Anda Belum Beruntung

1427 Words
Tinn tinn tinn ... Semua mata memandang pada mobil mewah berwarna pink yang saat ini sedang berjalan menuju parkiran. "Eh gila, itu siapa? sumpah mobilnya pengen buat gue jual ginjal aja," "Astaga, mobilnya keren banget!! gue harap yang naik cowok tampan!" "Maba tuhh pasti, secara kalau mahasiswa kampus ini gak pernah punya mobil sebagus itu," "Kalau lo cowok, gue jadiin pacar. Tapi kalau lo cewek, gue jadiin temen, biar tiap hari bisa naik mobil mewah terus," Begitulah kira-kira keriuhan para mahasiswa saat melihat mobil mewah berwarna pink lewat. Mobil mewah berwarna pink itu sudah terparkir dengan rapih. Tak lama kemudian sang empunya turun dari dalam mobil. Seorang gadis keluar dari dalam mobil. Gadis yang memakai rok biku pendek berwarna hitam, kemeja berlengan pendek berwarna putih dan berukuran pas di tubuh, sepatu sneaker putih, kaos kaki putih selutut dan pita hitam motif putih yang sengaja dilengketkan di kerah bajunya. Tak lupa ada ransel kecil cute yang dipakai di punggungnya. Semua mata terpusat pada sosok gadis itu. "Gila, kayak anak sekolahan jepang gitu," "Kayak anime, sumpah," "Itu maba? sumpah cantik banget!!" "Gue jadiin sahabat langsung!" "Gebet langsung!" Bisik-bisik para mahasiswa terdengar sampai ke telinga gadis yang sedang menjadi pusat perhatian itu. Gadis itu tersenyum lebar. Rasanya lega saat dia sudah sampai ke kampus yang akan menjadi tempat menyempurnakan pendidikannya ini. "Ya ampun ... rasanya benar-benar lega, akhirnya gue jadi mahasiswa," ungkap gadis itu dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya. Seza Sazkia Mada, seorang gadis berparas cantik nan menawan. Bola mata berwarna coklat terang miliknya membuat siapa saja yang melihatnya langsung terpesona. Kulit putih bersih yang dipadu padankan dengan hidung mancung, alis tebal dan melengkung indah, serta bibir merah muda yang berbentuk indah, berbanding setara dengan gigi kelinci dengan satu gingsul di sebelah kanannya. Terlahir dari keluarga kaya raya adalah suatu anugerah yang harus disyukuri Seza. Seza adalah gadis yang sempurna, parasnya cantik nan manis, hartanya pun tak perlu diragukan lagi. Mungkin itulah yang membuat Seza menjadi incaran para lelaki. Tapi sayangnya, Seza sama sekali tak tertarik pada para lelaki yang selalu mendekatinya. "Kampus seluas dan selebar ini, tapi gue sendiri dan gak punya teman? astaga nasib lo anjlok banget sih, Seza." Seza menghela nafasnya pasrah, dia langsung berjalan masuk ke dalam area kampus. Seza sendiri tak tau dia harus pergi ke mana, dia benar-benar buta arah di kampus barunya ini. Seza berjalan lancar, mengikuti instingnya, seperti menebak-nebak tepatnya. "Gue harus cepat-cepat punya teman baru nih. Kalau sendirian terus kan nampak banget jomblonya," ujar Seza pada dirinya sendiri. "Lahh ... kok sepi sih? gue nyasar atau gimana?" tanya Seza pada dirinya sendiri. Seza terus berjalan, jujur saja Seza sedikit merasa takut karena tak menemukan orang satu pun, tapi Seza tak boleh panik, dia justru harus mencari jalan yang benar. "Hahahaha ... gila, benar-benar gak waras ya lo, dosen juga lo lirik, astaga!! sadar broo!!" Seza mengerutkan dahinya bingung. "Nahh itu ada suara orang, mending gue cari tau aja lah, gue mau tanya arah sama dia. Ya kali diam-diam aja, yang ada nyasar sampai semak belukar gue." Seza mengikuti arah sumber suara. Sampai dia menemukan dua pemuda yang sedang asik bercerita. Seza tersenyum lebar, menampakkan gigi-gigi rapih nan putih miliknya. "Rezeki anak sholeha, akhirnya gue ketemu manusia juga." Seza mengelus d**a lega. Seza langsung berjalan menghampiri dua pemuda itu. "Hallo, permisi, numpang tanya dong," sapa Seza pada kedua pemuda itu. Kedua pemuda itu langsung mengerutkan dahi mereka. Mereka menatap Seza penuh tanya. "Ngapain dia ke sini? mau cari cogan apa, mungkin dia tau kalau gue sama Altha di sini," ujar salah satu pemuda itu dalam hati. Satu pemuda yang sedang memegang sebatang rokok itu langsung diam mematung. Dia menatap Seza dengan tatapan memuja. "Fix, ini bidadari yang dikirim Allah ke gue, biar gue gak jomblo lagi. Ya ampun ... makasih Ya Allah," pekik pemuda itu dalam hati. Uhukk uhukk uhukkk ... Seza terbatuk-batuk, dia tak bisa menghirup asap rokok. Jika menghirup asap rokok, Seza langsung batuk-batuk. Pemuda yang memegang sebatang rokok itu langsung tersadar dari lamunannya. "Ehhh kenapa? kok batuk-batuk sih? kenapa? mau gue beliin obat?" tanya pemuda itu spontan. Seza menatap aneh pada pemuda itu. "Hah? obat? enggak, enggak perlu obat. Gue cuma gak bisa ngehirup asap rokok aja," ungkap Seza jujur. "Ooh gak bisa ngehirup asap rokok? sorry ya." Pemuda itu langsung membuang rokoknya dan langsung mematikannya. "Lo mau ngapain ke sini? mau cari jodoh?" tanya pemuda itu. "Tenang, ada gue, gue siap kok jadi jodoh lo." Pemuda itu tersenyum manis. "Gila, gercep banget lo, Tha. Altha mah liat yang bening sikit langsung sikat!" ledek pemuda yang satu lagi Pemuda yang dipanggil Altha itu langsung menyikut pundak temannya. "Jangan bacot ya, lo, gue gibeng juga nanti lo!" ancamnya dengan suara pelan. Seza menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia menatap bingung pada kedua pemuda yang ada di hadapannya ini. "Gue mahasiswa baru, gue gak tau arah di kampus ini. Kayaknya gue nyasar deh, kalian bisa tunjukin gue arah?" tanya Seza langsung. "Ooh bisa, bisa banget malah, jangankan arah kampus, arah ke hati gue pun langsung gue tunjukin ke lo," jawab Altha dengan senyum malu-malunya. "Cihh!! jijik," timpal pemuda yang sudah pasti teman Altha itu "Sirik aja lo!" gerutu Altha pelan. "Emmm ... sebelum gue nunjukin jalan ke lo, gimana kalau kita kenalan dulu," "Gue Altha, Althafandra Wijaya, mahasiswa baru juga di kampus ini." Altha menyodorkan tangannya di depan Seza. Seza tersenyum canggung. Tapi mau tak mau dia membalas jabatan tangan Altha. "Gue Seza, Seza Sazkia Mada. Mahasiswi baru di kampus ini," ujar Seza memperkenalkan diri. "Gantian-gantian! awas geser, gantian gue yang kenalan," teman Altha langsung menggeser tubuh Altha. Tapi baru saja dia ingin menjabat tangan Seza, Altha langsung berdiri di hadapan Seza, seolah-olah melindungi Seza dan tak rela jika Seza dipegang oleh orang lain. "Gak boleh!! lo kalau mau kenalan gak boleh pegang tangan Seza!" hardik Altha dengan mata melotot. "Apa sih lo? gue mau kenalan sama dia, dia aja gak keberatan kok," bantah teman Altha tak setuju. Altha melotot lebar, dia mengeluarkan aura kekejamannya. "Mau tetap jabat tangan? silahkan. Tapi jangan salahkan gue kalau tangan lo itu patah!" ancam Altha dengan likiran tajamnya. Teman Altha itu langsung menelan ludah, dia takut dengan ancaman Altha. "Iya-iya!! kenalan gak pake jabat tangan!" putusnya pasrah. Altha tersenyum puas, lalu dia langsung bergeser dari hadapan Seza. "Apaan sih si Altha ini? aneh banget jadi manusia," ujar Seza dalam hati. "Hallo," teman Altha itu melambaikan tangannya. "Nama gue Danu, Danu Deltara, gue mahasiswa baru juga." Danu tersenyum manis pada Seza saat dia memperkenankan dirinya. "Hallo, gue Seza-" "Yuk, gue antar lo ke tempat maba kumpul." Altha langsung menarik tangan Seza pergi meninggalkan Danu. Danu menatap kesal melihat tingkah Altha. "Apaan sih Altha itu?! baru kali ini dia tingkahnya menjijikan gitu sama cewek! malah gue ditinggalin lagi, kampret emang!" Danu menggerutu kesal. Sementara Altha, tangan jomblonya itu benar-benar nyaman sekali menggenggam tangan Seza yang lembut. "Sorry, tangan gue," Seza tersenyum canggung. "Astaga!! lupa kalau masih genggam tangan lo. Abisnya tangan lo benar-benar nyaman dan pas digenggaman gue sih," balas Altha malu-malu. Seza tersenyum malu, Altha memang ada-ada saja. "Senyum kamu manis, buat aku nyaman. Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Altha penuh harap. Seza langsung berhenti berjalan. "Gila, belum ada juga 10 menit ketemu, eh uda ngajak pacaran. Sorry, ini dunia nyata, bukan dunia novel," tolak Seza mentah-mentah. Altha berdiri di hadapan Seza. "Coba lo tatap gue, liat gue dari atas sampai bawah," perintah Altha pada Seza. Seza menuruti perintah Altha. Dia menatap Altha dari atas sampai bawah. "Bibir merah, kulit putih, tinggi, tegap, hidung mancung, alis tebal, wajah tampan dan gak ngebosenin. Kalau untuk pacar gue mah uda cocok sih. Tapi ya kali baru ketemu 10 menit uda mau-maunya diajak pacaran. Ya kali gue terima, mau ditaruh mana harga diri gue, dikira gue cast novel apa," Seza menggerutu dalam hati. Seza tersenyum. "Lo tipe gue, gue juga suka sama lo. Tapi lo belum berhasil buat gue cinta. Jadi, anda belum beruntung. Silahkan coba lagi," ujar Seza pada Altha. Altha diam mematung, baru kali ini dia merasakan defenisi nyesek karena ditolak seorang wanita. "Cusss ... mari kita jalan kembali." Seza langsung berjalan meninggalkan Altha yang masih diam mematung. Plakk!! Altha menampar pipinya sendiri. "Gak mimipi," ujarnya lirih. Altha memegang dadanya, seolah-olah merasakan sakit di dadanya. "Ya ampun ... nyesek banget ditolak Seza," lirihnya pelan. "Lo niat antar gue gak?" teriak Seza yang sudah berada jauh di depan Altha. Altha tersentak. "Ya ampun, gue ditinggalin lagi." Altha langsung berlari mengejar Seza yang sudah berada jauh di depannya. ***** HAYHAYHAY ? Ada yang belum move on dengan mantan? atau ada yang masih kesel sama mantan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD