KAMI YANG JADI TUMBAL

1284 Words
Ira termangu melihat sosok Lesha meninggalkan dia dan dua temannya yang juga terdiam. Bahkan teman lelakinya juga memikirkan bagaimana bila dia menjadi Lesha, sendang hamil malah tahu suaminya selingkuh. Apa bisa memaafkan? ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Puas Mbak? Puas?” Teriak Ira di lapas, dia datang bersama Dita. “Mbak yang salah, sekarang mama dan papa serta kami yang jadi korban, Mbak yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada bang Igra kami yang jadi tumbal,” Dita yang lebih lembut dari Ira melengkapi pernyataan adik bungsunya. Dita memang diceritakan oleh Mita kalau kakaknya jatuh cinta pada Igra sejak bertemu. Itu langsung Mita katakan ketika mobil Igra melaju meninggalkan rumah mereka selepas mengantar Mita dari KKN di Sumedang. “Ibu Lesha sudah mengatakan sampai kapan pun akan terus membayangi hidup Mbak. Jadi lima tahun lagi Mbak keluar tetap saja tak bisa hidup tenang!” “Kerja enggak bisa, dan aku yakin tak ada ibu mertua yang mau punya menantu mantan napi dari kasus merebut lelaki orang,” ucap Dita sebelum meninggalkan Mita yang terpekur. Orang tuanya sejak dia dijebloskan ke penjara tak pernah ada yang mau datang. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Saya tidak menyebutkan Ira dan Dita akan sama dengan Mita, saya hanya menyebutkan itu contoh kongkrit akibat perempuan yang tak tahu soal hukum.” “Jadi buat para lelaki yang mau memacari bahkan menikahi Ira dan Dita itu bukan tolok ukur kalau kedua nama itu sama dengan kakak kandung mereka kan?” “Atau para orang tua yang mau cari menantu, ya silakan saja ambil mereka sebagai menantu.” “Tak ada alasan mendiskredit dua nama itu dengan kasus ju4l diri kakak mereka.” “Kenapa saya bilang ju4l diri?” “Kalau enggak menju4l dirinya pada suami saya, dia enggak akan jadi istri simpanan, bahkan dapat jabatan khusus sebagai sekretaris dua suami saya kan?” “Mita menukar tubuhnya dengan semua itu, artinya memang menjual walau tak langsung dengan uang cash!” Lesha menjawab beberapa pertanyaan yang ditujukan padanya di seminar kampus tentang hak perempuan dalam hukum pernikahan. Tetap saja nama Ira dan Mita terbawa buruk karena track record Mita berdampak pada pikiran orang. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Igra merasa terbuang, dua bulan sejak dia diciduk, tak ada satu pun keluarganya yang datang menjenguk. Dia sekarang sendirian, dari pengacaranya dia juga tahu Mita mengalami kondisi yang sama. Walau beberapa kali bertemu saat persidangan, Igra sama sekali tak mau bicara lagi dengan Mita. Dia tahu semua berawal dari chat Mita yang selalu memancingnya membuat dia terjerumus, itu membuat Igra sangat membenci Mita, sosok yang tak pernah dia cintai sama sekali. Cinta sejati Igra hanya pada Echa seorang. Namun sayang cinta itu dia beri kotoran busuk dengan cara dia selingkuh. Bagi Igra, Mita hanya perempuan pemuas n4fsu, tak lebih. Hanya seonggok daging tanpa nyawa. Selain janjian kencan sebelum menikah, tak pernah ada kata mesra dari Igra saat chat. Sedang kalau sedang berperang Igra paling hanya akan menyebut kamu hebat bisa selalu membuatku puas, tapi tak pernah ada panggilan spesial misal BABE, HONEY, SAYANG atau panggilan familiar lain yang biasa disebut asangan pada kekasih atau istrinya. Tak ada unsur cinta, bahkan sebagai suami dia tak pernah memberi nafkah kecuali membayar kontrakan rumah. Tanpa uang nafkah mingguan, bulanan atau harian, tak ada. Dia juga tak pernah jalan bareng nonton atau shopping agar tak mencolok mata. Mereka hanya terlibat makan siang dan saat makan siang mereka tak memperlihatkan sikap mesra sehingga siapa pun yang memergoki tak akan mengira keduanya punya hubungan spesial selain hubungan manager dan sekretaris dua. Saat itulah sebagai lelaki Igra membayar semua, bahkan saat dulu mereka sewa kamar hotel juga Igra yang bayar, hanya itu nafkah lahir yang Igra berikan. Bahkan pembicaraan mereka melalui chat atau telepon tak ada ungkapan sayang atau cinta sama sekali sebab rasa itu memang tak ada dari Igra. Walau dari Mita sejak pandangan pertama telah jatuh cinta pada Igra, tapi Mita selalu menutup semua agar Igra mau dia jerat dengan prinsip TAK PERLU PAKAI PERASAAN! Sehingga menurut Igra mereka hanya sama-sama butuh pelampiasan, tak lebih. Sekarang Igra merasa dirugikan dengan hubungan itu. Walau jelas dia salah tergeret permainan Mita, tapi dia juga tak terima dari permainan Mita, rumah tangganya dengan Echa dan masa depannya berantakan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ ‘Jadi dia juga masih trauma sehingga masih konsultasi ke sini?’ Dita melihat Lesha keluar dari ruang konsultasi psikolog yang akan didatangi Ira adiknya yang merasa sangat tersiksa dengan pandangan orang sekitar mereka karena kelakuan Mita. ‘Kami saja yang hanya peran figuran terkena imbas seperti ini, bagaimana dia yang peran utama? Suaminya selingkuh dan anaknya harus hilang karena keguguran?’ ‘Sungguh berat beban yang dia terima.’ ‘Pantas ketika di kampus Ira bilang dia tersiksa batinnya, ternyata dia tak bohong,’ tanpa memberitahu Ira soal Lesha yang baru keluar dari ruang konsul psikolog Dita menyerahkan bukti pendaftaran pada suster yang menjaga di depan ruang konsultasi. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Cha, nanti bisa titip ini buat Agra?” “Dia bilang siang dia mau ke kantor, tapi ayah kan ada jadwal ke luar, jadi kamu yang bisa ayah titipi, sebab bubu juga sedang di Lampung kan?” “Siaaap big boss, sebagai satpam, aku akan jaga kantor,” balas Lesha dengan senyum manis Kebetulan dia sedang kedatangan tamu bulanan, sehingga malas keluar kantor bila memang tak ada urusan penting ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Silakan duduk Dokter sebentar saya cuci tangan dulu,” ucap Lesha. Dia kebetulan menumpahi kopi di mejanya dan barusan dia lap menggunakan tissue. Agra memperhatikan ruang COO law firm QUEENARA milik profesor Prashanti Kemala Lakeswara, yang oleh putri tunggalnya dipanggil BUBU. Terlihat pemilik ruangan berjiwa seni tinggi, lembut, tapi pegas itu bisa Agra perhatikan dari detail susunan ruang, baik warna dinding mau pun warna semua furniture juga perlengkapan yang ada di ruangan ini sangat berbeda dengan ruangan bapak Gara yang terlihat sangat keras dan tegas. “Tak apa tak perlu buru-buru, santai saja kok. Saya sesudah selesai tugas di rumah sakit ke sini, jadi saya nggak punya tujuan lain kecuali kamu punya pekerjaan lain yang harus segera meninggalkan kantor,” balas Agra sopan. Lelaki tegas dengan karier memukau, mapan namun sayang belum punya pendamping. Mungkin dia sangat selektif sehingga belum dapat pasangan ideal sesuai ekspektasi yang dia targetkan. Lesha tidak menjawab, dia hanya membawa map yang tadi diminta oleh Gara untuk diberikan pada Agra. “Ada pesan dari Pak Gara?” tanya Agra saat menerima map tersebut. “Wah nggak tuh. Dia cuma bilang dia titip ini buat Pak Dokter karena dia harus keluar kantor, sedang Ibu saya sedang ada di Lampung. Kalau hal seperti ini biasanya Pak Gara memang tidak akan menitipkan pada orang lain walau orang kepercayaan sekali pun. Karena ada kemungkinan orang kepercayaan bisa saja membelot.” “Benar kadang orang suka kalap kalau uang sudah bicara. Seberapa pun loyalnya seorang manusia, kadang kalau kebutuhan mendesak dia bisa saja berpaling.” Agra membenarkan pandangan pak Gara soal loyalitas seorang kepercayaan. “Kita makan siang yuk,” ajak Agra. “Wah maaf siang ini saya lagi males keluar,,” tolak Lesha. “Ya sudah.” “Kalau aku beli makanan, kita makan di sini bagaimana? Boleh nggak?” tanya Agra minta persetujuan nyonya rumah. “Nggak apa sih. Saya juga belum pesan makan siang,” Lesha tidak enak juga menolak permintaan Agra. Lesha masih menggunakan kata SAYA, sedang sejak sejak awal Agra menggunakan AKU. “Sepertinya kita pernah satu negara di luar Indonesia, tapi mungkin berbeda waktu ya. Aku juga ambil S2 nya di Belanda ucap Agra melihat gambar wisuda S2 Lesha di depan kampusnya di Belanda yang terpajang di dinding ruang kerja itu. “Jarang loh orang ambil kedokteran spesialisnya di Belanda. Biasanya di Jerman atau di mana lah. Belanda biasanya khusus orang hukum, bukan khusus maksudnya terutama orang hukum yang ambil di sana,” balas Lesha dengan senyum manis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD