Denting Waktu

1017 Words
Jika kamu senikmat ini, bagaimana bisa aku lupa. Kamu menjadi candu dalam setiap mimpi indahku, -Svarga Mahasura- Svarga memberikan Alena segelas wine, Alena menerima kebaikan Svarga dan meminumnya dalam satu kali teguk. Svarga menghela nafas panjang ketika Alena menghabiskan wine yang diberikan tanpa ragu. "Apa kamu haus?" "Tidak." "Lalu?" "Aku dengar minuman seperti ini bisa melepas rasa gugup," "Oh," sahut Svarga, Svarga menghampiri Alena yang duduk bersebrangan dengan dirinya. Alena menatap Svarga yang kini duduk di sampingnya,"jadi, apa yang membuat kamu melakukan hal ini. Kamu bilang, kamu membutuhkan hal ini. Apa aku boleh tau alasannya?" "Aku, aku ingin menghindari mantan kekasihku," "Kamu sudah putus?" tanya Svarga terdengar bahagia dengan kemalangan Alena, Alena yang menyadari hal itu memukul lengan Svarga, "Apa kamu senang partner kamu terdengar menyedihkan? Jahat!" "Bukan begitu, seharusnya kamu mencari penggantinya. Bukan malah melakukan hal ini, kamu pasti wanita baik-baik. Tidak mungkin kesepian dalam waktu yang lama." "Ini bukan masalah kesepian dan mencari pengganti. Aku membutuhkan alasan agar dia meninggalkan aku," "Tsk, bodoh." Alena melirik Svarga dengan tajam melalui ekor matanya,"jadi, kamu membatalkan niat ini?" "Tidak," "Kalau begitu, ayo kita mulai!"ajak Alena yang membuat Svarga terkekeh, "Kamu mau memulai apa?" "Ya, kegiatan itu," "Tidak semudah kamu memesan makanan di cafe, kita harus membangun chemistry terlebih dahulu, biarkan semua berjalan seperti air yang mengalir, kamu paham kan," kata Svarga yang menggenggam tangan Alena, Alena menganggukkan kepalanya. Perlahan, Svarga dan Alena saling mendekat, bibir mereka berdua saling bertaut, Alena mengikuti apa yang Svarga lalukan. Alena hanyut dalam suasana yang Svarga bangun. Svarga memainkan keahliannya dalam berciuman, membuat Alena lupa akan keraguan di dalam dirinya. Svarga menuntun tangan Alena untuk memegang pahatan dadanya yang tegap, membuat Alena takjub ketika dia dapat merasakan detak jantung Svarga yang berdegup dengan cepat seperti dirinya. Alena memejamkan kedua matanya ketika Svarga mengecup leher jenjang Alena dan meninggalkan bekas kepemilikan di sana. Svarga ingin segera memiliki Alena, wanita pujaannya. Svarga membopong tubuh Alena ke tempat peraduan mereka. Meletakkan Alena dengan hati-hati seperti gelas yang rentan pecah. Alena menatap wajah Svarga yang tampak rupawan meskipun dia telah menggunakan topeng untuk menutup sebagaian wajahnya. Svarga mulai membuka tali jubah mandi Alena, membuat tulang selangka Alena terekspose. Svarga tidak bisa menampik pesona Alena yang membuat Svarga takhluk dengan kecantika Alena. Alena meneguk kasar air liurnya, tidak bisa dibayangkan oleh Alena melakukan hal diluar kebiasaannya. Svarga menuntun tangan Alena untuk melingkari lehernya. Alena dapat menyentuh kulit Svarga yang dingin, aroma musk menguar dari kulit Svarga yang tampak sehat dan segar. Svarga tersenyum, ketika dia berhasil membuat Alena gugup karena skinship yang mereka berdua lakukan. Svarga mulai melumat bibir ranum Alena yang basah, menerobos rongga mulut Alena yang dibuat terbuka oleh gigiran lembut yang Svarga berikan pada bibir Alena. Alena membiarkan semua keinginan Svarga terlaksana. Alena tidak berdaya, dia menyerahkan malam ini sepenuhnya kepada Svarga. Puas dengan bibir Alena, Svarga menjelajah tubuh Alena yang lain, Svarga menjelajahi leher jenjang Alena, memberikan tanda kepemilikan Svarga di tubuh Alena. Svarga lupa diri. Dia membuka jubah mandi Alena dengan sempurna memamerkan tubuh indah Alena yang diterpa cahaya bulan malam itu. Svarga bermain dengan tubuh Alena yang belum terjamah pria manapun. Svarga pemilik tubuh Alena, Svarga memberikan beberapa kissmark di tubuh Alena, membuat Alena mengerang kesakitan. Bukannya berhenti, Svarga semakin banyak memberikan tanda kissmark di tubuh Alena. Svarga tidak bisa menahan hasrat di dalam tubuhnya lebih lama lagi. Miliknya ingin mendapatkan kepuasan yang selama ini dia pendam, Svarga menyatukan inti tubuh mereka berdua. Alena refleks mengigit bahu Svarga, membuat Svarga merasakan nikmat yang luar biasa dari gigitan dan goresan kuku Alena yang terukir di punggung Svarga, . "Sssh," Alena mendesis menahan rasa sakit, air matanya tak terasa membasahi pipinya. Svarga menatap netra Alena, Svarga merasa iba dengan Alena yang kesakitan karena ulah Svarga tak sabar melakukan penyatuan tubuh mereka berdua. "Apa harus aku hentikan sekarang?" Alena menggelengkan kepala, dia tidak ingin Svarga mengehntikan permainan panas mereka malam ini. "Aku tidak bisa melihat kamu tersiksa seperti ini," keluh Svarga, Alena menangkup wajah Svarga,"ini pilihan aku. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan." pinta Alena. "Baiklah," ucap Svarga, Seperti yang Alena inginkan, Svarga melakukan hal itu bersama dengan Alena. Ntah berapa lama dan berapa kali mereka lakukan kegiatan panas yang menguras emosi dan tenaga mereka berdua. Alena terlelap di dalam pelukan Svarga, pria asing yang berhasil membuka segel kewanitaannya. * Sekelebat ingatan pertemuan pertama kali Alena dan Svarga berputar dalam otak Alena. Tentu saja hal itu membuat Alena memalingkan wajahnya, "Kenapa?" tanya Svarga yang membuat Alena menggigit bibir bagian bawahnya, menahan rasa gugupnya. "Tsk, kamu suka sekali mempermainkan aku," jawab Alena, "Ya, aku suka mempermainkan kamu. Kamu membuang aku ketika kamu merenggut-," "Aku yang masih gadis, jangan sampai kamu membalikkan keadaan." Svarga terkekeh, dia senang dengan perubahan wajah Alena yang tampak menggemaskan. "Kamu benar, aku yang merasakan manis tubuh kamu untuk pertama kali," "Jadi, apa mau kamu? Kenapa kamu sampai harus mengganggu hari libur aku, Svarga Mahasura!!" "Aku ingin kamu menjadi kekasihku. Akui aku sebagai kekasih kamu dan aku berjanji tidak akan mengganggu kamu lagi," "Tsk, pembohong!" "Tidak sepenuhnya aku berbohong, aku dan kamu saling membutuhkan. Jadi, kita harus bekerja sama," "Jika aku tidak mau?" "Kamu akan menerima akibatnya," "Kamu sedang mengancam aku?" "Tidak, aku sedang memperingatkan kamu." "Bagaimana dengan status kita di kantor. Aku tidak mau mendapat masalah dengan hubungan kita ini," jelas Alena yang membuat Svarga tersenyum. "Aku tau, kamu juga membutuhkan aku untuk menghadapi mantan kamu. Bagaimana jika kita saling membantu dengan status kekasih ini, kamu membantuku keluar dari masalah dan sebaliknya aku membantu kamu," Alena mendengus kesal. Dia tampak berfikir keras, apa yang dikatakan Svarga tidak salah, Alena membutuhkan Svarga untuk menghadapi Brian yang masih belum percaya dengan statusnya saat ini. "Baik, jika itu yang kamu inginkan, hanya saja saat di kantor jangan membuat masalah," kata Alena yang mengingatkan Svarga, "Setuju." Alena merasa ada yang tidak beres dengan Svarga, namun semua itu Alena abaikan karena masalahnya dengan Brian lebih mendesak daripada permasalahannya dengan Svarga. Alena meminta Svarga untuk duduk dengan tenang di ruang tamu, kemudian dia menyiapkan beberapa snack untuk Svarga, Alena menjamu Svarga layaknya seorang tamu. Tanpa Alena sadari, Alena masuk ke dalam kehidupan si kanebo kering, alias Svarga Mahasura.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD