Kini terpampang bagian tubuh Anna yang masih halus dan putih bersih. Daren langsung membungkus tubuh mungil Anna yang masih berada di bawahnya dan menempelkan mulutnya ke mulut Anna.
Daren yang sedari tadi hanya mengulum tubuh mungil Anna dan menempelkan bibirnya ke tubuh Anna. kini mulutnya mengarah sebuah kain putih yang menutupin dua bukit milik Anna.
Anna merasa aneh pada beberapa bagian miliknya yang di sentuh bahkan di cicipi oleh Sang kakak bernama Daren itu.
Daren Berhasil membuka pengait kain putih yang menutupi sebagian tubuh milik Anna. kini Daren merasa puas dengan bagian atas milik Anna.
Anna hanya menutup matanya dan meresapi keadaan yang telah menimpanya saat ini.
Daren masih senan tiada bermain di bagian atas Tangan satunya sudah memegangi CD milik Anna yang sudah basah karena permainannya.
Daren menyibak CD Anna dengan satu tangan dan melemparkannya kesembarang tempat. Anna sesekali Mendes*h ketika Daren memegang dan memainkan milik bawah Anna.
"kak henti... kak jangan lakukan hal ini" Anna ingin menolak dengan perbuatan Daren tapi Tubuhnya terlalu menginginkan setiap sentuhan dari Daren.
Ketika Daren mendapatkan lampu hijau dari Anna ia menyeringai dan bersiap memasukan satu jarinya kebawah Anna.
Anna merasakan sesuatu yang aneh di area bawahnya. Jari Daren dari tadi memaju mundurkan saat ia masuk ke area bawah Anna. Kini lenguhan Anna semakin kencang karna Daren menambah kecepatan pergerakan jarinya itu.
Saat Anna akan sampai pada puncaknya Daren langsung mengehentikan permainannya. kali ini ia membuka semua pakaian. kedua insan itu kini tidak memakai sehelai benangpun di tubuh mereka.
Saat Daren Siap ingin menyatukan dirinya ke tubuh Anna, Tentunya Anna tidak diam Ia memukul dan menendang paha Daren. Tapi dengan cepat Daren mengambil ikat pinggang milik Anna untuk mengikat kedua tangan Anna ke atas.
Kini Anna hanya pasrah dengan apa yang akan dilakukan Daren terhadap dirinya. Daren membuka lebar kaki Anna yang kini mengangkang dan siap di gempur oleh Daren.
Ketukan pintu terdengar Dari luar kamar. "Anna kamu Uda tidur Nak?"
Anna dan Daren gelagapan mencari baju mereka. Anna keluar membuka pintu kamar sedangkan Daren mengumpat di bawah kolong kasur milik Anna yang hanya memakai celana pendek saja.
"belum Ma... emang ada apa ma?" Tanya Anna yang masih keringatan padahal dikamar Anna AC sudah menyala saat itu.
"Ngga, tadi mama denger kamu teriak jadi mama langsung mengetuk pintu, tapi kenapa kamu berkeringat gini? kamu lagi sakit ya sayang?" Anna sangat takut untuk menjawab apa yang terjadi pada dirinya. "ngga kog ma aku cuman olahraga malam ajja" Anna berbohong lagi dan lagi Anna merasa terselamatkan oleh orang orang tapi tidak tahu dengan kedepannya.
"Aduh sayang jangan olahraga malam malam nanti kamu sakit sayang"
"ngga kog ma, tenang ajja aku bakalan baik baik ajja kog ma"
"yauda sayang kamu pergi tidur ya jangan olahraga lagi, mama ngga mau kamu nanti kenapa Napa"
Daren yang mengumpat di kolong kasur hanya bisa mengumpat di dalam hatinya. Setiap kali ia ingin melakukan hal itu kepada Anna selalu saja gagal. Bahkan dia sempat berpikir untuk membawa kabur Anna.
Anna menutup pintunya dan Daren masih di bawah kolong kasur. Anna menyuruh Daren keluar dari kamarnya karna ia tidak mau ketahuan oleh ibunya.
Anna mengunci pintunya rapat saat Daren keluar dari kamarnya. Anna langsung kembali ketempat tidurnya dan melupakan hal yang barusan terjadi sejenak.
Anna membuka matanya saat sinar matahari mulai menusuk matanya. Anna bersiap siap turun kebawah karna hari ini ia akan berangkat sekolah lebih awal.
sebenernya Anna ingin menghindar dari Daren karna ia sangat takut kejadian semalam akan terulang kembali. kini Anna menaiki bis yang akan menuju ke sekolahannya.
Ia duduk di pinggiran kaca yang tiba tiba seseorang masuk dari pintu bis. "hai" ucapnya. orang itu adalah Stefan yang sudah duduk disampingnya.
Anna bingung kenapa hatinya selalu berdegup kencang ketika berada di samping Stefan.
"jadi bagaimana keadaan kau dan kakakmu?"
"Dia masih saja sama menginginkan diriku"
"Dia benar benar mencintai dirimu, maka dari itu jadilah pacarku"
"baik aku terima"
"jadi kita sudah pacaran?"
"iya, kita pacaran"
"terima kasih sayang" Kali ini muka Anna sangat merah seperti kembang mawar. Anna menutupinya malah Stefan memeluk dirinya dan mencium pipinya.
Anna seketika terkejut walau ini bukan kali pertama ia di cium oleh seorang pria tapi tetap saja ia merasakan perbedaan antara Stefan dan kakaknya.
saat di kelas Anna masih saja memikirkan kejadian di bis bersama Stefan. Tentunya membuat teman di sebelahnya merasa kebingungan.
"Ann.. kamu kenapa senyum senyum sendiri?"
"aku ngga papa kog Jen"
"ayo dong cerita sama aku"
"aku pacaran sama Stefan"
"hah beneran? Dia itu ganteng trus tajir lagi"
"iya aku pacaran sama dia"
"Uda ngelakuin itu belum sama Stefan?" dengan wajah kepolosanku membuat jenny tertawa.
"Hahaha... wajah kamu polos amat Ann... mending buruan ngelakuin itu dari pada nanti diambil sama Kaka kamu" sebenernya bener juga apa yang di katakan jenny tapi aku tidak yakin itu bisa berhasil membuat Daren tidak mencintai diriku.
"aku bingung Jen, kalo walaupun aku Uda ngelakuin itu ke Stefan apa mungkin Kaka ku ngga akan menyukai diriku lagi?"
"yah itu sih tergantung orangnya" kali ini jenny membuat aku bertambah bingung, tapi mungkin ada benarnya jika aku mencoba kepada Stefan.
Pulang sekolah aku menemui Stefan yang masih di dalam kelas. Aku mengajaknya ke kelas kosong tapi Stefan menolak dan mengajakku main kerumahnya. Lalu aku mengikuti dirinya sampai di rumahnya.
"apa kau yakin ann?"
"iya aku yakin... aku tidak mau Daren terus menerus mencintai aku sebagai gadis, tapi seharusnya sebagai adik"
"baiklah ini kemauanmu" Anna menggangguk yang berarti setuju dengan permintaannya sendiri.
Stefan belum pernah melakukan ini pada siapun tapi siapa sangka jika niatnya sudah mengebuh gebuh ia akan menjadi lelaki yang gentle terhadap wanita yang ia cintai.
stefan membawa anna kekasurnya yang cukup besar. ia menautkan bibirnya ke bibir Anna. ia membuka baju seragam miliknya dan juga baju Anna. kini Stefan melihat semua lekukan Anna. Stefan menindih Anna yang masih di baluti Kain hitam di bagian atas dan bawahnya.
Merasa Anna sudah siap untuk di gempur stefan melepas semua kain yang masih menutupi Anna. Kini tidak ada sehelai benangpun di tubuh Anna.
Stefan mengarahkan Rudalnya itu kepada inti Anna yang masih sempit legit layaknya seorang gadis yang masih Perawan.
Sangat sulit bagi Stefan untuk menembus liang Anna yang masih sempit itu. tapi dengan sekuat tenaga Stefan menumbukan rudalnya dengan sedikit kasar sehingga Anna merasakan kesakitan.
"Maaf"
"tidak perlu minta maaf lanjutkan saja"
Anna yang meminta untuk melanjutkan tapi Stefan melihat kearah intinya yang masih tersisa.. dengan pelan pelan ia memasukannya dan Stefan berhasil masuk.
Kini Stefan melihat gadis yang telah menjadi wanitanya itu dan sekaligus menjadi kekasihnya ia hanya bisa tersenyum manis.