Syella perlahan membuka matanya ia sadar sekarang berada diruang serba putih ia lihat disampingnya ada seorang dokter yang sedang membelakanginya sambil melihat laporan kesehatannya.
mungkin.
Kemudian dokter itu membalikan badannya ternyata dokter tersebut mempunyai wajah cantik, keibuan tetapi sangat anggun .
"Kamu sudah sadar??" Tanya dokter tersebut lembut. Persis ibunya.
Syella merasa suara lembut itu mirip dengen suara milik ibunya. Membuat Syella rindu.
Syella hanya mengangguk pelan
"air" kata Syella pelan.
Dokter sersebut segera mengambilkan segelas air dan membatu Syella untuk meminumnya.
"kamu tau. Rafa khawatir banget sama kamu" ucap dokter tersebut dengan senyuman tipisnya.
Rafa?? Syella bagaimana dokter ini bisa mengenal Rafa
"Saya ibunya Rafa" ucap dokter tersebut setelah melihat wajah bingung Syella.
"Ohh maaf tante saya tidak tau" ucap Syella malu dengan suara pelan.
"Enggak apa-apa, sudah kamu istirahat aja. Tante panggilin Rafa dulu ya. Oh ya satu lagi. mulai sekarang jangan panggil tante, panggil mommy aja ya"ucap dokter tersebut sambil mengedipkan matanya dan berjalan keluar.
Syella hanya tersenyum malu.
Ceklek
Tak lama kemudian, pintu ruang rawat Syella berbunyi pertanda ada orang yang yang memasukinya.
Syella menoleh dan melihat Rafa dan ibunya, Syella dapat melihat ada tatapan penuh ke khawatiran dimata pria tampan tersebut.
"Mommy tinggal kalian berdua dulu ya. Nanti mommy kesini lagi"ucap Mommy Rafa dan kemudian pintu tertutup.
Rafa segera berjalan menghampiri Syella dan langsung memeluknya.
Sangat erat seakan tak ingin kehilangan gadis itu.
'Nyaman'pikir Syella ketika Rafa menarik tubuhnya kedalam pelukan.
"Kamu nggak kenapa-napa kan??" Ucap Rafa penuh ke khawatiran.
"Nggak, tapi kepala aku masih pusing dan pergelangan kakiku sangat sakit"ucapa Syella pelan.
Rafa membingkai wajah Syella dengan tangannya.
"Ini sakit??"tanya Rasa sambil mengelus pipi Syella yang memar.
"Sedikit"ucap Syella pelan membuat Rafa menurunkan tangannya. Ia takut sentuhan tangannya malah membuat pipi Syella tambah sakit.
"Ya udah sekarang kamu istirahat ya"
Ucap Rafa sambil membelai rambut Syella tanpa melepaskan pelukannya.
tidak butuh waktu lama nafas teratur Syella terdengar pertanda ia sudah tertidur nyenyak.
Pelahan Rafa membenarkan posisi tidur gadis itu dan menyelimutinya.
Rafa menoleh ketika mendengar suara pintu dibuka dan ternyata ada sang ibu sedang memasuki ruangan rawat tersebut.
"Raf mommy mau bicara serius, ini tentang Syella" ucap mommy agak khawatir sambil menatap ke arah Syella.
"Ada apa mom??"ucap Rafa dengan raut wajah yang berubah serius.
"Sepertinya perkiraan Mommy tentang kaki Syella yang terkilir itu salah, sepertinya pergelangan kaki Syella bukan hanya terkilir melainkan tulang pergelangan kakinya pengalami sedikit keretakan dan dia diharuskan memakai kruk saat berjalan setidaknya 1 minggu, tergantung kondisinya" ucap mommynya menatap kearah Syella yang telah tertidur pulas.
Rafa terdiam cukup lama setelah mendengar perkataan ibunya itu.
"Mungkin ini salah Rafa ya mom?? Nggak bisa jaga Syella dengan baik" ucap Rafa sambil menghembuskan nafasnya.
"Ini bukan salah kamu Raf, tapi setelah ini kamu lebih perhatian sama dia"ucap sang ibu memberi nasihat sambil tersenyum kepada anaknya.
"Mommy senang sama Syella, keliatannya dia anak yang sangat baik" ucap mommy nya lagi sambil tersenyum lembut ke arah anak satu satunya itu.
"Iya mom Rafa pasti bisa jagain Syella"ucap Rafa sambil membalas senyum sang Mommy.
Tak lama percakapan mereka berakhir, Rafa mengatakan kepada ibunya bahwa ia akan menGinap dirumah sakit malam ini.
"Ini Mommy bawakan kamu baju, ganti lah seragam kamu di toilet" ucap Mommy ketika memasuki ruang rawat Syella.
"Dan ini Mommy belikan makanan untuk kamu, kamu belum makan kan??" sang Mommy menunjukan plastik ditangan kirinya.
Setelah itu ibunya pamit karena tidak bisa menemani Rafa di rumah sakit, Kemudian Rafa makan dan menggati bajunya, Rafa membaringan tubuhnya pada sofa yang berada tak jauh dari ranjang Syella.
Syella perlahan membuka mata, ia melihat kearah jendela dan ia lihat matahari sudah bersinar menandakan hari sudah menjelang siang.
Ia melihat kesekeliling ruangan dan tak menemukan siapa siapa selain dirinya sendiri.
"Apa Rafa meninggalkannya?? Apa Rafa pergi begitu saja?? Apa Rafa meninggalkannya sendiri lagi seperti dulu" pikir Syella karena ia kira Rafa benar benar meninggalkannya.
Tanpa ia sadari air mata kini telah menetes dan mengalir si pipinya.
Namun sesaat kemudian terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang.
Dan orang tersebut kaget melihat Syella sedang menangis dan langsung memeluknya.
"kamu kenapa??" Ucap orang tersebut khawatir.
Syella tidak menjawab ia hanya terisak dipelukan orang, setelah Syella mulai tenang orang tersebut kembali bertanya.
"Kamu kenapa??"ucapnya sambil menatap mata Syella.
"Aku takut Raf... aku takut kamu pergi ninggalin aku lagi "ucap Syella dengan nada lirih membuat Rafa semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku nggak bakal ninggalin kamu sayang,aku janji"ucapa Rafa menenangkan.
Syella yang mendengar kata itu hanya tersenyum tipis, ia sadar sekarang hatinya sudah sepenuhnya menerima Rafa kembali.
Benteng pertahanan yang dibangunnya agar tak membuka hati untuk pria itu lagi sudah hancur tak berbekas.
"Tadi aku cuma pergi kerumah kamu. Pelayan kamu semuanya khawatir karena kemarin kamu tidak pulang. Aku kasih tau mereka kalau kamu baik baik aja. lalu aku pergi sarapan ke kantin rumah sakit terus tadi dilobi aku ketemu Mommy, Mommy titipin sarapan buat kamu" ucapa Rafa sambil menaruh sebuah plastik dimeja yang berada disamping Syella.
"Kamu nggak sekolah??" Ucap Syella.
"Sekarang hari sabtu sayang, mana mungkin aku sekolah"ucap Rafa sambil terkekeh pelan.
Sayang satu kata yang membuat tubuh Syella terdiam kaku.
"Sekarang kamu makan ya, aku suapin "ucap Rafa sambil membuka kotak sarapan yang dititipkan oleh ibunya.
"Aku bisa sendiri" jawab Syella sambil ingin merebut sendok ditangan Rafa.
"Aku suapin kamu, Tanpa penolakan"ucap Rafa membuat wajah Syella merengut kesal, menurut Rafa wajah itu menjadi tampak menggemaskan.
"Udah kenyang" ucap Syella dengan nada protes ketika Rafa masih saja menyuapinya.
"Tinggal dikit lagi" ucap Rafa lembut.
Jantung Syella kembali berdetak kencang mendengar nada bicara Rafa.
Akhirnya Syella menurut, setelah selesai makan Rafa mengatakan kepada Syella bahwa Syella diharuskan menggunakan kruk selama minimal 1 minggu.
Dan hal itu membuatnya merasa sedih.
"Kamu nggak usah sedih. Ada aku, ada aku yang akan jagain kamu, ada aku yang akan lindungin kamu" ucap Rafa menenangkan gadis itu.
"Oh iya, kamu belum cerita kenapa kamu bisa sampai berada digudang tersebut" ucap Rafa sambil menatap Syella dengan serius kini nada bicaranya juga sedikit berubah.
Syella diam tak mau menceritakan.
"Cerita semuanya Syella, atau aku yang akan cari tau semuanya" ucap Rafa tegas. Syella menatap pria itu, matanya mengatakan bahwa ia tak berbohong.
Mau tak mau cerita itu mengalir dari bibir mungil Syella.
"Kamu tenang, pasti akan aku buat mereka semua menyesal "ucap Rafa dengan nada sedikit marah.
"Raff, Syella mau pulang" ucap Syella nada manja.
"Kamu harus disini sampai 3-4 hari kedepan" wanita parub baya yang baru tiba itu langsung menjawab.
"Tapi mom, Syella bosan banget disini "ucap Syella dengan tatapan memelas.
Wanita itu terdiam seperti memikirkan sesuatu. Dan akhirnya tersenyum penuh arti.
"Ya sudah kamu boleh pulang tapi dengan syarat. Kamu harus tinggal sama kita" ucap Mommy sambil tersenyum.
Ibu yang pengertian ucap Rafa dalam hati dan tersenyum penuh arti. Ingin rasanya ia berterima kasih kepada ibunya sekarang juga.
"Tapi.."belum selesai Syella menjawab Rafa menyelanya.
"Udah kamu turutin kata Mommy ya, kan kalau kamu tinggal sama kita Mommy bisa langsung cek kesehatan kamu, lagi juga bi Inah masih dikampung halamannya kan "ucap Rafa lembut membuat Syella tidak bisa menolak.
"Baju baju aku gimana mom??"ucap Syella kepada Mommy.
"Itu biar Mommy yang urus, nanti sore kamu boleh pulang tapi inget harus sama Rafa ya pulangnya" ucap Mommy sambil mengedipkan matanya.
Membuat Syella langsung kikuk sedangkan tanpa Syella sadari Rafa begitu senang mendengar pertakaan ibunya.
Sore hari pun tiba Syella sudah menggunakan kruknya memasuki rumah Rafa.
"rumah yang sangat nyaman" pikirnya begitu memasuki rumah mewah ini.
"Kamu sudah datang, sayang?? Sekarang kamu istirahat dikamar saja nanti saat makan malam mommy akan panggil kamu. Baju-baju kamu juga mommy sudah ambilkan dan Mommy letakan dilemari" ucap Mommy dengan nada lembutnya.
"Mommy juga sudah bilang kepada para pelayan dirumah kamu. Dan mereka sudah mengatakan kepda orang tuamu tetapi kata mereka, mereka tidak bisa menjenguk kamu, mereka bilang kalau mereka sibuk"ucap mommy hati-hati.
Mendengar itu membuat Syella wajah Syella murung dan hatinya sedih, mommy yang melihat itu membawa Syella kepelukan hangatnya.
"Kamu jangan sedih, kalau kamu rindu orang tua kamu. Kamu main saja kesini, mommy sudah anggap kamu sebagai anak mommy sendiri" kata Mommy sambil mengelus rambut panjang Syella membuat Syella kembali merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh seorang ibu.
Rafa melihat itu tersenyum bahagia melihat bagaimana ibunya sangat menyayangi Syella.
"Sudah kamu jangan sedih lagi ya, sayang" ucap ibunya sambil melepaskan pelukannya. Dan menatap gadis itu dengan lembut.
"Raf kamu temenin Syella ya kemarnya, kamarnya disamping kamar kamu" ucap sang mommy kepada Rafa dan segera pergi menuju dapur.
"Ayo aku anter" ucap Rafa dan bukannya membatu Syella berjalan ia malah menggendong Syella. Membuat Syella begitu kaget.
"Rafa turunin" ucap Syella sambil berteriak hiteris dan memukul lengan pria itu.
ternyata dari arah dapur mommy melihat itu dan hanya menggelengkan kepalanya.
Makan malam sudah siap Rafa dan Syella sudah tiba dimeja makan.
"Daddy pulang"ucap sang daddy. (ayahnya Rafa ya)
"kamu sudah pulang?? Ayo kesini kita mulai makan"ucap mommy.
"Wahh pasti kamu Syella kan??"ucap pria itu sambil tersenyum ramah.
"Iya om saya Syella"ucap Syella
"Jangan panggi om, panggil daddy saja" ucap daddy membuat Syella tersenyum.
Setelah selesai makan malam, mereka berada diruang keluarga, canda dan tawa terus terdengar dari mereka semua, membuat Syella benar benar merasa memiliki keluarga.
Dan sekarang sudah pukul 12 malah tetapi Syella tetap belum bisa memejamkan matanya kemudian dia perlahan berjalan menggunakan kruknya lalu membuka pintu yang menghubungkan kamar dengan balkon.
Ia terus merenung memikirkan orang tuanya yang seolah sudah tidak memerdulikannya lagi.
Namun tubuhnya menegang ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan melingkarkan tangan pada perut Syella dan menyenderkan kepada pada bahunya. Wangi parfum ini, ia sudah sangat hafal dengan wanginya. Sehingga ia dengan mudah dapat menebak siapa yang sedang memeluknya kini.
"Raf kamu kenapa bisa ada disini" ucapnya pelan masih dengan posisi Rafa memeluknya dari belakang.
"kangen kamu, pas aku buka pintu ternyata tidak dikunci dan aku lihat kamu berdiri dibalkon"ucap Rafa sambil memejamkan mata dengan kepalanya yang masih bersender pada bahu Syella.
"Keluarga kamu bikin aku nyaman" ucap Syella pelan.
"Keluarga aku saja tidak pernah seperti itu, saat ini mereka tau aku sedang sakit. Tapi apa mereka memerdulikan aku? Jawabannya tidak"ucap Syella dengan mata sudah berkaca kaca.
Rafa membalikan posisinya memasukan Syella kedalam dekapan hangatnya.
"Nanti mereka akan menyadari betapa berharganya kamu " ucap Rafa seraya mengusap lembut rambut Syella.
"Sekarang kamu istirahat ya, supaya cepet sembuh" ucap Rafa kemudian mengecup kening Syella dan membantu Syella menuju ke ranjangnya dan kemudian mengecup kening Syella sekali lagi dan pergi menuju kamarnya.