PART 3

1230 Words
Wellcome                     "Assyifa keruangan saya!"  Itulah kata terakhir yang diucapkan oleh Vino saat jam mengajarnya selesai. "Mampus lo!" ejek Viona bangga. "Diem lo!" bentak Angga kesal. 'Apaan sih dia' batin Syifa setengah jengkel. "Gw pergi dulu." ucap Syifa lalu bergegas keluar kelas dan berjalan menuju ruang BK,alias ruangan siVino. Tok, tok, tok... Dengan santai Syifa mengetuk pintu ruangnnya Vino. Tak lama,setelah mendengar jawaban 'masuk' baru Syifa masuk dengan tampang yang dibuat tak berdosa. Padahal ia menduga bahwa Vino akan membahas tentang semalam. "Semalam kemana kamu?" tanya Vino To the point saat Syifa sudah duduk didepannya. "Memang semalam saya kemana?" tanya Syifa mencoba seperti orang bodoh. "Jangan sok berlagak bodoh." ucap Vino dingin. "Memang apa urusan anda?" tanya Syifa yang membuat Vino menatapnya tajam. "Sebenarnya saya juga tidak mau berursan sama hidup kamu. Tapi, ini urusan amanah dari bunda kamu untuk menjaga kamu." jelas Vino menahan rasa kesalnya. "Saya bukan anak kecil! Jadi saya minta kepada anda nggak usah ngurusin hidup saya." ucap Syifa sinis. "Kamu belum jawab pertanyaan saya tadi." "Ok. Jawabannya, semalam saya kabur." jawab Syifa judes. "Bunda kamu cemas, dan kamu diminta untuk pulang!" "Saya nggak mau pulang! Dan lagi, bukankah Hari-H masih sebulan. Jadi saya pulang sebulan lagi." "Bodoh!" dengus Vino berat. "Klo begitu saya keluar. Jika anda masih memaksa saya untuk pulang. Maka saya tidak akan mengikuti pelajaran anda dan peraturan anda apapun itu." ancam Syifa lalu pergi keluar ruangan Vino. Dengan santai, langkah Syifa menyusuri parkiran sekolah saat bel pulang sudah berbunyi. "Bodoh! Gw kan kesini diantar Dikky" ucap Syifa sambil memukul kepalanya berkali-kali. Tiba² sebuah motor yang tak asing bagi Syifa berhenti tepat dihadapannya. "Yok!" ajak Pengkky. Syifa baru ingat kalo motornya ada diabangnya, Pengkky. "Malah bengong." tegur Pengkky kesal. "Ayo naik!" suruh Pengkky setengah membentak jengkel. "Lo gila ya?" ucap Syifa yang membuat Pengkky kaget. "Kok?" "Gw pake rok g****k!" bentak Syifa emosi. "Ok. Lo pake ini!" ucap Pengkky sambil memberikan sebuah paper bag pada Syifa. "Sana ganti!" suruh Pengkky yang dijawab Syifa dengan senyuman manisnya. "Gk usah senyam senyum! Gw sumpel mulut lo pake mulut gw baru diem lo" ucap Pengkky yang langsung mendapat sebuah pukulan dilengnnya. "Coba aja lo nggak adik gw. Udah gw nikahin lo Fa." ucap Pengkky saat Syifa sudah pergi. Tak lama, motor itu segera pergi dari parkiran dan membawa Syifa pergi.                                       **** Sudah seminggu Syifa tidak pulang dan tidak memberi kabar dengan keluarganya. "Gw cabut!" teriak Syifa cepat. Ia baru saja mendapat kabar kalo ibundanya masuk rumah sakit dan tidak mau makan atau minum obat sebelum Syifa datang. "Lo mau kemana?" tanya Angga bingung melihat Syifa yang sepertinya buru-buru. "Bunda masuk RS." jawab Syifa sambil berjalan menuju motornya dan melesat kesetanan di jalanan. Dirumah sakit, Dika dengan susah payah merayu Kayla, istrinya agar mau makan atau minum obat. Tapi, tetap saja Kayla menolak. "Bunda makan dulu ya." rayu Airin yang dijawab dengan gelengan. "Bunda makan ya." rayu Azzam sedih. "Bunda gk mau makan klo nggak Syifa yang nyuapin." tolak Kayla mentah-mentah "Bunda gak boleh gitu dong." ucap Dika lembut. Azzam merebahkan badannya disofa sambil menatap bundanya yang masih konsisten dengan pikirannya. Lalu Azzam menatap sebelahnya,Vino. Keluarga Vino dari tadi memang ada dan hanya diam. "Vin!" panggil Azzam. "Iya?" jawab Vino dingin. "Syifa.... Gimana?" tanya Azzam ragu. "Dia baik-baik aja. Dia.... pintar." ucap Vino. "Ok. Dia tau kalo bunda dirumah sakit?" tanya Azzam bingung. "Iya tau." "Pasti sekarang dia lagi balapan." duga Azzam "Memang Syi_" "Bunda...!"  sontak sebuah jeritan mengalihkan pandangan seisi ruangan kesumber suara. "Syifa!" gumam Vino kaget. "Bunda..." ujar Syifa sambil menangis dan memeluk Kayla dengan erat. "Sayang.... Ini kumu kan?" tanya Kayla "Maafin Syifa ya bund, Syifa minta maaf."ucap Syifa dengan tangisannnya yang belum reda. Vino terlihat kaget, tapi hanya dilihatkan dengan alisnya. Seorang Assyifa yang terkenal dengan hebat dan tak terkalahkan serta kekuasaan yang besar menangis? Why? "Bunda mau apa? Syifa bakal... turutin semua permintaan bunda." ucap Syifa mencoba menebus kesalahannya walau masih ragu. "Bunda pengen kamu cepat menikah dengan Vino sayang. Biar tugas bunda selesai untuk menjaga kamu." ucap bunda sambi. tersenyum. "Bunda bahagia?" tanya Syifa seperti anak TK "Tentu sayang. Bunda sangat sangat  bahagia." jawab Kayla. "Ok" "Ok apa?" tanya Dika memastikan "Syifa akan cepat menikah" jawab Syifa pelan "Dengan siapa?" tanya Airin ikutan "Hmmmm dengan pak Vino"Jawab Syifa pelan "yeeeeeey...!"sorak semua orang kecuali Syifa dan Vino yang masih diam. "Jangan panggil pak! Panggil aja kak,ok?!" ucap Suci,mamanya Vino meralat panggilan Syifa. Syifa hanya mengangguk. "Ya sudah. Lusa gimana?" Kali Ini yang bicara Dika. "Cocok" tambah suci "Gimana pa?" tanya Suci pada arga,suami sekaligus papa Vino. "Ok" jawab Arga singkat. "Vino?" tanya Suci pada putranya. "Ok" jawab Vino. Jujur, didalam hati Vino tiba-tiba semangat dan ada rasa tertantang untuk menjaga dan melindungi Satu gadis Unik itu.                        ****     Sinar pagi menyeruak dari luar gorden  salah satu kamar rumah sakit rumah sakit, tepatnya yang ditinggali oleh Kayla.     Mata Vino membuka perlahan-lahan. Mengerjapkan matanya berkali-kali dan melihat sekitar. "Ya ampun. Udah pagi ternyata." ucap Vino sambil memandangi tubuh Syifa yang tertidur disofa sebelahnya. Segera Vino beranjak dari duduknya dan segera cuci muka dikamar mandi. Setelah selesai dan merapikan tubuhnya,Vino berjalan dan Jongkok didepan Syifa yang masih lelap tidur. "Syifa!" panggil Vino lembut dan matanya tak lepas dari wajah Syifa yang memang mempesona. "Hmmm" jawab Syifa tak sadar. "Syifa. Udah pagi." jawab Vino "Bentar" ucap Syifa membuka matanya perlahan. Tapi,tiba-tiba matanya langsung membulat kaget melihat Vino yang ada didepannya. "Bapak?" tanya Syifa kaget. "Maaf." ucap Vino sambil duduk disamping Syifa yang sudah duduk kaget. "Bapak kok_" "Saya disuruh nemenin kamu semalam." Jawab Vino cepat. "Bunda_" "Bundamu masih tidur" Jawab Vino cepat "Saya mau pulang! Kamu mau ikut tidak?" tanya Vino menawarkan Syifa melirik jam tangannya,jam 05:46. "Ok. Saya bangunin bunda dulu" "Nggak usah!" Tiba-tiba seorang lelaki dengan seragam dokter masuk dan langsung duduk dikursi sebelah pembaringan Kayla. "Bang Haris udah disini?" tanya Syifa. "Kamu pulang aja sama Vino! Bunda biar abang yang jaga." ucap Haris menatap adiknya lembut. "Udah cepet!" perintah Haris saat Syifa yang ingin protes lagi. "Yuk!" ajak Vino jalan duluan. Suasana sedikit hening saat mereka sudah berada dimobil. "Pak!" panggil Syifa memecahkan keheningan. "Iya?" tanya Vino "Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Syifa hati-hati. "Silakan."Jawab Vino singkat. "Apakah bapak keberatan tentang keputusan saya semalam?" tanya Syifa gugup. "Tidak." jawab Vino singkat yang membuat Syifa langsung memandang dan menatap lekat wajah vino. "Serius pak?" tanya Syifa memastikan. "Apakah saya kelihatan tidak serius?" ucap Vino sambil menghentikan mobilnya dan duduk menghadap Syifa. "Bapak?" tanya Syifa gugup. Baru pertama ini Syifa ditatap laki-laki dan merasa gugup seperti sekarang. "Jangan panggil saya bapak! Ini bukan disekolah. Dan saya juga bukan bapak kanu." ucap Vino yang masih menatap Syifa. "Ok. Kak Vino." ralat Syifa "Bagus! Calon istriku harus pintar." ucap Vino sambil mengacak-acak pucuk kepala Syifa dan melanjutkan kembali perjalanan. Sedangkan Syifa masih sesikit kaget dengan kata-kata yang barusan dikatakan oleh Vino. 'Calon istri?' batin Syifa, tak terasa sebuah senyum tercetak dibibirnya. "Semalam kerumah sakit naik apa?" tanya Vino. "Naik motor." "Kenapa pake motor?" tanya Vino sambil mengerutkan dahinya. "Semalem habis balapan. Gak sempet nyari mobil. Motor yang didepan mata, ya sudah." jawab Syifa jujur. "Balapan motor?" tanya Vino "Iya iyalah. Masa balapan kelinci" sahut Syifa sambil cemberut. Entah mengapa perasaan Syifa  seperti dekat sekali dengan Vino. Vino tersenyum dibalik keluwesan Syifa  yang sangat pandai beradaptasi dengannya. Dan itu membuat sebuah gejolak yang tinggi didalam hati Vino. Apakah cinta???? Apakah hanya rasa nyaman????? Apakah rasa takut kehilangan??? Apakah semuanya. ####
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD