Bidadari Depan Minimarket

1227 Words
"Hallo, Seza, pulang bareng yukk," ajak Altha pada Seza yang berjalan menuju parkiran. Seza menaikkan sebelah alisnya. "Pulang bareng?" tanya Seza ulang. Altha tersenyum lebar, lalu mengangguk cepat. "Iya, pulang bareng. Yuk, gue anterin sampai rumah lo. Kan kasian kalau cewek cantik pulang sendirian." Seza berhenti, dia melipat kedua tangannya di d**a. "Sorry, gue bawa mobil," tolak Seza dengan senyum buat-buatannya. "Mana mobil lo? itu ya yang di dalam? sini biar gue keluarin. Kasian kalau lo ngeluarin mobil sendiri, ribet. Ini nih gara-gara mobil ini," tunjuk Altha pada mobil berwarna pink di depannya dan Seza. "Mentang-mentang mobilnya mewah, terus deh pulangnya lama-lama, biar diliatin orang-orang dulu. Ck, memang dasar," Altha tersenyum miring. "Sorry, gue gak butuh bantuan lo. Ini mobil gue, gak perlu lo keluarin juga gue bisa ngeluarin mobil sendiri," ujar Seza dengan tatapan tajamnya. Lalu Seza langsung berjalan dan memasuki mobilnya yang berwarna pink itu. Tinn tinnn ... Seza mengklakson dua kali agar Altha menyingkir dari depan mobilnya. Altha membelalakkan matanya lebar. "Astaga!! jadi itu mobil Seza?" tanya Altha pada dirinya sendiri. Plakk!! Altha menepuk jidatnya kuat. "g****k!! dasar Altha g****k!! apa yang barusan lo ucapin? lo baru aja ngehina mobil si Seza di depan Seza, terang-terangan gak pake sensor. Astaga, g****k banget sih lo!!" Altha memaki dirinya sendiri. Tinn tinn tinnn ... Seza kembali mengklakson Altha yang masih menghalangi jalannya. Karena diklakson oleh Seza, Altha langsung terlonjak kaget. Dia langsung mundur ke belakang, memberikan jalan untuk mobil Seza. Seza langsung menjalankan mobilnya melewati Altha. Altha tersenyum lebar, berharap kalau Seza tak membencinya karena sudah mengejek mobilnya. "Daaa, Seza, hati-hati di jalan." Altha melambai-lambaikan tangannya pada Seza. Seza tersenyum singkat. "Ada-ada aja tuh cowok." "Woy!!" Altha langsung terkejut saat seseorang menepuk pundaknya tiba-tiba, padahal dia masih fokus pada Seza. Altha melihat ke samping. "Ck, lo gak bisa apa sehari aja gak usah ganggu ketenangan hidup gue?" tanya Altha kesal pada Danu. Ya, orang yang mengagetkan Altha barusan adalah Danu. "Lo beneran jatuh cinta sama dia?" tanya Danu penasaran. "Kepo lo, kayak Dora." Altha langsung pergi meninggalkan Danu. "Woyy!! gue nanya sama lo, Bambang!! kalau lo gak serius sama dia, gue yang bakalan seriusin dia!" teriak Danu sambil mengejar Altha. Altha langsung berhenti seketika. Mendengar ucapan Danu barusan membuat setan di tubuhnya bangkit. Altha membalikkan tubuhnya menghadap Danu. Lalu Altha langsung menatap Danu tajam. "Lo?" tunjuk Altha tepat di depan wajah Danu. "Berani lo deketin Seza, gue remukin tubuh lo tanpa basa-basi," ancam Altha dengan raut wajah menyeramkan ya. Glekk ... Danu langsung menelan ludah. "Gu-gue kan cuma kasih penawaran aja sama lo. Ka-kalau lo cuma niat main-main, mendingan gak usah sama dia. Mendingan dia buat gue aja. Toh selama ini juga lo selalu godain cewek, tapi gak pernah ada satupun yang lo pacarin," jelas Danu memberanikan diri. Altha mendekati Danu, mata mereka saling beradu, dekat, sangat dekat. "Berani dekati Seza, gue kirim lo langsung ke neraka!" ancam Altha tak main-main. Lalu Altha langsung pergi meninggalkan Danu sendiri. Danu menatap kepergian Altha dengan wajah pucat pasi. "Astaga, gila si Altha. Demi cewek yang baru dia kenal beberapa jam aja, dia rela mau kirim gue, sahabatnya sendiri ke neraka. Sumpah kemasukan setan bucin dari mana tuh si Altha?" tanya Danu sambil menggerutu. "Kalau uda dicap sama Altha gitu, gue gak berani ah nikung. Entar yang ada gue lagi yang celaka, ogah berurusan sama si Altha," Danu bergidik ngerih. Lalu dia langsung pergi menyusul Altha. ***** Malam ini Seza sedang berada di sebuah minimarket, dia diantar oleh supir, alasan utama Seza diantar supir adalah malas. Seza sedang malas membawa mobil. "Mana sih pak Sutris ini? perasaan uda hampir setengah jam gue nunggu di sini dah. Katanya mau ke pom bensin bentar sambil nunggu gue belanja cemilan, tapi gak balik-balik. Apaan sih? gak jelas banget!" Seza menggerutu kesal. Pasalnya supirnya tadi meminta izin ke pom bensin selagi Seza belanja, tapi sampai sekarang supirnya tak balik-balik juga. "Gue uda ngabisin dua bungkus keripik kentang, 3 s**u strawberry dan 1 batang coklat, tapi pak Sutris gak balik juga. Maunya apa sih? mau dipecat?" tanya Seza pada dirinya sendiri. Dia kesal menunggu, dia paling tak suka menunggu. "Mau yoghurt, mau keripik singkong, tapi mager mau masuk ke dalam." Seza menghela nafasnya lelah. "Nihh," Seza mengerutkan dahinya bingung saat ada yang menyodorkan keripik singkong dan yoghurt di hadapannya. "Dikasih gratis buat bidadari yang lagi mager," ujar seseorang itu. Seza langsung mendongak, melihat siapa yang saat ini sedang ada di hadapannya. "Fandra?" Seza masih belum menyangka jika seseorang yang saat ini ada di hadapannya adalah Althafandra. "Fandra?" tanya Altha bingung. "Ehh Althafandra, gue lebih nyaman sama Fandra, sorry kalau lo keberatan," ujar Seza tak enak hati. Fandra tersenyum manis. "Duhh dapat panggilan sayang dari calon pacar. Gembira banget deh rasanya, hati gue jedag-jedug gitu." Fandra langsung meletakkan keripik singkong dan yoghurt di hadapan Seza. "Boleh gue duduk di sini?" tanya Altha. "Boleh, boleh kok," jawab Seza tak keberatan sama sekali. Altha duduk di hadapan Seza. "Bidadari ngapain nunggu di depan minimarket?" tanya Altha penasaran. Seza tersenyum malu. Dia malu karena disebut bidadari oleh Altha. "Apaan sih? gue bukan bidadari kali," sanggah Seza sambil menjaga senyuman. "Lo itu bidadari kali, bidadari di hati gue," goda Altha tak tanggung-tanggung. Seza tersenyum malu, pipinya bersemu merah. "Iih, apaan sih, lo, Fandra? bisa gak jangan gombal terus." "Gue gak gombal, gue bicara fakta," balas Fandra senang karena telah berhasil membuat Seza bersemu malu. "Gue anterin yuk, dari pada lo di sini terus, mendingan gue anterin. Uda malam juga," tawar Altha pada Seza. "Tap-" "Uda, gak ada tapi-tapian, yuk sama gue. Gue bawa motor sih, gak apa-apa deh ya." Altha menarik tangan Seza, membawa Seza menuju motornya. "Nih, pakai jaket gue, nanti lo kedinginan, ini uda malam." Altha membuka jaket yang sedang digunakannya, lalu dia memberikannya pada Seza. "Tapi nanti lo make apa?" tanya Seza bingung. "Gue pake baju kok, santai aja. Gue mah strong, demi lo apa sih yang gak gue lakuin?" tanya Altha kembali menggodanya Seza. Seza tersenyum, dia langsung menerima jaket pemberian Altha. "Makasih, Fandra," ucap Seza manis. "Kembali kasih, calon pacar," balas Altha tak kalah manis. Altha membantu Seza naik ke atas motornya, setelah memastikan kalau Seza sudah aman, Altha langsung menjalankan motornya. "Fandra, kok lo bawa motornya ngebut sih? gue takut jatuh," teriak Seza kencang karena jika pelan, maka suara Seza akan kalah dengan suara angin. "Ini gak ngebut, Seza, ini uda biasa aja. Mungkin karena lo gak pernah naik motor makanya lo bilang gini ngebut," balas Fandra sedikit berteriak. Fandra memegang tangan Seza, lalu dengan cepat Fandra langsung menarik tangan Seza untuk memeluknya. "Peluk gue, pegangan yang kuat kalah lo takut jatuh," jelas Altha sedikit berteriak. Seza terpaku, dia langsung diam membisu. Degup jantungnya benar-benar kencang, deru nafasnya tak beraturan. Althafandra memang pandai membuat hatinya jedag-jedug. "Gila, baru kali ini gue ngerasain jedag-jedug di dekat cowok," batin Seza dalam hati. Altha tersenyum manis, tapi terselip raut tegang di wajahnya. "Baru kali ini jantung gue deg-deg ser di dekat cewek," ujar Altha dalam hati. "Bidadari di depan minimarket, lo harus jadi milik gue. Gue bakalan perjuangin lo, sampai lo jadi milik gue," tekad Altha dalam hati. Suasana menjadi hening, hanya suara angin yang terdengar di pendengaran Seza dan Altha. Seza dan Altha masih sama deg-degan, mereka masih sama-sama terbawa suasana, rasanya hati mereka benar-benar campur aduk sekarang. Senang, deg-degan, terkejut dan tak menyangka, rasa yang nano-nano, bercampur sempurna saat Altha dan Seza dekat berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD