Huzam terus menggeleng. Ia tidak mengira akan bertemu perempuan seperti itu. Parahnya lagi sekarang mereka bertiga berada dalam satu mobil. Huzam sudah seperti lalat yang mengganggu saja. "Ponselmu habis batre, Zam?" tanya Roni memecah keheningan. Mereka bertiga sejak tadi tidak saling bicara. "Iya. Lupa gak di cas." "Sini gue casin. Gue bawa casnya, kok. Hp apa sih?" timpal Sesil. Hal itu sontak membuat Huzam risih. "Nggak usah." "Kamu kapan ke Jakarta, Sil? Tak kira kamu asli Bali loh," ujar Roni. Bertemu Sesil tak sengaja membuatnya tak bisa menghindar. "Waktu itu cuma liburan, Ron. Kalau sekarang emang niat nyari orang." Roni mengukir senyum. Sungguh ia tak beruntung. Di saat ia akan menikmati waktu bersama Huzam justru perempuan bernama Sesil datang. Tentu itu menjadi citranya

