Kontan

1347 Words
"apa yang kau inginkan?" Max berdiri di hadapannya dengan kedua tangan di dalam saku celana, pria itu begitu tampan jauh di luar bayangan Jennifer. Kemeja hitamnya di gulung sampai batas siku, memperlihatkan tangan yang di penuhi urat urat kekar menggoda, dua kancing atas kemeja nya juga terbuka membuat Jennifer bisa dengan jelas melihat d**a bidangnya yang tampak nyaman untuk di sandari. "Pria ini membuat otakku traveling" gumamnya dalam hati. "Menikah denganmu" kalimat itu terlontar dari bibir mungil Jennifer dengan mantap, wanita berambut blonde itu bahkan berani menatap mata kelam Max. Max tersenyum meremehkan, karena sudah melewati garis merah yang dia buat, gadis itu ingin menyerahkan diri nya pada Max dengan cara menikah, pilihan yang sangat buruk. "Aku tahu wanita seperti mu ingin menikahi pria kaya untuk pamer, tapi kau salah mengira, jika menikah denganku kau hanya akan masuk ke dalam neraka" Jennifer membalas senyuman Max, senyumannya bahkan lebih lebar sampai memperlihatkan deretan gigi putihnya, "Aku bersedia masuk ke neraka di jika kau adalah nerakanya" "Kau akan meminum racun setiap harinya, apa kau siap?" ucap Max dalam arti yang bukan sebenarnya, entah racun apa yang dia maksud tapi bisa di pastikan akan sangat menyakitkan. Mata Jennifer bergulir ke arah Max yang kini berdiri di sampingnya, "Aku akan dengan senang hati meneguk racun, jika kau menjadi suamiku" ucap nya penuh percaya diri. "Kau tidak pantas berada di sampingku!" Ujar Max dengan geraman. "Kalau tidak pantas di sampingmu maka aku pantas nya berada pelukanmu" dengan lancang Jennifer memeluk tubuh Max tanpa izin, pria itu terlonjak dengan tindakan mendadak juga kurang ajar dari wanita di hadapannya. Mengapa Jennifer begitu gila pada pria yang baru saja di temuinya? Pertama pria itu adalah kakak nya Megan, dia tahu jika menikah dengan Max hidupnya tidak akan baik baik saja, Jennifer membutuhkan penderitaan untuk membayar kesalahannya. Kedua, mengetahui fakta bahwa pria itu juga korban perundungan, Jennifer berniat menyembuhkan luka lama nya yang kini menjalar menjadi racun dan membuat Max menjadi sosok berhati dingin. Ketiga, Max baik secara fisik maupun finansial adalah tipe idaman Jennifer. Jennifer masih memiliki sifat obsesif, yang telah mengakar di DNA nya dia akan berusaha sangat keras untuk mendapatkan apapun yang dia mau. Dan kini, obsesinya adalah seorang Maximilian Jefferson. Tidak butuh waktu lama untuk bisa jatuh hati pada pria sepertinya jatuh dalam tatapan Max yang lebih dalam dari palung Mariana, terjatuh dalam pesona Max dan sangat mustahil untuknya bisa bangkit lagi, Max benar benar membuatnya memiliki rasa keinginan yang besar. Max menghempas Jennifer dengan kencang saat wanita itu menyamankan diri ketika memeluk tubuhnya. "Penggoda! Jalang! Sebenarnya apa yang kau inginkan" cerca Max begitu kesal. "Bukankah kau sudah dengar, aku hanya ingin dirimu" jawab Jennifer dengan enteng "Untuk membebaskanmu dari rasa bersalah pada Megan?" "Aku jatuh cinta pada mu mulai detik ini, menit ini, jam ini, hari ini, dan aku ingin mendapatkanmu" ucap Jennifer penuh kesungguhan, dia terkesan sangat berlebihan tapi seperti itu lah dirinya jika menginginkan sesuatu. Begitu pun yang terjadi padanya dulu ketika bersaing dengan Megan, Jennifer selalu memegang prinsip apa pun yang dia inginkan harus dia dapatkan. Dia bisa menggila jika tidak mendapatkannya, lebih dari itu Jennifer sangat nekat dan licik. "Kau sama seperti para wanita gila di luar sana, terus lah berhalusinasi" pungkas Max. "Aku akan mewujudkannya" tekad Jennifer "Jangan terlalu percaya diri, kau bahkan tidak menarik sama sekali bagaimana bisa kau berpengaruh untukku" Max menampiknya dengan tatapan jengah, dia menatap Jennifer dengan penuh penilainya tapi setelah menelisik, wanita itu tidak ada nilainya di mata Max. "Kau pasti akan menikahi ku besok, lihat saja" Jennifer menantangnya . " Omong kosong" Max berdecih mendengar perkataan Jennifer yang menurutnya konyol. "Apa hati mu kosong? Aku bersedia mengisinya" kata Jennifer menggoda Max dengan sentuhan lembut pada d**a pria itu. "Enyahlah dari hadapanku!" Max berang dan mendorong Jennifer sampai wanita itu hampir kehilangan keseimbangan. "Tentu, tapi setelah ini" Jennifer berjinjit dan mendaratkan sebuah kecupan manis yang singkat di bibir Max, sontak pria itu tercengang bukan main, ini adalah pertama kalinya dia di cium oleh seorang wanita. Jennifer adalah pencuri ciuman pertamanya. Max mengepal tangannya dengan kuat, ingin sekali dia marah dan menghajar Jennifer, tapi entah kenapa bibir nya menjadi kelu tak mampu berucap, dan tubuhnya membatu tak bisa bergerak. Semua yang Max rasakan, marah, terkejut, jengkel, juga jijik hanya bisa dia katakan lewat matanya yang menatap nyalang Jennifer. "Kau sangat dingin, sedangkan aku sangat panas, entahlah apa yang akan terjadi aku yang akan membeku atau kau yang akan meleleh" Jennifer merapikan kemeja Max yang terbuka, lalu dia melambaikan tangan tepat di depan wajah Max, tanpa permisi wanita itu melangkah pergi dengan gaya berjalan seperti super model. Setelah keluar dari ruangan itu, dia tersenyum ke arah Freddy dan mengedipkan sebelah matanya, Freddy hanya mengangguk penuh hormat dan mengulas senyuman ramah. "Kau benar benar menggoda! Kau harus bertanggung jawab karena sudah membuat ku jatuh cinta!" Rancau Jennifer, bahkan dengan mengingat sosok Max saja sudah mampu membuat tubuhnya bergetar dan bulu kuduk nya meremang. Jennifer tidak kuat dengan ketampanan dan kekayaan pria itu. Dia tahu ini bukan cinta yang tulus, ini lebih ke hasrat, tapi apa pedulinya dia wanita normal jatuh cinta pada pria tampan nan kaya bukanlah sebuah kesalahan. Jennifer tidak menyangka kalau semuanya akan begini, dia benar benar terjebak dengan ambisi nya. Jennifer merogoh tas nya, mengambil ponselnya untuk menghubungi wartawan, tak tanggung tanggung dia langsung menelpon acara siaran berita yang sedang live. "Halo, saya ingin memberikan sebuah berita yang akan menggemparkan kota Berlin, pengusaha estate ternama yaitu Maximilian Jefferson menghamili seorang wanita dan menolak bertanggung jawab, wanita itu akan keluar dari kantornya dalam waktu lima belas menit dia memakai gaun berwarna kuning saya rasa ini berita yang penting bagi media" ungkap Jennifer, wartawan di seberang sana seperti mendapat hujan emas berita itu akan sangat menguntungkan untuknya, bukan hanya acara berita itu, tapi perusahan siaran lain pun ikut antusias dan mengirimkan wartawan mereka untuk segera meluncur ke perusahan Max. "Hahaha" Jennifer tertawa licik, ciri khas nya. Kurang dari dua puluh menit wartawan sudah memenuhi area depan gedung megah MXJ holdings. Jennifer pun segera turun dan keluar dari gedung kantor itu dan wartawan langsung menyorotnya, Jennifer membiarkan flash kamera membuat dirinya pusing agar para wartawan itu bisa mengambil fotonya, dia juga menjawab setiap pertanyaan yang di berikan padanya dengan jawaban yang meyakinkan dan membuat orang iba. "Iya, dia mengancam akan membunuh orang tua ku setiap kali aku menolak berhubungan dengannya dan sekarang ketika aku mengandung anaknya dia mencampakkan ku begitu saja" terang Jennifer yang membuat para wartawan itu riuh, mereka mengomentari sikap Max yang semena mena dengan uang dan kekuasaan yang dia punya. Oh, ini sangat menyenangkan untuk Jennifer. *** Kini, Jennifer duduk santai sambil menonton televisi yang menayangkan berita tentang dirinya, pasti Max sedang marah marah sekarang, pikirnya. Awalnya Jennifer tak ada keinginan untuk mencemari nama baik Max dan juga perusahaannya, tapi begitu dia jatuh hati pada pria itu rasanya bermain api sedikit tidak masalah. Bisa di pastikan besok Max akan langsung menikahinya, entah kenapa Jennifer sangat yakin. Max adalah tipe orang yang langsung menyelesaikan masalah pada akarnya, jika dia tidak menikahi Jennifer maka nama perusahaannya akan tercoreng dan reputasinya akan hancur. Jennifer mengingat pesan ibu nya mengenai percintaan, "jika kau ingin mendapatkan pria yang berkuasa jadi lah wanita yang keras kepala dia luluh dengan kerja kerasmu untuk mendapatkannya" Ya, untuk pria mahal sepertinya memang di perlukan pengorbanan, kenyataannya sangat tidak etis seorang perempuan mengejar pria, tapi jika pria nya sekelas Max, kenapa tidak? Pria seperti Max adalah idaman setiap wanita jadi wajar jika harus mengeluarkan usaha extra. BRUUKKKK Pintu rumah Jennifer di dobrak dengan tendangan keras seorang pria, dia adalah Max. Pria itu datang dengan penuh amarah. "Apa yang kau lakukan b*****h! Beraninya kau membuat berita palsu" tangan Max terangkat akan melayangkan tamparan tapi dengan cepat Jennifer menahannya. "Jangan terburu buru, masih banyak waktu untuk bisa menyentuhku" ujar Jennifer dengan seringai licik. "Kau membenciku kan? Maka dari itu nikahi aku, agar kau bisa menyiksaku sepuasmu" sambung Jennifer setengah berbisik. "Kau tidak waras! Pantas saja Megan memilih mati di banding harus berurusan dengan orang gila seperti mu, kau adalah satu satu nya wanita yang ingin di siksa" cibir Max tak habis pikir. ***

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD