Bab 23

1184 Words

Tetangga yang mendengar keributan di rumah ini akhirnya berdatangan. Aku pun akhirnya keluar dari persembunyianku, dan betapa terkejutnya aku melihat wajah Pram yang sudah tak berbentuk. Hidung dan bibir berdarah. Mata dan tulang pipi bengkak. Kemeja yang dikenakannya pun sudah terkoyak. Ketika kulihat Bahtiar yang saat ini diamankan oleh warga, Bahtiar justru tak mendapat luka sedikit pun. Itu artinya, Pram sama sekali tidak membalas pukulan Bahtiar. Kenapa, kenapa Pram harus pasrah? Kenapa dia tidak kabur saja, jika tidak ingin membalas pukulan Bahtiar. Aku tahu, seharusnya aku tidak bersimpatik melihat kondisi Pram saat ini. Tetapi melihat pria ini yang tak berdaya, aku tak kuasa untuk tak menitikkan air mata. Aku terduduk di hadapan Pram. Tanganku yang bergetar kuulurkan menyentuh w

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD