akhirnya

1022 Words
Malam telah tiba, daerah tersebut terlihat sangat sepi dan gelap. Meskipun disetiap rumah terdapat sebuah lampu yang menerangi jalan didepan rumah mereka, tetapi belum cukup untuk menerangi jalan yang ada digang tersebut. Apalagi rumah yang ada disana memiliki jarak yang cukup jauh jadi lampu yang diletakkan didepan rumah mereka masing-masing tidak cukup untuk menerangi jalan yang tidak berada didepan rumah mereka. Semua lampu sudah menyala kecuali salah satu rumah yang berada paling pojok didaerah tersebut. Rumah itu masih tampak gelap karena sang pemilik rumah yang baru datang tadi siang itupun masih tertidur pulas di kamarnya. Bukan hanya lampu depan yang belum menyala, tapi semua lampu yang ada di rumah itu masih belum menyala jadi rumah itu masih tampak gelap. Gadis manis yang baru datang tadi siang itupun masih tidur dengan pulas di kamarnya tanpa merasa terganggu dengan kegelapan yang ada di rumahnya tersebut. Bahkan ia juga tidak merasa terganggu dengan semilir angin yang masuk melalui jendela yang masih ia buka. Ia tampak tidur dengan nyaman sambil memeluk boneka Kuromi besar miliknya. Sungguh benar-benar tidak terganggu sama sekali dengan kegelapan tersebut. ✤ Seorang lelaki tiba-tiba sudah berada disalah satu kamar dilantai dua yang keadaannya gelap gulita karena memang tidak ada lampu dikamar tersebut. Entah lelaki itu masuk dari mana padahal gerbang dan pintu depan sudah dikunci dengan benar. Bahkan semua jendela tertutup dengan rapat, apalagi kamar tersebut yang notabene tidak pernah dibuka dan dikunci dengan benar termasuk jendela kamar tersebut. Bukan tanpa alasan lelaki itu ada dikamar tersebut, itu dikarenakan diruangan itu terdapat sebuah peti mati yang ada ditengah-tengah kamar. Lelaki yang entah masuk dari mana itupun hanya menatap peti mati tersebut dengan diam dan tanpa ekspresi alias datar. Ia hanya bisa melihat dari jauh tanpa bisa menyentuh peti tersebut karena peti itu disegel dan ada pelindung disekitar peti tersebut. “hah” lelaki itu menghela nafasnya pelan karena sudah puluhan tahun lamanya, tapi tidak ada yang berubah dari peti tersebut. Peti mati itu masih tetap seperti puluhan tahun lalu dan sesuatu yang ada didalam peti tersebut masih damai didalam sana. Lama ia memandang peti tersebut sampai kemudian lelaki itu menyernyitkan alisnya ketika mencium sebuah aroma asing yang tidak pernah mengganggu indra penciumannya tersebut. Lelaki itu menjadi penasaran dengan aroma tersebut dan mencari tahu dari mana asal aroma tersebut berasal. Dengan sekejap mata lelaki itu pindah kesebuah kamar yang telah dihuni oleh seseorang dengan keadaan tertidur pulas diatas ranjangnya. Lelaki itu menyernyitkan dahinya ketika melihat seseorang yang tidak pernah ia lihat sebelumnya itu. Dengan penasaran, lelaki itu mendekat kearah gadis itu dengan langkah pelan dan kemudian ia ia mendekatkan wajahnya kearah wajah gadis tersebut untuk melihat dengan jelas seperti apa wajah gadis tersebut. Meskipun keadaan rumah itu sangat gelap, tapi lelaki itu bisa dengan jelas melihat wajah gadis manis itu dengan kedua matanya. Lelaki tersebut tampak heran dengan gadis manis itu yang tidur dengan pulasnya dikeadaan yang gelap gulita seperti ini dan pintu bakon kamar tersebut terbuka meskipun tidak begitu lebar, tapi apakah gadis itu tidak merasa dingin karena angin yang masuk atau ketika seekor binatang buas masuk kedalam kamarnya karena posisi rumah tersebut yang ada dipojok sendiri. Lelaki itu ingin menyentuh gadis tersebut karena merasa penasaran, tapi ketika tangan pucatnya akan menyentuh pipi gadis itu- “aargghhhhh” teriak lelaki itu disamping telinga sang gadis manis yang membuat gadis manis itu terkejut dan sempat berjengit dengan mata yang mulai terbuka lebar. Lelaki tersebut yang menyadari hal itupun dengan sigap menghilang dari kamar tersebut dan meninggalkan sang gadis dengan keadaan bingung diatas kasurnya sambil terduduk diam. ✤ Reina yang sedang asyik tidur di kamarnya itupun terbangun dari tidurnya karena merasa terkejut dengan sebuah suara teriakan seseorang yang terdengar sangat jelas ditelinganya beberapa menit lalu. Gadis manis itu masih bingung dengan keadaan yang terjadi barusan. Pasalnya ia merasa sudah mengunci semua pintu dan jendela dengan rapat, tapi kenapa tadi ada sebuah teriakan yang sangat jelas, seperti tepat didepan telinganya. Ketika kesadarannya mulai kembali sepenuhnya, Reina melihat kearash sekeliling kamarnya yang tampak gelap karena lampu belum ia nyalakan dan juga ia merasa sedikit angin yang terasa ditubuhnya dan ketika ia menoleh kearah balkon ternyata ia melihat pintu balkon yang masih terbuka. Dengan sigap gadis manis itu turun dari ranjang dan berjalan menuju balkon. Sebelum menutup pintu balkon kamarnya ia mencoba mengecek keadaan diluar. “tidak ada apapun, lalu teriakan tadi itu apa?” gumamnya pada dirinya sendiri dan gadis manis itu mulai masuk kedalam kamarnya kembali sambil menutup pintu balkon dan menguncinya dengan rapat. Ia juga mulai menyalakan lampu kamarnya yang gelap gulita tersebut. Setelah itu Reina duduk dikasurnya kembali sambil memikirkan kejadian beberapa waktu lalu. “aku tidak boleh takut” gumamnya sambil menepuk pipinya pelan. Lelaki yang tadi mengagetkannya itu melihatnya melalui bakon kamar gadis manis itu sambil tersenyum melihat tingkah Reina. Tapi, ia masih penasaran kenapa ia tidak bisa menyentuh gadis manis itu. Mungkin ia harus mencari tahu alasannya. Reina yang tidak mau terlarut dalam pikiran dan ketakutannya itupun memilih untuk pergi mandi. Ia tidak lupa melepas kalunya sebelum masuk kedalam kamar mandi agar kalungnya tetap kering tanpa ada endapan air ketika ia pakai saat selesai mandi nanti. Ketika Reina sudah masuk kedalam kamar mandi lelaki yang tadi berdiri dibalkon itupun masuk kembali ke kamar Reina untuk mencari tahu tentang gadis manis itu. Ia sekarang dapat melihat dengan jelas apa saja yang ada dikamar tersebut. Ia mulai melihat kesekeliling kamar tersebut dan melihat beberapa foto yang terpajang didinding maupun dimeja belajar dan meja samping ranjang. Ia melihat satu-persatu foto tersebut dengan seksama dan ketika lelaki itu melihat sebuah foto besar yang terpajang dinding atas ranjang tempat tidur itupun terkejut. “jadi dia adalah cucu kalian” gumamnya sambil memandang sepasang suami istri yang terlihat sudah tua yang duduk ditengah-tengah didalam foto tersebut. Lelaki itu tersenyum kecut dan mengalihkan pandangan dari foto tersebut menuju meja yang ada disamping ranjang. Ia melihat sesuatu yang tergeletak didepan sebuah foto. Dengan penasaran lelaki pucat itu berjalan menuju meja tersebut. Sampai dimeja tersebut, lelaki pucat itu melihat sebuah kalung bulan mawar yang tergeletak disana. Lelaki pucat itu tahu apa maksud dari kalung tersebut karena dibuku kuno pernah dijelaskan tentang lambang bulang mawar itu. “akhirnya! aku menemukannya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD