Aku mengeliat ketika hembusan udara hangat menerpa wajahku, selimut itu merayap naik ke tubuhku, sekali lagi sebuah kecupan lembut mengenai keningku yang dingin. Aku membuka mata, dan menemukan Alexander berbaring di sisiku. Tersenyum. “Aku membangunkanmu?” katanya sembari memainkan ujung rambutku. “Aku tertidur, apa kau sudah makan?” aku bertanya dan menyingkirkan selimut dari tubuhku. “Ini sudah tengah malam, aku makan di luar tadi.” Aku mengerjap beberapa kali, menatap jam dinding yang jarumnya sudah menunjuk pukul satu pagi. “Kau baru pulang?” Alexander mengangguk, mengecup bahuku yang terbuka, “banyak yang harus kukerjakan, bisakah kau ambilkan aku air?” “Tentu.” Aku menyodorkan segelas air dan Alex meminumnya hingga habis, meletakkan gelas itu di meja samping temp

