Part 4

2012 Words
Pagi harinya Rafa bangun dengan semangat mengingat pagi ini ia akan pergi menjemput sang pujaan hati. Ia bahkan bangun lebih pagi hari ini. "Pagi, masak apa mom??" Tanya Rafa sudah rapih dengan seragamnya. "Pagi juga Raf, tumben kamu pagi ini sudah rapih? Biasanya harus di teriakin dulu baru kamu mau bangun"ucap sang ibu dengan wajah menyelidik. "mommy cuma masak nasi goreng gakpapa kan??" Ucapnya sambil terheran heran dengan tingkah Rafa yang bisa dibilang tak biasa. "Rafa mau jemput Syella dulu mom, mommy tolong siapin bekal buat Syella juga ya, Rafa takut Syella belum makan soalnya pelayan yang biasa buatin Syella makan lagi pulang kampung" ucap Rafa sumringah karena tau pasti Syella tidak ada waktu untuk memasak makanannya sendiri karena dia tidak pernah bangun pagi. Saat sebelum Rafa pulang dari rumah Syella bi Inah memang sudah bilang kepada Rafa bahwa bi Inah akan pulang ke kampung halamannya dan menitipkan Syella kepadanya. "Iya tenang mommy siapin, tapi memangnya kalian sudah baikkan?" kata sang ibu dengan nada keheraan. Ibunya memang tahu jika mereka berdua sedang ada masalah, Rafa yang menceritakannya. Ia benar-benar menjelaskan masalahnnya secara men-detail. "Belum mom, Rafa masih berusaha agar Syella mau maafin Rafa walau kemungkinannya kecil. I love her, mom" ucap Rafa lesu sambil mengingat saat ketika dia menceritakan masalah yang terjadi antara ia dan Syella kepada ibunya dan hasilnya ia dimarahi habis-habisan. "Awas kamu nyakitin Syella lagi, mommy hapus nama kamu dari keluarga ini" ujar mommy sinis. Entah kenapa, dulu walau Rafa hanya memberikan foto Syella dan hanya menceritakan sedikit tentang gadis itu. Ibunya langsung menyukai gadis yang ia pilih. "s***s banget"ucap Rafa dan dihadiahi tatapan tajam oleh ibunya. "iya mom iya" ucap Rafa menurut karena dalam hati ia barusaja berjanji akan membuat gadis itu selalu tersenyum saat bersamanya. Sementara Syella pagi ini bangun dengan malas, dan terkejut karena melihat jam dikamarnya ia segera masuk kemar mandi dan bersiap siap memakai seraga dan menguncir rambutnya menjadi ponytail membuat dirinya terlihat sangat cantik dan imut. Tin tin  Suara mobil terdengar dari lantai bawah, ia teringat bahwa Rafa akan menjemputnya karena mobil putih kesayangannya masih ada disekolah. "pagi amat jemputnya, gue aja belum sarapan astagaaa" pikir Syella kesal dalam hati. Dengan malas ia segera pamit dengan seluruh pelayan yang ada dirumahnya dan segara menghampiri Rafa yang sedang bersandar di didepan mobil sportnya. "Ayo" ucap Rafa menarik pelan tangan Syella dan menyuruhnya masuk kedalam mobilnya. Syella sedikit tersentak ketika Rafa menggengam tangannya. "Syella?" Panggil Rafa, saat ini mereka dalam perjalanan menuju sekolah. "Hmm" jawab Syella datar. "Syella" panggil Rafa untuk kedua kalinya. "Hmm" jawabnya masih dengan wajah datar. "cantik banget si" ucap Rafa sambil tersenyum kecil. "Terserah apa kata lo, dan gue ga tau udah berapa cewe yang di gombalin sama cowo playboy kaya lo" ucap Syella dengan nada dingin tapi terkesan ada sedikit kekecewaan didalam kata-katanya. "Sekarang yang bakal aku gombalin cuma kamu doang. Gak bakal ada yang lain, aku sudah ngga playboy. Soalnya aku sayang banget sama kamu" kata lelaki itu sambil menatap lurus jalanan didepannya. "Terserah. Gak peduli." ucap Syella sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela. "Kamu gak percaya sama aku??" Ucap Rafa sambil  melajukan mobilnya agak pelan. "Gak" ucap Syella singkat padat dan jelas, membuat Rafa terkekeh.   "Kok mereka bisa dateng bareng??" "Mereka balikan??" "Syella cantik banget " "Rafa gak mainin Syella lagi kan??" " Pangeran sama bidadari sekolah dateng bareng??" "Cocok banget, cantik sama ganteng" Itulah kata kata yang terucap dari para siswa dan siswi melihat Rafa dan Syella datang ke sekolah bersama. "Gue duluan" ucap Syella setelah keluar dari mobil Rafa. "Kamu.bareng.sama.aku" ucap Rafa penuh penekanan sambil menunjukan kunci mobil Syella yang masih ada dalam gengamannya, Syella pun menghembuskan nafasnya kesal karena tak ada pilihan lain. Sesampainnya dikelas banyak sekali pertannyaan yang diberikan oleh sahabat-sahabat mereka berdua . "Lo kok bisa berangkat sama Rafa? Udah baikan ya? Ciee Syella cie" Tanya Cindi beruntun sambil tersenyum penuh kecurigaan kepada Syella. "Gak. kemarin gue sakit dan Rafa yang anter gue pulang. Mobil gue disandra sama dia, terus malam-malam dia bilang mau jemput ya udah akhirnya terpaksa gue berangkat sama dia" ucap Syella malas . Gina tersenyum ke arah syella sambil menopang dagunya, "Lo gak mau kasih dia kesempatan?? Lo masih sayang kan sama dia??" Tanya Gina menatap serius Syella. "Entah gin, gue ragu sama dia, gue takut "ucap Syella sambil menghembuskan nafas pelan. "Tapi kalo lo nanya gue sayang atau nggak ya pasti masih sayang lah, sayang banget malah" lanjut Syella sambil tersenyum miris. Membuat kedua temannya menatap Syella iba mereka tahu Syella adalah orang yang cukup sulit percaya dengan orang lain, sekalinya ia percaya malah pekhianatan yang ia dapat. "WOYY PENGUMUMAN WOY. KITA FREE CLASS SAMPE ISTIRAHAT, SEMUA GURU ADA RAPAT SAMA KETUA YAYASAN" ucap Fikri si ketua kelas, membuat kelas yang tadinya tenang menjadi berisik karena sorak sorai siswa dan siswi dikelas yang begitu senang mendengan pengumuman ini. Seketika Rafa teringat sesuatu dan segera mengambil paperbag dari dalam tasnya, dan menghampiri Syella. "Gina, Cindi, gue pinjem temen lo ya" ucap Rafa kepada Cindi dan Gina yang sedang asik ngobrol dengan Syella. Rafa menarik tangan Syella membuat gadis itu tersentak kaget. Syella menarik tangannya tapi Rafa menggenggamnya terlalu erat, "Mau kemana??"tanya Syella tapi lelaki itu hanya terdiam tak menanggapi. "Rafa, gue nggak mau" protesnya saat Rafa menariknya keluar kelas. Dan akhirnya langkah Rafa berhenti ketika mereka sudah sampai di taman sekolah. "Ayo duduk " ajak Rafa kepada Syella, dengan malas Syella menuruti apa yang dikatakan Rafa. Dan Rafa mengambil sesuatu dari dalam paperbag yang ia bawa, yaitu sebuah kotak makan. "Buat kamu. Pasti kamu belum sarapan kan?? Bukan buatan aku, tapi buatan mommy, kamu coba dulu ya" Ucap Rafa lembut sambil menyerahkan kotak itu kepada Syella. "Lo gak kasih racun kan??" Ucap Syella menyipitkan matanya ke arah lelaki itu. "Mana mungkin lah, mommy bisa ngamuk kalo tau calon menantunya aku kasih racun"ucap Rafa sambil tersenyum kecil. Dan tanpa sadar Rafa telah membuat  jantung Syella berdetak kencang setelah mendengar perkataannya. Syella membuka kotak makan itu dan mulai mencoba mencicipinya, "enak" satu sata yang keluar dari mulut Syella ketika mencicipi makanan yang ada dalam kotak itu. Rafa tersenyum sangat manis melihat Syella makan dengan serius. "Raf" ucap Syella pelan namun masih terdengar oleh Rafa sambil menutup kotak bekal yang telah selesai ia makan isinya. "Apa, hm?" Ucap Rafa lembut "Thank you" ucap Syella masih dengan suara pelan tapi dengan sedikit senyuman. Rafa tertegun ketika melihat senyuman yang sudah sangat lama tidak ia lihat setelah hubungan mereka berakhir. Lelak itu juga memblasnya dengan senyuman, "Ayo kembali ke kelas" ucap Rafa lembut. "Lo duluan aja, gue mau ketoilet dulu" ucap Syella santai sambil berjalan kearah toilet. Rafa memerhatikan punggung Syella yang semakin menjauh, senyum bahagia Rafa terus terukir diwajahnya, rasanya sangat bahagia saat gadis itu sudah tidak terlalu dingin kepadanya. "Kenapa si sini masih aja dag dig dug"ucap Syella menyentuh tempat dimana hatinya berada. Gadis itu menatap dirinya dicermin toilet, "Mudah-mudahan langkah gue buat maafin Rafa nggak salah" ucap Syella sambil membasuh wajah ditoilet, tapi saat akan keluar dari toilet seseorang menarik tangan Syella. "Gue peringatin lo, jauhin Rafa "ucap cewe centil yang tak lain adalah Shyerli. "Buat apa gue jauhin dia??"ucap Syella santai. "Dia itu calon pacar gue, dan lo gak usah sok cari perhatian sama dia" ucap Shyerli dengan nada tingginya. "Cuma calon kan?? Udah deh awas gue mau lewat, gue lagi males ribut" ucap Syella, tetapi Shyerli malah menarik tangan Syella dengan kencang sehingga tubuhnya terjerembab ke lantai. "Lo berani banget ya, lo itu cuma mantannya Rafa. Gak udah belagu" ucap Shyerli sinis sambil menjambak rambut Syella membuat Syella meringis kesakitan. "gue peringatin sekali lagi lo jauhin Rafa"ucap Shyerli penuh penekanan. "Buat apa gue jauhin dia?" ucap Syella. Plakk sebuah tamparan mengenai pipi Syella. "Lo berani banget ya"ujar Shyerli emosi. "Lepasin tangan lo dari rambut gue, s****n"ucap Syella. Plakk satu tamparan lagi mengenai pipi Syella dan membuat sudut bibirnya terluka. "Guys ayo kita beri pelajaran kepada cewe sok pemberani ini" teriak Shyerli Dan datanglah sekitar 5 orang siswi perempuan dan mengikat tangan dan kaki Syella serta seorang dari mereka menutup mulut Syella dengan sapu tangan agar tidak bisa berteriak. Mereka membawa Syella ke gudang belakang sekolah, sebuah gudang yang gelap karena ditumbuhi pepohonan besar disekitarnya sehingga walaupun hari masih pagi gudang tersebut sangat gelap. "Demi apapun jangan tempat gelap" ucap batin Syella ketika Shyerli dan kawan kawannya menendang kencang kaki Syella sehingga terjatuh. "Guys ayo kita beri dia satu pelajaran lagi" ucap Shyerli dan dua orang lain ternyata sudah bersiap siap sambil membawa dua ember berisi air es dan mereka menyiramkan air itu ke tubuh Syella. Shyerli membuka sapu tangan dimulut Syella. "Tuh, lo bisa teriak semau lo, ngga ada yang akan dengar juga'' "Sudah ayo kita tinggal dia" ucap Shyerli sambil menutup dan mengunci pintu gudang. Syella tak bisa melawan, dia sangat takut dengan gelap dan sekarang tubuhnya mengigil kedinginan. Dan satu lagi, ia benci gelap. "Siapapun tolong gue, gue takut disini , tolong " ucap Syella parau.   Dikelas Rafa bingung waktu istirahat sudah lewat dan Syella sama sekali belum muncul dikelas teman temannya mu sudah mencari Syella kemana mana tetapi tidak menemukannya. Dan ini sudah dua jam setengah dari waktu gadis itu bilang ingin pergi ke toilet. "Pak, saya izin ke wc"ucap Rafa yang sebenarnya ingin mencari keberadaan Syella. Uks, taman, toilet, bahkan ruang guru pun Rafa telah datangi untuk mencari keberadaan Syella. Tapi, keberadaan gadis itu tak ia termukan. Ia benar-benar bingung harus mencari dimana lagi. Setelah melihat kemana-mana akhirnya ia sampai pada sebuah gudang yang sudah sangat jarang dipakai, Rafa tak yakin Syella berada dalam, untuk apa gadis itu kesini.   Rafa berjalan menjauh dari situ, tapi langkahnya langsung terhenti. Ada suara parau yang tiba-tiba terdengar. Akhirnya ia kmbali berjalan mendekat, untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar. "Tolong, siapa pun tolong gue" Suara itu!! Rafa berusaha membuka pintu gudang itu namun terkunci, dan Rafa mencoba mendobraknya 'brakk' pintu masih tertutup, 'brakk' akhirnya pintu terbuka. Rafa berhasil mendokbrak pintu tersebut, ia kaget bagaimana orang yang ia cari bisa berada ditempat seperti ini dengan keadaan yang mengkhawatirkan lalu Rafa segera melepaskan ikatan yang ada dikaki dan tangan gadis itu. Syella langsung menangis dan langsung Rafa membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Rafa.."ucap Syella pelan. Rafa memeluk gadis itu erat, "Iya ini aku " ucap Rafa sambil berbisik ditelinga gadis itu berusaha menenangkannya. "Raf, Gue takut Raf.." ucap Syella sambil terisak pelan. "Jangan takut, ada aku, jangan takut"ucap Rafa sambil mengeratkan pelukannya dengan Syella. Setelah Syella tenang,Rafa mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. "Dad, daddy masih ruang ketua yayasan kan?? Tolong izinin Rafa ke kelas ya, sekarang Syella sakit, Rafa mau bawa dia kerumah sakit " ucap Rafa yang ternyata menelpon sang ayah. "Iya rumah sakit mommy kok" ucap Rafa lagi dan memutuskan sambungan telponnya. Rafa segera menggendong tubuh Syella yang sudah lemas dan dingin dan membawanya kedalam mobil, sebelum itu dia mengambil jaket dari kursi belakang dan memakaikannya kepada gadis disampingnya. Sesampainya di lobi rumah sakit sebagian karyawan yang melihat Rafa langsung menunduk hormat dan sebagian lain menatap Rafa heran mengapa para karyawan rumah sakit langsung nunduk hormat karena karyawan lama rumah sakit tersebut pasti sudah mengenal Rafa, tapi para karyawan baru tidak mengenal Rafa. Kemudian Rafa langsung berbicara "Tolong bawa dia ke kamar VVIP dan saya cuma mau dia dirawat oleh dokter Analia"ucap Rafa pada perawat yang membawa Syella. "Tapi dokter Analia sedang sibuk"ucap si perawat. Rafa segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Hello mom, mommy ada dirumah sakit??" Ucap Rafa kepada seseorang yang sedang ditelefonnya yang diketahui adalah sang mommy. "Rafa lagi dikamar VVIP no 430 mom Syella sakit, Rafa cuma mau mommy yang meriksa Syella, mommy kesini ya" ucap Rafa memutuskan sambungan telfonnya. "Rafa, dimana Syella?"tanya ibunya saat keluar dari lift dan melihat Rafa. Dan para suster serta dokter yang melihatnya langsung kaget melihat pemilik rumah sakit terlihat begitu panik. "Didalam mom, tadi Rafa minta suster buat gantiin baju Syella karena baju Syella basah, Rafa yakin pasti dia habis dibully" ucap Rafa sambil mengacak acak rambutnya dengan perasaan campur aduk. "Ya sudah kamu tunggu disini, mommy periksa dia dulu" ucap mommy Rafa, dan segera memasuki ruang rawat Syella. Rafa hanya harap-harap cemas dengan kondisi Syella saat ini, tangannya di ikat dengan lumayan kencang hingga Rafa pun dapat melihat tangan gadis itu merah dan sedikit terluka. "Dia tidak apa apa, cuma mungkin kondisi tubuhnya sedang tidak baik dan dia termasuk anak yang tidak tahan dengan kondisi dingin, luka memar diwajahnya juga sudah Mommy obati, tapi kakinya terkilir mungkin butuh sekitar 4 hari baru rasa sakit dikakinya hilang, dia juga sudah sadar kamu sekarang temui dia sana" ucap mommy Rafa ketika keluar dari ruangan rawat Syella. "Tapi ngomong ngomong kamu sudah menelfon keluarga alexander?? Nanti mereka khawatir" lanjut mommy Rafa dengan wajah khawatir. Rafa terdiam dan mulai menceritakan tentang keluarga alexander kepada mommy. "Kesian ya Syella"ucap mommy dengan nada sedih. "ya sudah sekarang kita masuk ke kamarnya ya" ucap mommy lembut sambil mengajak Rafa memasuki kamar rawat Syella.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD