bc

Kisah Cinta Narendra

book_age16+
1.5K
FOLLOW
34.7K
READ
possessive
friends to lovers
arranged marriage
playboy
sporty
drama
straight
city
polygamy
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan Narendra yang semula baik-baik saja kini di ambang kehancuran. Perubahan sikap sang istri dijadikannya alasan untuk bermain hati dengan sahabatnya. Di tengah perjuangan sang istri merebut kembali hati Narendra. Lelaki itu melakukan kesalahan Fatal hingga menyebabkan Anjani hamil.

Pada saat yang bersamaan, Rahayu yang merupakan istri sah Narendra juga hamil. Membuat Narendra berada pada satu titik yang menyebabkan frustasi berkepanjangan.

Siapakah yang Narendra pilih di antara Rahayu dan Anjani. Sanggupkah dia menjadi pendamping untuk dua wanita hamil sekaligus?

chap-preview
Free preview
1
Narendra berpacu dengan waktu, dia menyalakan lilin-lilin dan menaburkan kelopak bunga mawar di atas sebuah meja bundar yang dilapisi taplak cantik dari satin sutra.   Selain tart yang elegan hidangan makan malam sudah tersaji di atas meja. Ini makan malam termewah yang Narendra siapkan untuk Rahayu, dan pernikahannya yang genap menginjak tahun ke dua.   Degup jantungnya tak kalah riuh dari suara detak jam dinding, persiapan belum selesai sepenuhnya sementara sebentar lagi istrinya akan pulang. Kemudian Narendra menyetel musik romantis dan memadamkan lampu tepat saat suara sebuah mobil memasuki pelataran rumah mereka.   "Happy Anniversary honey," ucap Narendra bermonolog. Dadanya mengembang membayangkan perasaan bahagia saat melihat reaksi istrinya yang terkejut.   Sekuntum mawar putih kesukaan Rahayu juga sebuah cincin emas duapuluh empat karat seberat dua gram dengan hiasan permata tersimpan apik dalam kotak bludru di atas meja.   Wajah Rahayu yang selalu terlihat sendu semakin cantik taktala terperangah melihat kejutan manis darinya. Kemudian dia membawa Rahayu berdansa diiringi lagu romantis.   Dia sematkan cincin emas itu di jari manis, seperti de javu mengulang saat pernikahan dua tahun silam. Wajah Rahayu memerah saat dia mendaratkan kecupan penuh rasa sayang di pelipis istrinya, kemudian pipinya, dan hidungnya, terakhir dia mencium bibir merah Rahayu, lembut penuh dengan kasih dan sayang.   Berlanjut dengan menikmati makanan pembuka, kemudian steak tenderloin yang lembut dan berkadar lemak rendah lengkap dengan sausnya yang gurih juga sayuran dan potongan kentang goreng. Terakhir puding lava sebagai hidangan penutup. Narendra membersihkan remahan makanan di ujung bibir istrinya, tangan Rahayu yang kurus meraih tangan sang suami dan mengecupnya lembut.   Terakhir, Narendra merengkuh Rahayu, menggendongnya dengan cara bridal style, kemudian membawa bidadari cantiknya itu ke dalam kamar yang juga sudah di beri taburan kelopak bunga dan lilin aroma terapi.   Ceklek   "Bang, kenapa gelap sekali?" tanya Rahayu saat memasuki rumah, membuat semua khayalan Narendra tentang romantisnya malam itu sirna.   "Happy Anniversary, Honey," ucap Narendra seraya menyerahkan sekuntum mawar putih yang sebelumnya dia siapkan.   Rahayu meraih bunga kemudian menghirupnya.   "Hmmm, wangiii." Sambil menutup mata Rahayu menikmati aroma bunga mawar yang menyejukkan jiwa.   "Bang, ini belinya mahal pasti ya?" tanya Rahayu, Narendra menggaruk kepalanya yang sebetulnya tidak gatal, kemudian menghela napas panjang. Tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Rahayu tidak terkejut, bahkan tidak mengucapkan terimakasih.   "Itu bunga kesukaan kamu bukan?" tanya Narendra.   "Itu dulu, sekarang barang mahal tidak termasuk sebagai barang kesukaan ku." Rahayu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, matanya sedikit terbelalak melihat pemandangan di ruang makan.   "Kamu suka, Honey, aku siapkan semua ini untuk anniversari kita malam ini. Terimakasih sudah mendampingiku dua tahun ini." Narendra hendak memberi pelukan kepada Rahayu, namun perempuan kurus berambut pendek itu menghambur menuju meja makan dan melihat dengan teliti apa saja yang ada di sana.   "Baaaang, ini tart nya dari toko kue artis beken itu kan? Ya Allah bang, harganya sama dengan harga beras jatah makan kita dua minggu, ini juga steak tenderloin, steak segini kecil harganya lebih mahal dari sekilo daging sapi." Sirna sudah kebahagiaan Narendra yang tadi membuncah dan selera makannya ikut hilang ditelan racauan istrinya tentang apa yang telah dia siapkan dengan susah payah.   "Setidaknya kamu hargai usahaku lah, berterimakasih sedikit saja atas pengorbananku mempersiapkan kejutan ini untukmu," ucap Narendra, dia menatap istrinya lekat.   "Pengorbanan menghambur-hamburkan uang?" tanya Rahayu galak.   "Sudah-sudah! Aku malas ribut." Narendra meninggalkan Rahayu sendirian menuju kamar kosong di lantai dua yang ia jadikan ruang kerja dan perpustakaan mini.   ♨♨♨   "Pagi, Bang," sapa Rahayu pada suaminya yang sudah siap untuk pergi bekerja.   "Pagi," jawab Narendra malas.   "Sarapan, Bang," Rahayu menyodorkan sebuah piring berisi potongan kue tart dengan segelas s**u.   Narendra menghela napas panjang, menikmati sarapan dengan perasaan yang tidak bisa dia lukiskan. Harusnya tart ini dia nikmati tadi malam dengan romantis bersama Rahayu.   "O iya, Bang. Ini bekal makan siangnya," kata Rahayu sambil menyerahkan kotak bekal berisi nasi, sayuran dan semur daging.   "Tumben kamu masak daging?" tanya Narendra.   "Oh, kan steak semalam gak kemakan, sayang sekali kalau di buang. Aku iris-iris, lagi pula tingkat kematangan medium dengan daging masih berwarna merah seperti itu aku gak suka. Serasa makan daging mentah. Jadi aku masak lagi di semur aja."   Harusnya dia menikmati steak tenderloin, bukan semur daging. Namun dia malas berdebat. Terpaksa siang ini dia makan dengan daging yang seharusnya lembut tapi berubah menjadi alot karena salah masak. Dalam hatinya dia menyesalkan perubahan sikap istrinya yang tiba-tiba menjadi pelit.   Padahal, Rahayu adalah perempuan yang royal, dia dulu suka sekali berwisata kuliner, setidaknya sampai setahun lalu dan kemudian menjadi sangat perhitungan.   Dalam diam, Narendra melirik istrinya yang sedang menikmati sarapan dengan lahap, hingga matanya menangkap sesuatu yang mengkilat indah di jari manis istrinya.   "Eh, cincin itu?" tanya Narendra.   "Oh iya, makasih ya, Bang, cincinnya pas banget, cantik. Harusnya begini, ngasih apa-apa itu yang ada nilai investasinya. Gak mubajir." Mulai deh, makin lama, Narendra semakin kesal dengan Rahayu yang menjelma menjadi perempuan pelit tapi matre.   "Yakin buat kamu emang?" tanya Narendra.   "Buat siapa lagi? Ini semalam ada di meja sini, cuma aku cari gak ada surat jual beli nya," kata Rahayu matanya yang bulat dan cokelat menilik cincin yang tersemat di jari manisnya dengan teliti.   "Tidak perlu pakai surat, itu cincin pakai saja sampai kita punya cucu cicit. Kalau ada suratnya kamu bakalan gatel pergi ke toko mas buat jual itu cincin."   "Oke, makasih ya suamiku," ucap Rahayu, sambil menyuapkan potongan besar tart kedalam mulutnya.   ♨♨♨   "Hai, Dra, gimana semalam, sukses?" tanya Anjani, dia adalah sahabat Narendra. Mereka sudah lama saling kenal dan bersahabat. Anjani juga membantu Narendra memilih kue tart dan cincin untuk Rahayu.   "Gatot." Narendra nampak murung. Wajahnya sekusut pakaian kering yang belum disetrika.   "Kasian, hahaha." Anjani tertawa puas, kemudian meninggalkan Narendra merutuk di ruangan nya.   "Sialan," umpat lelaki itu.   "Hei, gue belum jauh, masih bisa denger u*****n lo," kata Anjani yang tiba-tiba muncul kembali dari balik pintu.   Lelaki jangkung itu hanya menyeringai, selain sahabat, gadis dengan rambut tebal sebahu itu adalah bawahan di tempat dia bekerja saat ini.   "Gue traktir deh, nanti jam makan siang gue tunggu lo di titi steak ya," ajak Anjani.   "Bareng aja napa?"   "Ogah, nanti gue dikira ngerayu atasan."   "Ngerayu beneran juga gak apa-apa," goda Narendra, Anjani hanya tersenyum, kemudian dia melenggang pergi meninggalkan Narendra seorang diri.   Waktu bergerak begitu cepat, jam makan siang akhirnya tiba, dering notifikasi dari gawai yang sedari tadi tergeletak memaksa Narendra untuk menghentikan aktivitasnya di depan komputer.   Anjani : Gue udah di Titi steak. Buruan istirahat keburu habis. Narendra : Emang kalau habis kenapa? Anjani : Gue kena SP Narendra: Narendra : oke lima menit.   Narendra beranjak, hingga tak sengaja tangannya menyenggol sebuah tas berisi kotak bekal. Dia meraih kotak itu, menatapnya sedih.   "Maaf honey, hari ini bekal darimu tidak menggugah seleraku."  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Noda Masa Lalu

read
184.2K
bc

PATAH

read
515.8K
bc

Pengganti

read
301.8K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Nur Cahaya Cinta

read
359.4K
bc

Turun Ranjang

read
579.0K
bc

T E A R S

read
312.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook