai ga masuk-masuk untuk minum, kamu tuh ga boleh gtu sayang kamu juga harus pentingkan kesehatan kamu kalau kamu nanti sakit gimana?"ucapku sambil sedikit menggoda Abdi dan mengusap keringat nya. " Ciee, pah liat yang udah dapet restu sekarang udah mulai terang-terangan mesra loh pah,"mamahku bilang seperti itu. " Iya mah, bagus lah kalian cocok kalian akur terus lagi kita pun jadi senang melihatnya, terus seperti ini ya Abdi papah titip Lenty,"ucap papahku. " Hehehe apaan sih Len, bu saya jadi malu, saya pasti akan terus seperti ini dan pasti terus menjaga Lenty pak,"ucap Abdi. " Makasih ya sayang aku percaya sama kamu, tapi kamu ko ga manggil aku sayang sih ih aku udah manggil kamu sayang juga Di kamu gimana sih,"ucapku sambil pura-pura kesal. " Ehh iya iya sayang nih aku panggil sayang nih sama kamu sayang senyum lagi dong sayang jangan cemberut,"Abdi pun menggodaku dan memegang pipiku agar tersenyum. " Hahaha liat kan mah Lenty mulai manja tuh, Abdi enggak bales manggil sayang Lenty malah cemberut,"papahku sambil menertawakanku. Lalu setelah candaan itu kita pun membereskan peralatan dan berencana untuk melanjutkan pekerjaan esok hari, semuanya sudah beres kita semua sudah membersihkan diri lalu mamah menyiapkan hidangan untuk kami makan bersama aku pun membantu mamahku menyiapkan makanan, Lenty melihat Abdi melihat ponsel nya dan setelah dia melihat ponselnya Abdi terlihat seperti memikirkan sesuatu Lenty berpikir apakah ini ada hubungan nya dengan percakapanya dengan Delle apa Abdi menunggu seseorang untuk menelponya atau bahkan menunggu Delle yang menghubunginya tapi Lenty tak cepat menyimpulkan sesuatu Lenty pun fokus saja membantu mamahnya menyiapkan makanan, beberapa saat Lenty pun selesai membantu mamahnya dan menaruhnya di meja makan lalu semuanya berkumpul dan makan malam bersama.  Di saat kita sedang makan Abdi pun bicara pada Lenty bahwa besok tidak apa-apa kan jika Abdi tidak datang membantu di rumah Lenty karna Abdi bilang ada pekerjaan yang harus dia selesaikan besok tentu saja Lenty bilang tidak apa-apa Abdi tidak membantu besok karna pekerjaan nya juga sudah hampir selesai jadi tidak apa-apa Abdi tidak membantu tapi Lenty berfikir aneh kenapa Abdi tidak akan datang dan berkata ada pekerjaan yang harus Abdi kerjakan padahal kan beberapa hari ini Abdi terlihat santai terhadap pekerjaan dan tidak ingin bekerja dulu masih fokus terhadap urusanku, Lenty pun merasa ada yang aneh tapi Lenty mengingat kembali ada panggilan masuk dari Delle Lenty kira mungkin Delle yang meminta bantuan sehingga Abdi tidak mungkin menolak permintaan tolong Delle Lenty pun berfikir positif seperti itu dan tentu saja karna Lenty mengira seperti itu tak ada lagi yang harus di curigai Lenty. " Pak, bu maaf untuk besok saya tidak bisa membantu disini karna saya besok ada pekerjaan yang harus saya kerjakan,"Abdi pun berbicara mengenai keperluanya besok ke orang tua Lenty. " Ohh iya Abdi tidak apa-apa tenang saja lagi pula pekerjaan nya juga sudah hampir selesai termakasih kamu sudah membantu kita disini ya Abdi,"jawab papahku. " Tapi ngomong-ngomong kamu ada pekerjaan apa Di?"tanya mamahku. " Tadi pagi sebelum kemari saya kan beli makanan dulu kebetulan sebelah toko makanan yang saya beli itu toko langganan yang selalu pakai jasa antar kesaya dan tadi katanya besok bisa mampir ke rumahnya? Jika bisa dia minta bantuan besok untuk mengantarkan nya ke desa dia tinggal dan sekaligus ada urusan penting untuk pendidikan anaknya, dia berkata seperti itu tadinya saya mau menolaknya karna saya sedang ada pekerjaan disini tapi mendengar urusan penting untuk anaknya dan beliau adalah pelanggan setua saya untuk menolaknya saya merasa canggung untuk menolaknya saya pun berkata bersedia untuk mengantarkanya, jadi mohon maaf pak besok saya tidak bisa membantu dulu pekerjaan disini, jika besok saya tidak terlambat pulang saya akan berkunjung setelah saya pulang,"begtu kata Abdi, sambil menceritakan semuanya. " Tidak apa-apa di bagus kamu membantu orang apalagi dia punya urusan penting dan untuk anaknya, kamu tudak usah khawatir keadaan disini kan ada kita disini,"mamahku pun menjawab. " Iya Di tidak apa-apa kamu pergi saja tidak usah khawatir apalagi khawatirkan keadaan Lenty tenang ada kita yang menjaganya, Lenty akan baik-baik saja percaya sama kami, ya kan Len?"ayahku berkata sambil sedikit tertawa menggodaku. " Ihh apaan sih pah gausah berkata seperti itu juga kali, lagi pula papah tidak berkata seperti itu juga Abdi sudah pasti percaya kalian akan jaga aku kan Di,"aku pun menjawab. " Hehehe iya pak saya percaya dan pastinya kalian akan menjaga Lenty lebih baij dari pada saya, iya baik pak, bu terimakasih,"ucap Abdi. Setelah obrolanya selesai kita pun lanjut ke makanan, Lenty diam-diam memperhatikan Abdi dan tetap saja meskipun Abdi bilang tidak apa-apa Abdi terlihat lain dari biasa nya hari ini Abdi terlihat lebih banyak melamun entah ada masalah apa, Lenty teringat perkataan Abdi yang mengatakan bahwa dia ada pekerjaan dan pekerjaanya itu ditawarkan oleh pelanggan setia jasa Abdi yang berada di dekat toko makanan berarti Abdi bukan bekerja dengan Delle dan panggilan dari Delle ke ponsel Abdi itu tentu bukan membahas pekerjaan yang Abdi maksud tadi nya Lenty sempat berfikir bahwa panggilan Delle ke ponsel Abdi yang Lenty lihat membahas tentang pekerjaan Abdi tapi setelah mendengar ini tentu Lenty berpikir lain. Lenty pun kembali berfikir tentang hal ini ingin Lenty bertanya tentang hal ini ke Abdi tapi Lenty tak ingin jika orang tuanya menganggap bahwa ada masalah diantara Lenty dan Abdi maka Lenty pun bertanya tapi menunggu saat yang tepat saat orang tua Lenty tak melihat, Lenty pun berencana menanyakan hal ini saat nanti Abdi akan pulang ketika Lenty mengantar Abdi keluar dan keluarga Lenty di dalam rumah sehingga keluarga Lenty tak akan mendengar atau melihat pembicaraan Lenty ke Abdi, waktu cepat berlalu hari pun sudah mular larut Abdi pun izin pulang ke orang tua Abdi dan membicarakan tentang besok Abdi tidak bisa datang membantu setelah itu Abdi pamit berjalan keluar dan Lenty pun bilang akan mengantar Abdi keluar. " Mah, pah aku antar Abdi ke luar ya,"aku pun sambil mendekati Abdi yang berjalan ke luar. " Di kamu hati-hati ya, di jalanya jangan ngelamun terus,"Aku pun bicara seperti itu. " Iya Len enggak akan ko,"Abdi pun menjawab. " Tunggu Di sebelum kamu pergi aku mau tanya, kamu enggak apa-apa? Daritadi aku perhatiin kamu loh Di dan jujur kamu tuh enggak seperti biasanya Di aku perhatikan selama di meja makan tadi kamu tuh diem dan terlihat terus saja melamun, dari situ aku mencoba berfikir positif Di aku pikir kamu cape tapi tetap Di terlintas di pikiran bahwa kamu itu memiliki beban yang sedang kamu khawatirkan dan yang kamu pikirkan sehingga kamu terbebani sampai kamu terus saja melamun memikirkan hal itu, aku khawatir, aku bertanya ada apa dan kamu kenapa Di?"aku pun tegas bicara dan bertanya seperti itu dengan ekspresi yang khawatir akan kondisi Abdi. " Aku enggak apa-apa Lenty sayang aku cuman mikirin aja besok gimana soalnya aku izin tadi ke orang tua kamu soal besok aku tidak bisa bantu kamu disini sebenarnya aku merasa enggak enak Len makanya aku nyoba mikirin bagaimana caranya aku bisa tetap bantu disini, apakah aku pulang agak cepat lalu aku langsung bantu keluarga kamu disini atau bagaimana, aku dari tadi memikirkan hal itu Len, tapi maaf ya aku mikirin itu sampai kamu melihat aku yang terus saja melamun maaf ya sayang,"Abdi pun bicara seperti itu. Entah benar atau tidak tapi dalam hati Lenty tetap saja merasa ada yang mengganjal Lenty tetap merasa tidak enak hati mendengar apa yang Abdi bicarakan. " Jujur Di sekarang entah aku harus percaya atau tidak sama kamu tapi mendengar penjelasan kamu aku merasa itu tidak benar, kamu memikirkan soal besok ga bisa bantu disini sampai seperti itu se-begitu keras nya kamu memikirkan hal itu sampai dari tadi siang aku perhatikan kamu sudah terus saja melamun Di, apa se-berat itu kamu memikirkan soal besok? Di aku ngeliat ko di ponsel kamu ada panggilan dari Delle aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan dengan Delle tadi nya aku berfikir Delle menghubungi kamu mbahas tentang pekerjaan kamu besok, aku kira Delle yang meminta bantuan ke kamu besok untuk membantu pekerjaanya Di tapi setelah tadi kamu bicara yang kamu akan bantu adalah langganan jasa kamu tentu saja sekarang aku berfikir lain Di, aku tidak suka kamu bohong Di aku ga bisa terima,"Aku pun dengan tegas berbicaran seperti itu dengan sedikit menahan tangis karna kecewa dengan sikap Abdi. " ok iya iya Len udah cukup maafin aku Len iya udah kamu gausah bicara lagi kamu melihat ada panggilan dari Delle di ponsel aku iya Len kemarin saat kamu tanya bagaimana pekerjaanya di perusahaan kamu aku bilang tidak ada apa-apa, baik sekarang aku akan bicarakan semua Len sebenarnya Delle menghubungi ku dan menceritakan bahwa Delle ingin bertemu dan membicarakan sesuatu dan tentu saja aku bilang untuk Delle datang ke rumah ku Di rumah Delle membicarakan bahwa Ruy dengan tenang tanpa ada keraguan atau takut Ruy dengan tenang nya menghampiri Delle dan berbincang dengan Delle tapi untungnya Delle sudah kita beri tahu bagaimana kondisinya dan Delle biasa saja menanggapi nya seoah-olah Delle tidak tahu apa-apa tentang masalah kamu yang dibuat Ruy sehingga Ruy seperti tidak curiga terhadap Delle, seperti itu Len aku sudah jujur sama kamu maafin aku Len sudah menutupi hal ini,"Abdi pun memotong pembicaraan ku dan langsung saja mengaku dan membicarakan hal yang dibicarakanya dengan Delle. " Apa tujuan kamu menutupi ini semua Di? Aku tidak berhak tahu masalah ini sampai kamu menutupi ini dari aku? Ini masalah aku Di inti dari masalah ini adalah aku Di tapi kamu kenapa menyembunyikan ini dari aku? Apa kamu berfikir aku tidak berhak tau tentang hal yang kalian bicarakan yang membahas tentang masalah aku Di begitu maksud kamu Di?"aku pun terus saja berbicara dan memojokan Abdi. " Engga Len oke Len cukup sudah, aku minta maaf ya aku akui aku salah sudah menyembunyikan ini dari kamu Len tapi kamu harus tau kamu harus dengarkan alasan kenapa aku menyembunyikan hal ini dari kamu, ak melakukan hal ini karna orang tua kamu Len aku tak ingin mereka mengetahui masalah ini karna ini pembicaraan yang menyangkut Ruy, kamu bisa bayangkan bagaimana jika orang tua kamu tau masalah ini menyangkut Ruy dia yang sudah bersikap jahat terhadap kamu, itu yang aku pikirkan Len sehingga aku menyembunyikan hal ini dari kamu Len, kamu ngerti kan sayang tujuan aku ini bukan untuk membohongi kamu tapi untuk kebaikan kamu dan kita Len,"tegas Abdi menceritakan semuanya dengan sikap yang tenang sehingga aku pun bisa tenang. Lenty pun bingung dan hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun dengan muka yang sedikit pucat, antara percaya dan tidak percaya dengan yang di katakan Abdi tapi jika Lenty tak percaya memang nya Lenty punya bukti apa lagi dan jika ini tidak benar Abdi bisa bohong seperti apa lagi jika Lenty sudah bilang seperti ini, di sisi lain Lenty memikirkan perkataan Abdi yang bicara bahwa Abdi menutupi semua ini dengan alasan yang baik yaitu agar orang tua Lenty tak mengetahui masalah Lenty yang bersangkutan dengan Ruy, tentu saja Lenty langsung berfikir kembali dan Abdi memang tidak salah menyembunyikan hal ini karna tak ingin orang tua Lenty mendengar hal ini, hanya cara Abdi saja yang membohongi Lenty yang kurang Lenty sukai. " Aku mengerti kata-kata kamu Di dan aku paham alasan kamu tapi apa tidak bisa jika kamu mengajak aku untuk berbicara berdua untuk membicarakan hal ini, aku kira itu bisa dilakukan Di dan kamu tidak perlu membohongi aku tentu saja aku tidak akan merasakan kecewa sama kamu Di,"ucap ku dengan nada yang masih keras pada Abdi. " Len apa harus di keadaan seperti ini saat kamu, orang tua kamu, kita sibuk untuk mempersiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan keluargaku? Jika aku mengajak kamu berbicara berdua dengan tempat yang masih orang tua kamu bisa tau apa mereka tidaj akan curiga? Apa mereka tidak akan bertanya-tanya kenapa harus berdua dan kenapa agak jauh dari mereka seolah-olah menyembunyikan sesuatu dari mereka dan jika aku mengajak kamu keluar untuk pergi dari rumah kamu apakah aku bisa di sebut menghargai usaha orang tua kamu? Orang tua kamu sibuk berbenah tapi aku malah mengajak kamu pergi meskipiun sebentar apa aku harus seperti itu? Tidak Len aku menjaga perasaan dan pemikiran orang tua kamu maka dari itu aku menyembunyikan ini terlebih dahulu dan akan menceritakan nya pada saat waktunya tepat bukan untuk membohongi kamu itu tujuan aku Len, jika menurut kamu itu tetap salah baik aku megaku aku minta maaf sama kamu Len,"Abdi pun dengan nada yang biasa dan tetap sabar menghadapi aku yang berbicara dengan agak kesal kepada Abdi. " Aku kesal Di, aku khawatir sama kamu, aku tidak benci sama aku tapi aku khawatir melihat kamu yang dari awal datang sampai kamu berkumpul bersama keluargaku kamu hanya diam dan terus melamun aku tak ingin kamu seperti itu aku takut kamu sedang memiliki masalah yang berat Di aku tak ingin seperti itu Di kamu bisa paham dan mengerti sikap ku kan Di? Maaf aku membentak bicara dengan nada yang tidak enak kamu dengar aku khawatir, aku tak ingin kamu kenapa-napa Di,"aku pun luluh dan menangis setelah sempat membentak Abdi. " Iya baik Len tidak apa-apa aku mengerti maksud kamu Len kamu tidak usah minta maaf aku yang salah Len kamu enggak salah justru aku senang kamu menghawatirkan aku sampai marah dan menangis untuk mengingatkan aku, makasih Len sekarang sudah ya jangan menangis lagi maafin aku ya Len,"Abdi pun menjawab seperti itu dan menenangkan aku yang masih menangis. " Aku tak ingin kamu berbohong bagaimanapun, masalah yang kamu hadapi ini masalah yang menyangkut aku Di bahkan aku lah orang utama yang menjadi inti dari masalah ini, jadi apapun yang kamu hadapi akyu berhak mengatahuinya,"ucapku tegas kepada Abdi. " Iya Len iya baik aku tak akan lain kali aku tak akan bohong, tapi meskipun seperti itu aku akan tetap terus menjaga rahasia ini aku tak ingin orang tua kamu tahu dulu jadi kamu harus mengerti juga ya Len bagaimana situasinya,"Abdi pun tetap dengan sikap luluh nya menenangkan aku. Karna hari sudah sangat larut Abdi pun pamit untuk pulang dan bicara kembali tentang besok, sebelum Abdi pergi Lenty bicara kembali bahwa Lenty ingin tahu tentang apa yang di bicarakan Delle kepada Abdi dan Lenty pun masih penasaran tentang kegiatan Abdi besok apa benar Abdi ada pekerjaan atau Abdi masih belum jujur sepenuh nya terhadap Lenty, Abdi pun berkata jujur Abdi bukan bekerja tapi Abdi harus ke entah apa namanya tapi Abdi juga mengatakan karna disana ada seseorang yang bisa di jadikan petunjuk Abdi melihat anak buah Ruy yang terlibat dalam kejadian yang menimpa Lenty jadi Abdi berfikir untuk mencoba mengusut masalah yang menimpa Lenty, Abdi sudah mengatakan dengan jujur apa yang akan Abdi lakukan dan tak ada yang Abdi sembunyikan lagi dari Lenty Abdi pun meminta agar Lenty tak berfikir aneh dan Abdi tak akan mebawa Lenty dalam hal ini biarkan Abdi yang mencoba mengusut hal ini. Lenty kembali bertanya kenapa Lenty tidak bisa ikut mengusut masalahnya sendiri tentu saja Abdi bilang tidak karna Abdi tak ingin Lenty mengalami musibah kembali bagaimana pun yang akan Abdi selidiki adalah anak buah Ruy jika Lenty ikut tentu anak buah Ruy akan sangat kenal dengan wajah Lenty tapi tidak dengan Abdi meskipun pada saat kejadian Abdi sempat di hadang anak buah Ruy tapi Abdi menutup bagian wajahnya sehingga bisa saja Abdi tak dikenali anak buah Ruy, dengan alasan itu Lenty berfikir kembali dan benar apa yang di bilang Abdi jika Lenty ikut itu bukan membantu tapi akan membuat masalahAbdi bertambah, Lenty pun tidak bersikeras untuk ikuti Abdi Lenty mengerti tujuan Abdi dan hanya menunggu saja kabar dari Abdi, Lenty hanya bisa mendoakan Abdi dalam pekerjaanya, Lenty pun membiarkan Abdi pulang dan beristirahat. Abdi pun pergi pulang, di perjalanan Abdi berfikir tentang tempat yang di datangi anak buah Ruy tempat apa sebenarnya itu, Abdi merasa sangat penasaran tentang hal itu dan berfikir bagaimana jika Abdi mendatangi kembali tempat itu dengan diam-diam berharap ada jalan untuk Abdi mendapatkan sebuah bukti Abdi pun pergi ke tempat tersebut, beberapa menit kemudian Abdi sampai tidak jauh dari tempat anak buah Ruy masuk Abdi menyimpan motor nya lalu pelan-pelan masuk menyelinap ke gang yang di lalui anak buah Ruy sampai lah Abdi di dekat sebuah rumah yang agak besar, Abdi tak langsung mendekat ke rumah tersebut tak ingin ada yang melihat nya jadi Abdi mengamati setiap jalan dan penjuru tempat tersebut memastikan tak ada orang yang melihat nya. Tak lama kemudian Abdi mendengar suara banyak orang bersorak gaduh Abdi mendengar sepertinya suara itu berasal dari rumah besar tersebut, Abdi mengendap-ngendap mendekati rumah tersebut berusaha melihat ke dalam dari jendela tapi belum sempat melihat ke dalam rumah Abdi lihat dari kejauhan seperti ada cahaya yang mendekatinya saat di lihat lebih jelas ternyata itu memang cahaya yang berasal dari lampu senter Abdi pun sembunyi tak ingin ketahuan, malam itu karna sudah larut ada orang yang berkeliling berjaga di tempat itu tak ingin mengambil resiko Abdi pun bergegas saja kembali dimana Abdi menyimpan kendaraanya dan langsung saja pergi. Dalam perjalanan Abdi tetap saja memikirkan tentang rumah tersebut penasaran dengan apa yang sedang di lakukan di dalam, tak mungkin rumah itu kosong karena tadi Abdi mendengar sorak-sorai seperti banyak orang di dalam entah apa yang di lakukan tapi sudah lah Abdi lebih baik fokus ke jalan yang sedang di lalui bahaya jika sampai Abdi melamun, di perjalanan Abdi tentu kembali terpikir untuk kembali ke rumah tersebut dan melihat lebih jelas apa yang sebenarnya ada di rumah tersebut Abdi pun berfikir seperti itu tapi Abdi tentu tak bisa sendiri melakukan hal itu Abdi langsung saja pulang sejenak melupakan tempat tersebut, sesampai nya di rumah Abdi istirahat duduk sebentar sambil kembali merenungkan sesuatu yang berhubungan dengan rumah yang sedang di perhatikanya. Saat dia sedang fokus memikirkan tentang anak buah Ruy Abdi pun teringat tentang hubungan nya bersama Lenty yang sebentar lagi akan melangsungkan sebuah lamaran Abdi pun dilema memikirkan itu yang awalnya Abdi fokus terhadap rencana lamaran nya sekarang pikiran Abdi menjadi lebih memikirkan tentang rencananya menangkap anak buah Ruy, Abdi geram terhadap Ruy dan anak buahnya sehingga sangat ingin cepat mengadili Ruy atas semua kelakuannya terhadap Lenty, meskipun begitu Abdi tetap berfikir jernih tak ingin tergesa-gesa dan ceroboh dalam hal ini kembali Abdi pun menenangkan diri nya dan fokus terhadap tujuan awalnya hanya saja sekarang Abdi sedikit memikirkan masalah rumah yang sedang di intainya. Serasa sudah cukup Abdi memikirkan semuanya Abdi pun sudah di buat pusing memikirkan rencananya, Abdi beristirahat malam itu, keesokan harinya Abdi terbangun dari tidurnya dan melihat hari sudah menjelang siang Abdi pun beranjak dari tempat tidur dengan terburu-buru untuk bersiap-siap pergi mencari informasi tentang kediaman tersebut, Abdi pun siap pergi tapi sebelum pergi ke tempat tersebut Abdi menghubungi Delle mengajak Delle bertemu terlebih dahulu untuk membicarakan sesuatu yang tidak lain tidak bukan tempat yang Abdi lihat di datangi oleh anak buah Ruy, Abdi pun mengajak Delle untuk bertemu saat jam makan siang saat Delle beristirahat dari kerjanya Delle diminta bertemu di senuah tempat makan dengan Abdi, sekarang Abdi pergi ke toko makanan yang tidak jauh dari tempat Abdi melihat anak buah Ruy. Beberapa saat kemudian Abdi pun sampai di tempat dimana Abdi membeli makanan, Abdi pura-pura pergi ke warung yang berada tak jauh dari posisi Abdi sekarang, Abd pura-pura memesan sebuah minuman dan berdiam diri disana berharap ada orang yang tau tentang rumah tersebut Abdi tak akan bertanya tapi Abdi hanya akan menguping pembicaraan orang-orang disana dan kebetulan keadaan di warung itu pun sedang agak ramai orang yang minum dan berbincang bahkan bisa di bilang siang ini banyak orang seperti sedang bernegosiasi, Abdi santai saja sambil minum dan tanpa di duga terdengar orang yang di sebelah Abdi sedang membicarakan tentang sebuah rumah yang di jadikan sebuah basecamp untuk berjudi dan Abdi pun mendengar pria itu bicara tak lupa Abdi merekam percakapan orang tersebut agar tidak ketahuan Abdi sedang merekam Abdi pura-pura sedang melakukan sebuah panggilan sudah siap dengan alat perekam nya Abdi mencoba lebih dekat agar suara nya lebih jelas saat di dengarkan kembali dengan meletakan ponsel Abdi lebih dekat ke pria sebelahnya, terus saja berbincang si pria ini berkata tempat itu tidak jauh dari sini dan memang saat siang hari tempat itu sepi seperti tempat tak berpenghuni tapi saat malam tiba banyak orang yang datang ke tempat tersebut tentu dengan diam-diam agar tidak ada warga yang tahu bahwa ada kegiatan tersembunyi di rumah tersebut. Terus saja dengan santainya Abdi duduk sambil minum sehingga tak ada yang tahu Abdi sedang mencari informasi tentang rumah yang sedang Abdi perhatikan di sela-sela mereka berbincang Abdi mendengar pria yang sedang berbincang ini berkata bahwa di rumah ini juga ada seorang pengusaha textile yang sukses yang suka ikut sekaligus adalah pemilik rumah tersebut tapi saat sedang menguping hal tersebut ponsel Abdi tiba-tiba berbunyi ternyata Delle yang menghubungi Abdi, Abdi pun bergegas menerima panggilan dari Delle dengan agak kaget Abdi pun kembali bersikap tenang tak ingin ada yang curiga terhadap Abdi, untung nya Abdi bisa mengalihkan perhatian mereka agar tidak curiga terhadapnya, Delle pun bertanya pada jam berapa akan bertemu dan Abdi pun berkata akan berangkat sekatang untuk bertemu dengan Delle di tempat yang sudah di tentukan. Abdi pun membayar minumanya lalu keluar dari tempat itu padahal orang yang di sebelah Abdi sedang menceritakan orang yang memliki usaha textile, Abdi belum tau siapa orang itu tapi jika dipikir orang yang mempunyai usaha textile yang sudah sukses Ruy juga merintis bisnis itu tapi Abdi tidak berfikir sembarangan dulu karna belum jelas juga bukti yang sedang Abdi kumpulkan, Abdi pun berangkat menemui Delle beberapa saat kemudian Abdi pun sampai di salah satu tempat makan yang terlihat Delle sudah menunggu Abdi tempat duduk langsung saja Abdi menghamipiri Delle. " Hey Di, akhirnya sampai juga nih calon pengantin gimana Di lancar persiapanya, ayo duduk dulu kita sambil makan dan minum,"Delle pun dengan bercanda menyambutku, dan langsung memanggil pelayan. " Hah kau ini Delle bisa saja bercanda, iya makasih Delle, sorry nih aku lama tadi ada sedikit pekerjaan dulu diperjalanan kamu sudah lama nunggu?"aku pun bertanya seperti itu. " Santai saja kawan aku belum lama sampai ko, ada apa Di ada yang bisa aku kerjakan lagi?"tanya Delle sambil memesan makan dan minuman untuk kita. " Yaah sebenarnya ada tapi sebelum ke inti pembicaraan aku ingin tahu mengenai pekerjaan kamu Delle, apa ada hal yang perlu aku dengar mengenai orang itu? Apa dia berkata sesuatu lagi padamu Delle? Atau ya sekedar basa-basi bertanya soal keadaan disitu?"aku pun langsung bertanya dan tak menyebutkan nama Ruy karna sedang di tempat umum. " Oh ya tentu Di aku akan ceritakan tapi belakangan ini dia tidak terlihat dan tak berkunjung lagi ke tempatku pulang ataupun aku datang ke tempat kerjaku, aku tak melihatnya,"Delle pun mengatakan seperti itu. " Baik lah jika seperti itu bagus tapi kau harus tetap berhati-hati jika nanti dia berbicara apapun padamu Delle,"aku pun kembali memperingatkan Delle. " Ya tentu Di aku akan hati-hati karna sudah mendengar semuanya darimu"Delle menjawab. " Baik sekarang aku akan bicarakan inti pembicaraan ini kau dengarkan saja dulu, kemarin saat aku ingin ke rumah Lenty aku berhenti di sebuah toko makanan, aku masuk membeki makanan setelah aku selesai membeli sesuatu dan keluar aku melihat 2orang anak buah Ruy aku sempat membuntuti sampai aku berhentu mengukuti mereka karna mereka masuk ke sebuah rumah yang posisi rumahnya masuk ke sebuah gang, aku pun mencoba melihat ke dalam rumah tersebut tapi karna itu siang hari aku pun tak mungkin memgendap-endap, tak ingin ada yang melihat akupun pergi dan berniat kembali ke rumah tersebut saat malam hari dimana kondisi sekitar sepi karna sudah malam, keesokan harinya malam hari aku pun kembali ke rumah tersebut dan benar saja keadaan disana sepi hanya saat aku dekat rumah itu aku mendengar sorak-sorai orang-orang entah sedang ada apa aku yakin suara itu berasal dari rumah tersebut aku pun kembali mencoba melihat ke dalam tapi saat aku mencobanya ada beberapa warga yang berjaga keliling di komplek tersebut aku pun sembunyi sampai mereka pergi, untung nya aku bisa sembunyi dan mereka tidak mengetahui keberadaanku, sayang setelah mereka pergi aku pun tak berniat untuk kembali menyelidiki rumah tersebut karna selain keadaan sudah sangat larut aku takut mereka akan keluar malam itu, aku pun pulang dulu saja dan memikirkan rencana dulu saja agar bisa dengan aman ke tempat itu, Delle aku merasa ada yang aneh di tempat itu dan ada anak buah Ruy juga di tempat itu aku ingin menyelidiki tempat itu tapi tentu tak sendirian aku butuh bantuanmu, bagaimana menurutmu?"panjang lebar aku pun menceritakan semuanya pada Delle dan langsung saja bertanya dia bisa atau tidak membantu dalam hal ini. " Di aku tidak mengira kamu sudah berani seperti itu sendirian, bahkan bisa di bilang kau menyelidiki bisa di bilang tempat persembunyian mereka aku tersanjung mendengar semua ini kamu berani seperti ini untuk Lenty aku kira itulah cinta sejati kawan, tapi jika ini menyangkut Ruy tentu ini akan bahaya Di jika Ruy tahu kau menyelidiki semua ini Ruy bisa saja mencelakaimu Di dan tentu kau tidak bisa ceroboh dalam hal ini, aku sudah mendengar ini dari mu Di dan mana mungkin aku tak ikut dalam hal sepenting ini untuk mu tentu aku akan membantumu dalam hal ini, tak mungkin aku membiarkanmu sendiri dalam hal se-bahaya ini aku pasti membantumu kawan, apalagi kau sudah sampai berani menyelidiki apa yang mereka lakukan, bisa saja ini cara kita menemukan bukti bahwa Ruy bersalah dengan membuat anak buah Ruy membuka mulut atas apa yang telah Ruy dan mereka lakukan terhadap Lenty,"Delle pun dengan senang hati dan tersenyum menjabat tangan ku dan mengatakan Delle siap membantu Abdi. " Wow aku tidak mengira kau bisa satu pemikitan dengan ku Delle aku juga memikirkan ya semoga ini adalah cara kita mencari sebuah bukti atas kebersalahan Ruy agar kita bisa menangkap Ruy dan anak buah mereka, Delle aku besyukur mempunyai sahabat seperti mu yang memliki pikiran yang sama, baik terimakasih sebelum nya entah lah aku harus seperti apa terhadapmu Delle tapi aku pasti akan mengingat kebaikan mu ini kawan,"aku bicara seperti itu dan tentu saja berterima kasih karna Abdi siap membantuku. " Ya tentu Di aku sangat senang jika bisa membantumu apalagi dalam hal penting seperti ini, tapi mungkin ada lagi yang perlu aku dengar dari kamu Di sebelum kita melanjutkan penyelidikan ini?"Delle pun kembali bertanya. " Ya tentu ada aku akan ceritakan semua ini sama kamu Delle, dan setelah penyelidikan ku malam kemarin, tadi pagi sebelum aku kesini aku pun kembali ke tempat tersebut, aku tak langsung masuk dan menyelidiki ke rumah tersebut tapi aku mencoba mendengar kesaksian dari warga sekitar yang ada di dekat rumah itu, dan aku pun diam di jalan dekat gang rumah tersebut kebetulan di dekat situ ada sebuah warung ya seperti restoran untuk minum, aku pun masuk kesitu dan kebetulan di restoran tersebut sedang ada banyak orang yanh sedang munum dan berbuncang bersama temanya, aku pun duduk dan memesan minuman berpura-pura sebagai orang yang hanya ingin minum saja disitu, aku duduk di tempat dimana di sebelahku sedang ada 2 orang pria yang sedang berbincang aku pun sedikit mendengar mereka sedang membicarakan rumah yang ada di dekat sini yang harus memasuki gang dulu sebelum sampai di rumah tersebut aku mengira itu adalah rumah yang aku pikir, aku terus saja menguping pembicaraan mereka dan sudah agak lama mereka berbincang si pria yang terus saja bicara membahas tentang seorang pengusaha textile yang sukses suka datang dan bahkan dia adalah yang mempunyai tanggung jawab di rumah itu, tapi saat mereka bicara tentang itu ponselku pun berbunyi dan kau yang menghubungiku tentu saja aku sedikit kaget dan langsung mematikan rekaman ku lalu mengangkat panggilan mu yang bicara bahwa kau sudah ada disini dan yaah sekarang disini lah kita, tapi saat aku dikuar aku terus saja memikirkan tentang pembicaraan mereka yang menyebutkan seorang pria pengusaha textile orang yang bertanggung jawab atas rumah itu aku bertanya-tanya apakah itu Ruy karna Ruy memiliki usaha textile dan rumah itu dimasuki anak buah Ruy, tapi aku tak langsung berfikir itu benar Ruy karna bukti belum sangat jelas juga, jadi itu lah yang sudah aku dapat dari penyelidikanku dan ini adalah rekaman ku dari tempat tadi minum kau boleh mendengarkannya dulu Delle,"aku pun kembali menjelaskan semuanya ke Delle agar dia tau sejauh mana aku sudah menyelidiki tentang rumah itu sambil menyodorkan rekaman yang aku dapatkan dari tempat minum tadi. Delle pun mendengarkan isi rekaman yang sudah Abdi dapatkan secara diam-diam dari tempat minuman tersebut, Delle mendengar isi rekaman tersebut beberapa saat setelah cukup lama mendengarkan Delle pun mendengar bahwa pria ini berkata jika pemilik perusahaan textile yang sudah sukses adalah orang yang selalu ada ke tempat judi tersebut, mendengar hal itu tentu Delle pun sedikit memikirkan bahwa bisa saja yang di ceritakan pria itu adalah Ruy tapi Abdi kembali berkata jangan dulu menebak orang sembarangan karna bisa saja orang yang yang di ceritakan pria itu bukan Ruy karna di kota seperti ini bukan Ruy saja yang bisa sukses dan mempunyai toko textile, Delle pun membenarkan perkataan Abdi Delle tidak bisa langsung menebak seseorang karna bukti yang Abdi dapatkan belum cukup bahkan jauh dari cukup agar bisa mengadili Ruy, setelah Abdi rasa cukup menceritakan tentang semuanya ke Delle Abdi dan Delle pun sama-sama menyusun sebuah rencana. " Ya jadi itu semua hasil yang udah aku dapetin selama aku menyelidiki tentang ini dan aku rasa ada lebih banyak bukti yang bisa kita dapatkan jika kita bisa memanfaatkan situasi ini kita hanya perlu merancang sesuatu rencana agar bisa menangkap anak buah Ruy, dan mendapat bukti lebih banyak lagi,"Abdi pun berkata seperti itu kepada Delle. " Baik Di tenang jangan terburu-buru kita akan merencanakan sesuatu agar semua yang kita rencanakan bisa berhasil tanpa ada kesalahan, jika kita berbuat satu saja kesalahan ini bisa menyebabkan usaha kita gagal untuk mendapatkan informasi lebih dari anak buah Ruy, mungkin nanti sore kita bertemu lagi Di aku akan datang ke rumah kamu dan membicarakan lagi tentang ini,"Delle pun berkata demikian. " Iya Delle kamu benar kita tidak boleh gegabah dan harus merancang rencana sebaik mungkin agar bisa memanfaatkan keadaan ini, ide bagus Delle lagi pula ini sudah waktunya kamu kembali bekerja nanti sore aku tunggu kamu Delle tapi kita tidak bertemu di rumahku tapi d tempat ku minum tadi pagi sambil aku akan beritahu kamu tentang tempat yang aku ceritakan ini Delle,"aku pun bicara seperti itu. " Oh ya aku mengerti Di dan aku pun setuju untuk bertemu dengan mu di luar rumah, baik bos aku akan pergi bekerja kembali hahaha,"Delle pun kembali sedikit bergurau menjawab perkataan ku. Abdi pun membayar pesanan makanya dan keluar Delle kembali bekerja dan Abdi berfikir sekarang baik nya kemana Abdi pergi, jika Abdi pergi kembali ke tempat yang sedang di intainya untuk apa karna tentu saja siang hari akan bahaya jika Abdi ke rumah yang di sebut sebagai tempat berjudi anak buah Ruy dan temannya bisa saja ada yang mengetahui dan melihat Abdi berada di sana, Abdi pun berfikir lebih baik Abdi pulang ke rumah untuk menenangkan pikiranya dan bersiap memikirkan sesuatu untuk nanti nya pergi ke basecamp anak buah Ruy tersebut, Abdi pun bergegas pulang dan kembali beristirahat sambil berfikir bagaimana cara Dia dan Delle bisa mendapat lebih banyak bukti tentang kebersalahan Ruy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD