Setelah tiba di Villa, Drew pamit untuk kembali ke Shadow Wolrd pada Britney. Sebab tubuhnya semakin tidak terkendali.
Sang penguasa negeri bayangan tengah gelisah. Drew merasa ada yang salah dengan tubuhnya yang tiba-tiba memiliki energi dalam yang tidak teratur. Seluruh tubuhnya kadang menggigil kedinginan namun sesaat kemudian berubah berkeringat deras.
"Apa yang terjadi pada tubuhku?" guman Drew.
Dia merasa ada yang tidak beres setelah pulang dari klub malam. Lebih tepatnya setelah secara tidak sengaja menelan minuman yang tidak sengaja terciprat ke mulutnya.
"Sialan ..."
Suhu tubuh Drew mendadak menjadi tinggi. Dengan tergesa-gesa dia membuka bajunya yang terbuat dari serat bulu pheonik. Tetes demi tetes keringat terus berjatuhan dari tubuh Drew. Sekarang ini dia bertelanjang d**a untuk mendinginkan tubuhnya yang tiba-tiba memanas. Secara tidak sengaja ia menyentuh meja yang berada di sebelah ranjangnya. Drew sedikit berkedut melihat tidak ada yang berubah dari meja itu.
"Ini aneh," ucap Drew datar.
Kemudian dia mencoba menyentuh vas bunga yang terletak di atas meja, ternyata masih tidak ada perubahan yang terjadi.
" A-apa..apa kulitku tidak bisa membakar lagi?"
Secara tidak terduga Hiny mendobrak masuk ke dalam kamar Drew.
"Yang mulia oh ternyata sihirku berhasil. Anda bisa menyentuh barang di sekitar anda."
"Kau yang melakukan ini padaku?"
"Benar, maafkan aku yang lancang tapi sekarang hasilnya luar biasa."
"Kau telah berjasa padaku. Jadi apa yang kau inginkan sebagai hadiah?"
Hiny melihat kesempatan agar dekat dengan Drew maka dengan tegas ia meminta sesuatu pada Drew.
"Hamba ingin melayani yang mulia di dunia penyihir."
Sesuai janjinya Drew menyanggupi permintaan Hiny. Dia juga tidak menolak dan memperlakukan Hiny dengan baik. Berkat Hiny ia bisa merasakan kembali rasa dari dunia ini.
Beberapa hari kemudian.
Di salah satu dalam kamar villa milik Drew, Britney tengah merenung dalam kesunyian. Ada sedikit nyeri yang menerpa dadanya. Entah apa yang terjadi pada perasaannya yang biasanya murni dan tenang. Tiba-tiba terasa ada sebuah awan gelap di hatinya dan itu terjadi karena Drew yang entah kenapa tidak pernah lagi datang dan memperlihatkan perhatiannya yang indah seperti dahulu.
Tidak hanya Drew yang tiba-tiba tidak pernah muncul di hadapannya bahkan Hiny pun juga seakan menghilang dari pandangannya.
Bahkan sehari setelah mereka kembali dari club, secara kebetulan ia berpapasan dengan gadis penyihir itu. Namun yang mengherankan Hiny acuh tak acuh dan hanya memberikan senyum mengejek. Lalu dengan suara agak keras hingga terdengar olehnya Hiny berkata pada Hana--klan Lycan yang bertugas mengatur kebutuhan Britney.
''Aku akan menemani yang mulia untuk kedepannya jadi jangan ganggu kebersamaan kami, " perintah Hiny. Dia melirik pada Britney yang melihat ke arah mereka. Diapun mengajak Hana melewati Britney.
Britney terdiam di tempatnya. Kembali sebuah emosi yang tidak pernah ia rasakan mengalir di dadanya dan memberi sensasi sesak.
Emosi tersebut bernama kesedihan...
"Aku mencium akan ada peri yang akan dibuang, " dengus Hiny saat melewati Britney. Tawa Hiny bahkan menggema di antara tembok villa yang tinggi.
Rasa menyakitkan langsung menghantam dadanya seketika itu juga. Britney berharap jika itu hanyalah sekedar ucapan Hiny dan tidak pernah tercapai. Nyatanya ia salah.
Hari-hari telah berlalu dan Drew benar-benar tidak ada di villa ini. Pria itu seperti melupakan sosoknya.Ketika Britney bertanya kepada Adrian, pria itu hanya bilang jika Drew memiliki kesibukan akhir-akhir ini.
Hanya itu yang bisa ia katakan pada Britney. Sayangnya Adrian menjawab tanpa memandang ke arah Britney. Dia tidak sanggup memandang ke arah iris sewarna hutan itu. Tidak hanya itu, setiap pelayan yang ia temui sekarang memberikan tatapan sendu padanya.
"Apakah sudah waktunya aku pergi dari villa ini?" guman Britney. Dia memandang lantai tempatnya berasal.
Tak terasa air mata meleleh di pipinya yang merona.
"Tapi kenapa rasanya begitu berat dan pedih. Dadaku seakan tidak ingin pergi dan berpisah dari Drew. "
Kondisi Britney saat ini tidak lebih dari anak kucing yang dibuang oleh pemiliknya. Kesepian dan kebingungan. Diapun memutuskan akan pergi ke tempatnya dilahirkan.
Di sisi lain, pria perak tengah merubah wujudnya menjadi serigala keperakan yang menawan. Bulu di tubuhnya memantulkan cahaya bulan. Mata gelapnya menyala seperti lampu yang menyorot jalan yang ia ambil. Dengan kecepatan tinggi ia menuju dunia penyihir dimana Drew akhir-akhir ini menghabiskan waktu bersama Hiny.
'Aku harus memberi tahu lord tentang kesedihan nona Britney.'
Adrian tidak tega melihat peri itu kehilangan cahayanya. Dia menyadari jika suasana hati Britney ikut mempengaruhi sinar lembut yang biasanya terpendar di tubuh peri bunga itu. Kondisinya sekarang sudah hampir seperti bunga yang layu yang mengharapkan sinar matahari. Adrian tau jika hati Britney telah memilih Drew.
'Benarkah Lord Drew berpaling pada penyihir itu?'
>
Pada saat ia tiba di dunia penyihir, hanya warna putih dengan bangunan abu-abu yang menyambutnya. Aroma herbal yang tercipta dari ramuan sihir tercium dari arah manapun.
Adrian tidak terganggu dengan aroma menyengat yang berkumpul menjadi bau yang aneh. Tentu saja para penyihir mungkin mempraktekkan ilmu sihirnya.
Matanya yang tajam memindai seluruh istana abu-abu yang seperti sebuah bangunan dengan arsitektur seperti sebuah candi. Banyak bangunan mungil yang mengelilingi sebuah bangunan besar dan tinggi. Adrian yakin jika bangunan tinggi itu adalah tempat Neiji dan Hiny tinggal.
"Pasti lord Drew ada di sana, " kata Adrian yakin. Kemudian dirinya menjelma kembali menjadi sosok manusia. Dia melompati bangunan kecil untuk sampai pada bangunan besar.
Ketika sampai di bangunan yang besar secara tidak sengaja Adrian mendapati Drew tengah makan malam sambil membaca perkamen kuno di tangannya. Yang lebih mengejutkan Hiny ada di sana melayani Drew dengan tingkah genit nan menggoda. Bahkan busana yang ia kenakan tidak mampu menutupi kulitnya karena tembus pandang.
Drew dengan yang biasanya membenci orang berada di sekitarnya sekarang tampak tidak terganggu dengan kehadiran Hiny yang sekali-sekali menggesekkan d**a besarnya pada tubuh Drew. Lalu ia memasang wajah malu-malu dan berkata tidak sengaja.
'Apa yang sebenarnya terjadi pada My Lord? ' batin Adrian penasaran.
Adrian sangat kecewa dengan apa yang dilihatnya sekarang. Jika memang lord berubah hatinya setidaknya jangan menahan Britney di villa. Tidak adil menggantung perasaan gadis manapun.
"Keluarlah Adrian." Perintah Drew sama datar dan dingin seperti sebelumnya.
Namun Adrian yang kehilangan rasa hormat pada Drew hanya menjawab sekenanya tanpa memberikan sikap hormat. Hiny nampak tidak senang dengan kehadiran Adrian.
"Kenapa kau mencariku hingga ke dunia penyihir ini?" tanya Drew.
Awalnya Adrian ragu menjawab pertanyaan Drew karena adanya Hiny. Namun melihat sikap sok akrab Hiny ia langsung bicara ke inti," Nona Britney sepertinya tidak dalam keadaan baik. Sinarnya semakin lama semakin redup."
Drew tanpa mengalihkan perhatiannya dari perkamen kuno menjawab," Aku serahkan urusan Britney padamu, saat ini aku sedang sibuk."
Jawaban Drew menghantam telak kemarahan Adrian. Dengan tegas ia mengucapkan sesuatu yang membuat Drew terdiam.
"Obat yang tidak pernah bisa didapatkan adalah penyesalan. Jika suatu saat anda mendapatkan rasa kehilangan sekaligus penyesalan maka jangan pernah menyalahkan siapapun."
Setelah mengucapkan kata itu Adrian pergi menghilang dari pandangan mereka berdua. Drew sedikit tertegun dengan ucapan Adrian sehingga ia menghentikan acara membacanya.
Hiny yang melihat keadaan Drew yang goyah langsung membujuk Drew agar tidak memikirkan ucapan Adrian." Yang mulia adalah penguasa,mana ada hal tidak ada dalam kendali anda, jadi kata penyesalan itu tidak mungkin muncul. Mari kita lanjutkan kegiatan kita."
"Hn, aku memang harus berterima kasih pada mu karena membuatku mampu menyentuh benda di sekitar ku." Ucapan Sasuke membuat Hiny berbunga-bunga.
Dengan memasang wajah malu-malu Hiny menjawab," Semua demi yang mulia."
>
Suara tawa terdengar begitu mengerikan hingga membuat seluruh bulu kuduk berdiri. Furge yang mendengar cerita dari Kobby merasa sangat gembira.
"Ini bearti peri itu tidak ada yang melindunginya? Bagus, sebelum kesalah pahaman mereka berakhir kau harus bertindak. Jalankan rencana kita sekarang Kobby hahaha! "
Seringai kejam terbentuk di bibir Furge. "Akhirnya saat yang aku nantikan tiba."
Di sisi Furge, Maria begitu bersemangat hingga lupa diri, ia memeluk Furge dengan penuh gairah karena rasa senang. Kobby yang menyadari tindakan intim mereka berdua pamit dan menghilang menuju villa. Tanpa adanya Drew di villa ia akan dengan mudah menculik Britney. Hanya dia yang tau kondisi sebenarnya dari semua masalah ini.
>
Keesokan harinya Adrian masih mengirimkan kabar kondisi Britney melalui Sonny. Namun Drew masih tidak menanggapi kabar yang dikirim oleh Adrian. Bagi Drew ada hal yang lebih penting dari pada lainnya. Ia juga tidak bisa mengecewakan Hiny yang telah berjasa padanya.
"Sudah aku bilang jika Lord ini sedang sibuk. Berhentilah mengirimkan kabar yang sama terus menerus atau aku akan menghukum kalian."
Sonny yang ketakutan langsung undur diri dan menghilang. Api tujuh rupa yang keluar dari tangan Drew begitu menakutkan hingga membuat siapapun lari.
Adrian yang mendengar Jawaban dari Sonny hanya menghela napas panjang.
"Maka biarlah semua berjalan apa adanya."
Louis mengeram marah. Namun dia tidak bisa berbuat apapun. Mereka bertiga hanya bisa terdiam di villa sambil memikirkan cara menghibur Britney.
Mereka semua tidak ada yang sadar jika pria berkacamata tengah menggendong peri yang pingsan di tangannya. Mereka semua terlalu sibuk hingga tidak memperhatikan kondisi peri yang sedang sedih. Dengan penuh kemenangan Kobby membawa Britney menuju kastil Furge.
"Huh, maafkan aku nona. Kita tidak memiliki dendam namun aku sudah bersumpah akan setian pada tuan Furge. "
Kobby terus melompat dan berlari cepat menuju kastil Furge. Sebelum itu dia sudah memerintah pasukan vampir untuk membunuh siapapun yang mengejarnya.
Sudah saatnya bangsa pure blood menguasai Shadow World.
Tbc