Sang penyelamat

1037 Words
Al baru saja keluar dari mobilnya. Dia hendak bertemu dengan salah satu klien nya di sebuah restoran. Namun, di saat Al hendak masuk ke dalam restoran yang di tuju, sebuah suara menghentikan langkahnya. Suara tabrakan yang terdengar begitu kencang. Dia melihat seorang wanita yang terbanting jauh karena di tabrak oleh sebuah mobil. Al membulatkan matanya melihat wanita itu yang sudah bersimbah darah di aspal. Tanpa berpikir panjang, Al pun langsung menolong wanita itu. Al mengangkat tubuhnya dan membawanya ke dalam mobil. Al kemudian membawa nya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit. "Tolong dok," teriak Al ketika masuk ke rumah sakit. Para perawat pun langsung membantu Al. Mereka mendorong brankar yang terdapat wanita korban kecelakaan tadi. "Bapak tunggu disini dulu, kami akan menangani pasien," ujar perawat itu. Al pun mengangguk kan kepalanya. Al menunggu tim medis yang menangani wanita itu di luar. Drrtt Hp Al berbunyi, dan itu adalah panggilan dari klien yang dia janjikan tadi. "Selamat siang pak Al, dimana anda? kami sudah menunggu anda disini dari tadi?" tanya klien Al. "Maaf, seperti pertemuan kita hari ini tidak bisa di lanjutkan. Saya tiba-tiba ada urusan mendadak," jawab Al. "Tidak bisa begitu dong pak, saya sudah bela-belain datang kesini. Bapak tidak bisa membatalkan nya begitu saja dong! Saya bisa membatalkan kontrak dengan perusahaan anda jika anda bersikap tidak profesional seperti ini," ancam klien Al tersebut. "Silahkan kalau anda ingin membatalkan kontrak kerja ini, tapi saya tidak bisa menemui anda hari ini." Tutt Al pun langsung mematikan sambungan telepon tersebut. Tak lama kemudian, dokter pun keluar. "Bagaimana kondisi nya dok?" tanya Al pada dokter tersebut. "Kondisi nya kritis. Terjadi pendarahan hebat di kepala nya, kami terpaksa untuk mengambil tindakan operasi untuk menghentikan pendarahan nya," balas dokter tersebut. "Lakukan yang terbaik, dok." Dokter itupun mengangguk kan kepalanya. "Kalau boleh tau, anda siapa nya pasien. Kami memerlukan persetujuan keluarga nya untuk melakukan tindakan operasi," ujar dokter itu lagi. Al pun diam. Dia bingung karena tidak mengenal wanita itu maupun orang terdekat nya. "Saya tunangan nya dok," balas Al. "Baiklah, silahkan tanda tangan disini." Al pun mengangguk kan kepalanya. Setelah semua persyaratan selesai, operasi pun di lakukan. "Saya tidak kembali ke kantor, tolong handle pekerjaan kantor," ujar Al pada seseorang di dalam telepon. Setelah itu, Al pun memutuskan sambungan telepon nya. Setelah beberapa jam, akhirnya operasi nya pun berjalan lancar. Dokter pun keluar dari ruangan operasi. "Bagaimana operasi nya dok,?" tanya Al. "Operasi lancar, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat," balas dokter tersebut. Al pun mengangguk kan kepalanya. *** "Kenapa Keyra tidak bisa di hubungi ya?" Fano berulang kali mencoba menelpon Keyra, namun Keyra masih tidak bisa di hubungi juga. "Ya ampun sayang, kamu kemana sih? tolong jangan bikin aku khawatir kayak gini," ujar Fano yang terlihat sangat khawatir dengan kondisi kekasih nya itu. "Coba aku tanya Angel, mana tau dia tau." Fano pun kemudian menelepon nomor Angel. "Halo Fano, ada apa?" tanya Angel ketika menjawab telepon tersebut. "Aku sudah menghubungi Keyra dari tadi, tapi hp Keyra tidak bisa di hubungi sama sekali. Apa kamu tau kemana Keyra?" tanya Fano. "Ya ampun Fano. Keyra itu lagi liburan. Mungkin saja dia lagi menikmati liburan nya sampai lupa cek hp nya." " Benar juga apa kata mu. Ya udah, terima kasih ya." "Gak usah terlalu khawatirin Keyra. Dia itu udah besar," ujar Angel lagi sambil terkekeh geli. "Iya. Makasih ya." Setelah itu sambungan telepon pun terputus. Fano pun menghela napasnya. "Semoga kamu gak kenapa-kenapa sayang." Di lain tempat. Al memasuki ruangan yang bercat warna putih itu. Dia melihat seorang gadis yang tidak di kenali nya terbaring lemah disana. Al menatap wanita itu. Kemudian pandangan nya tertuju pada sebuah kalung di lehernya dengan liontin nama. Dan di liontin tersebut bertuliskan nama Keyra. "Keyra," ujar Al membaca nama tersebut. "Jadi namanya Keyra. Nama yang bagus," ujar Al tanpa sadar. "Permisi pak Al," ujar seseorang yang baru saja datang. "Kenapa bapak memanggil saya kesini pak?" tanya orang itu yang tak lain adalah Clara, asisten nya. "Masuk lah," suruh Al. Clara pun masuk dan berjalan mendekati Al. Clara bingung melihat wanita yang sedang terbaring lemah itu. "Ini siapa pak? Kenapa dia bisa bersama bapak?" tanya Clara bingung. "Dia Keyra. Saya tidak mengenal nya. Tolong kamu jaga dia disini, karena saya ingin mengurus sesuatu dulu." Clara pun mengangguk kan kepalanya. "Baik pak." Al pun kemudian keluar dari sana. "Baru kali ini aku lihat pak Al peduli gini sama orang yang gak di kenal, apa lagi ini perempuan," ujar Clara sambil memandangi wajah Keyra. Tak lama kemudian, Al pun kembali. "Clara, beberapa hari ini saya tidak akan datang ke kantor. Tolong selesai kan semua pekerjaan kantor," ujar Al. "Kenapa bapak tidak masuk? Bapak akan pergi ke suatu tempat?" tanya Clara. "Tidak, saya tidak akan pergi kemana-mana. Saya hanya disini," balas Al. "Disini? Maksud bapak menjaga gadis ini?" Al pun mengangguk kan kepalanya. Clara pun menganga. Ada apa dengan Al, kenapa dia bisa jadi peduli seperti ini. "Ya udah, kalau begitu saya pamit dulu pak." "Silahkan." Clara pun keluar dari sana. Keesokan harinya, Keyra berusaha membuka matanya. Dia menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Keyra menatap sekeliling nya yang hanya ada berwarna putih. "Dimana aku?" ujar Keyra pelan sambil menahan rasa sakit di kepala nya. Seseorang kemudian masuk ke dalam ruangan itu. Dia adalah Al. "Kamu sudah sadar?" Keyra menolehkan kepalanya ke arah Al. "Kamu siapa? Dan saya dimana?" tanya Keyra. "Saya Al. Dan sekarang kamu ada di rumah sakit," balas Al. "Rumah sakit?" tanya Keyra sekali lagi. "Iya, kamu mengalami kecelakaan jadi saya membawa kamu kesini," balas Al. "Saya tidak tau mau menghubungi siapa, karena saya tidak tau siapa pun keluarga mu," lanjut Al lagi. Keyra hanya terdiam. Dia masih berusaha untuk menahan rasa sakit di kepala nya. "Kamu bisa memberitahu nomor keluarga mu biar saya bisa memberitahu mereka soal kondisi kamu," ujar Al lagi. "Keluarga? siapa keluarga aku, kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun?" ujar Keyra tiba-tiba. Al mengernyitkan dahinya. "Kamu tidak mengingat apa-apa? Apa kamu tau siapa nama mu?" tanya Al. Keyra menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa mengingat apa-apa. Siapa aku, dimana keluarga ku," ujar Keyra yang mulai histeris. Al pun mulai panik. "Tenang, sebaiknya kamu tenang dulu." Tiba-tiba Keyra memeluk Al. Al pun langsung kaget karena sebelumnya tidak ada yang berani memeluk dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD