Manis dan Galak

1113 Words
Altran kini keluar dari kamar mandi setelah dia membersihkan tubuhnya, tiba-tiba Naura menjerit mengejutkannya. Altran keluar dari kamar mandi namun dia di kejutkan oleh suara teriakan dari Naura yang terbangun dari tidurnya, dia duduk sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Altran menatap tajam kearah Naura "Apa yang kamu lakukan, kenapa berteriak seperti itu, ini sudah malam!" seru Altran. Naura perlahan membuka sedikit jarinya memperhatikan Altran yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya. " Kenapa kamu jam segini mandi?" tanya Naura. "Dasar gadis bodoh, memangnya kamu sudah mandi?" balas Altran. Naura terdiam, dia mengingat-ingat apa dirinya sudah mandi atau belum. Dia hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban untuk Altran. Altran mendengus lemah dan tak memahami apa yang terjadi padanya tentang dirinya memiliki istri seperti Naura yang seperti ini, bertingkah seolah anak kecil yang harus mendapat bimbingan dengan penuh kesabaran. "Sebaiknya kamu mandi saja dan kita makan malam, sepertinya mamah dan ayah mu sedang menunggumu," ucap Altran. "Kamu pergi dulu, sana ... pakai pakaianmu," seru Naura. Altran menggelengkan kepalanya, dia berjalan memasuki ruang ganti namun dia melupakan sesuatu. Saat Naura hendak turun dari atas tempat tidurnya tiba-tiba dia terdiam saat melihat Altran sudah berdiri di hadapannya. Naura membulatkan kedua matanya melihat tubuh yang sempat dia lihat begitu seksi, kini berada dekat di hadapannya. Jika Naura memiliki keberanian ingin sekali dia menyentuh dad@ bidang pria yang ada di hadapannya itu. Altran hanya menatap sembari menggelengkan kepalanya melihat reaksi gadis yang ada di hadapannya itu, begitu membuatnya ingin ...???(tampol dahi Naura) "Kenapa kamu berdiri di hadapanku?" tanya Naura, ragu untuk melihat Al lagi. "Aku tidak punya pakaian yang bisa aku kenakan," balas Altran datar. "Hah! Kamu tidak punya pakaian, iya aku lupa ... Hmm, kenakan punya ayah, mau?" tanya Naura. "Memangnya ayahmu mau memberikan pakaian untukku?" tanya Altran. "Yaa ... Aku yakin ayah mau, memangnya kenapa? Kamukan suamiku," jelas Naura. Dia berjalan keluar dari kamar dengan tergesa-gesa, akan sangat sulit bernafas bagi Naura jika dia terus-terusan menatap tubuh kekar suaminya apalagi dengan tetesan air yang membuatnya ingin sekali menyentuh kulit putih yang di miliki suaminya itu. Altran terdiam bahkan mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti apa yang saat ini telah terjadi kepada Naura. Namun satu hal yang Al rasakan saat Naura mengatakan jika dia suaminya. Perasaan aneh menyeruak di dalam dirinya, tidak mempercayai juga akan hal itu. Dia yang hanya menghabiskan waktu dan harinya hanya untuk dirinya sendiri dan bekerja, kini ada seorang wanita mengatakan jika dia suaminya. Altran hanya berjalan dan duduk di kursi masih mengenakan handuk melingkar di pinggangnya. Dia masih menunggu Naura kembali. Pria dingin itu memang selalu tidak pernah memahami apa yang dirasakan orang lain ketika melihat tubuh atletis seperti dirinya. Dia duduk di tepi ranjang sembari menopang kakinya menunggu Naura kembali dari ayahnya. Cukup lama Altran menunggu Naura dengan sangat kesal, dia terpikirkan untuk menelpon Lio dan membawakannya pakaian. Namun saat dia mengambil ponselnya, tiba-tiba Naura bergegas masuk membuka pintu kamarnya, berjalan menghampiri Al yang memegang ponselnya dan mengejutkan Altran. "Naura ... bisakah kamu membuka pintu dengan benar? Kenapa kamu selalu mengejutkan ku?" protes Altran. "Iya iya, maaf. Nih ... Pakaian dari ayah, kenakan saja," balas Naura memberikan pakaian sembari membuang wajahnya. "Oh ya ... Aku udah bilang sama ayah untuk pulang lebih cepat, apa kamu mau pulang besok?" tambah Naura bertanya. "Hah, bukankah kamu suka tinggal disini? Bukankah waktu kita seminggu, kenapa kamu meminta pulang?" balas Altran. "Hmm ... tidak saja, bukankah kamu banyak pekerjaan. Lagipula ayah pasti setuju kok, apalagi mamah," jelas Naura. "Ya sudah ... terserah kamu, aku kalau di ajak menginap disini lebih lama juga tidak apa-apa. Tapi kalau kamu emang mau pulang, ya sudah," balas Altran. Naura tersenyum mengangguk, dia meninggalkan Altran yang hendak mengenakan pakaiannya. Dia hanya ingin agar Altran bisa bersikap leluasa sesuai sifatnya yang arogan dan meresahkan Naura. Lain dari saat bersama kedua orang tuanya, terasa aneh jika Naura merasakannya. "Tunggu dulu, kamu mau kemana?" tanya Altran. "Keluar ..." jawab Naura "Lalu, kamu tidak mau membersihkan tubuhmu yang bau itu," ucap Altran. "Hah !! Bau kah?" Naura terkejut, dia mengendus tubuhnya namun tidak ada aroma yang tidak enak dalam tubuhnya. "Tidak kok!" seru Naura. "Cepetan mandi, ini sudah malam. Tidak baik kalau mau tidur dalam keadaan tidak mandi," seru Altran. "Iya iya ... Sejak kapan kamu jadi bawel seperti itu, pria dingin !" gerutu Naura. "Apa yang kamu bilang!!" tatap Al. "Tidak ada." Naura tersenyum dia menahan tawanya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya cukup lama hingga, tak menyadarai jika ada seorang pria yang menunggunya. Altran keluar dari ruang gantinya Naura baru membuka pintu kamar mandinya dan hanya kepalanya yang keluar, membuat Altran terkejut. "Gadis ini, benar-benar menggemaskan," batin Altran. "Kamu ... bisa bawakan aku handuk? Naura bertanya dengan ragu-ragu. "Memangnya di dalam tidak ada?" tanya Altran. "Tidak ada ... Soalnya handuknya jatuh tadi, jadinya basah deh," jelas Naura. Altran menghela nafas dan dia berjalan menghampiri lemari pakaian dan memberikan handuk bersih kepada Naura. "Terima kasih ...," seru Naura. Dan memasuki kamar mandinya lagi, menutup pintu. Altran tersenyum tipis melihat tingkah Naura yang benar-benar sangat manja, ketika dia berada di rumah kedua orangtuanya, membuat Altran terheran dengan sifat yang bertolak belakang saat pertama kali mereka bertemu. Bahkan Naura terlihat sangat galak dan acuh membuat Altran tidak mengerti dengan sifat gadis itu. Namun selama tinggal di kediaman kedua orangtuanya, Naura benar-benar menjadi sosok gadis yang sangat manja dan begitu membuat keluarganya terlihat menyayanginya sepenuhnya. Naura tersenyum bahagia ketika pria dingin yang dia maksud begitu peduli padanya. Meski hanya meminta sebuah handuk untuknya. Padahal, bisa saja Naura menunggu Al untuk keluar terlebih dahulu dan pergi mengambilnya, namun dia ingin tahu, Altran akan bersedia atau tidak. "Hehe, mengerjai dia ternyata menyenangkan juga! Siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan nanti jikaaku di rumahnya kan? Rumah seluas itu aku yang bersihkan dan dia hanya meminta makan dan memerintahku!" gerutu Naura. Naura merendam tubuhnya di bathtub kamar mandinya dan mengaplikasikan tubuhnya dengan berbagai sabun untuk kulitnya. Di rumahnya, Naura begitu di manjakan. Namun di luaran sana, meski untuk pertama kalinya dia keluar rumah dan berjalan kaki hingga mencari pekerjaan dia laukan hanya untuk membuktikan pada ibunya jika dia juga bisa hidup meski tanpa seorang pria yang tidak dia kenali. Buat kalian yang cari bacaan super manis romantis, bisa banget mampir di "Marry The CEO For A Will" menceritakan tentang kisah Zayn yang menikahi Irene karena sebuah wasiat. Mengandung bawang, bikin ngakak dan bikin kalian baper pastinya dengan keromantisan mereka. Banyak teka-teki dan misteri jg yg bikin kalian ikut mikir. Jika berkenan, kalian bisa juga follow akunnya dengan nama pena "Pink Princess" ada 4 cerita dia yang pastinya seru-seru. Jangan lupa tap ❤️ nya ya, kami butuh cinta dari kalian. Terima kasih ❤️❤️❤️.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD