A Dare.

1526 Words
   Burung masih bernyanyi dengan riang. Sang kucing melakukan aktivitasnya sehari-hari untuk bermalas-malasan dan mencuri ikan. Suasana pedesaan di Biford mengalir seperti biasanya. Segala sesuatu berjalan normal seperti apa adanya. Lantas bagaimana dengan keluarga kecil yang terdiri dari tiga orang dewasa dan dua anak-anak itu? Baiklah. Leonard masih merana karena tidak hanya di repotkan oleh peri hilang ingatan akibat menyusutnya ukuran tubuhnya, tapi dia juga harus berhadapan dengan sifat posesif mini Lord yang sering menatap tajam dan hampir membunuhnya karena memegang Britney. Setiap kali dia melakukan tugas layaknya ibu pada Britney, Drew tidak pernah absen memelototi dirinya. Contohnya saja saat ini. Drew bersikap seolah-olah akan membakar dirinya jika berani menyentuh Britney. Sifat posesif obfensifnya benar-benar mengganggu.   'Jika aku tidak menyentuh Britney, bagaimana aku bisa menyisir rambutnya?!'   "Berhenti melototiku, Drew!? " teriak Leonard sebal.   "Iya, Drew jelek jika melotot. " Britney ikut membela Leonard.   "A-apa.... " Tidak pernah seorangpun yang mengatakan dia jelek selama lebih dari seribu tahun, dan sekarang gadis yang ia puja mengatakan dia jelek.   Britney kembali cekikikan melihat wajah Drew yang shok.   Leonard akhirnya bisa menyisir rambut Britney dan mengikatnya.   "Sekarang antar Britney sekolah, Drew. "   "Baiklah. " Drew masih bermuram durja karena ucapan Britney.   "Ahaha wajah Drew yang cemberut sangat imut, " celetuk Britney. Ucapannya membuat Drew kembali ceria. Merekapun berangkat sekolah.   Leonard menggelengkan kepalanya. Jika dia tau ucapan Britney berpengaruh pada Drew, dari dulu dia pasti akan memanfaatkannya. Bayangkan saja, seringkali Leonard meminta tolong pada Louis karena sikap mengancam Drew. Sayangnya itu tidak semudah yang ia kira. Louis yang tidak tahan saat dihadapkan dengan sorot mata memohon dari Leonard, langsung kabur menuju negeri kegelapan. Dia beralasan jika negeri tersebut masih ada sisa pengkhianat yang ingin berontak. Padahal ketika Drew bangkit dari mimpi panjangnya, dia telah melepaskan gelombang energi yang begitu besar sehingga dunia kegelapan gemetar.   Para tetua klan yang hendak berontak langsung menyatakan kesetiaannya karena tidak ingin hangus menjadi abu. Begitu pula klan yang hendak bertarung, saat merasakan energi dari sang Lord mereka, langsung berdamai dan sepakat untuk tidak mengungkit permusuhan mereka.   Akhirnya Leonard mengalihkan sasarannya pada Adrian. Lantas bagaimana Adrian, reaksinya ketika mata hazel itu mengarah dengan ribuan pancaran suci nan penuh permohonan mengiba yaitu dengan mengajak Drew segera ke negeri bayangan untuk melakukan hal yang tidak perlu. Seperti menyiapkan istana baru untuk Britney, memasang penghalang energi untuk mempersiapkan kedatangan Britney ke negeri bayangan suatu saat nanti atau menyuruh para duyung membuat kalung tiara untuk hadiah Britney.   Dengan demikian Drew akan lupa pada kemarahannya pada Leonard saat sang Guardian yang beralih menjadi pembantu itu mempersiapkan sekolah Britney. Tentu saja setelah semuanya beres Adrian minta upah yaitu buku novel percintaan versi terbaru.   Leonard hanya bisa menghela nafas panjang ketika pekerjaan layaknya ibu yang di pagi hari harus menyiapkan putrinya sekolah selesai.   "Bagaimana jika dia terlalu tergantung denganku nantinya?" keluh Leonard.   "Maka aku akan membakarmu," jawab Drew yang tiba-tiba muncul.   "Kalau begitu coba mulai sekarang kau yang akan menyiapkan segala sesuatu untuk Britney!" teriak Leonard. Pria tidak tau diri ini selalu mengklaim jika Britney adalah miliknya tapi tidak melakukan apapun selain menempel pada Britney ketika segalanya beres. Akan tetapi selalu dengan seenaknya mengancam jika dirinya terlalu dekat dengan Britney.   Drew tidak menolak tawaran Leonard. Dia berpikir jika tidak ada susahnya merawat gadis kecil. "Jika hanya melakukan pekerjaan seperti itu, aku bisa dengan mudah melakukannya," jawab Drew angkuh.   Wajah Leonard menggelap dengan jawaban Drew, "Baiklah, jangan memanggilku jika kau mengalami kesulitan, hmmpt." Leonard meninggalkan Drew yang menampakkan wajah angkuhnya. Leonard ingin melihat bagaimana si angkuh itu melayani Britney yang cerewetnya melebihi ibu yang mau melahirkan. Dia meninggalkan rumah mungil berasitektur khas pedesaan Biford menuju ladang Canola.   "Aku akan menganggap ini liburan, " guman Leonard.   Drew hanya melambaikan tangan pada Leonard, pria itu seolah menyuruhnya hanya melihat dan membuktikan dia jika dirinya lebih baik dari Leonard. Saat Leonard keluar rumah, Drew segera melakukan tugasnya.   "Baiklah, awal mula tugas melayani Britney adalah menjemputnya dari sekolah, " kata pada dirinya sendiri. "Memangnya apa yang sulit, hanya menjemput Britney dari sekolah?"   Keputusan yang tidak buruk bagi kaum ibu-ibu yang ikut menjemput anak-anak mereka. Akan tetapi menjadi keputusan buruk bagi Drew, salahkan ketampanannya melebihi kadar yang bisa diukur oleh rumus matematika, dan juga keimutannya yang menggetarkan jiwa para ibu-ibu yang tentunya sangat menyukai hal yang berbau lucu. Jadi Drew harus rela menjadi sasaran cubitan para ibu-ibu di sana. Mereka sangat gemas hingga tidak perduli jika anak orang menjadi korban kebruntalan mereka.   "Kyaaa imut sekali..."   "Ugh Tampannya, putra siapa ini..."   "Kalau besar jadi menantuku ya...?"   Drew hanya bisa mengutuk dalam hati melihat ibu-ibu yang tidak sopan mencubit pipinya. Dengan terpaksa dia menutupi pipinya dengan kedua tangan dan bersembunyi sampai Britney keluar kelas.   "Aku yang seorang Lord harus menjadi korban kebrutalan ibu-ibu. Ini memalukan! " teriak Drew frustasi yang bersembunyi dari balik pohon. " Louis dan Adrian akan menertawakanku jika tau tentang hal in. "   Leonard yang mengawasi dari jauh menyeringai senang melihat penderitaan Drew yang dikerumuni ibu-ibu dan berusaha melarikan diri dari mereka.   "Rasakan itu, aku saja mengalamami trauma spikis karena serangan maha dasyat mereka," ucap Leonard. Dia masih ingat betapa kejamnya mereka. Pakaiannya bahkan pernah berakhir compang-camping karena mereka tarik. Jadi, dia selalu meminta ijin menjemput lebih lambat dari lainnya.   Setelah berhasil menyelesaikan misi kesatu yaitu menjemput Britney dari sekolah--- kini tiba misi kedua yang harus ia selesaikan yaitu menyuruh Britney ganti baju. Drew menghela nafas panjang karena Britney sangat susah disuruh ganti baju. Dia selalu lari ke sana-kemari karena ingin kejar-kejaran dengan Drew. Terpaksa Drew meladeni Britney dan mengejarnya sampai dapat lalu memakaikan baju pada Britney. Andai dia tidak dilarang Leonard menggunakan sihir, Drew pasti sudah menyelesaikan tugasnya dengan cepat.   'Energi tak terbatasku seolah habis hanya untuk mengejar Britney untuk berganti  baju,' batin Drew yang  sekarang meluruskan kakinya untuk mengatasi rasa pegalnya.   "Aku lapar~'' Britney duduk di depan Drew. Gadis itu memegangi perutnya yang berbunyi tanda minta diisi.   "Baiklah, kau ingin makan apa?" tanya Drew. Dia benar-benar harus kagum pada Leonard yang bisa sabar  mengurus Britney kecil.   "Aku ingin telur mata sapi, sup miso, burger, mie, daging steak," jawab Britney.   "Baiklah," ucap Drew," tapi tutup matamu dulu." Drew bersiap menggunaan sihirnya. Dia tidak mungkin memasak semua makanan itu sendiri. 'Lagi pula tidak ada Leonard, jadi dia tidak akan tau aku sudah menggunakan sihir. '   Triiing   "Makanan siap," seru Drew. Britney langsung melompat ke kursi dan memakan semua hidangan hasil sihir Drew. Matanya berbinar melihat semua makanan ini.   "Wah enak." Britney memakan semuanya dengan semangat. Cara makannya tentu saja seperti anak kecil pada umumnya. Mulutnya belepotan, sisa makanan tersebar di mana-mana, bahkan ada yang tumpah.   Alis Drew berkedut melihat ini semua, ini tandanya tugasnya tidak selesai di sini. Ia harus membereskan bekas makan Britney.   "Bagaimana caranya aku berduaan dan mengalami fase romantis jika terus bekerja seperti ini?!" teriak Drew entah pada siapa. Ini semua diluar perkiraannya.   Tidak sampai malam, Drew sudah tidak mempunyai tenaga untuk meladeni Britney yang super aktif. Seolah-olah gadisnya ini memiliki energi yang tidak terbatas.   Adrian dan Louis yang datang ke rumah Leonard hanya mengangkat bahu melihat Lord mereka berwajah gelap dan kelelahan. Mereka segera melarikan diri sebelum diberi tugas yang tidak masuk akal. Sebelum pergi mereka menyerahkan surat yang berisi tentang kondisi terakhir di dunia kegelapan.   Drew membuka surat yang mereka berikan. "Sudah waktunya aku kembali memerintah dunia bayangan dan juga bisnisnya di dunia manusia."   Drew mengusap wajahnya. "Aku hampir melupakan tugasku sebagai Lord Shadow world. "   "Ini bearti aku harus segera kembali, semua demi kestabilan dua dunia. "   Drew tau jika kehadirannya di maksudkan agar para makhluk dari negeri bayangan tidak mengacau dan menampakkan diri di depan manusia secara terang-terangan. Itu disebabkan banyak sekali makhluk dari negeri kegelapan yang menyelinap ke dunia manusia dan membuat kekacauan. Itu terjadi karena Sang Lord menghilang.   "Pantas saja Adrian dan Louis berkicau di samping kiri dan kanan telingaku agar menuruti permintaan mereka."   "Baiklah, jika memang sekacau ini aku akan kembali" putus Drew." Aku akan kembali ke negeri bayangan dan kembali ke sini saat dia sudah berusia enam belas tahun." ujar Drew.   "Apa kau yakin? Lantas bagaimana dengan Britney? " tanya Leonard.Leonard yang tadinya hendak mengejek Drew mengurungkan niatnya. Dia bersyukur jika Drew pergi dari sini. Dengan demikian kemurnian Britney masih terjaga hingga akhirnya dia harus menghilang.   "Aku titipkan dia padamu. Di Shadow world aku akan terus memantaunya. Seumpama nanti aku menemukan sesuatu yang bisa memulihkan kondisi Britney, aku akan segera mendatangimu.   "Ya, serahkan padaku. "   "Sejujurnya aku merasa salut dengan kesabaranmu dalam mengurus Britney. Aku mengaku salah. "   'Wow, demi Britney pria yang terkenal arogan ini membuang harga dirinya. '   "Ya, merawat anak kecil memang membutuhkan energi yang besar. "   Drew menyetujuinya. Dia kemudian pamit setelah melihat Britney yang terlelap di kamarnya dan menghilang.   Adrian dan Louis yang menunggu di depan rumah mengikuti Drew menuju negeri bayangan.   Leonard memandang mereka yang menghilang dari rumah. Sebagai Guardian Angel, dia juga tidak akan terus menampakkan dirinya di depan Britney. Terlebih dia harus menanggung kutukan masa lalunya.   "Kuharap kau tidak lagi menyakiti Britney, Drew. "   Leonard menutup pintu rumah. Seperti biasa dia melakukan tugasnya seperti seorang Singgle Daddy. Semua demi gadis mungil yang ia sayangi.   TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD