Reina keluar dari kamar mandi setelah menghabiskan kurang lebih selama 1 jam berada dikamar mandi. Reina berjalan kearah almari dengan handuk yang melilit tubuhnya dan satu handuk berada diatas kepalanya, membungkus rambutnya yang basah. Ia mengambil sepasang baju tidur untuk ia pakai malam ini. Sepertinya gadis itu sudah tidak memikirkan tentang hal yang tadi membuatnya terbangun. Entah karena kamarnya yang sudah terang atau memang ia sudah mulai terbiasa dengan rumah tersebut. Setelah Reina memakai piyama yang ia ambil, lalu gadis manis itu memakai cream malam diwajahnya.
Kruuuukkk.
Perut Reina berbunyi.
“aku mulai lapar” gumamnya sambil memegang perut ratanya setelah ia mengoleskan cream diwajah putinya. Karena perutnya minta untuk diisi, Reina langsung berjalan kearah pintu kamar dan membukanya.
“astaga”
Brak.
Kejutnya sambil menutup pintu kamarnya kembali ketika melihat rumahnya masih gelap gulita. Ia benar-benar lupa jika sebelum tidur tadi ia tidak menyalakan lampu rumahnya yang alhasil menjadikan rumah itu gelap. Anehnya Reina bukan meraih ponselnya, tapi gadis itu malah mencari senter yang sempat ia lihat ada didalam laci samping ranjangnya. Setelah mendapatkannya, Reina menarik nafas dalam-dalam sebelum menghembuskan secara perlahan. Kemudian gadis manis itu mulai membuka pintu kamarnya kembali dan berjalan keluar kamar menuju dapur untuk memasak sesuatu untuk ia makan. Ketika Reina menemukan saklar lampu yang ada didinding tepat setelah ia menuruni tangga. Gadis manis itu langsung menyalakan saklar tersebut dan menyalalah lampu yang ada di rumah tersebut.
“akhirnya” gumam gadis manis itu ketika semua lampu sudah menyala. Kemudian ia berjalan menuju dapur dengan tenang. Sampai di dapur, gadis manis itu melihat isi lemari es yang sudah terisi penuh dengan bahan makanan dari yang mentah sampai yang perlu dipanasi terlebih dahulu, tapi isi lemari es tersebut tidak ada bahan makanan yang membuatnya tertarik sama sekali hingga akhirnya Reina memutuskan untuk menutup lemari es tersebut dan beralih menuju rak dinding yang ada diatas wastafel. Gadis manis itu membuka rak tersebut dan matanya melebar ketika melihat isi dari rak tersebut adalah satu ruang penuh dengan bungkus dan cup ramen dengan beberapa aneka rasa. Lalu gadis manis itu mulai mengambil satu bungkus ramen dengan rasa pedas didalam rak lemari dinding itu dengan hati-hati. Setelah mendapatkannya, Reina mulai memasaknya dengan menambahkan telur yang ia ambil dari dalam lemari es. Reina memasak ramen tersebut sambil melihat keruang tengah.
Reina pov.
“hah” aku menghembuskan nafas panjang ketika aku kembali mengingat tentang teriakan yang aku dengar tepat disamping telingaku saat aku sedang tidur pulas di kamarku. Padahal aku yakin bahwa aku sudah mengunci semua pintu dan jendela sebelum masuk kedalam kamar dan tidur. Teriakan itu benar-benar membuatku terkejut dan aku merasa bahwa itu sangat nyata. Tapi, aku merasa heran ketika memeriksa balkon kamarku yang tidak ada tanda-tanda apapun. Apakah yang berteriak tadi itu adalah hantu? aku jadi merinding sendiri mendengar spekulasi yang keluar dari mulutku. Oh s**t, ayolah wajar saja kan aku berspekuasi demikian karena rumah ini sudah lama tidak ditinggali dan tidak menutup kemungkinan untuk makhluk halus seperti itu menghuni rumah ini meskipun aku tidak percaya makhluk itu ada, tapi siapa tahu itu benar.
“oh ramenku” sadarku ketika aku melihat kearah panci yang isinya sudah meluap-luap. Aku buru-buru mematikan kompor dan mengangkat panci ramen kemeja makan.
Reina Pov end
❃
Lelaki yang tadi tidak sengaja membangunkan Reina itu kembali ke kamar yang didalamnya terdapat peti mati. Ia memandang peti tersebut dengan sedikit ekspresi lega yang tampak diwajahnya karena ia merasa telah menemukan jawabannya selama puluhan tahun menunggu sesuatu yang bisa membebaskan sang pangeran dari dalam peti mati yang ada didepannya saat ini. Setelah sedikit lama memandang benda persegi panjang itu, lelaki itu menghilang dengan sekejab mata dari kamar tersebut dan kembali ke kamar Reina. Ia melihat sekeliling kamar dan tidak menemukan gadis itu dimanapun. Kemudian lelaki itu keluar dari kamar Reina melewati pintu kamar tersebut dan melihat gadis manis yang ia cari sedang duduk dimeja makan sambil memakan ramen yang ia buat tadi.
“mari tunggu sebentar lagi” gumam lelaki itu sambil menghilang dari lantai dua rumah tersebut meninggalkan rumah itu untuk kembali ke rumahnya yang sebenarnya.
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa lelaki itu bisa menghilang dan bisa melihat dikegelapan seperti itu. Sebenarnya lelaki itu adalah seorang vampire yang selalu berkunjung ke rumah tersebut setiap malam atas perintah dari sang raja vampire untuk menjaga anaknya yang disegel didalam sebuah peti mati yang ada di rumah tersebut. Lelaki itu bernama Kim Jiwoo, lelaki yang memiliki kulit pucat dan hidung mancung. Bukan tanpa alasan lelaki itu disuruh untuk menjaga sang pangeran, itu karena ia juga ditugaskan untuk membuat pangeran atau calon raja selanjutnya itu bebas dari segelnya dan kembali hidup agar bisa menggantikan sang raja vampire sekarang karena sang raja sudah merasa tidak sanggup lagi dengan dirinya yang terus melemah.
Sekarang Jiwoo telah mendapat titik terang. Buku kuno yang sering ia baca itu memang ada gunanya dan kali ini ia benar-benar melihat ada seseorang yang memiliki aliran mawar didalam tubuhnya yang menyatu dengan darahnya. Sebelum pergi dari rumah Reina, ia benar-benar dapat mencium bau yang sangat enak dari tubuh gadis manis itu. Lalu kalung yang tadi ia lihat diatas nakas itupun memiliki bentuk yang sama dengan gambaar yang ada dibuku kuno itu. Tapi, Jiwoo tahu jika kalung tersebut diisi oleh kekuatan spiritual untuk melindungi gadis manis itu dari bahaya yang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menghindarinya dari endusan pemangsa malam seperti vampire.
Tak lama Jiwoo sampai dikawasan atau tempat persembunyian para kaum vampire. Meskipun berada ditengah-tengah hutan, tapi tidak ada yang tahu jika ada daerah vampire disana. Mereka benar-benar merahasiakan diri mereka dari luar dan tetap bersembunyi di hutan. Meskipun terkadang mereka keluar dan bergaul dengan manusia normal lainnya, tapi itu tidak bertahan lama karena sinar matahari yang terik dan membuat mereka cepat kembali kekawasan mereka. Populasi kaum vampire juga sedikit menipis karena banyak yang tidak tahan dengan darah hewan dan ingin minum darah yang terasa enak. Sebab itulah terkadang Jiwoo pergi ke rumah sakit untuk mengambil stok darah dengan diam-diam, tapi hal itu tidak sering ia lakukan hanya dua bulan sekali dan kaum vampire harus tetap meminum darah hewan.
“Jiwoo” panggil seseorang yang membuat Jiwoo berhenti berjalan dikoridor kerajaan dan menoleh kebelakang.
“oh Kevin” katanya. Lelaki yang dipanggil Kevin itupun berjalan mendekat dengan cepat. Keemudian kedua lelaki itu berjalan dikoridor bersama.
“bagaimana?” tanya Kevin. Oh ngomong-ngomong soal umur, mereka memiliki umur yang sama.
“ada hal baik yang terjadi” kata Jiwoo yang membuat Kevin menoleh kearahnya dengan menaikkan kedua alisnya penasaran dengan apa yang lelaki pucat disebelahnya itu katakan.
“aku tidak akan mengatakannya padamu” kata Jiwoo lagi. Hal itu membuat Kevin memasang wajah cemberutnya.
“ayolah!” pinta Kevin dengan nada yang merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan Jiwoo.
“tidak!” tolak Jiwoo.
“wajahmu terlihat menjijikkan” omel jiwoo ketika melihat wajah Kevin yang ditekuk dan cemberut seperti itu.
“biarkan saja”
“hah….” Jiwoo menghela nafas ketika menghadapi sifat Kevin yang seperti anak kecil itu.
“aku menemukannya”
“benarkah?”