Jam tujuh pagi, Zara sudah berpenampilan rapi karena kebetulan hari ini dia ada kelas pagi. Senyumnya sangat cerah pagi ini, bahagia mengingat semalam dia bisa banyak bercerita pada Evelyn sebelum tidur. Sebuah impian yang sulit Zara wujudkan sejak dulu, karena dia tak pernah memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya. "Om berangkat kerja sekarang gak? Anterin dong ke kampus sekalian," ucap Zara. Dia melihat pamannya tersebut yang baru keluar dari kamar dengan rambut yang masih berantakan. Mata Alan menyipit ke arah Zara yang sudah berdiri di depannya sekarang. "Nggak. Nanti sejam lagi," jawab Alan acuh tak acuh. Setelah itu dia berjalan menuruni tangga menuju dapur. Zara menghentakkan kakinya dengan kesal mendengar itu. Akhirnya, mau tak mau dia pun memesan taksi online saja. "Eve

