Agra tersenyum pada Lesha, dia masih bingung dengan pandangan Angga yang seperti tertarik pada dirinya. “Bahkan Om Gara pun kalau bertemu dengan orang yang lebih tinggi pangkatnya seperti presiden juga tetap harus antri kan?” “Memang semua ada pada tempatnya, pasien juga harus antri ke saya. Padahal mungkin dia jenderal. Sama saja kok semua memang ada bagiannya sendiri-sendiri dan saya bangga bisa konsultasi dengan Om Gara,” ucap Agra merendah. “Benar semua ada porsinya masing-masing,” ucap Kemala. Dia sedang mengupas jeruk shantang lalu ditaruh di piring. Sama seperti Agra ketika mengupasi jeruk tersebut untuk Echa. “Amel mau?” tawar Kemala. “Amel yang kupasin boleh?” “Boleh Amel boleh bantu kupas jeruk, tapi cuci tangan dulu ya.” “Tanpa membantah, Amel langsung menuju wastaf

