Sweet Home

983 Words
* * * Sebelumnya mari berkenalan dengan member Shining Star secara detail. Dimulai dari Naomi yang menjadi orang pertama meninggalkan asrama. Naomi anggota termuda dalam Shining Star bernama asli Naomi Wilson, berposisi sebagai rapper dan dancer. Wanita berusia dua puluh empat tahun itu besar di Florida, Dan Naomi saat ini akan mengikuti sebuah peragaan busana dari brand ternama Paris yang juga diadakan juga di Paris, kebetulan Naomi adalah brand ambassador merek itu. Naomi merupakan member dengan popularitas tertinggi diantara mereka, walaupun ia memiliki haters dalam negeri yang juga tinggi. Lalu wanita kedua adalah, Sunny Smith, ia wanita tertua kedua setelah Rané. Kecantikkannya sangat dijunjung oleh warga Amber. Belum lagi pujian bertubi dari skill dalam dunia aktingnya, ia begitu dicintai. Nah, wanita berusia dua puluh enam tahun itu kini tengah pergi ke kota seberang, Marlyn untuk mengisi acara ragam di televisi nasional, entah kapan tayangnya. Pastinya wanita itu akan menghabiskan banyak waktu di Marlyn untuk syuting. Lalu pergi adalah Fany atau yang bernama asli Stefanny Smith. Ia berusia satu tahun dibawah Sunny yaitu, dua puluh lima tahun. Fany mengambil posisi vokal dan rap dalam group, ia dikenal sebagai singa panggung, ia sangat ahli dalam panggung, banyak fancam-nya yang menjadi viral. Fany untuk saat ini pergi ke london untuk sebuah pemotretan bersama brand yang menggaetnya untum menjadi wajah dalam merek mereka tentunya. Walaupun memiliki marga yang sama dengan Sunny, Fany dan Sunny tidak memiliki hubungan keluarga sama sekali. Mereka bahkan selalu mengkonfirmasi hal itu setiap kali mereka berada disebuah acara nasional, agar orang - orang berhenti salah paham tentang diri mereka yang kebetulan memiliki marga yang sama dan menjadi rekan dalam satu group. Lalu yang terakhir dan sedikit tidak menyenangkan untuk dibahas adalah Rané Riverlyn. Rané lahir di negara Australia, di Perth tepatnya, pada dua puluh tujuh tahun yang silam. Ia menempati posisi vokal utama tetapi tidak diutamakan. Cukup menyedihkan mengetahui bahwa ia adalah satu - satunya anggota yang tersisa dalam asrama tidak memiliki kegiatan sedangkan lainnya hampir menggila karena tidak bisa setenang dirinya. Rané tak memiliki jadwal ! ! Rana sempat berpikir untuk pergi ke perusahaan mereka, tetapi setelah ia pikir - pikir ia juga tak akan memiliki kegiatan disana. Mereka hanya akan mengabaikannya jika membicarakan tentang musik, dan membuang musik buatannya seperti sampah ketika ia mengajukannya. Mengingatnya saja sudah membuat hati Rané sakit karena kecewa. Rané melihat sekitarnya dengan rasa bosan yang teramat juga terlalu malas untuk pergi berolahraga. Rané menumpu kepalanya dengan tangannya, lalu satu tangannya yang lain mengubah channel televisi itu dengan kebosanan yang sangat termat. Sial, menyedihkan sekali si jobless ini. Gumam Rané pada dirinya dengan sangat menyedihkan, masih dengan posisi yang Rané pun bangkit dari ruang santai dalam asrama Shining Star itu, ia berjalan kesana dan kemari seraya memukul ponselnya ke telapak tangannya secara berulang. “haruskah aku menghubunginya? " monolog Rané dengan nada ragu. Ia lalu menggelengkan kepalanya menolak pikirannya. "tidak! tidak! Dia pasti masih bekerja sekarang! " ucap Rané melarang dirinya sendiri. "tapi, bagaimana ini, aku bosan disini. Aku bisa mati! " Rané mendramatisir keadaan, ia lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa empuk itu dengan kepala mendongak menatap langit. Ia dengan kesal melempar ponselnya ke sisi sofa yang kosong. Drrt drrt drrt Baru saja Rané melepas ponsel itu, ponsel itu malah berdering tanda sebuah panggilan masuk. Mau tidak mau wanita itu bangkit untuk melihat siapa orang yang menghubunginya,  ia melihat ponselnya dan tersenyum saat membaca nama orang yang menghubunginya. Yang nyatanya kini tengah ia pikirkan dan kini malah menghubunginya lebih dahulu tanpa Rané duga - duga. Tanpa menunggu lama Rané langsung menekan tombol hijau pada layar ponselnya itu. "hei, aku baru saja berniat menghubungimu! " ungkap Rané penuh semangat. Suara seorang pria muncul untuk menjawab ucapan Rané. “hanya berniat saja." jawabnya menekankan pada setiap kelimat yang baru saja Rané ucapkan. Rané hanya bergumam pelan meminta maaf pada pria itu dengan nada bercanda. Pria itu hanya mencibir pelan. "pulang? " tanya mengganti topik dan juga nada yang pria itu gunakan terdengar begitu lembut ditelinga Rané. Mendengar pertanyaan itu Rané mengangguk, walaupun tidak mungkin terlihat oleh pria disebelah sana. “em, ya, mungkin.. ” ucapnya masih dengan labilnya. "baiklah, biarku jemput! ” ungkap pria itu menawarkan diri. "tidak, tidak usah! " tolak Rané segera. "aku akan meminta kak Reon untuk mengantarku." jelasnya takutnya pria itu salah paham. "baiklah." Jawabnya tanpa perdebatan lebih lanjut. Rané kembali mengangguk. "sampai bertemu." ucapnya. " hmm." jawab pria itu dengan gumamannya. Setelah panggilan itu berakhir Rané lantas  berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya dan menyiapkan dirinya dengan sesekali menari begitu antusias, ia terlihat begitu bersemangat. Disela semua kegiatannya itu, Rané menghubungi seseorang. "kak? " panggil Rané saat panggilan itu tersambung dengan seseorang disana. "bisa kau mengantarku pulang? " sambungnya. " baiklah, " setuju pria itu tanpa penolakan. "dua puluh menit lagi aku akan tiba, Rané! " ungkapnya melanjutkan. "baiklah." sahut Rané. " apa kau membutuhkan sesuatu? " tanya pria yang bernama Reon itu kepada Rané.  Rané berpikir untuk beberapa saat sebelum akhirnya menolak tawaran sang asisten, “ tidak ada, kak. Kau hanya perlu tiba lebih cepat aku merindukan rumah.” Ungkapnya. “baiklah – baiklah, kenapa tidak meminta dia menjemputmu? ” tanya pria itu penasaran. Rané mendesis, “ aku takut menganggu orang sibuk..” jawabnya malas. “tetapi dia kan- ” ucap Reon terpotong. “sudah lah, kenapa kau sangat gemar menggodaku?! Aku akan membuat laporan tentangmu! ” sungut Rané mengancam pria disebelah sana. Sedangkan pria yang menerima ancaman itu hanya tertawa. “aku aka tiba sebentar lagi!” kabar Reon. “Baiklah, aku akhiri, tolong berhati – hati ! ” ucap Rané sebelum mengakhiri panggilan itu. Tidak menunggu lama, panggilan itu pun berakhir. Rané segera berganti pakaiannya menjadj sedikit lebih layak untuk dibawa keluar dari asrama. Tentunya lebih baik dari pakaian yang ia gunakan tadi. Setelah selesai menyiapkan diri, Rané pun memilih duduk di ruang tengah seraya menunggu kedatangan manager pribadi yang akan membawanya ‘pulang’.   TBC    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD