"Sweety, ayo bangun " ucap seseorang mengganggu tidur Syella dan menarik selimut Syella.
"Aku masih ngantuk" ucap Syella membuat orang tersebut terkekeh.
"Ayo makan malam dulu, nanti kamu sakit" ucap orang tersebut sambil menarik selimut Syella sekali lagi.
Dengan malas Syella membuka matanya dan bukannya segera berdiri, ia malah duduk dikasurnya.
"aku tunggu kamu dibawah ya" ucap Jason ketika ia ingin membalikan badannya menuju pintu Syella menahan tangannya.
"gendong" ucap Syella dengan puppy eyes nya sambil merentangkan tangannya.
Jason hanya tertawa kecil dan mulai menundukan tubuhnya untuk menggendong Syella.
"Kamu berat " ucap Jason sambil menuruni tangga membuat Syella langsung memukul punggung Jason.
"Jahat" ucap Syella kesal membuat Jason tertawa kecil.
Sampai dilantai bawah bi Inah yang melihat Syella digendong oleh Jason hanya tersenyum melihat ke akraban kedua saudara tersebut.
"Yey makan" ucap Syella riang setelah Syella turun dari gendongan Jason.
"Pantesan aku gendongnya berat, kamu makan mulu si" ucap Jason sambil mencubit pipi Syella.
"Jahat, pokoknya kamu jahat" ucap Syella sambil memukul mukul tubuh Jason.
"Sudah sudah, ayo kalian makan bibi udah siapin makanannya" ucap bi Inah menengahi perdebatan mereka.
"Bibi makan juga ya, bareng sama kita" ucap Syella ketika bi Inah ingin kembali kedapur
Bi Inah yang melihat wajah Syella yang seakan memohon itu membuat ia tak tahan menolak permintaan gadis berwajah cantik itu.
Setelah makan malam selesai mereka memasuki kamar masing-masing dan mulai terlelap tidur, namun tidak dengan Syella walau jam sudah menunjukan pukul 23.30 ia masih sulit memejamkan matanya.
Lalu dia mengambil gulingnya dan memutuskan untuk mengetuk kamar Jason.
Tok tok tok
Tak berapa lama pun seorang pria yang tak lain adalah Jason membukakan pintu kamarnya.
"Kamu kenapa??" tanya Jason sambil menguap.
"Aku gak bisa tidur" ucap Syella.
"Yaudah ayo masuk aku temenin kamu" ucap Jason.
Syella nengikuti Jason masuk kekamar lelaki itu dan mulai membaringkan tubuhnya diranjang.
Jason pun membaringkan tubuh disebelah Syella dan mulai memeluknya, seperti yang dulu sering ia lakukan jika Syella mimpi bukur atau sulit terlelap tidur.
Syella merasa deja vu dengan kejadian ini, dulu saat dirumah Rafa pun ia pernah seperti ini.
"Rafa" entah kenapa Syella merasa ingin menangis jika mengingat lelaki itu, tak mau berlarut larut memikirkan Rafa. Syella pun perlahan terlelap dipelukan nyaman sang sepupu.
----------
"Morning semua" teriak Syella saat menuruni tangga untuk sarapan bi Inah dan beberapa pelayannya hanya menggeleng gelengkan kepala mendengar kebiasaan Syella yang suka berteriak itu.
"Morning juga sweety" ucap Jason membalas ucapan Syella.
Setelah selesai sarapan Syella pun mengeluarkan suara "aku boleh berangkat bareng kamu ya" ucap Syella dengan mata berbinar.
"Tentu saja" ucap Jason.
----------
"Kamu tau gak?? Kamu tuh lucu banget tau" ucap Jason gemas sambil mencubit pipi Syella membuat Syella memasang wajah kesalnya padahal sekarang Jason tengah mengendarai mobil sport terbarunya.
"badan kamu kurus tapi makan kamu banyak aku curiga pasti semua makanan yang kamu makan semuanya kamu simpan disini" ucap Jason sambil menyubiti gemas pipi Syella.
"Kamu mau puji atau hina aku sebenarnya??" Ucap Syella menatap Jason sinis.
Jason makin gemas dengan sepupunya itu dan hanya mengacak acak rambutnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang kemudi mobil.
-----
Lamborgini aventador hitam tersebut kini telah terparkir mulus ditempatnya, dan dari dalam mobil mewah ini keluarlah Syella dan Jason.
Syella dengan wajah kesalnya turun dari mobil dan meninggalkan Jason yang terkekeh, Jason tau Syella masih kesal dengannya.
Ia segera menyusul Syella dan merangkul pinggangnya membuat para siswa yang melihatnya menjerit pelan dan mulai berkomentar.
"Pasangan serasi"
"Itu Jason si pewaris alizher corp kan??"
"Tampan dan cantik, sama sama tajir pula"
"Secepat itu Syella ngelupain Rafa??"
"Rafa buat gue aja"
"Rafa gak baik buat Syella"
Komentar seperti itulah kira kiranya yang terdengar dari siswa dan siswi sekolah tersebut.
"Apa apaan kamu ngerangkul aku??" Tanya Syella sinis membuat Jason tertawa kecil.
"Masih marah??" tanya Jason tersenyum geli dan langsung mengecup pipi Syella membuat setiap orang yang melihatnya melotot kaget dengan tindakan Jason.
Namun tiba tiba tubuh Syella menegang melihat pemandangan didepannya Jason yang menyadari itu langsung melihat ke arah mana Syella memandang dan matanya melihat Rafa yang sedang menatap Syella namun ada Frina yang bergelayut manja dilengan Rafa.
Rahang Jason mengeras melihat pria itu ingin sekali ia memberi pelajaran karena telah menyakiti sepupu tercintanya tersebut.
"Ayo cepet jalannya" ucap Syella dengan nada dingin dan wajah sangat datar.
"Ayo" ucap Jason kini merangkul bahu Syella, sambil menatap sinis Rafa yang sedang menatapnya tajam.
Sampai dikelas keduanya kembali menjadi pusat perhatian namun keduanya tak ambil pusing dengan semua itu.
"hallo, long time no see tuan muda" Jason menengokan kepalanya mendengar suara yang tak asing baginya itu.
"Hay curut curut ku, kalian ternyata tak bertambah tinggi setelah 2 tahun kita gak ketemu"ucap Jason kepada Gina dan Cindi yang memanggilnya dengan sebutan 'Tuan muda'.
"Lo aja yang ketinggian. kita mah ga pendek, iya kan cin" ucap Gina dan diangguki oleh Cindi.
Para siswa yang melihat hal itu terheran heran dari mana Cindi dan Gina dapan mengenal Jason.
Menurut mereka Cindi dan Gina sangat beruntung bisa menjadi sahabat dari seorang primadona sekolah, siapa lagi jika bukan Syella. Dan mereka berdua juga tidak kalah cantik dengan Syella.
Mereka bukan berasal dari keluarga yang sangat amat kaya seperti Syella. Tapi, ayah Cindi adalah pemilik cafe yang sudah memiliki berpuluh puluh cabang diberbagai kota, ayah Gina adalah seorang arsitek yang terkenal, meskipun bukan keluarga yang sangat kaya ataupun anak dari seorang pengusaha besar mereka tetap bisa bersahabat karena Syella melihat Cindi san Gina sangat tulus berteman dengannya.
-------
"Kamu mau kemana??" tanya Rafa ketika Syella berdiri dari kursinya ketika guru sedang memberi materi kepada muridnya.
"Toilet" jawab Syella sangat singkat Rafa yang mendengar itu tersenyum miris.
Syella tak pernah sedingin itu pada Rafa bahkan dulu ketika ia tau hanya dijadikan bahan taruhan oleh Rafa, Syella tak sedingin itu.
-------
Syella membasuh wajahnya agar ia lebih segar, namun entah mengapa kepalanya sangat pening saat ini saat akan keluar dari toilet ia kaget karena Frina menghadangnya.
"Apa" tanya Syella sinis.
"Lo masih bisa nanya apa?? Dasar cewe gak tau malu" ucap Frina meremehkan.
"Apa si mau lo hah?? Awas gue mau lewat" ucap Syella sedikit emosi.
"Jangan sok berani lo. Gara gara lo Rafa benci sama gue, gara gara lo rasa sayangnya Rafa ke gue hilang, lo berani ya ngerebut Rafa dari gue" ucap Frina berapi api kemudian ia maju menjambak rambut Syella membuat Syella meringis kesakitan.
"Lepasin tangan lo" ucap Syella.
"Gak akan. kalo gue gak bisa memiliki Rafa, gue juga akan ngebuat lo gak bisa milikin Rafa" ucap Frina kencang membuat banyak orang berbondong bondong memasuki toilet tersebut.
Tanpa Syella sadari dengan cepat Frina mengambil pisau kecil dari dalam sakunya.
"dia psyco" itulah hal pertama kali yang ada si pikiran Syella.
Entah apa yang membuat Frina jadi nekat seperti ini namun ketika ia ingin mengarahkan pisau tersebut kearah leher Syella, tangan Syella menghalau pisau tersebut sehingga tangannyalah yang terluka.
Membuat orang disekitarnya meringis ketika melihat darah segar menetes dari telapak tangan kanan Syella.
"Apa yang lo lakukan hah??" Teriak seseorang dengan suara kencangnya dan langsung mendorong tubuh Frina hingga terjerembab kebelakang.
"Untung lo perempuan, kalo lo laki laki lo udah habis sama gue" ucap pria tersebut dengan nada yang sangat dingin membuat siapapun yang mendengarnya ketakutan bahkan Frina pun begitu, begitulah Jason ketika marah, sangat menyeramkan.
"Sekali lagi ada yang menyakiti sepupu gue, gue ingatkan walapun dia perempuan sekalipun akan gue buat dia tersiksa" ucap Jason dengan nada mengancam membuat semua orang kaget terlebih Rafa yang sebenarnya sedari tadi berdiri dibarisan depan para siswa tersebut tapi tidak ingin memperkeruh suasana.
'Jason ternyata sepupu Syella?? Ternyata mereka bersaudara,' Rafa sedikit lega karena Syella dan Jason tidak memiliki hubungan spesial.
"Kita kerumah sakit, sekarang" ucap Jason dengan nada lembut kepada Syella dan diangguki pelan Syella
Ia langsung menggendong tubuh mungil Syella, sesampainya dimobil agar darah Syella tidak terus mengalir ia memberikan perban sementara pada tangan Syella.
Dan sesampainya dirumah sakit luka pada tangan Syella langsung ditangani dokter dan mendapat sekitar 8 jahitan disepanjang telapak tangannya.
----
Dering telfon Jason berbunyi ketika mereka dalam peejalanan pulang.
"Halo dad??"
"Jason apa kamu sibuk??"
"Tidak terlalu dad, kenapa??"
"Daddy minta tolong kamu ke jerman sekarang, penerbangan kamu akan daddy jadwalkan nanti malam jam 8, daddy akan menghadiri pesta peresmian hotel kolega daddy yang ada di belanda, tenang kamu hanya perlu disini selama seminggu"
"Syella bagaimana dad?? Aku gak bisa ninggalin dia sendirian"
"kamu tenang saja orang tua Syella harusnya sudah sampai dirumah yang kalian tempati saat ini, daddy tutup telfonnya ya"
"Iya dad, salam buat mommy"
Dan kemudian sambungan telfon tersebut terputus, Jason mengalihkan arah pandangannya ke arah Syella yang sedari tadi menatapnya karena merasa namanya disebut.
"Kenapa??" Tanya Syella penasaran.
"Daddy minta aku pulang ke jerman. cuma 1 minggu kok, kamu gak apa apa kan??" tanya Jason khawatir.
"Serius?? Nanti kamu pasti balik lagi kan??" ucap Syella cemas.
"Tenang aja pasti aku kembali lagi kesini" ucap Jason sambil mengacak acak rambut Syella.
"Janji??"
"Janji"
------
Mobil sport tersebut terpakir mulus digarasi rumah Syella tapi Syella heran mengapa dirumahnya terparkir sebuah mobil mewah yang cukup asing baginya.
"Ayo turun" ucap Jason membukakan pintu untuk Syella dan ditangan kanan Jason ia membawa tasnya dan juga tas Syella.
Syella hanya mengangguk dan ikut berjalan dibelakang Jason untuk memasuki rumah.
"Bi kami pulang" kebiasaan teriak Syella memang tak bisa dihilangkan.
Tubuh Syella menegang ketika melihat dua orang yang sangat ia rindukan ada dihadapannya.
"Ma..mami pa..pi" ucap Syella pelan
"Tangan kamu kenapa sayang?" ucap suara lembut sang mami.
Namun ketika sang mami ingin memegang tangan Syella, Syella malah menghindar menjauh membuat senyum sang mami pudar.
"Kalian masih ingat aku?? Kemana kalian selama bertahun tahun ini?? Bahkan sekarang aku terbiasa hidup tanpa kasih sayang orang tua dan lebih baik kalian tak pernah muncul, saya permisi" ucap Syella dengan mata yang memerah akibat membendung air mata dan kemudian pergi ke arah kamarnya.
Kini mami dan papi Syella sangat menyesal telah mengabaikan putri mereka satu satunya, tapi mereka sadar saat ini mereka yang salah bahkan ibu Syella sekarang sudah menangis dipelukan suaminya.
Jason yang sedari tadi terdiam pun pergi menuju kamar Syella.
Tok,tok,tok
Jason mengetuk pintu kamar Syella namun tak ada jawaban, kemudian ia langsung masuk kekamar Syella yang kebetulan pintunya tidak terkunci.
Jason melihat Syella yang sedang menangis duduk dikasurnya dan ia langsung membawa tubuh mungil itu kedalam pelukannya.
"Kenapa mereka baru pulang sekarang??" ucap Syella sambil terisak.
"Aku rindu mereka tapi rasa kecewa aku lebih besar dari itu" ucap Syella lagi, Jason tak menjawab ia hanya mengelus punggung Syella dengan tujuan menenangkan gadis itu .
"Aku cape, kenapa masalah dihidup aku datang terus menerus?? aku capek" ucap Syella sudah tidak terisak lagi kini ia mulai tenang.
"Ini bukan salah kamu, kamu gak salah sama sekali" ucap Jason dan semakin memeluk erat Syella.
"Tubuh kamu hangat, lebih baik sekarang kamu tengangin diri kamu, bersihkan tubuh kamu lalu istirahat ya, aku gak mau kamu sakit" ucap Jason dengan lembut dan dibalas anggukan patuh oleh Syella.
Setelah Syella memasuki kamar mandinya, Jason segera turun menemui orang tua Syella dan mulai meceritakan kejadian mengapa tangan Syella sampai harus diperban.
Ketika mendengar kejadian yang diceritakan Jason, papi Syella sangat menyesal tak pernah ada disamping putrinya selama ini bahkan mami Syella langsung menangis, ia sadar bahwa ternyata beban hidup putrinya sangat berat, kemudian papi Syella langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"saya ingin, saat ini juga kita tidak lagi terikat kerjasama apapun dengan grason corp, jika mereka menanyakan alasanya katakan putrinya telah melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada putri kami" ucap papi yang ternyata menelfon sekretarisnya dan langsung memutuskan sambungan telfonnya.
--------
Ini sudah 2 jam setelah Syella pulang kerumah, ibunya kini akan mengetuk pintu kamar Syella karena sedari tadi Syella belum makan apapun.
Tok, tok, tok
Tak ada jawaban.
Kemudian sang mami dengan ragu memasuki kamar Syella dan melihat Syella sedang tertidur lelap, ketika ingin membangunkan Syella sang mami merasakan bahwa tubuh Syella sangat panas, menandakan bahwa ia demam.
Kemudian setelah tak lama ditelfon akhinya dokter pribadi keluarga alexander pun tiba dan segera memeriksa keadaan Syella.
"Ini hanya demam biasa karena kelelahan, tapi kondisi tubuh nona Syella sekarang sedang menurun saya rasa beberapa waktu ini dia banyak tertekan membuat kondisinya mudah menurun" ucap sang dokter menerangkan.
"Dan ini obat yang harus diberikan kepada nona Syella, kalau begitu saya permisi" ucap sang dokter lagi dan dibalas anggukan oleh orang tua Syella dan tentunya Jason .
Jason melirik meja disebelah kasur Syella dan ada ponsel milik Syella, ia segera membukanya dan menghubungi seseorang.
"Ini gue Jason, temuin gue di cafe star jam 6 sore ini" ucap Jason singkat dan langsung mematikan sambungan telfon tersebut.