Perkenalan kisah "Aku Masih Mencintai"
Mencintai seseorang bukan hal yang salah.
Disaat mereka saling mencintai namun tak dapat bersatu, disinilah dibutuhkan banyak perjuangan .
Cinta mengharuskan adanya pengorbanan , adanya perjuangan, dari sinilah kisah cinta akan bermakna.
Banyak kisah cinta remaja yang sebatas cinta monyet, ada pula yang membawa hubungan mereka kejenjang yang lebih serius. Disanalah bukti cinta yang nyata.
Aku masih mencintai.
Seiring berlalunya waktu, cinta yang terjadi begitu cepat membuatku yakin bahwa perasaanku hanya sebatas kekaguman.
Sering ku yakini diri bahwa apa yang aku rasakan adalah hal yang wajar.
Ini lah kisah ku.
Kisah cinta yang awalnya sebatas cinta monyet namun terus mekar dan mengharap balasan.
Aku Lhya Devlian
Tahun ini umurku memasuki angka 23, wow...
Bukan remaja lagi kan, heheheh?
Kisah ini terjadi disaat umur ku 15 tahun.
Ya, kisah ini terjadi sejak 8 tahun yang lalu.
Seperti banyaknya pemikiran orang di luaran sana bahwa cinta tidak harus memiliki.
Namun sayang nya, aku ingin memilikinya ! ?
Bagiku dia sosok yang menjadi panutan, dia memberi banyak hal yang pastinya tidak akan pernah aku dapatkan dari siapa pun.
Dan inilah awal kisah ku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
10 Oktober 2014
Hari ini sekolah disibukkan dengan berbagai acara dalam rangka memperingati HUT Sekolah yang ke 10 tahun.
Dari Upacara Bendera, pembacaan puisi oleh anak anak kelas Bahasa, dan banyak lagi rangkaian acara.
Aku siswa kelas 11 IPA 1.
Selain itu aku juga salah satu anggota OSIS, Pramuka, dan pemain drum dalam ekstrakurikuler Drumband.
Kebayang kan sesibuk apa diri ini, wkwkwkw
Sebentar lagi giliran kami tim Drumband untuk tampil.
Aku yang baru selesai mengganti pakaian Pramuka dengan seragam Drumband, harus super cepat sebelum telat masuk barisan.
"Lhya buruan bentar lagi giliran kita" desak Natalia salah satu anggota tim kami.
"Makanya kalau milih ekskul itu satu aja, kagak usah semuanya lu borong, jadi pusing sendiri kan lu kalau udah kayak gini" , timpal Siska yang super duper judes tapi juga sahabat terbaikku.
"Iyah,,ya ampun,,bentar lagi selesai nih" sahut ku sambil memasang alat drum ketubuh.
Setelah itu kami pun menuju lapangan tempat tim kami berbaris.
"Eh,,, Lhy lu tau gak?.." Tanya Siska yang berdiri disamping ku.
"Kagak tau gw..!!" Sahutku sebelum Siska menyelesaikan pertanyaannya, yang spontan membuatnya menatapku horor,
perlu diketahui yah, Siska ini salah satu sahabat ku yang paling pedes kalau ngomong, paling emosian, tapi paling pengertian kalau aku lagi butuh teman curhat. Super komplit deh dia.?
"Belum selesai ngomong guguk" ujarnya kesal.
"Oohh.." sahutku acuh.
"Lu kalau diajak dialog, jawabnya kagak usah mancing darah tinggi gw kambuh bisa? Lagi pengen serius ini." Ucapnya pelan tapi penuh tekanan ? (ya elah udah kayak apa gitu)
"Iya,,,iya,,,ada apa?" Tanyaku diiringi tawa kecil akibat ekspresi muka Siska yang mulai jutek.
"Setalah kita tampil, bakal ada anak anak silat teman teman nya si Rudi yang bakal ikutan isi acara" cerita Siska.
Nah, Siska suka banget sama yang namanya cowo pintar BelaDiri gitu.
"Terus??? Siapa yang bakal lu targetin jadi pelampiasan?" Tanya ku sambil terkekeh melihat raut wajah semangat nya Siska.
"Kita taruhan, kalau sampe ada yang jadi teman kencan gw, lu harus biayain uang jajan gw selama seminggu" ucapnya.
"Kalau sampe lu sama sekali gak dapat salah satu dari mereka, lu harus terima cinta nya Rudi." Tantang ku, secara Rudi udah ngejar Siska dari jaman SMP sampe sekarang ditolak terus??
Siska tampak berpikir. Sepertinya umpan yang di pakai malah kena ke dia .
Arahan dari Mayoret pun di mulai tanda pertunjukan kami juga dimulai, pembahasan dengan Siska pun di skip dulu untuk sementara.
Setelah 5 lagu kami mainkan, pertunjukan kami pun selesai.
Kami diarahkan kembali ke tempat penyimpanan alat.
Karna saking asik nya menggoda Siska dengan taruhan kami tadi, tanpa sengaja aku menabrak seseorang,
Bruukkkk,,,,brrruuuukkkk..
Aaaaaaaiiiissssssss....
Woooooooowwww....
Sontak bunyi alat yang jatuh bersamaan dengan suara kesakitan dan teriak terkejutnya aku terdengar bersamaan.
"Aduhhh,,,sorry,,sorry,,," ucapku sambil membantunya berdiri dan mengambil alat drum yang tampak nya pecah.
'mampusss,,pecah,,!!! Masalah nih sama pembina!!' batinn ku menyahuti.
"Eeeehhhh,,, kamu gak kenapa-kenapa kan?? Gak ada yang luka?? Atau ada yang sakit?? Dimana??" Tanya ku cemas, namun terkesan berlebihan , ya kan ?! (Entahlah) ??
Yang ditanya malah cuma diam tanpa bahasa, busettt dahhhh...
"Eehh,,kamu bukan siswa disini kan?" Tanyaku lagi.
Wajahnya terlihat baru, apa mungkin anak dari sekolah lain, tapi kok diijinkan masuk ya sama pak satpam? Pikir ku .
"Saya gak apa-apa,, lain kali kalau jalan lihat-lihat " ucapnya tegas.
Woww,, marah kali talk?? (Entahlah)
" Iyah,,maaf ya" ujarku lagi mohon maaf.
Siska yang sedari tadi disitu cuma bengong, kesambet apa nih anak?
"Gantenggg bangettttttt" ucap Siska nyaris tak terdengar setelah cowo yang aku tabrak tadi berlalu.
"Hahh???" Sahutt ku seolah bertanya.
" Lhya itu cowo kelas berapa ? Kok kayak belum pernah lihat?" Tanya Siska.
"Mana tau gw, mungkin anak baru" sahut ku sambil berjalan.
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
Setelah selesai memasukan alat dan melaporkan kerusakan kepada pembina yang mengharuskan aku menanggung biaya ganti alat, aku dan Siska kembali ke lapangan untuk menonton acara selanjutnya yang diisi oleh anak anak silat .
Entah kenapa fokus ku tertuju kepada cowo dengan sepatu putih ditengah lapangan ,
'Iyah,,dia cowo yang tadi gw tabrak' batin ku.
Prooookkkkkk prooooookkkkkkkk pppprrrroooookkk....
Suara gerumuh tepuk tangan terdengar bersahutan untuk pertunjukan yang diisi oleh anak anak silat itu .
"Itu cowo yang lu tabrak tadi kan Lhy?" Tanya Siska menyenggol lenganku.
"Hmmm" sahutku dengan deheman.
"Ya ampunn..ganteng nya nambah dong Lhyy...." Jerit Siska kagumm..
"Hmmm" sahutku.
Entahlah....
Aku akui,, aku mengagumi sosok itu.
Pandanganku tak lepas dari nya.
Semua perkataan Siska terdengar jauh dari telinga ku.
Sekagum itu aku padanya yang baru aku temui beberapa saat lalu .
Setiap orang mempunyai cerita nya sendiri,
Kekaguman yang membawanya kepada arti cinta, perjuangan, dan pengorbanan.
Semua itu dikemas indah oleh takdir yang sudah digariskan.
Percayalah, setiap daun yang jatuh dari rantingnya bukan karna kebetulan, melainkan takdir daun tersebut.
Sama hal nya, pertemuan kami bukan kebetulan. Namun, takdir telah menuliskannya.