Hari sudah sangat sore, namun mentari masih dengan gagah bertahta di atas sana, membagi terik di lapangan latihan sore itu. Camilo sudah berpeluh, namun Loiz belum juga memberikan dirinya waktu istirahat sejak tadi. Bahkan tubuhnya sudah penuh luka, sejak beberapa hari yang lalu Loiz sudah memintanya berlatih dnegan menggunakan pedang sungguhan yang tajam, bukan lagi menggunakan pedang tumpul yang selama ini dijadikan alat untuk latihan. Dan lagi, lawan latihannya adalah Loiz secara langsung. Maka bisa di bayangkan sebanyak apa luka yang harus Camilo terima setiap berlatih karena harus menghadapi Loiz yang tidak pandang bulu saat berada di arena pertempuran. "Aku pikir, dia hanya anak yang dikasihani oleh Pangeran Sidra dan dibawa ke istana. Tapi dunia sungguh tidak adil, selain dekat d

