Part 3: Sisa Kenikmatan

1015 Words
“Savage Man” Author by Natalie Ernison Banned akhirya dipertemukan kembali denga Zelena, di sebuah acara pertemuan antar pimpinan perusahaan. Namun, pertemuan kali ini membawa kisah baru dalam kehidupan Zelena. Banned benar-benar telah melukis kisah baru didalam kehidupan Zelena. ~ ~ ~ “Kau sungguh tidak tahu malu! b******n sialan!” Umpat Ze, sembari berusaha melakukan perlawanan pada Band. Namun Band justru semakin suka dengan perlawanan Ze padanya. “Apa maumu!”  Bugh! Ze menghantukkan kepalanya pada Band, dan tepat di kepala Band pula. Ze akhirnya berhasil melarika diri dari Band, dan bergegas untuk pergi. “Pria gila! Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal ini padaku!” Ze sangat kesal atas apa yang telah Band perbuat padanya. Ze tiba di area loby utama gedung pertemuan. Baru saja duduk untuk menenangkan diri, Ze harus bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang sedang bersama wanita lain. “Selamat malam ibu Direktur,” sapa mantan kekasihnya. Ze hanya membalasnya dengan tatapan sekilas. “Oh, jadi ini putri pewaris keluarga Chloe!” Timpal seorang wanita yang bersama mantan kekasihnya, menatap Ze dengan begitu sinisnya. “Sayang, jaga ucapanmu. Kau tahu sendiri, bagaimana Mister Javier, bukan?” ucap si pria yang bernama Robint. Ze masih saja diam dan baru menyadari hand bag miliknya sudah tidak ada lagi. Ia pun bangkit dari tempat duduknya hendak mencari di mana hand bag miliknya tertinggal. “Sayang, kau meninggalkan barang milikmu!” Seru seseorang sembari memperlihatkan hand bag milik Ze. Tentu saja pria tu ialah Band, dengan senyuman cerianya malam ini. ”Tuan Banned,” ucap si wanita, kekasih dari Robint. “Apakah, aku mengenal kalian!” Ketus Band, sembari merangkul Ze. Ze sangat kesal dengan sentuhan Band pada pinggulnya. “Bekerja samalah denganku, atau kau akan terus dipermalukan oleh mantan kekasihmu ini,” bisik Band ditelinga Ze. Ze terpaksa mengikuti permainan Band. Wanita yang merupakan kekasih Robint terlihat malu saat bertemu dengan Band. “Kau berani berbicara lancang pada wanitaku, apa kau lupa dari mana kau berasal?” Ketus Band dengan senyuman miring. Sementara Ze hanya terdiam tanpa kata. “Zelena, apakah ini sungguh dirimu, apa kau tahu siapa pria ini!” Tukas Robint menatap tajam ke arah Band. Band terkekeh saat mendengar ucapan Robint mantan kekasih Ze.  “Bukankah, kau telah memutuskan untuk meninggalkan wanita ini, hanya demi wanita, sam-pah!” Ketus Band. Wanita yang bersama Robint sungguh terlampaui malu malam ini, dan cukup rendah dimata Band. “Robint, sebaiknya kita segera melanjutkan pesta pribadi kita!” Ajak si wanita, lalu merangkul Robint untuk melangkah menjauh dari Band dan Ze. Bang memberikan hand bag milik Ze, dengan senyuman nakalnya. Band sangat bangga melihat wajah kesal Ze malam ini. “Mengapa kau terlihat marah, bukankah beberapa saat lalu, aku mleihat wajahmu begitu kenikmatan..-” “Stop! Jangan pernah usik hidupku lagi!” Ze merampas hand bag miliknya dari tangan Band. Band masih terkekeh geli melihat tingkah gadis kesayangannya. “Cepat atau lambat, kau tidak akan dapat berpaling dariku, baby..”Band mengusap bibirnya, rasa nikmatnya bibir maupun sentuhan lembut kulit Ze masih terasa begitu nikmat dan memabukkan dirinya. Usai dari tempat acara pertemuan para pimpinan, Ze kembali pulang bersama saudara laki-lakinya. Tanpa ia sadari, Band sedang mengikuti mereka dari arah belakang dan memastikan Ze benar-benar tiba di mansion. *** Area jalan arah menuju mansion kediaman keluarga Javier Chloe. Ze sangat kesal malam ini, dua masalah harus ia lalui secara bergantian. Harus bertemu kembali dengan orang-orang yang telah mengkhianatinya, juga pria yang begitu jahil padanya. “What the hell..” Ze terkejut melihat seringai senyuman menyebalkan pria yang telah menjahilinya malam ini. “Ada apa Ze, sepertinya moodmu sedang rusak malam ini?” “Tidak kak Gastond, aku hanya kelelahan saja.” Balas Ze berbohong. ~ ~ ~ Band masih berada di seberang jalan menuju gerbang halaman mansion kediaman keluarga Zelena. “Gadis manisku sungguh luar biasa, kupastikan kau aman di sana..” Band berbicara melalui panggilan suara. Zelena: “Kau pria b******n! Jangan pernah usik kehidupanku, atau kau akan menyesal!” Band: “Apakah gadisku sedang mengancammku..” Band terus terkekeh geli mendengar ancaman dari Ze. Zelena: “Aku memang tidak suka berurusan dengan siapapun. Tapi, jangan coba-coba menguji rasa sabarku!”  Band: “Silakan, lakukan apapun yang menurutmu baik. Aku tidak akan melarangnya, baby..” Zelena: “b******n! Kau b******n biadab!”  Bip! Zelena pun mengakhiri panggilannya bersama Band. *** “Mansion Kediaman Keluarga Javier Chloe” Tepatnya di dalam kamar pribadi milik Ze. “Mulai besok aku harus meminta pengawal untuk menemaniku! Pria gilaini sungguh sangat berbahaya bagiku..” Ze begitu panik saat mengingat betapa tangguhnya sikap keras kepala Band. Sepanjang malam, Ze masih terbayang-bayang akan setiap sentuhan maupun cumbuan dari Band. “Oo s**t!” Ze kembali mengumpat, ketika mengingat Band. Ia berusaha untuk melupakan segala yang telah terjadi padanya, dan akan siap menghadapi hari esok. -------- Seperti biasanya, Ze menikmati sarapan pagi bersama keluarganya. “Daddy, bisakah aku meminta dua orang pengawal untukku. Mengingat, posisiku sebagai seorang pimpinan muda.” Ucap Ze dengan nada hati-hati, tak ingin menyinggung ayahnya. Mr. Javier melap mulutnya menggunakan tisue kering, usai menyelesaikan sarapannya.  “Gastond, kau urus semua yang Zelena butuhkan. Daddy terlalu sibuk, jika hanya untuk mengurus dua orang body guard.” Ucap Mr. Javier lalu beranjak dari kursi miliknya. “Baik, terima kasih Daddy.” Ucap Ze bahagia. “Yah, kelola perusahaan dengan baik. Jangan sampai membuatku menyesal memilihmu untuk menjadi pimpinan. Karena ada banyak orang kepercayaanku, yang juga berhak menduduki posisimu.” Ketus Mr. Javier. Mendengar ucapan dari ayahnya, Ze hanya diam menunduk menahan rasa sedih dihatinya. Bahkan hanya untuk kepengurusan perusahaan bukanlah keinginannya, namun ia pun harus menerima risiko besar dari sang ayah. Gastond menatap ke arah Ze, ia tahu jika adiknya sedang bersedih hati atas ucapan ayah mereka. Usai menyelesaikan sarapan bersama di meja makan yang sama. Gastond membawa Ze untuk memilih dua orang pria bertubuh tinggi tegap proporsional, layaknya bodyguard. *** Setelah menyelesaikan kegiatan hari ini, Ze pergi ke sebuah cafe mewah bersama Gastond saudara laki-laki pertamanya. “Cafe xxx” “Apakah kau merasa sedih atas apa yang telah Daddy ucapkan pagi ini?” tanya Gastond sembari menikmati makan siang mereka. “Itu adalah pertanyaan yang tidak perli kujawab lagi. Kakak sendiri pun tahu.” “Tetapi, selama denganku, Daddy selalu bersikap baik, tidak seperti..--” Gastond menahan ucapannya. “Mengapa tidak melanjutkannya? Aku sudah terbiasa dengan kalimat seperti ini, bahkan, ini belum ada apa-apanya.”  Ze beranjak dari kursi miliknya. “Aku harus kembali ke kantor, dan aku akan pergi bersama dua pengawalku.” Ze pergi meninggalkan Gastond seorang diri, tanpa menghiraukan panggilan Gastond yang sedang menahannya. *** Ze kini sudah memiliki dua pengawal pribadi yang gagah berani. Ia merasa begitu suntuk dengan keadaan keluarganya, ia tidak suka dengan kondisi mansion keluarganya. Sementara itu, Band benar-benar menjadi seorang penguntit bagi Ze. Tak ada seharipun yang lepas dari pengawasannya. Tepatnya di dalam ruangan kerja pribadi milik Banned. “Mengapa kau berada di lingkungan keluarga yang tidak bermoral, baby..” Band menatap tajam foto Ze yang berhasil di abadikan oleh orang-orang suruhannya. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD