57

1053 Words

Eliza sedang mengelus-elus perutnya di depan TV, ketika Anisya lewat di depannya sambil membawa sebuah cokelat melintas di depannya. “Anisya, seingat Mama tadi kamu sudah makan satu. Ingat, Mama pernah bilang apa?” tegur Eliza. Eliza cukup ketat terhadap makanan apa yang masuk ke tubuh anak-anaknya, terlebih pada Anisya. Eliza sangat mengatur asupan gulanya, terlebih ini sudah malam. “Bukan buat Aca, Mama,” jawab Anisya dengan suara cadelnya yang imut. “Aca mau kasih ini buat Papa. Papa sedang sedih, Mama.” “Dari mana kamu tahu Papa sedang sedih?” “Karena Papa pegang-pegeng kepala begini.” Anisya meragakan geraka menjambak rambut sendiri. “Terus Papa minta Aca puk-puk begini.” Anisya merubah gerakan menjadi menepuk-nepuk punggung Eliza dengan susah payah. “Boleh, kan, Mama?” Anisya n

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD