Part 13

1563 Words
Rafa sedang terdiam didalam kamarnya memikirkan kejadian disekolah yang terjadi tadi siang. Ia tak habis pikir dengan Frina yang dapat berbuat senekat itu dan rasa bersalah kini kian terasa di pikiran Rafa. Berkali-kali gadis yang disayanginya itu celaka karena dirinya dan menurutnya itu adalah salahnya karena tak menjaga gadis itu dengan baik. saat ini Rafa sedang memegang ponselnya ia ingin menghubungi Syella tapi ia ragu ia takut rasa bersalah ini semakin besar Namun tiba tiba ponselnya berdering pertanda ada panggilan masuk Syella is calling. Dengan sedikit ragu Rafa menjawab panggilan telfon tersebut, namun bukan suara Syella yang terdengar melainkan suara seorang pria. "Ini gue Jason, temuin gue di cafe star jam enam sore ini" Sebelum Rafa senpat menjawab, tapi sambungan telfon tersebut langsung terputus. Ia menghela nafas dan melirik ke arah jam dinding yang ada pada kamarnya ternyata sudah pukul setengah enam. Segera ia mengambil jaket dan kunci mobil yang terletak disebuah meja dan segera menuruni tangga menuju lantai dasar. "Raf, kamu mau kemana??" tanya mommy melihat Rafa yang sepertinya sedang terburu buru "Rafa ada urusan sebentar, Rafa pergi ya mom" ucap Rafa. "Hati-hati" ucap wania itu setengah berteriak ketika Rafa sudah berjalan ke arah pintu utama. Rafa tiba di cafe star dan mencari Jason, ia menemukan lelaki itu duduk dikursi yang paling pojok dekat jendela. Semua pengunjung seakan terhipnotis dengan ketampanan mereka berdua bahkan banyak dari mereka yang terang terangan menatap Rafa dan Jason. "Gue mau bicara serius sama lo, tentang sepupu gue" ucap Rafa ketika ia sudah duduk dihadapan Jason. "Syella?? Dia kenapa??" tanya Rafa khawatir dan nada bicara itu membuat Jason tersenyum tipis "Lo inget kejadian tadi?? Lo inget masalah lo dengan dia??" tanya Jason membuat Rafa menautkan alisnya bingung apa maksud Jason. "Syella sakit" lanjut Jason membuat mata Rafa membulat. "Sakit?? Sakit apa??" tanya Rafa dengan ke khawatiran yang sangat jelas dari matanya. "Demam, dia gampang sakit jika tertekan dengan keadaan yang ada disekitarnya" ucap Jason datar dan Rafa dengan serius menyimak. "Dia cerita semua tentang lo sambil nangis, dan jujur itu buat gue kecewa sama lo tapi gue tau Syella masih sayang sama lo" Jason melanjutkan perkataannya. "Dan sekarang orang tua Syella setelah bertahun tahun mereka di jerman, hari ini mereka pulang, dan lo tau apa respon Syella??" Jason berkata sambil menghembuskan nafasnya "Syella kecewa" tebak Rafa. "Tepat sekali, dia belum bisa nerima kehadiran orang tua yang sudah bertahun tahun meninggalkannya kembali lagi" ucap Jason. "Gue bingung mau minta tolong siapa, karena gue harus ke jerman selama 1 minggu karena ada urusan, gue fikir lo adalah orang yang tepat buat Syella merubah pemikiran tentang orang tuanya" lanjut Jason dengan Rafa yang masih mendengar perkataannya. "Kenapa gue??" tanya Rafa. "Karena lo natap dia penuh kasih sayang,gue yakin lo sama dia cuma salah paham,cara lo natap sepupu gue itu berbeda ada rasa sayang didalamnya" Jason berkata sambil meminun vanilla latte yang mereka pesan tadi. Rafa tersenyum lalu berkata, "jadi lo ngasih gue kesempatan buat ngedeketin Syella lagi??" "Hanya satu kesempatan lagi, lo nyakitin dia?? lo bakal berhadapan sama gue" ucap Jason dengan nada mengancam. "Lebih baik sekarang lo ke rumah Syella, dia tadi mengurung diri dikamarnya dan ini" ucap Jason sambil memberi Rafa sebuah kunci. "Ini kunci apa??"tanya Rafa bingung. "Kunci kamar Syella, kalau dia mengunci kamarnya lo buka pakai itu tapi jangan macam macam sama dia" ucap Jason membuat Rafa terkekeh. "Ya udah gue pamit, pesawat gue bakal terbang setengah jam lagi" ucap Jason sambil berjalan keluar cafe meninggalkan Rafa. --------- Rafa menekan bel rumah Syella tak lama kemudian tak lama bi Inah membukakan pintu. "Nak Rafa, sudah lama kamu tidak kesini" ucap bi Inah. "iya bi, kata Jason Syella lagi sakit ya bi??" tanya Rafa kepada wanita paruh baya ini. "Iya, tapi dari tadi Syella terus mengurung diri dikamarnya apa kamu mau jenguk Syella?? Ayo bibi antar" ucap bi Inah mengajak Rafa masuk ke dalam rumah. Ketika melewati ruang keluarga suara seorang wanita. "Loh kamu anaknya Analia dan Thomas kan?? Siapa nama kamu nak??" tanya mami Syella. "Iya tante, nama saya Rafa apa kita pernah bertemu sebelumnya??" tanya Rafa sopan. "Kamu ingat peresmian cabang perusahaan ayah kamu beberapa bulan yang lalu?? Tante pertama kali bertemu kamu disana ibu kamu juga temen SMA tante," jawab mami Syella. Rafa mengangguk sambil tersenyum. "Oh ya tante, boleh saya jenguk Syella??" tanya Rafa "Tentu boleh tapi, tante minta tolong ya ajak Syella makan, dia belum makan dari siang dia sekarangpun mengunci kamarnya padahal dia sedang demam" ucap sang mami dengan nada sedih "Rafa usahain ya tante" ucap Rafa lalu bi Inah mengantarkan Rafa ke depan pintu kamar Syella. Tok,tok,tok Setelah Rafa berkali kali mengetuk pintu namun Syella tak membukakan pintu juga, akhinya dia menggunakan kunci yang diberikan Jason untuk membuka pintu kamar Syella. Setelah masuk Rafa melihat gadis itu sedang tertidur pulas namun wajahnya pucat, setelah menyentuh dahi Syella ternyata benar gadis itu sedang demam akhinya dengan perlahan Rafa mengompres dahi Syella menggunakan air dingin dan kemudian ia duduk dikursi samping ranjang Syella. Wajah Syella memang pucat namun ia tetap cantik, raut wajah lelah dan sedih seperti terukir diwajahnya. "Nghh" Syella mulai membuka matanya sambil memegang kepalanya yang sangat pusing. "Rafa?" ucap Syella sambil berusaha memperjelas penglihatannya kepada sosok didepannya ini "Iya, ini aku" ucap Rafa sambil menatap Syella penuh kerinduan. "Pergi" ucap Syella dingin, namun Rafa tak kunjung pergi dari kamar Syella "Gue bilang pergi sekarang" ucap Syella lagi, Rafa hanya diam dan menatapnya intens. Rafa tak kunjung mengeluarkan suaranya membuat Syella kesal akhinya ia memutuskan untuk keluar dari kamar tidurnya, namun baru beberapa melangkah tubuhnya sudah hampir kehilangan keseimbangan karena tubuhnya terasa sangat lemas. Rafa yang menyadari itu langsung mengangkat tubuh Syella dan membaringkan tubuh itu pada ranjang. Syella mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk diranjang miliknya. "Aku kangen kamu" ucap Rafa dengan tatapan mata teduh. "Kamu cuma kasihan kan sama aku ?? Makanya kamu datang ke sini?? Lebih baik kamu pergi sekarang" ucap Syella mulai terisak. "Aku kesini bukan karena kasihan tapi aku kesini karena aku sayang, aku sayang sama kamu" ucap Rafa sambil menatap Syella dalam. Rafa mulai mendekati Syella dan mendekap tubuh kecil Syella Rafa menyandarkan dagunya pada bahu Syella, Syella memberontak ketika Rafa memeluknya namun bukannya melepaskan pelukan itu, Rafa malah mengeratkan pelukan itu ketika tangis Syella mulai reda Rafa mulai berbicara. "Aku kangen banget sama kamu" ucap Rafa sambil memeluk erat Syella, Syella hanya diam tak menjawab. "Aku mau menjelaskan semuanya sama kamu" ucap Rafa ketika Syella masih dalam pelukannya "Aku dan Frina tidak ada hubungan apa apa, dulu dia minta maaf sama aku setelah dia aku maafkan aku tak menduga ia ingin membuat kamu menjauh dari aku" ucap Rafa kemudian perlahan melepaskan pelukan mereka. Syella terus menunduk tak berani menatap Rafa, kini ia sudah lebih tenang tidak terisak seperti tadi. Rafa mengangkat dagu Syella agar menatapnya, dan kemudian ia menghapus air mata gadis itu. "Kamu jangan nangis, aku gak suka ngeliat kamu nangis" ucap Rafa lembut "Sayang, liat aku kamu percaya sama aku??" tanya Rafa lembut sedangkan Syella tidak berkata apa apa. Rafa tau Syella belum sepenuhnya mempercayai Rafa, tapi Rafa yakin pasti dapat membuat gadis itu percaya lagi padanya. "Kamu makan ya, tunggu disini aku ambilkan makanan" ucap Rafa kemudian berjalan keluar dari kamar Syella. Tak berapa lama Rafa masuk kembali membawa semangkuk bubur dan segelas air dan meletakannya pada meja kecil yang ada dikamar Syella. "Aku suapin kamu" ucap Rafa. "Aku bisa sendiri" ucap Syella datar. "Aku gak nerima penolakan dari kamu" ucap Rafa membuat Syella menghembuskan nafas. Makanan yang masuk ke dalam mulut Syella semuanya terasa pahit, mungkin karena ia sedang sakit. "Udah Raf, kenyang" ucap Syella padahal ia baru makan 4 suap. "Satu suap lagi ya" ucap Rafa namun Syella menggelengkan kepalanya. "Ya udah kamu minum obat ya" ucap Rafa lembut sambil mengusap pelan rambut Syella, gadis itu hanya mengangguk pelan. Rafa menarik tangan kanan Syella yang sedang diperban ia menatap tangan itu dengan tatapan sendu. "Tangan kamu kaya gini karena salah aku, dua kali kamu celaka cuma gara-gara aku" ucap Rafa. Spontan Syella langsung menarik tangannya dan menyembunyikan tangannya dibalik tubuhnya. "Gak ada yang perlu disalahkan" ucap Syella pelan, karena ia tidak suka jika Rafa menyalahkan dirinya sendiri. Rafa terdiam tak menjawab, Syella yang melihat ketulusan dimata pria itu kemudian tangan kirinya menyentuh pipi Rafa. "Aku baik-baik saja" ucapnya sambil tersenyum tipis, membuat Rafa membalas senyuman itu. Keheningan terjadi dalam beberapa menit kemudian Rafa duduk disamping Syella dan menaruh kepala gadis itu dibahunya sambil mengelus lembut rambut panjang Syella. "Tentang orang tua kamu yang-" belum selesai Rafa berbicara Syella mencelanya. "Jangan bicara tentang mereka Raf" ucap Syella pelan, dan Rafa hanya tersenyum maklum. "Aku pulang dulu ya ingat Kamu sekarang istirahat, sudah malam supaya kamu cepat sembuh ya" ucap Rafa lembut kemudian memeluk tubuh Syella. ------ Setelah pamit kepada kedua orang tua Syella kini Rafa sudah tiba dirumahnya sekitar pukul setengah 11 malam karena tadi ia sempat berbincang bincang dengan orang tua Syella dahulu. "Dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang?? Kamu mulai ikut balapan liar lagi ya??" Selidik mommy Rafa. "Ya ampun mom, Rafa udah taubat kali" ucap Rafa malas. "Ya udah, terus kamu habis dari mana??" ucap Mommy masih tak percaya. "Rafa abis nemenin Syella, dia sakit, orang tuanya juga setelah bertahun tahun baru pulang dari jerman hari ini dan Syella masih belum bisa melupakan rasa kecewa kepada orang tuanya, Rafa nemenin Syella tadi gak balapan atau semacamnya kok mom" ucap Rafa kepada sang mommy. Sang mommy hanya menghela nafas lega sang anak tidak kembali kedunia lamanya, dulu hobi Rafa memang balapan liar namun ketika Syella melarangnya Rafa langsung berhenti dan tidak pernah mengikuti balapan liar lagi, gadis itu memang berpengaruh besar. "Rafa ngantuk, Rafa istirahat dulu ya mom" ucap Rafa sambil mencium pipi sang mommy dan sang mommy balas mencium kening anak satu satunya itu. Kemudian Rafa menaiki tangga menuju kamarnya ia berbaring sambil menatap langit langit kamarnya hari ini ia merasa senang karena ketika ia memeluk Syella, gadis itu membalas pelukannya pertanda gadis itu mulai mempercayainya lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD