Dilain waktu seorang pria tengah mengambil sebuah gelang yang terjatuh oleh seorang gadis yang baru saja benabraknya. Dia segera mengikuti gadis itu menuju kekamar mandi.
Dia menunggu gadis itu sampai keluar dari kamar mandi. Tapi gadis itu malah memarahinya "kau menguntit diriku ya?" ucap gadis itu yang setengah nada tinggi "aku hanya ingin mengembalikan ini padamu" Ucap seorang pria yang mengulurkan sebuah gelang jatuh terdapat nama Anna. Anna merasa malu dengan perbuatannya tadi, dia memaling wajah "Maaf dan terimakasih" Ia langsung mengambil gelang itu sambil berlari menuju arah kelas. Kini pria yang masih berdiri di toilet wanita hanya tersenyum melihat wanita yang di depannya itu langsung meninggalkan dirinya.
Anna bingung kenapa dirinya malah seperti bertinggakah konyol barusan. Anna segera berlari menuju kelasnya "baiklah anak anak pelajaran hari ini cukup sampai disini, sampai jumpa di Minggu depan" untungnya aku mengumpat dari di belakang tembok lorong kelas. tapi sebelum aku masuk kelas tangan ku di cekal oleh kakakku.
Aku di bawa kedalam ruang kosong yang sudah lama tidak di pakai. "Anna sekarang hanya kau dan aku saja yang ada disini" habis sudah nasibku kini yang berada dalam bahaya besar bersama kakaknya sendiri.
"aku tidak mau kak... biarkan aku keluar" Aku memohon supaya dia mau membukakan pintu untuk Anna. tapi sayangnya kakaknya tidak peduli dengan dirinya justru asik sendiri dengan permainannya.
Saat Daren mulai ingin menyentuh bibir tiba tiba seorang laki laki. Membuka pintu ruangan itu segara mereka membenarkan pakaian mereka dan membuat jarak diantara mereka.
Anna takut apa bila laki laki itu mengetahui semua perlakuan kakaknya tadi. Tapi samar samar Anna melihat wajah lelaki itu ternyata yang ia tabrak saat dia akan menuju ke toilet.
"Anna?" Ucap lelaki itu. Anna gelagapan saat lelaki itu datang menghampirinya sedangkan Daren mengumpat di kolong meja.
Kali ini Anna di selamatkan oleh orang yang menabraknya tadi pagi. Dia membawa Anna pergi ke kantin merasa lega dengan kejadian tadi walaupun sedikit membuat Anna terkejut.
Anna melihat pria yang disampingnya Anna merasakan dia sangat tampan dan juga sopan. Pria di samping merasa di perhatikan kali ini Ia menatap Anna dengan senyuman manis yang membuat seketika pipi Anna merah.
"Kau kenapa?" Anna memalingkan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus. kali ini pria yang disampinya tertawa keras melihat tingkah lucu Anna.
"oh iya ngomong ngomong namamu siapa?"
"namaku Anna" jujur hati Anna berdebar kencang padahal lelaki yang baru ia kenal ini hanya sekedar menanyakan namanya.
"oh nama yang cantik" ucapnya sambil tersenyum, Kali ini debaran Anna dua kali lipat lebih kencang. dengan malu Anna hanya bisa membalas dengan senyumannya.
"nama ku Stefan" lanjutnya kali ini Anna mengetahui namanya tanpa harus bertanya. Anna sangat senang bisa berkenalan dengan Stefan.
setelah perkenalan Anna dengan Stefan mulai akrab. tapi perkenalan itu harus di sudahi dengan tanda masuk kelas.
Sebelum bel berbunyi Daren diam diam mengikuti Anna yang sedang asik mengobrol dengan Stefan. sejujurnya ia ingin sekali menarik gadis itu karna telah membuat hatinya perih dengan tingkah laku Anna pada Stefan. Daren memilih diam dan menahan rasa nya tapi dia juga sudah merencana sesuatu untuk santapan malamnya nanti.
Daren terahlikan dengan sikap Anna yang begitu manis dan pemalu di hadapan Stefan. Bahkan ia berpikir apakah gadisnya itu mencinta Pria itu? Daren kebingungan dengan semua yang dia lihat di hadapannya ini.
Daren kekamar mandi hanya untuk sekedar membasuh mukanya tapi kenapa perasaannya masih tidak terkontrol rasanya ingin membunuh lelaki yang bernama Stefan itu.
Bel masuk pun berbunyi keras Anna dan Stefan masih asik mengobrol. sedangkan Daren masih membututinya walaupun sudah beberapa kali bolak balik kekamar mandi. rasa cemburu Daren masih belum kunjung hilang.
Saat anna akan menuju ke kelasnya kali ini Daren tidak mencekalnya tapi membiarkan Anna lewat dan ia mengumpat di kelas kosong.
Saat di kelas Daren tidak sama sekali bisa konsentrasi dengan pelajaran. Ia memilih untuk keluar kelas dan duduk di halaman belakang sekolah. Dia memikirkan terus menerus seorang gadis yang ia cintai adalah adiknya sendiri.
'apakah Tuhan tidak bisa menyatukan kami?' Daren bergumam di kala ada seseorang yaitu Gilang dan Alex.
"haduh bos kita kenapa?" ucap Alex yang menghampiri Daren yang sedang suntuk. "paling berantem dengan adiknya si Anna!"
"Aduh bos jadi Kaka ngga boleh protektif dong, lagian Anna juga sudah besar dia bukan anak kecil lagi"
"kalian tuh ngga ngerti apa apa tentang perasaan gw" ucap Daren sukses membuat kedua temannya kebingungan.
"perasaan apa bos?"
"Gw suka sama Anna"
"hah?" Kedua temannya merasa aneh dengan pernyataan dari Daren.
"Bos masih banyak wanita cantik di luar sana yang lebih sexy dan lebih bohay" Gilang memberi saran untuk Daren tapi memilih diam Karna rasa emosionalnya sedang tidak baik.
"nanti malam gw mau ngasih pelajaran untuk Anna gw bosen ngeliat Anna yang tingkahnya kayak anak kecil Mulu" kedua temennya kini mengetahui apa penyebab Daren belakangan ini.
"tapi bos bagaimana pun Lo sebagai kakaknya jangan terlalu berlebihan sama Anna gw takut dia akan membenci Lo nantinya" beberapa kali Daren mendapat nasehat dari temannya tapi dia sama sekali tidak menggubris malah niatnya kepada Anna nanti malam semakin menjadi jadi.
"Karna gw tau dia akan menjauhi gua, Gua Bakal bikin Moment nanti malam yang tidak akan pernah di lupakan oleh Anna" kedua temannya terheran heran dengan pikiran tidak waras dari Daren. mereka memilih pergi dan meninggalkan Daren sendirian dengan keadaan yang masih memikirkan gadis yang ia cintai.
Pulang sekolah Anna tidak melihat Daren kakaknya Di gerbang sekolah. Tiba tiba sebuah motor berhenti di depannya. "Naik! Aku anterin kamu pulang" Stefan berhenti di depan Anna yang masih memegangi tas sekolahnya sambil menunggu kakanya. "ngga ngerepotin?" ucap Anna lembut membuat Stefan tersenyum ramah "ngga sama sekali" Anna langsung memakai helm cadangan milik Stefan.
Stefan membawa Anna ke pantai untuk sekedar bersantai disana. Anna dan Stefan saling berbincang dan bahkan Anna membahas tentang kakaknya
"jadi kau punya seorang kaka?" Dia bertanya padaku "iya aku punya seorang kaka yang begitu posesif padaku" aku mengatakan apa yang sedang aku alami sekarang. "kenapa dia seperti itu?" aku merasa tidak tahu kenapa Kakak melakukan semua ini kepadaku, aku menundukan kepalaku "hei tenang saja aku akan membantumu" ucapnya sambil memegangi kedua bahuku "caranya?" aku bertanya kepadanya dan dia menjawab pernyataan yang membuatku terkejut.
"jadilah pacarku"