PART 1

707 Words
Wellcome           Pagi yang cerah, dengan langkah cepat seorang gadis menuruni tangga menuju ruang makan, dimana keluarganya sedang berkumpul untuk sarapan pagi. "Tumben udah rapi dek," sindir Azzam, sang abang yang pertama. "Brisik lo," jawab Syifa ketus sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya "Nggak makan dek?" tanya kayla, bunda Syifa. "Nggak sempet bund, Syifa harus kerumah mas Eka dulu soalnya," jawab Syifa cepat. "Ngapain?" tanya Dika,ayah Syifa dengan curiga "Mau ambil kamera ayah, kan Bulan depan Syifa mau ikut lomba," jawab Syifa berlalu pergi. "Bawa mobil dek! Jangan bawa motor," teriak kayla lembut. "Iya," jawab Syifa sambil melangkah menuju garasi. "Bunda yakin Syifa bakal nurut dengan hal yang akan terjadi?" tanya Airin, istri Azzam. "Kalo gak yakin, bunda gak akan ngambil keputusan ini, Rin," jawab Kayla. "Biar Syifa juga tambah dewasa, nggak balapan dan nongkrong terus pikirannya," timpal Dika cepat. "Terserah ayahlah! Haris gimana?" tanya Azzam mengingatkan tentang adik Pertamanya yang semalam tidak pulang. "Haris lembur dirumah sakit, sekalian nungguin temennya yang dirawat," jawab Kayla. "Pastikan Syifa nggak pergi kemana-kemana dan tetap berada dirumah sampai acara selesain" ucap Dika sambil beranjak pergi kekantor. "Klo Syifa ngotot nggak mau gimana?" tanya Azzam. "Jual motornya," jawab Dika lalu pergi yang diikuti oleh sang istri, Kayla. "Ini nih yang bikin males dirumah, ayah kalo punya kemauan harus dituruti." grutu Azzam. "Sabar sayang,cepet makannya! Terus anterin Fajar." pinta Airin pada Azzam,sedangkan Azzam hanya membalas dengan anggukkan. ***** Dilain tempat, dengan cepat Syifa meletakkan bokongnya ketempat duduknya yang sudah seminggu ia tinggal. Tiba- tiba sebuah panggilan melengking memanggil namanya dengan suara yang cukup cempreng. "Pagi- pagi heboh banget." gumam Syifa yang menyadari ke-4 sahabatnya histeris melihatnya. "Lo kemana aja sih Fa?"tanya Dista heboh. Sahabatnya ini memang paling heboh diantara mereka dan hampir selalu buat orang darah tinggi. "Minggat." jawab Syifa singkat. "Minggat kemana?" tanya Angga yang duduk disebelahnya. "Kerumah sakit jiwa" jawab Syifa kesal "Eh Fa,ada guru baru lho namanya_" "Devino Azhar Azzikri Alexander" serobot Syifa dengan tampang juteknya sambil terus menatap kedepan. "Kok lo tau?" tanya dinda bingung . "Tuh guru killer kan?" tanya Syifa datar. "Kok lo tau sih?" tanya Dinda heran. "Gampang kali,cari info yang sekarang lagi hangat- hangatnya." "Iya bener tuh, gi_" ucapan Angga tiba- tiba terpotong saat seseorang yang mereka bicarakan datang. "Selamat pagi semua." sapa seorang laki- laki yang memasuki kelas,guru baru. "Pagi pak" jawab seisi kelas kecuali Syifa,malas banget jawab salam yang nggak penting fikirnya. "Apakah ada murid baru?" tamya lelaki itu sambil melirik Syifa,sebab selama seminggu full ia ngajar tidak pernah melihatnya sama sekali. "Nyari gara- gara nih guru sama gw." gumam Syifa kesal. "Maaf pak, apakah yang anda maksud sebelah saya?" tanya Angga,Vino mengernyitkan dahinya saat sadar jika hanya gadis itu yang berani duduk dengan laki². Apalagi dengan Angga yang katanya panglima geng yang paling terkenal dijakarta. "Iya" jawab Vino singkat "Namanya Syifa pak, kan daftar hadir diJurnal ada." jawab Angga sambil melirik Syifa yang sepertinya malas mengikuti satu pelajaran ini. "Assyifa sabrina Mahendra, benar?" tanyanya mencoba bersahabat karena dari tadi Syifa menatapnya dengan tajam. "Syif! Klo ditanya tuh dijawab,bukannya diem. Sok kecantikkan banget sih " bentak Viona, cewek yang selalu membuat gara- gara dengan Syifa. "Tuh mulut disaring napa!" jawab Dista menyentak. "Lo tuh yang harus disaring sama temen lo yang berandal itu." balas Karin ikutan. GUBRAKKK...!! Tanpa disangka-sangka, dengan cepat Syifa menggebrak meja tanpa memperdulikan tatapan tajam kearahnya yang diberikan oleh guru barunya. "Assyifa!" bentak lelaki itu terpancing emosi "Maaf pak Devino, saya menyita waktu mengajar anda, tapi saya tidak akan diam jika ada yang menghina saya." ucap Syifa "Iya saya tau, tapi bisakah kamu tenang" ucap Vino setengah emosi. "Lho, bapak tuh gimana sih,coba kalo bapak yang dibilang brandal atau b******n, terus bapak terima gitu aja?!" sentak Syifa "Saya tau, kendalikan emosi kamu! Kalo tidak bisa, silakan keluar dari pelajaran saya." ucap Vino dingin, kepalanya hapir pecah gara-gara melihat muridnya yang tidak tau tempat itu. "Ok. Saya keluar. Tapi, saya tidak akan membiarkan salah satu siswi anda saya lepas begitu saja." kata Syifa sambil menarik tasnya dengan kasar. "Jangan pergi lah Fa, apa lo nggak sayang sama bunda lo? Klo bunda lo tau pasti bunda lo_" "Bacot lo! Klo lo nggak bilang, pasti bunda gw baik- baik aja" bentak Syifa yang meluapkan emosinya. "Assyifa!" bentak Vino mendengar kata-kata Syifa yang kasar. "Gw cabut. Dan lo berdua!"ucap Syifa sambil menatap kearah Karin dan Viona dengan tatapan tajam. "Masalah ini akan tetap ada dan gw gak akan diem aja." ucap Syifa dingin. "Maaf pak mengganggu jam kerja anda." ucap Syifa lalu pergi keluar kelas. "Baik,kita langsung lanjut pelajaran saja." kata Vino sambil mengontrol emosinya dan melanjutkan kegiatan mengajarnya. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD