“Savage Man”
Author by Natalie Ernison
Zelena baru megetahui sesuatu yang selama ini belum ia ketahui. Mr. Javier mengatakan bahwa dirinya ialah anak haram ibunya bersama pria lain, tepat dihadapan Banned. Ze tidak menyangka akan tiba hari ini.
~ ~ ~
Usai mengatakan sesuatu yang kembali melukai hati Ze, Mr. Javier pun pergi tanpa peduli akan keadaan Ze.
Band pun duduk di samping Ze bersandar, Ze bahkan tak lagi menangisi nasibnya, seakan ia sudah begitu terbiasa akan hal itu.
“Kemarin kau terjatuh di danau dalam keadaan marah dan terkejut. Tak hanya itu, kepalamu pun terbentur dengan pingir perahu, sehingga kau mendapatkan luka ini.” Ucap Band, sembari menyentuh bagian kepala Ze.”
“Lalu bagaimana dengan pakaianku?” Ze menatap Band.
“Pelayanlah yang menggantikan pakaianmu, dan aku meminta mereka untuk mengenakan bra dan pakaian dalam saja.”
“Agar?” Ze menautkan kedua alisnya heran.
“Agar kau tidak bisa lari dari sini.” Ucap Band dengan terkekeh.
“Lalu kau merasa begitu puas karena telah mengerjai ayahku?”
Band menatap Ze dengan begitu lekat, meraih wajah Ze. “Aku hanya ingin kau tahu siapa pria yang selama ini kau panggil Daddy, dan selalu membuatmu tunduk. Sekarang, kau sudah tahu, bukan?”
“Yah, aku sudah mengetahuinya. Daddy dan Mommy pernah bertengkar dan menyebutkan hal ini. Namun, aku tidak percaya sebelum Daddy mengatakannya padaku secara langsung.”
“Kau tidak peduli?”
Ze menggelengkan kepalanya. “Apa peduliku, semua harta kekayaan keluarga Chloe tidak satupun untukku. Namun, aku harus menjadi seperti apa yang mereka inginkan, sehingga keluarga besar ini tetap disegani oleh banyak orang.”
“Bukankah, kehidupan puteri satu-satunya dari tuan Javier selalu hidup berkelimpahan?” Ucap Band, lalu berbaring di samping Ze, bahkan mendekap tubuh polos Ze.
“Kau b******n! Lepaskan aku!” Pekik Ze kesal.
“Aku sangat ingin menyentuhmu, namun tubuhmu begitu lemah. Bukankah, kau seorang gadis yang ahli bela diri!”
“Jangan, lepaskan aku!” Pekik Ze.
***
Sore harinya, Ze pun kembali ke mansion dengan mengendarai mobil miliknya.
“Mansion Kediaman Keluarga Javier Chloe”
“Zelena!” Seru Mrs. Wanston penuh cemas, lalu mendekap Ze.
“Aku baik-baik saja Mom.” Ucap Ze.
“Kau masih ingat jalan pulang! Bukankah, Banned telah menidurimu dengan imbalan rumah baru!” Cela Mr. Javier.
“Apakah itu salah satu bentuk pengusiran secara tidak langsung?” Balas Ze dengan berani.
“Baru saja naik di atas tempat tidur pria kaya, kau sudah berlaga. Sungguh menjijikan, kalian berdua sama menjijikannya!”
“Daddy, cukup! Jangan libatkan Zelena dalam permasalahan kita!”
“Wanston! Kau hanya wanita p*****r rendahan! Zelena bukan darah dagingku, maka aku tidak peduli. Aku mempertahankanmu, karena ayahku. Namun, anak hasil perselingkuhanmu, aku sungguh tidak peduli.”
Ze mulai menyadari, bahwa dirinya sudah sangat tidak diinginkan lagi di sana.
“Baiklah, aku akan pergi dari sini.”
“Zelena!” Bentak ibunya.
“Yah, silakan saja. Tapi, jangan pernah kau bawa sepeserpun hartaku, dan juga barang-barang dari mansion ini.”
“Baik Daddy, aku tidak aka membawa barang apapun.” Ze bergegas menuju kamar pribadinya. Ibunya pun mengikuti dari belakang.
….....
“Zelena tolong pikirkan lagi! Mommy tidak akan pernah meninggalkan mansion ini, kau tahu itukan?”
“Yah aku tahu Mom, aku tidak akan mengajak Mommy untuk pergi bersamaku. Ini pilihankku, sudah cukup semua yang telah kualami.”
“Kau hanay sedang terbakar emosi sesaat, Zelena. Nanti, jika kau sudah sadar, Mommy akan menjemputmu.”
“Sudahlah Mom. Persetan dengan keluarga ini.”
Plak
Mrs. Wanston memukul wajah Ze.
“Kau tahu! Kau hidup karena keluarga ini! Mommy mempertahankanmu, agar kau dapat hidup lebih baik dari keluarga kita dulu!” Tegas Mrs. Wanston.
“Baiklah. Aku tidak akan banyak bicara!” Ze menyeret koper miliknya, dan meuju lantai dasar.
Ze berpikir bahwa keluarga ini bukanlah keluarga yang harus ia pertahankan.
“Mulai saat ini, kartu kredit dan rekening sudah tidak ada lagi. Kau bukanlah siapa-siapa lagi. Dan jangan pernah gunakan nama Chloe di belakang namamu!” Tegas Mr. Javier.
“Zelena, pertimbangkan baik-baik keluarga yang telah merawatmu. Kau akan kehilangan segalanya!” Timpal ibunya.
“Baiklah, ini semua milik kalian!” Ze meletakkan dompet miliknya di atas meja, lalu bergegas pergi.
“KIta lihat saja, sampai kapan kau akan bertahan!” Cela Mr. Javier. Sementara Mrs. Wanston tidak berdaya dalam hal ini.
***
“Nona Zelena, aku akan mengantarkan Nona!” Ucap dua orang pengawal Ze.
“Tolong antarkan aku ke area pinggiran kota S!” Ucap Ze lirih.
Mereka pun mengantarkan Ze meuju tempat tujuan Ze, yaitu area pinggiran kota S.
Setelah tiba, mereka pun membantu Ze untuk mengangkat koper miliknya.
“Nona, ini ada sedikit uang, untuk bertahan hingga seminggu kedepan!” Ucap salah seorang pengawalnya.
“Terima kasih, sampai jumpa.” Ze menyeret koper miliknya.
Mereka pun berpisah di sisi jalan area pinggiran kota S.
Ze membawa kopernya hingga tiba di area rumah sewaan sederhana. Dengan peluh yang terus menetes, dan juga lelah sangat.
***
“Selamat malam, bisakah aku menginap untuk satu malam ini?”
“Tentu saja,, uang sewa..--”
Ze pun mendapatkan tempat bernaung untuk satu malam ini. Sebagai tempat melepas penatnya selama satu malam.
Sebuah ruangan hanya ada satu kasur juga kipas angin lama, tentu sangat jauh dari kehidupan lamanya.
Baru saja membersihkan diri dan berniat untuk meletakkan kepalanya untuk beristirahat. Ze harus menerima tamu tak diundang malam yang melalahkan ini.
Saat Ze membuka pintu, Band sudah berdiri di hadapannya.
“Cepat bawa semua barang-barangnya!” Titak Band pada beberapa pengawalnya.
“Apa yang anda lakukan! Aku baru saja..--”
Sehhttt…
“Tempat ini tidak pantas untukmu, kau ikut denganku!” Band menarik paksa tangan Ze hingga menuju mobil mewah miliknya.
***
“Kemana anda akan membawaku!” Pekik Ze kesal. Namun Band tidak menghiraukannya.
“Diam dan duduklah dengan tenang, atau aku akan mencumbumu di sini!” Peringat Band, sembari menyetir.
Keduanya pun berhenti di depan sebuah resto terbuka.
Ze terus diam tanpa kata, dan hanya duduk diam di kursi tamu.
“Semua ini berawal dari kerjasama kita, dan kau harus kehilangan segala hal karena aku. Jadi, aku yang akan bertanggung jawab atas hidupmu.” Ucap Band, lalu merapikan makanan pesanannya.
“Aku tidak akan menyalahkan siapapun atas apa yang menimpakku. Mungkin, sudah saatnya aku pergi dari sana.”
“Makanlah, jika dingin akan terasa tidak nikmat lagi.”
Keduanya pun segera menyantap makan malam mereka, Ze begitu lapar dan menghabiskan seluruh makanan miliknya. Band justru fokus dengan gaya makan Ze.
“Seorang puteri yang telah berubah menjadi angsa.”
“Apakah hanya itu kemampuan menghinamu!” Tukas Ze, lalu bersandar di kursi miliknya.
Band menyeringai, dan fokus pada Ze.
“Aku tahu, kau sekarang kehilangan segalanya. Namun juga, kau tidak akan meminta bantuanku, bukan?” Band terus tersenyum menatap Ze.
“Namun, aku akan tetap membantumu untuk memulai usaha. Jika kau keberatan, kau bisa membalasnya saat kau sudah mampu.”
Ze hanya terdiam dengan senyuman cueknya.”Apakah setelah itu, kau bisa berbuat sesuka hati padaku?”
Band pun tertawa hingga bersandar di kursi miliknya.
“Tidak, aku tidak akan menodai gadis yang begitu berharga bagiku.
Mungkin sedikit latihan saja, untuk bersenang-senang.” Band kemballi terkekeh, ia terlihat begitu bahagia setiap kali bersama Ze.
***