Berawal dari satu tawa menular ke tawa yang lain. Sepanjang perjalanan menelusuri pasar sekaligus berbelanja, keduanya jadi lebih dekat dan lebih banyak bercanda. Yang selalu membuat tawa memang Hamas. Laki-laki itu pandai menghangatkan suasana. Keadaan yang awalnya sempat sangat kaku bagi keduanya kini malah terlihat mencair. Keduanya seolah lupa kalau pernah ada kecanggungan karena urusan asmara. Hamas hanya tak ingin membawa itu terlalu dalam. Meski belum bisa melupakan bagaimana pahitnya ditampar Anne juga lamaran yang ditolak, anehnya tak ada dendam yang tersisa. Ia biarkan hatinya menerima semua kenyataan dengan lapang. Kenapa ia bisa sesantai ini dengan Anne? Karena ujian hidup Hamas ada yang jauh lebih berat dari ini. Dibandingkan dengan lamaran yang ditolak, Mamanya yang meninggal

