Persetujuan ✔️

1060 Words
Brakkkk….. Gebrakan meja baru saja menarik perhatian semua orang di kelas itu termasuk si pemilik meja yang saat ini menatap Seo woo dengan tatapan penasaran, sebaliknya Seo woo terlihat menatap Minho dengan tatapan benci. " Sudah berapa kali aku katakan, jangan pernah menyebarkan rumor palsu tentang ku. Saat SMP kau juga menyebarkan ke semua orang kalau aku adalah pacarmu, dan sekarang kau juga melakukan hal yang sama. Apa kau tidak berpikir aku sangat malu di gosip kan seperti itu, apalagi dengan pria seperti mu.!!! " Ketus Seo woo benar-benar menusuk. " Seo woo aku. " " Cukup, kau tidak usah mendekatiku lagi. " " Aku bisa menjelaskannya. " Ucap Minho berusaha meyakinkan Seo woo. " Apa lagi yang ingin kau jelaskan, semua orang membicarakan tentang ku yang berpacaran denganmu. Nyatanya, aku bahkan tidak tertarik sedikit pun dari kamu." Lanjut Seo woo tanpa sadar sudah di perhatikan banyak orang. Seisi kelas ramai menatap keduanya, bahkan ada yang datang dari kelas lain termasuk kelas Seo woo sendiri. Minju dan Byeolim pun datang dan menarik Seo woo meninggalkan kelas itu, namun sebelum pergi Seo woo kembali memberi peringatan pada Minho. " Ku peringatkan padamu lagi, jangan menyebarkan rumor palsu dan jangan pernah menguntit ku lagi, Ingat itu. " Lontar Seo woo sebelum akhirnya meninggalkan kelas 1-2. Minho menatap kepergian Seo woo dengan tatapan menyesal, semua orang kini mencibir Minho di kelasnya. Dan beberapa lainnya tak peduli sehingga kembali melanjutkan aktivitasnya, di kelas itu Minho memang tidak banyak bergaul, tujuannya bersekolah di sana hanya agar dapat dekat dengan Seo woo tapi setelah mendengar Seo woo berkata seperti itu rasanya sangat menyakitkan. *** Bel pulang sekolah berbunyi nyaring di iringi sorakan kegembiraan dari pada murid untuk segera pulang, guru telah meninggalkan kelas dan satu persatu murid pun ikut meninggalkan kelas. Minho yang baru saja menyusun buku-bukunya segera memasukkannya ke dalam tas dan ketika ia hendak pergi seseorang menarik tasnya hingga membuat Minho terjatuh ke lantai. Minho mendongak menatap oknum yang telah melakukannya, pria yang saat ini menatap Minho dengan tajam adalah teman satu kelasnya sendiri. Mereka berlima merupakan geng kelas di kelas 1-2 dan juga ketua mereka diam-diam menyukai Seo woo. Ketika ia tahu Minho menyebarkan rumor palsu, pria yang bernama Joon itu langsung menarik kerah baju Minho dan berteriak dengan keras tepat di wajahnya. " Sekali lagi kau mengganggu Seo woo, habis kau. !!" Ucap Joon mendorong tubuh Minho dengan keras, ketika ia berdiri dan hendak meninggalkan kelas satu tendangan tepat di perut Minho membuat pria itu langsung meringis kesakitan. " Ayo kita pergi. " Ajak Joon pada teman-temannya. " Uhuk… Uhukkk…, sialan. Beraninya main keroyok." Ucap Minho berusaha untuk bangkit. Pintu kembali terkuak, seorang gadis berkacamata dengan rambut di kepang dua muncul dan langsung menghampiri Minho dengan wajah khawatir. " Kau baik-baik saja.? " Tanya gadis itu berusaha membantu Minho untuk berdiri. " Aku baik-baik saja, terima kasih." balas Minho segera meninggalkan kelas. *** Untuk pertama kalinya Seo woo bolos les, ia hanya ingin memiliki waktu sendiri memikirkan nasibnya saat ini. Di sebuah taman dengan pemandangan yang Indah dan nuansa yang sejuk membuat Seo woo betah berlama-lama di sana. Sore hari ini banyak pengunjung taman yang juga datang untuk sekedar mencari udara segar, piknik hingga kencan bersama orang terkasih. Sementara itu, Seo woo tampak seorang diri duduk di kursi taman dengan wajah menunduk sedih. " Anyeong Seo woo-ya. " Sapa seseorang membuat gadis itu mendongak melihatnya. " Tae kyung sunbae.?" Ucap Seo woo terkejut melihat kehadiran pria itu. " Kau sedang apa duduk sendirian di sini, bukannya hari ini kau ada les.? " " Bagaimana dia tahu aku ada les hari ini.? " benak Seo woo kebingungan. " Aku bolos dari tempat les." balasnya kemudian. Tae kyung menjatuhkan tubuhnya di sebelah Seo woo sehingga membuat gadis itu mulai merasa tak karuan. " Tidak apa-apa sekali-kali bolos untuk me refresh otak. " Ungkap Tae kyung melirik Seo woo dengan senyum yang membuat Seo woo meleleh melihatnya. Hanya dengan melihat Tae kyung tersenyum seperti itu perasaan Seo woo yang sebelumnya dongkol kini menjadi lebih baik. " Hmmm… Sunbae, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." lontar Seo woo malu-malu. " Apa itu.? " " Apa kau dan Jihyun masih berpacaran.? " Tae kyung terdiam sejenak dengan tatapan kosong, Seo woo merasa bersalah telah mengatakan hal tersebut hanya karena ingin memenuhi rasa penasarannya saja. " Maaf, aku tak bermaksud, lupakan saja. " Lanjut Seo woo geleng-geleng kepala. " Aku sudah putus, Jihyun memutuskan ku karena kesibukan ku dalam pengurusan osis." Jawab Tae kyung sukses membuat Seo woo terkejut. " Jadi, kalian benar-benar sudah putus.? " " Benar, Jihyun terus menerus menyuruh ku keluar dari osis tapi aku menolak, melihatnya masih kekanak-kanakan seperti itu membuatku lelah dan akhirnya menerima hubunganku berakhir meskipun dia berulang kali meminta untuk kembali, tapi sepertinya aku sudah lelah dengan semua itu. Jadi aku tidak ingin kembali dengannya lagi. " Jelas Tae kyung yang entah kenapa membuat Seo woo merasa begitu senang. " Apa ini artinya aku punya kesempatan untuk bisa bersamanya.?" benak Seo woo kemudian. Sore itu Tae kyung menemani Seo woo dengan bercerita hal yang menarik sambil menikmati es krim cone, setidaknya keberadaan Tae kyung benar-benar mampu menghibur suasana hati Seo woo. Dan perasaannya pada pria itu sepertinya semakin besar, tapi Seo woo belum berani untuk mengakuinya. *** Pintu yang bertuliskan ruang operasi baru saja terbuka, para dokter yang baru saja selesai melakukan operasi besar keluar dari sana sembari mengucapkan selamat karena telah menyelesaikannya tanpa ada kendala. Jae hoon yang memimpin operasi barusan mendapat banyak pujian atas kerja kerasnya dari para bawahannya, hal itu tak membuat Jae hoon besar kepala, ia tetap rendah hati dan kembali memuji mereka dengan baik. Setelah itu, Jae hoon berjalan menuju ruangannya akan tetapi keberadaan seseorang yang berdiri di depan ruangannya membuat pria itu menatapnya dengan terkejut. Sosok yang tak pernah di pikirkan akan datang akhirnya datang malam itu, Jae hoon menghampirinya dengan senyum yang merekah dan menyapanya dengan ramah. " Anyeong Seo woo-ya, lama tak berjumpa. " Ucap Jae hoon pada gadis yang saat ini menatapnya dengan serius. " Bisa kita bicara berdua.? " lontar Seo woo lugas. Jae hoon kemudian membuka pintu ruangannya, dan mengizinkan Seo woo untuk masuk dan membicarakannya di dalam. " Kau ingin minum apa.? " " Tidak perlu, aku hanya datang untuk memberitahu mu atas jawaban ku waktu itu. " " Baiklah, aku akan mendengarkannya." Seo woo menarik nafas panjang sebelum kembali menatap Jae hoon, sementara itu Jae hoon terlihat penasaran setengah mati dengan jawaban yang sejak kemarin di tunggu-tunggu olehnya. " Aku setuju menikah denganmu. " Jawab Seo woo seketika membuat Jae hoon tak bisa berkata-kata lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD