PART 2

1076 Words
Wellcome                Jam menunjukkan pukul 18:16 petang,terlihat Syifa yang baru saja pulang kerumah. "Ada acara apa ini?"tanya Syifa pada dirinya sendiri saat melihat kondisi rumahnya yang sangat ramai. Dengan cepat, Syifa pun masuk kedalam dan langsung mencari keberadaan bundanya. "Dari mana saja kamu?"tanya Kayla yang mentap Syifa cemas. "Balapan bund, ini ada acara apa?" tanya Syifa bingung. "Acara pertunanganmu." jawab bundanya sambil tersenyum manis. "Aku?" tanya Syifa sambil menunjuk dirinya sendiri tidak percaya. Pertunangan dari mana coba? Pacar aja nggak punya. "Iya kamu, lalu siapa lagi anak gadis dirumah ini" jawab Kayla semangat "Sama siapa? jangan- jangan ini ulah ayah?" tebak Syifa,ya karna cuma ayahnya lah yang sering melakukan sesuatu dengan tiba- tiba dan dengan keputusan sendiri. "Entar kamu juga tau, sana mandi! Ganti baju dengan yang sudah bunda siapin, terus dandan yang cantik. klo kamu nolak berarti kamu mengikhlaskan motormu dijual." ucap kayla yang membuat Syifa tak bisa melakukan apa-apa kalo sudah bersangkutan dengan motornya. Dengan langkah lemas, Syifa pun berjalan menuju kamarnya. Coba kalo bukan bunda yang ngomong, pasti tuh orang sudah kena semprot atau makian cacian kotor yang keluar dari mulutnya. Dengan cepat, akhirnya Syifa pun sudah rapi dengan gaun yang disiapkan oleh bundanya. Apapun akan dilalukan Syifa hanya untuk bundanya, untuk bundanya. Untuk menurut dijodohkan tak masalah, lagi pula usianya sudah 17 tahun lebih. Asal ayah nggak nekat akan menikahkannya juga dalam waktu dekat ia tak masalah. Jam menunjukkan angka 20:00 malam. Semua tamu sudah datang dan berkumpul dia ruang tengah, Syifa tetap terdiam dilamunannya, ia menatap kosong kearah Rino, kucing kesayangan Syifa. "Dek.." panggilan itu membuyarkan lamunan Syifa, dengan lemas Syifa menatap lembut pemilik suara yang memanggilnya, ternyata sang bunda sedang berdiri dibelakang Syifa. "Ayo turun! Tamu-tamu sudah datang. Termasuk calon tunangan kamu."ucap bundanya lembut. Syifa menatap bundanya tak percaya,lalu menarik bundanya agar duduk disebelahnya. "Boleh Syifa turun nanti pas tukar cincin aja?"tanya Syifa lalu menyambung. "Syifa malu."alasannya. "Ya sudah."jawab bundanya senang. "Bunda...."panggil Syifa, kali ini suaranya terdengar sangat parau. "Iya sayang?" "Bolehkah Syifa tanya sesuatu tentang ini?" ucap Syifa hati-hati tak ingin menyakiti hati bundanya. "Boleh dong." jawab Kayla senang. "Sebenarnya... Syifa akan dijodohkan dengan siapa? Setidaknya Syifa boleh taukan bunda? Biar nanti Syifa nggak kaget."tanya Syifa memohon. Kayla menatap putrinya lembut. "Janji gk akan lari kan?" tanya Kayla. "Janji bunda. apapun akan Syifa lakuin buat bunda. Biar bunda bahagia, karna Syurga Syifa kan ada ditelapak kaki bunda." ucap Syifa yang membuat Kayla terharu. Ia sadar,jika Syifa memang gadis yang baik, Syifa tak pernah menolak apapun yang menjadi keputusannya untuk Syifa. Tapi lain jika Ayahnya yang membuat keputusan,pasti Syifa akan membantah atau melawan. Dan orang yang paling dihormati dan Syifa akan melawannya adalah bundanya. "Bund." ucap Syifa membuyarkan lamunan kayla "Iya sayang?" ucap kayla setengah gugup. "Siapa yang akan dijodohkan dengan Syifa bund?" tanya Syifa tetap lembut. "Kamu yakin ingin tau?" "Tentu." jawab Syifa cepat. "Namanya Vino." jawab Kayla. "Vino?" ucap Syifa tak bergeming. Ia berfikir keras. Vino? Setahunya Vino adalah nama guru barunya yang tadi pagi Syifa bentak. "Dek?" tanya Kayla yang melihat Syifa terdiam "Lengkapnya siapa bund?" tanya Syifa cepat "Namanya Devino Azhar Azzikri Alexander. kamu kenal?" ucap Kayla yang melihat ekspresi kaget dari wajah Syifa. "Dia guru baru Syifa bund." jawab Syifa pelan. "Asik dong." seru bundanya. "Tapi..." ucap Syifa ragu. bagaimana mungkin ia bilang pada bundanya klo Syifa tadi bertengkar sama yang namanya Vino itu. "Bunda." panggil Seseorang yang berdiri didepan pintu kamar Syifa "Masuk bang." jawab Kayla sambil memandangi Haris,putra keduanya. "Ayok turun! Ini langsung tuker cincin. Acara udah dimulai dari tadi." ucap Haris yang membuat Kayla kaget. "Yuk dek! kita turun!" ajak Kayla yang diangguki Syifa lalu berjalan mengikuti langkah Ibundanya dan memaki-maki dirinya yang mau saja dijodohkan dengan guru killernya. **** Air mata Syifa meluncur mulus melewati pipinya yang putih. Sekarang keputusan Syifa adalah kabur sebelum ayahnya melihat. Ia tak siap harus menikah dalam jangka 1 bulan dengan Pak Vino. Tiba-tiba fikiran gila melintas dibenaknya, tercetak sebuah senyum dibibirnya, dan itu membuat seseorang yang dari tadi memandangnya dari jauh tersenyum simpul. "Ini saatnya..." ucap Syifa sambil tersenyum miring. Dengan segera Syifa meminta Fajar, putra pertama Azzam unruk mengambil tasnya dikamar, karna, jika dia yang mengambil bundanya pasti curiga. Setelah mendapatkan tasnya, segera Syifa langsung keluar lewat kerumunan para tamu. Dipastikan tidak ada yang tau. Segera Syifa keluar dari gang rumahnya dan menunggu Pengkky, teman sekaligus sepupunya untuk menjemputnya yang sebelumnya sudah dia Chat. "Ifa!" panggil seseorang yang berhenti disamping Syifa berdiri. "Kok lo yang jemput gw? mas Pengkky mana?" tamya Syifa pada Angga. "Dia lagi nganterin kakaknya chek up. Yok naik!" jawab Angga. "Makasih." jawab Syifa sambil naik kemotor Angga dan tak lama motor itu melesat cepat meninggalkan gang rumah Syifa yang masih ramai. Sesampainya Syifa diBasecamp, Seluruh anak geng The Thunder langsung bersorak menyambut kehadirannya. "Ifa...!" panggil Dista sambil menjajari langkah Syifa masuk kedalam rumah. Ya anak- anak The Thunder membeli sebuah rumah besar juga sederhana untuk ajang kumpul- kumpul Selain itu, disana juga terdapat bengkel yang cukup sukses dan halaman yang sangat luas. "Apa?" tanya Syifa singkat. "Gw tadi lewat depan rumah lo. Rame banget sumpah. Ada acara apa sih?" tanya Dista penasaran. "Tunangan" jawab Syifa jujur, memang itu sifat Syifa yang paling disukai oleh semua orang, jujur dan terbuka walau kadang sangat menyakitkan omongannya. "Tunangan siapa? dan lo kok tumben cantik pake banget?" "Tunangan gw." jawab Syifa yang membuat beberapa anak- anak Thhe Thunder yang disana kaget. "Lo? Tunangan? sama siapa?" Tanya Dinda beruntun. "Sama anak temennya ayah." jawab Syifa sambil mengambil kaleng soda dikulkas dan meneguknya dengan kasar. "Kenapa lo sekarang disini?" Tanya Dara ikutan. "Males. Lagi pula acaranya udah selesai kok, ya udah tinggal cabut aja." jawab Syifa yang membuat semua anak- anak yang lagi ngumpul mendengar jawaban Syifa geleng- geleng tak percaya. "Gw nginep sini. Dikky, tolong beresin kamar gw!" pinta Syifa. Ya, rumah itu adalah tempat tinggal bagi semua yang disana. Masing- masing orang mempunyai kamar yang dihuni 3 atau 4 orang. Keberadaan Syifa disana memang membuat kemajuan pesat, walaupun Syifa masih dibilang muda, tapi otaknya sudah tinggi. "Udah fa." ucap Dikky sambil nyerahin kunci kamar Syifa setelah beberapa menit. "Makasih." "Eh,fa! Lo nggak tidur dirumah Pengkky aja?" saran Angga. "g****k! Gw gak akan kesana! Lagi pula bokap sama nyokapnya mas Pengkky tuh ada dirumah gw bego." jawab Syifa santai sambil beranjak menuju kamarnya. "Syifa aneh ya?" ucap Dista meminta pendapat yang lain. "Lo-nya aja yang aneh." jawab semua serentak. "Gw pulang." ucap Dista sambil menenteng tasnya lalu pergi meninggal kan basecamp tempat semua orang berkumpul. ####
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD