“maaf menyuruhmu pulang diwaktu yang tidak tepat seperti ini, sayang” kata ny. Kim yang masih mecuci piring didapur dan hal itu membuat Reina berhenti bermain ponsel dan mengerutkan alisnya karena heran mendengar perkataan ibunya barusan.
“tidak apa-apa, eomma” jawab Reina yang tiba-tiba merasa kekesalannya sedikit menghilang.
“maafkan eomma juga karena tidak bisa menginap untuk hari ini”
Mendengar ibunya yang terus meminta maaf membuat Reina menghela nafas pelan.
“Reina tidak apa-apa, eomma! Reina juga mengerti kok kenapa eomma dan appa menyuruh Reina pulang jadi jangan meminta maaf terus” kata Reina berusaha untuk menenangkan ibunya “maaf karena tadi Reina sempat merasa kesal pada kalian” gumam Reina tanpa melihat ibunya. Ny. Kim yang masih mencuci piring itupun tersenyum kecil mendengar perkataan anak manisnya itu.
Setelah mereka berbincang cukup lama, Reina memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk membongkar isi kopernya yang tadi sudah dibawa oleh Pak Lim ke kamarnya. Sampai didalam kamarnya, gadis manis itu terpukau dengan apa yang ada didalam kamar tersebut. Semua perabotan kamar tampak baru dan sebagian barang yang ia beli di Jepang ada di kamar tersebut. Ia berfikir bahwa ibunya yang membawa sebagian barang-barangnya kesini. Reina masuk lebih dalam dan merasa suka dengan penataan perabotan dikamar tersebut, ibunya memang yang terbaik menurut Reina. Kemudian gadis manis itu membuka koper besarnya dan ia juga membuka lemari untuk menyimpan pakaiannya. Lagi-lagi ia terkejut karena banyak baju yang sudah tertata rapi dilemari tersebut meskipun tidak benar-benar penuh. Kemudian ia mulai menata bajunya dengan mendengarkan musik yang ia putar dari ponselnya.
✤
Ny. Kim yang tadi melihat halaman depan yang kata Pak Lim sudah selesai direnovasi itupun merasa puas dengan kinerja orang-orang yang ia suruh. Wanita cantik itu kemudian memberikan uang bayaran kepada beberapa orang yang merenovasi rumah itu sejak tiga minggu yang lalu.
“terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa tiga minggu ini, saya sangat puas dengan hasilnya. sekali lagi terima kasih” ucap ny. Kim yang juga mendapat kata terima kasih dari beberapa pekerja itu. Karena pekerjaan sudah selesai mereka semua pamit pergi dari rumah tersebut dan ny. Kim masuk kedalam rumah untuk melihat anaknya yang tadi naik kelantai atas, ia berfikir jika anaknya pergi ke kamarnya untuk membereskan koper yang tadi ia bawa.
“butuh bantuan, sayang?” tanya ny. Kim yang mengagetkan Reina ketika sampai di kamar sang anak. Ny. Kim tersenyum ketika melihat anak manisnya itu berjengit kaget karenanya.
“eomma……” kesal Reina karena dikejutkan oleh sang ibu.
“maaf” ny. Kim sedikit tertawa.
“ini akan segera selesai” kata Reina menjawab pertanyaan ibunya diawal tadi. Mendengar larangan sang anak, ny. Kim tersenyum dan duduk diranjang yang ada ditengah kamar tersebut.
“sayang, eomma senang kau pulang. tapi, maafkan eomma karena kau tidak bisa lulus dari Jepang senior hight school“
“hmmm” gumam Reina yang kembali teringat dengan sekolahnya di Jepang sana.
“eomma tahu kau pasti sedih, tapi eomma sudah mendaftarkanmu di sekolah yang-“
“secepat itu” potong Reina dengan datar tanpa melihat sang ibu yang melihat punggungnya yang menata pakaian dilemari “eomma tahu aku sangat sedih meninggalkan sekolah di Jepang dan sekarang eomma menyuruhku untuk bersekolah disini dengan secepat itu” wajah kesal yang tidak bisa dilihat oleh ny. Kim terpancar diwajah Reina.
“hah” ny. Kim menghembuskan nafasnya pelan “eomma hanya ingin kau kembali dan merawat rumah ini seperti apa yang dikatakan nenekmu dulu. eomma juga tidak ingin jika rumah ini akan termakan usia dan runtuh begitu saja”
“iya aku paham, eomma. jadi tidak usah dibahas lagi ok!” pinta Reina agar ia tidak merasa kesal lagi karena disuruh pindah.
Ny. Kim mengerti dengan situasinya dan tidak mau menanggapi perkataan anaknya tersebut karena ia tahu bahwa Reina saat ini sudah kembali kesal jadi ia memilih untuk diam dan memperhatikan anaknya yang masih menata pakaian dilemari. Kemudian wanita cantik itu tersenyum karena bisa lagi melihat anak manisnya setelah dua tahun setengah anaknya tinggal di Jepang sendirian. Meskipun mereka selalu melakukan panggilan video, tetap saja ny. Kim merasa rindu dengan anak manisnya itu. Dengan melihat hal itu ia sadar bahwa anaknya sudah tumbuh semakin dewasa dan menjadi seorang remaja yang manis dan baik meskipun terkadang masih memiliki sifat yang menjengkelkan dan mudah marah seperti tadi, tapi hal itu tidak masalah untuknya asal Reina memahami situasi disekitarnya.
“oh ya sanyang, eomma baru ingat. kau masih menggunakan kalung itu, kan?” tanya ny. Kim setelah mereka terdiam selama beberapa saat. Reina hanya menjawabnya dengan gumaman sesaat.
“syukurlah jika kau masih menggunakannya”
“memangnya kenapa?” tanya Reina sambil menoleh kearah ibunya sekilas.
“tidak apa-apa, pokoknya jangan melepas kalung itu jika kau disini dan kau harus membawanya kemanapun kau pergi. Tidak boleh dilepaskan, mengerti!” perintah ny. Kim yang sebenarnya tidak dimengerti oleh Reina karena gadis manis itu selalu memakai kalung tersebut dan hanya melepaskannya saat mandi saja karena Reina tidak suka ketika endapan air yang disebabkan kalung itu membasahi leher yang sudah ia keringkan kembali basah. Reina yang sudah selesai menata pakaiannya itupun duduk disamping sang ibu dan menatap wanita cantik itu dengan tajam. Ny. Kim yang tahu maksud tatapan anaknya itupun hanya bisa tersenyum.
“eomma tidak bisa menjelaskannya…ini sudah sore dan eomma harus kembali ke Seoul” kata ny. Kim berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Reina yang mendengar hal itu hanya menghela nafas kasar karena tahu jika ibunya berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tidak bisa marah kepada ibunya meskipun dalam hatinya ia sudah merasa kesal sampai keubun-ubun karena merasa aneh sejak ia disuruh kembali ke Korea, merawat rumah neneknya, sekolah dengan cepat dan soal kalung yang tidak boleh ia lepas sama sekali. Itu sudah membuat tanda tanya besar dikepala Reina. Gadis manis itu hanya bisa membiarkannya dan mengantar ibunya kedepan untuk kembali ke Seoul.
“Pak Lim ayo” ajak ny. Kim kepada lelaki tua yang menjadi supirnya itu setelah kedua wanita beda usia itu sampai diruang tamu dimana Pak Lim berada.
“baik nyonya” balas pak Lim sambil berjalan menuju mobil hitam yang tadi ia pakai untuk menjemput nona mudanya.
“eomma pulang dulu ya, sayang. jika pekerjaan ayahmu selesai kami akan kemari dan menginap” kata ny. Kim sambil menepuk pundak anaknya. Reina hanya bergumam sebagai tanggapan perkataan ibunya tersebut. Sebelum masuk kedalam mobil, ny. Kim menyempatkan diri untuk memeluk anaknya sekilas dan menciumnya.
“hati-hati bawa mobilnya pak Lim” kata Reina sambil tersenyum kearah lelaki tua itu.
“baik nona, nona juga jaga diri anda dengan baik” jawab pak Lim dengan senyum tuanya.
“oh satu lagi, besok mungkin yang menanam bunga akan datang jadi jangan kunci gerbangnya ketika kau berangkat sekolah besok”
“aku mulai sekolah besok!” kejut Reina.
“iya, sudah ya, eomma pulang jadi jaga dirimu” tanpa menunggu protesan dari anaknya, ny. Kim sudah menyuruh pak Lim untuk menjalankan mobilnya.
“hah” Reina hanya bisa menghela nafasnya kasar. Ibunya benar-benar menyebalkan. Kemudian ia masuk kedalam rumah dan mengunci semua pintu. Setelah itu ia naik kelantai dua sambil meregangkan ototnya karena merasa lelah. Mungkin ia akan tidur untuk saat ini
✤
Didalam mobil, ny. Kim hanya diam saja sambil memasang wajah cemas. Ia benar-benar tidak tega meninggalkan anaknya sendirian di rumah itu untuk pertama kalinya, tapi mau bagaimana lagi. Ini sudah pekerjaannya dan ia juga tidak ingin mengecewakan klien yang sudah membuat janji dengannya. Ia hanya bisa berharap jika anaknya akan baik-baik saja disana sendirian.
“oh tidak! aku melupakan sesuatu” gumam ny. Kim sambil menepuk jidatnya ketika mengingat sesuatu yang ia lupakan dan itu sangat penting. Kemudian wanita cantik itu mencari ponselnya yang didalam tas dan mengeluarkannya. Ia langsung mengetik sesuatu dilayar persegi panjang itu dan mengirimkannya kepada sang anak melalui chat.
“semoga dia tidak membuka kamar itu”