Kepercayaan, ke-ikhlasan, dan kejahatan mulai terlihat

3440 Words
Untuk urusan meminta izin kepada keluarga mereka, Abdi tidak menunda-nunda mengingat kondisi Lenty yang sudah hamil duluan, maka dari itu Abdi ingin segera menikahi Lenty sebelum usia kandungan Lenty semakin bertambah, walaupun saat itu Lenty tak bisa bepergian karena kondisinya yang masih belum sangat sehat dan mental Lenty yang masih terganggu jadi Lenty menelpon, mengundang keluarganya agar bisa datang ke rumah Lenty. “Mah gimana kabar mamah dan papah?kalian tidak merasa rindu apa dengan anak gadis kalian?” tanya Lenty sambil sedikit cengengesan. “Lenty anak mamah, kamu yang ga rindu sama kita berdua beberapa minggu kamu sibuk terus,kita baik-baik saja sayang papah mu sedang keluar barusan, kenapa sayang kamu baik baik saja kan?” gurau mamaku yang kegirangan saat aku telepon. “Aku agak kurang baik mah aku kurang sehat, aku menelpon mamah karna aku mau mengundang mamah, dan papah untuk datang kesini mah mau kan? aku ingin di jenguk sama kalian,” jawab ku dengan nada yang agak lemas. “Astaga sayang kamu sakit apa? ya tuhan anak mamah tunggu ya sayang mamah, sama papah pasti datang untuk jenguk kamu, besok kita berangkat ya sayang,” mamah pun agak kaget dan khawatir mendengar keadaanku yang sedang sakit. “Enggak tau mah aku mungkin kecapean karna terlalu sibuk kerja. Iya mah aku tunggu ya mah jangan bohong, yasudah aku tutup teleponya ya mah,” ucapku kepada mamah sambil menutup telepon. Lenty tidak hanya mengundang orang tua nya Lenty pun juga bercerita tentang keadaanya Lenty dan mamah nya bicara lewat telpon dia mengenalkan Abdi dan bilang jika Abdi yang telah berbaik hati merawat Lenty selagi dalam keadaan sulit, bahkan Lenty pun bercerita Lenty sudah sia-siakan Abdi yang tulus ingin menjaganya, Setelah Lenty selesai mengenalkan Abdi dan siapa Abdi untuk Lenty, Lenty pun memberitahu mamah nya jika Lenty sedang hamil tapi yang menjadi permasalahan Lenty sekarang adalah kehamilannya yang bukan hamil anak Abdi, Abdi jadi seperti orang yang ketiban sial karna dia mau bertanggung jawab atas kesalahan orang lain, Abdi ikhlas mau menyayangi Lenty dan anak Lenty yang sedang di kandungnya meskipun bukan anak Abdi. Mamah Lenty pun kaget mendengar hal itu terjadi pada Lenty dan sontak menangis saat mendengar hal itu dia pun menanyakan siapa yang sudah tega melakukan hal sekeji itu pada Lenty, tapi Lenty tak ingin membuat mamah nya lebih terbebani dengan mengatakan siapa pelakunya. Maka dari itu Lenty menutupi nya dan hanya menceritakan bahwa yang melakukan nya bukan orang yang di kenal oleh keluarganya Lenty hanya bilang ada orang tak dikenal menculik dan menyekap nya dan membawanya ke tempat yang jauh lalu memperkosanya sampai dia hamil, tapi untunglah ada Abdi yang bisa membuntuti lalu menyelamatkan Lenty dari orang jahat tersebut ya meskipun Abdi mengalami kesulitan saat membuntuti Lenty karna penjahat itu sempat memukuli dan menahan Abdi agar tidak bisa menyelamatkan Lenty. Lenty sudah terlanjur mendapat masalah tapi bagaimana pun itu musibah yang tidak pernah Lenty duga karna pelakunya selama ini begitu baik dan simpati kepada Lenty, tanpa Lenty ketahui bahwa itu hanya siasat agar Lenty tidak menaruh curiga sedikit pun kepadanya. Sekarang orang tua Lenty pun sudah mengetahui yang di alami Lenty dan Lenty mengatakan untungnya ada seseorang yang tulus menjaga Lenty sehingga semua nya beres dan mamah Lenty pun tidak salah paham terhadap Abdi, Lenty pun menenangkan orang tuanya dan mengatakan bahwa sekarang Lenty dalam kondisi baik setelah beberapa hari istirahat dan ada Abdi yang menemani nya. “Udah mah gausah nangis lagi ya kan aku ngga apa-apa mah aku udah istirahat dan kondisi aku udah baikan ko mah, lagipula aku di temani Abdi beberapa hari lagi aku juga kembali sehat ko mah,” ucapku agar mamah tak terlalu khawatir lagi. Lalu mamah Lenty pun mencoba tegar dan menghapus air matanya agar tak terlihat seperti sudah menangis oleh papah Lenty dan Lenty pun menanyakan apa papah sudah pulang, dan mamah nya pun bilang papah nya belum pulang dan Lenty mengatakan agar mamah nya merahasiakan hal ini dulu ke papah nya untuk saat ini cukup mamah Lenty yang tahu hal ini, karna jika papahnya Lenty tahu tentang hal ini Lenty takut papah salah paham dan langsung menghakimi Abdi yang jelas tidak bersalah. Lenty lantas bicara dan meminta restu kepada mamah nya bahwa Abdi ingin menikahi nya dengan keadaan berbadan dua, dan Lenty ingin mamah satu pemikiran denganya, menutupi kehamilanya ke papah dan merencanakan waktu yang tepat untuk Lenty mengatakan hal ini kepada papah nya agar papahnya dalam kondisi yang siap untuk mendengarkan pembicaraan Lenty. Mamah nya pun memikirkan jika rencana Lenty adalah hal yang baik karena untuk menjaga perasaan dan pikiran papahnya memang harusnya Lenty memberitahu hal ini secara perlahan dan dalam suasana yang tidak terburu-buru maka dari itu Lenty pun mengundang orang tuanya ke rumah nya lalu mengakhiri pembicaraan nya dengan mamah nya. Lenty pun membicarakan hal ini ke Abdi jika Lenty sudah memberitahu dan mengundang keluarga Lenty agar mereka datang, dan orang tua Lenty akan datang ke rumah Lenty besok, Abdi pun menggenggam tangan Lenty sambil mencium kening Lenty yang hanya bisa rebahan di kasur. Keesokan harinya Abdi menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan keluarga Lenty, Abdi pun bergegas membeli bahan makanan untuk makan bersama nanti setelah keluarga Lenty datang tak lupa Abdi bicara terlebih dahulu ke Lenty. Abdi pun membeli bahan makanan ke supermarket terdekat lalu setelah membeli semua perlengkapan, Abdi kembali pulang menemani Lenty kembali, sesampainya di rumah Abdi pun mendekati Lenty. “Sekarang kita bersihkan badan mu ya Len,” ucap Abdi. Lenty pun agak canggung tapi bagaimanapun Lenty harus terlihat siap saat orang tuanya datang. “Iya Di bantu aku ke kamar mandi ya” jawab Lenty. Tapi untungnya Lenty sudah bisa berjalan sedikit-sedikit meskipun dengan agak kesakitan, sehingga tidak terlalu merepotkan Abdi, Lenty pun mandi dan mengganti pakaianya agar terlihat rapi. Tak lama kemudian setelah Lenty selesai menyiapkan dirinya keluarga Lenty datang dan langsung berlari menghampiri dan memeluk Lenty karna khawatir dengan keadaan Lenty. “Ya ampun nak, kamu sudah tidak apa-apa? kamu sakit apa sekarang nak ayo cerita ke mamah,” mamahku dengan sangat khawatir sambil menangis. “Aku tidak apa-apa mah, mamah gausah se-khawatir itu sama aku mah, papah mana mah?” tanyaku sambil menenangkan mamah. “Dia mungkin di bawah karna menyimpan mobilnya barusan, mamah secepatnya lihat kamu nak,” jawab mamahku masih sambil menangis. “Sudah mah jangan nangis terus aku ngga apa-apa mah, aku sudah lebih baik mah,” ujarku kembali sambil menenangkan mamah lagi. Tak lama setelah itu papah Lenty datang bersama Abdi. “Nak gimana keadaan kamu, kata pria ini keadaan kamu sekarang sudah lebih baik, benarkah itu?” papahku sambil meraih tanganku. “Iya pah, apa yang di katakan Abdi benar aku sudah tidak apa-apa pah, aku sudah merasa lebih baik sekarang pah. dimana papah bertemu Abdi pah dan kenapa papah bisa sama Abdi ,” tanyaku pada papah. “Iya tadi saat papah menyimpan mobil papah melihat dia sedang berada di belakang rumah, dan papah melambaikan tangan agar dia mendekat lalu papah sedikit berbincang denganya, ternyata dia yang sudah nunggu kamu selama ini,makasih ya na kamu sudah menunggu dan merawat anak saya,” ucap papahku kepadaku dan Abdi sambil menjabat tangan Abdi tanda berterima kasih. “Iya bagus lah pah kalo sudah tahu namanya Abdi pah dia teman ku yang selalu ikhlas, dan papah juga tahu bahwa dia yang sudah berbaik hati menolong sampai merawatku saat aku tidak enak badan pah,” ujar ku sambil mengenalkan Abdi. “Iya papah bersyukur kamu dapat teman yang baik dan sangat memperhatikan mu, tapi papah juga ingin bertanya Abdi ini dia hanya teman kamu tidak lebih, seperti itu?” papah pun bicara dan bertanya kepadaku seperti itu. “Nanti dulu dong pah, apaan sih papah nanya langsung gtu aja baru datang juga ga mau nanya apa dulu gtu sama anaknya yang lagi sakit,” kataku mengalihkan pembicaraan papahku. “Oh iya iya anaku iya, apa yang sekarang berasa sakit atau ada yang memar ngga sayang?” papahku pun bertanya hal lain. “Sekarang aku udah merasa lebih baik ko pah, kan dari kemarin Abdi nemenin aku saat aku sakit pah, Abdi lho pah yang bantuin aku jadi aku kalo mau apa-apa selalu aja Abdi yang nyiapin pah,” jawab ku. “Bagus lah kalo begitu, papah bersyukur kamu punya temen seperti Abdi yang begitu ikhlas bantuin dan nemenin kamu saat kami ngga bisa ada nemenin Lenty, makasih ya Abdi kamu anak baik saya sangat bersyukur karna ada kamu diantara kami semua,” ucap papahku sambil sekali lagi mengusapku dan menjabat tangan Abdi. Lalu setelah semua selesai ngobrol, Lenty dan Abdi pun mengajak orang tua nya untuk sarapan terlebih dahulu sebelum Lenty bicara jauh ke tujuan mereka mengundang orang tua Lenty. Kita pun sarapan bersama terlebih dahulu lalu kembali ngobrol tentang banyak hal kita bercanda da membicarakan hal dari mulai saat Lenty kecil, hingga dia bisa berkembang menjadi seseorang yang hebat untuk mencairkan suasana agar sebelum ke inti pembicaraan. Setelah selesai makan bersama Lenty pun berencana untuk melanjutkan tujuan kita mengundang orang tua Lenty, kita semua duduk di ruang tengah sambil sedikit bergurau lalu saat itu pun tiba. “Pah, Mah gimana makanan nya enak ngga? Itu Abdi yang masak lho mah dia nyiapin semuanya buat nyambut kalian,” kataku dengan agak menggoda Abdi, Abdi pun hanya tersenyum malu mendengar pembicaraan ku. “Oh ya, ya ampun kamu bisa masak juga ya enak ko enak sayang masakanya, kamu itu bener-bener ya menantu idaman banget kalo gitu bisa masak, baik, terus kamu juga bisa ngerawat Lenty kalo lagi sakit,” mamahku pun memuji Abdi dengan tersenyum senang mendengar perkataanku. “Ah ngga tante berlebihan itu juga aku masak di bantuin Lenty ko dia yang ngasih tau resep biar masakan ku itu di sukai tante,” jawab Abdi dengan agak malu. “Udah ga apa-apa Abdi emang bener ko masakan kamu enak, kalo misalkan kamu mau jadi menantu saya dan melamar Lenty, saya ngga akan akan nolak papah akan langsung setuju,” ujar papahku sambil dia tersenyum senang dan mengusap Abdi. “Beneran nih mah, pah kalian ga bercanda kan sama perkataan kalian?” tanyaku sambil tersenyum kegirangan “Ya bener lah kenapa kita harus bercanda, orang dia udah membuktikan diri kalo dia layak menjadi suami kamu dia bisa bahagiakan kamu, kalo misalkan kamu udah bahagia kamu udah siap jadi istri dia kenapa kita harus menghalang-halangi, kalo Abdi mau ngelamar kamu ya papah setuju dan menerima lamaran Abdi,” ucap papahku bersama senyum setuju mamahku. “Syukurlah pah kalo misalkan seperti itu makasih mah, pah udah ngasih restu buat hubungan kita aku sayang kalian,” ucapku bahagia sambil memeluk mereka berdua. “Sama-sama sayang, kami juga menyayangimu nak” jawab papahku. “Nah sekarang jadi kapan nih Abdi kamu mau ngelamar Lenty?” tanya mamahku. “Iya secepat nya tante setelah ini dengan restu om dan tante, saya secepatnya akan membicarakan ini juga ke orang tua saya,”jawab Abdi sambil mengedipkan mata nya tanda agar Lenty segera membicarakan tentang kondisinya yang sedang hamil tapi bukan anak Abdi. “Mah, Pah sebenarnya tujuan aku ngundang kalian kesini tuh aku mau bicara hal yang penting pada kalian,” ujar aku dengan agak menunduk “Iya papah tau ko kamu mau minta restu kami tentang Abdi yang mau melamar kamu kan, iya papah sama mamah setuju ko sayang kami sudah melihat kamu bisa bahagia dengan ada nya Abdi yang nemenin kamu ko sayang,” ucap papahku sambil tersenyum. “Iya pah itu memang bener tapi ada hal lain yang ingin aku omongin pah, tapi sebelum nya aku minta maaf dulu yah pah, mah sama kalian aku selama disini kurang bisa jaga diri aku, aku udah hamil mah sekarang aku sedang mengandung anak,” ucapku sambil menangis dan memegang tangan orang tuaku. “Apa? siapa yang sudah melakukan itu sama kamu? Abdi kamu yang sudah berbuat seperti itu hah?” ayahku langsung bereaksi dan menuduh Abdi yang melakukan itu padaku lalu langsung memegang seakan ingin mengusir Abdi dari rumah. “Pah, pah tunggu dulu pah jangan emosi dulu seperti itu dulu pah, papah harus dengerin dulu penjelasan aku pah,” aku sontak menarik tangan papahku karna takut menyakiti Abdi yang jelas tidak bersalah dalam hal ini. “Iya pah tunggu dulu pah jangan langsung bertindak kasar seperti itu tunggu dan dengar penjelasan Lenty pah,” ibuku juga sambil menahan dan papah. “Pah sebenarnya aku hamil pah, aku hamil tapi aku hamil gini bukan karna Abdi pah ada orang jahat yang melakukan hal ini sampai membuat aku hamil pah, aku mengalami musibah yang membuat aku seperti ini dan aku tegaskan sekali lagi bukan Abdi pah Abdi gak ada sangkut pautnya dengan musibah yang menimpa aku pah, tapi justru Abdi menolong aku lepas dari orang-orang jahat itu pah,” aku pun meyakinkan papahku agar tidak ada kesalah pahaman ke Abdi. “Apa yang kamu bilang itu benar Lenty? Kamu jangan pernah coba bohongi papah jika kamu berani berbohong atas kejadian yang menimpa kamu papah ga akan maafin kamu Lenty,” papahku berbicara masih dengan nada yang emosi. “Sabar pah sabar walau bagaimanapun ini musibah pah ini bukan hal yang kita inginkan bukan hal yang Lenty inginkan pah ini semua kecelakaan,” ibuku dengan terus saja menangis. “Lantas siapa yang melakukan ini sama kamu?papah akan cari dan tidak akan tinggal diam untuk hal ini,” dengan tegas papahku bicara seperti itu. “Ngga tau pah aku ngga tau siapa yang ngelakuin ini sama aku pah, aku di culik lalu dibuat pingsan dan langsung dibawa ke tempat yang jauh dari pemukiman warga dan saat itu aku bisa selamat karna Abdi menolong aku pah Abdi yang selamatkan aku dari penjahat itu pah,” jawab ku sambil mengelak agar papah tidak nekat mencari siapa yang telah berbuat jahat seperti ini. “Sumpah demi tuhan papah tidak rela kamu dibuat seperti ini Lenty, maafin papah ya sayang papah harus nya ada deket kamu lindungi kamu tapi papah ga bisa ngelakuin itu maafin papah nak,” papahku sambil menangisi keadaanku yang seperti ini. “Sudah pah aku tidak apa-apa pah aku hanya sedikit trauma tapi aku sudah tidak apa-apa Abdi udah baik menolong, dan ngerawat aku pah sampai kondisi aku bisa sehat lagi seperti ini pah,” ucapku kepada papah “Papah bersyukur jika apa yang kamu bicarakan itu benar nak, papah bersyukur jika kamu sudah meresa baikan sayang,” papahku dengan mengusap ku lagi untuk membuat ku merasa nyaman. “Iya pah aku baik-baik saja pah aku ngga apa-apa, pah tolong jangan salah paham sama Abdi pah dia ga salah dalam hal ini dia bukan orang jahat pah jusrtu dia kan yang sudah baik menyelamatkan sampai merawat aku saat aku dalam keadaan sulit pah,” aku menyakinkan papahku. “Iya nak, baik maaf papah sudah salah paham maafkan Bapa ya nak karna dengan emosi bapa kamu yang orang baik jadi bahan pelampiasan bapa, sekali lagi maafin bapa ya nak bapa sangat kaget mendengar Lenty yang seperti itu, tapi sekarang bapak tau kamu anak baik bapa percaya sama kamu nak bapak harap kamu mau maafin bapak dan terus menjaga Lenty ya nak,” papahku luluh percaya terhadap apa yang aku bicarakan. “Iya pak sudah tidak apa-apa aku mengerti bagaimana perasaan bapak mendengar ada yang berbuat jahat ke anak kesayangan bapak,” Abdi pun menjawab dengan senyum di wajahnya. Lenty terpaksa berbohong kepada kedua orang tua nya karna Lenty tak ingin keluarganya tahu bahwa yang telah berbuat seperti itu adalah saingan dia bekerja, maka dari itu Lenty merahasiakanya untuk kebaikan dia dan keluarganya, Lenty tak ingin keluarganya terkena imbas dari permasalahan yang dia alami saat ini. Menurut Lenty sekarang tidak usah dipikirkan lagi siapa orang yang telah berbuat jahat kepadanya yang terpenting sekarang adalah orang tua dan kondisinya yang kian membaik, mengingat apa yang sudah Ruy lakukan kepadanya cepat atau lambat saat Lenty siap mengurus kembali usahanya Lenty pasty akan berpapasan lagi dengan Ruy mengingat bahwa perusahaanya dan Ruy berdekatan. Tapi yang pasti untuk waktu yang dekat Lenty tak akan dulu kembali ke perusahaanya untuk bekerja karena tak ingin dulu melihat Ruy, saat Lenty terpikir dengan usaha nya Lenty selalu saja ingat wajah Ruy dan apa yang sudah di lakukan terhadap Lenty, Lenty masih merasa ketakutan jika teringat hal itu. Abdi pun tak ingin Lenty cepat-cepat kembali ke perusahaanya bukan dengan alasan tak ingin Lenty kembali melakukan tugasnya tapi Abdi mengakhawatirkan kondisi Lenty yang masih belum terlalu sehat, apalagi kesehatan mentalnya pasti saat ini Lenty masih saja merasa takut meskipun sudah beberapa hari Lenty beristirahat. Maka Abdi pun menyarankan agar Lenty mempekerjakan lagi orang untuk mengurus usaha textile yang Lenty punya agar perusahaanya bisa kembali beroperasi dan memperbaiki kualitas perusahaan Lenty yang sempat rusak akibat perbuatan Ruy yang sirik dan sengaja menghancurkan usaha Lenty karna tidak ingin perusahaan yang Lenty pimpin bisa lebih laris ketimbang usaha Ruy. Lenty pun tentu saja setuju dan langsung memikirkan tentang orang yang sesuai untuk mengurus usaha textile Lenty, Abdi memikirkan tentang orang tersebut dan Abdi teringat seseorang Abdi memiliki seorang teman, Delle yang tentu bisa Abdi percaya, lalu tanpa berlama-lama Abdi berencana menemui Delle. Singkat cerita Abdi sudah sampai di tempat Delle lalu langsung menawarkan tentang pekerjaan tersebut, tentu Abdi memberitahu hal buruk yang menimpa perusahaanya dan menanyakan sanggup atau tidaknya bekerja tapi sekaligus mengawasi gerak-gerik orang tersebut karna Abdi tak ingin Ruy melakukan hal buruk lagi terhadap perusahaan Lenty sehingga selain Abdi meminta Delle untuk mengelola perusahaan Lenty, Abdi pun menugaskan Delle untuk menjadi mata-mata agar bisa memantau Ruy. Lalu setelah Abdi memberitahukan hal itu Delle pun setuju dan bersedia untuk membantu Abdi dan mengelola perusahaan Lenty sekaligus membantu Abdi agar tidak mendapat masalah dari orang yang sirik terhadap usahanya lagi, setelah itu semuanya beres Abdi dan Delle menjalin kerjasama sekaligus membuat kesepakatan soal pekerjaan di perusahaan Lenty, lalu setelah itu Abdi bergegas pulang dan mengatakan semuanya ke Lenty. Abdi merceritakan semuanya ke Lenty bahwa Delle sudah berhasil di temui mereka berbincang, Abdi menceritakan tujuanya menemui Delle dengan sedikit perbincangan yang membahas saat dimana dia masih berseragam SMA dulu bersama Delle dan bercerita tentang kedekatan Delle dan Abdi setelah itu baru lah Abdi bercerita tentang usaha yang mendapat masalah dari sainganya Abdi bicara panjang lebar sebelum Delle bersedia membantunya, tentu Abdi harus transfaran tentang perusahaanya ke Delle. Abdi juga bertanya tentang kesibukan Delle saat ini jika Delle sedang menjalani kegiatan lain sehinggal dia tidak punya banyak waktu apalagi bekerja tentu Abdi tak ingin merepotkan Delle, karna meskipun Abdi membayarnya Abdi tak ingin mengganggu aktifitas Delle yang sedang dia jalani sekarang, tapi untungnya Delle sepakat untuk bekerja sama denganya meskipun Delle memiliki aktifitas lain tapi Delle ingin membantu Abdi, sehingga untuk orang yang meneruskan sementara usaha Lenty sudah ada. sekarang Abdi dan Lenty memikirkan rencana untuk berbicara ke orang tua Abdi tentang rencana Abdi untuk melamar Lenty, Abdi mencari waktu yang tepat untuk bertemu keluarganya dan menceritakan tujuannya melamar Lenty, petama Abdi pun membicarakan ke Lenty dan orang tua Lenty akan pergi ke rumah orang tuanya untuk tujuan yang sama yaitu melamar Lenty. “Pa, bu saya izin pergi dulu menemui keluarga saya terlebih dahulu untuk membicarakan bahwa saya akan melamar Lenty mumpung kalian ada disini jadi ada yang menemani Lenty sementara aku pergi,” Abdi pun meminta izin kepada keluarga Lenty. “Lho Abdi tapi kan kamu bilang kamu bakal minta izin ke orang tua kamu sama aku Di, biar sekalian aku juga dikenalin kan sama orang tua kamu,” potong aku yang dengan nada bicara agak tinggi. “Lenty mamah, sama papah setuju kata Abdi jadi mumpung kita ada disini saat Abdi pergi kita bisa nemenin kamu, lagipula kalo misalkan Abdi sama kamu keadaan kamu kan juga belum pulih kamu belum bisa jalan normal seperti biasa nak,” ibuku bicara seperti itu. “Iya tapi mah aku kan calonya Abdi masa Abdi izin ke orang tua nya mau langsung lamar saja tanpa orang tuanya tau siapa yang bakal jadi pendamping Abdi ga mungkin dong mah aku ga ikut Abdi untuk meminta restu kedua orang tua Abdi,” jawab ku tegas ke orang tuaku dan Abdi. “Iya iya yaudah nak, iya mamah ga akan ikut campur deh terserah kamu dan Abdi saja yang calon pengantin ya sayang, ya Abdi sekarang terserah kamu dan Lenty,” ibuku sambil tersenyum kepadaku dan Abdi. “Iya baik bu, tapi Len kamu yakin mau ikut menemui keluarga aku? Aku ga apa-apa Len minta restu tanpa harus sama kamu juga, aku akan bilang keadaan kamu sedang kurang baik kepada orang tua aku dan mereka pasti bakal ngerti kondisi kamu sedang kurang baik Len,” tanya Abdi sekaligus menegaskan kepadaku. “Ya pokoknya aku ingin kamu menemui orang tua kamu sama aku Di aku gamau ketemu orang tua kamu pada saat nanti pas kita mengadakan lamaran saja Di, aku gamau orang tua kamu nanya kamu mau melamar tapi ko calon istri kamu ngga ada sama kamu, aku gamau gitu aku mau ketemu dulu sama calon mertua aku Di,” tegasku ke Abdi sambil hampir menangis. “Iya iya yaudah Len iya, iya aku sama kamu aku ngga akan ninggalin kamu tapi udah ya kamu jangan nangis dong, udah iya aku nurut sama perkataan kamu tapi aku mohon kamu cepet sembuh ya sayang,” ucap Abdi. “Iya Di aku pasti cepet sembuh, baik besok lusa kita ke orang tua kamu ya Di aku pasti udah sembuh ko,” jawab ku sambil tersenyum bahagia. Lalu setelah banyak membicarakan sesuatu dan bicara tentang lamaran semua orang pun beristirahat dan Abdi pun pamit ke orang tua Lenty untuk pulang dahulu karna hari sudah sangat larut dan tidak enak juga jika penduduk setempat melihat Abdi pulang sangat larut dari rumah Lenty. Lalu keesokan harinya pagi sekali Abdi langsung datang kembali ke rumah Lenty kembali untuk melihat kondisi Lenty, setelah Abdi sampai langsung saja mengetuk pintu dan masuk lalu Abdi melihat Lenty sudah bersiap menyambut Abdi dengan senyuman dan sudah berpakaian sangat rapi karna Lenty sudah tidak sabar untuk pergi ke rumah Abdi dan di perkenalkan kepada orang tua Abdi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD