"Mr. Devil"
Author by Natalie Ernison
Semua kenangan manis bahkan luka karena kekecewaan, telah Natha coba untuk perlahan-lahan melupakan, walau tak sepenuhnya ia lupa. Semua sudah berakhir dan tidak ada yang perlu disesali lagi, yang terpenting ialah bagimana Natha memulai kehidupan barunya.
~ ~ ~
"Perguruan tinggi/ Unversitas xxx"
Riuh suara orang-orang medaftarkan diri untuk dapat masuk sebuah universitas yang cukup terkenal tersebut. Salah satunya ialah, Nathasya, ia berusaha keras untuk melanjutkan pendidikannya.
Setelah melakukan pendaftaran dan juga pengisian maupun penyelesaian administrasi, Nathasya pun mulai mengikuti proses perkuliahan.
"Hahhh... kuliah ternyata lebih sulit daripada masa sekolah.." gumam Natha, karena tugas-tugasnya yang semakin hari kian menumpuk.
Rasa lelah itu, ia hilangkan dengan bermain sosmed dan membaca novel-novel.
"Hmpp... inikan kak Zakra!!" sontak Natha begitu terkejut saat melihat foto Zakra bersama seorang wanita di sebuah f*******:. Foto itu terlihat cukup mesra dan kemungkinan kekasih barunya Zakra.
Setelah komunikasi terkhirnya bersama Zakra, kini mereka sudah benar-benar putus kontak. Ia memang sudah tidak lagi saling add/ follow di sosial media, namun Nathasya masih bisa stalking sosial media milik kepunyaan sang mantan kekasihnya tersebut.
Zakra bisa dengan mudahnya bersama para wanita mana pun. Selain status sosialnya yang cukup mendukung, tapi juga tampang wajah mau pun fisiknya tergolong sempurna sebagai seorang pria. Natha hanya bisa memandangi foto-foto Zakra melalui media sosial.
"Ternyata para pria memang bisa dengan mudahnya bersama pwanita mana pun.." lirih batin Nathasya saat memandangi foro-foto Zakra bersama wanita lain.
Beberapa tahun kemudian...
Sekian lama Nathasya sudah tidak lagi saling berkomunikasi bahkan berjumpa dengan si mantan kekasihnya. Rasa takut untuk membuka cerita lembaran baru kini menyelimuti kehidupannya.
"hai hooo... silakan diambil saja kupun dan juga undangannya, jika beruntung anda bisa datang menghadiri acara konser..-" riuh suasana di sebuah pameran buku-buku di area taman baca xxx.
Nathasya terlihat cukup penasaran dan mencoba melihat-lihat apa yang tengah orang-orang ramaikan. Setelah cukup melihat-lihat, Natha pun mengambil beberapa kupon undian dan ia berhasil mendapatkan satu undangan menonton pertunjukkan.
***
Tiba saatnya konser pertunjukkan beberapa band yang akan tampil di sebuah gedung xx...
Natha pun pergi dengan mengenakan dress berwarna merah selutut, cukup ketat dan hampir memperlihatkan belahannya. Gaya rambut tergerai sederhana dengan setengah terikat mengambil bagian poninya, dengan balutan make up sederhana dan lipstick berwarna merah meronanya. Natha terlihat begitu mempesona saat ia mulai melangkah dengan mengenakan highheels berwarna hitam blink-blink.
"Gedung xx"
Gedung tersebut terlihat cukup tua, namun karena masih banyak yang berniat untuk menyewa, gedung tersebut pun tetap berdiri hingga saat ini.
"Ramai sekali, hmmpp aku duduk disini saja.." Natha duduk perlahan sambil terus fokus ke konser lokal tersebut.
Sepanjang acara music berlangsung, tanpa sadar ada seseorang yang sejak awal terus memperhatikan Natha dari kejauhan.
"Permisi nona, ini ada sebuah surat untuk nona.." ujar salah seorang pelayan sambil membawakan segelas minuman.
Maaf mas, saya tidak minum... ujar Natha menolak tawaran minum tersebut, lalu mengambil sepucuk surat yang dituliskan disebuah kertas kecil.
"hai cantik, tolong datang temui aku di ruangan 301.. pemujamu."
"Siapa ini..." gumam Natha dengan mengernyitkan dahinya.
Tak lama kemudian, Natha dengan rasa penuh penasaran mengikuti instruksi dari si penulis surat.
"Ruang 301... inikah ruangannya.." gumam Natha saat berada tepat didepan pintu.
Tok tok tok.. Natha mencoba untuk mengetuk pintu 301 tersebut.
Cekrekkk... Natha perlahan membuka pintu tersebut, terlihat sebuah kasur king size, dengan dekorasi kamar yang cukup gelap.
"Permisi, ada orang..". ujar Natha berjalan perlahan, secara tiba-tiba lampu mati dan terdengar suara seseorang sedang mengunci pintu.
"Siapa!!!" jerit Natha terkejut dan mulai terlihat panic, keringat gugupnya mulai membasahi permukaan kepalanya, walau pun suhu ruangan tersebut sebenarnya cukup dingin karena adanya AC.
Langkah kaki seseorang terdengar jelas dari arah belakang dirinya, Natha hanya menahan rasa takutnya.
Greppp.. seseorang mendekapnya erat dari arah belakang, sontak membuat Natha sempat meronta namun usahanya pun tetap saja gagal.
Emmpp, lepaskan aku... tolong emm... jerit Natha dengan ketakutan yang semakin menjadi-jadi.
Lampu pun menyala, namun hanya remang-remang/samar, seseorang yang kini sedang mendekap tubuhnya ialah seorang pria.
"Aku sangat merindukanmu sayangku.." ucap sang pria yang membuat Natha terdiam kaku tak mampu berkata apa pun.
"suara ini sungguh sangat kukenal dan ini adalah... kak Zakra.." ucap Natha sambil menoleh ke arah atas dengan posisi kepala yang mendongak.
"Kamu ternyata masih mengingatku sayang.." ujar Zakra dengan seringai senyuman dan tatapan sayu yang penuh nafsu seperti biasanya. Kini yang ada dipikiran Natha hanyalah keinginan untuk beranjak pergi.
"Kamu sangat sexy sayang..." desah Zakra tepat di daun telinganya, sambil mengelus paha putih millik Natha.
Dressnya yang sedikit memperlihatkan belahan pun begitu menggugah gairah birahi Zakra.
"Lepaskan aku kak..." tidak tahu malu, setelah apa yang kakak lakukan!! jerit Natha sambil terus meronta, namun usahanya sungguh sia-sia.
"Kamu sekarang tumbuh semakin besar yah sayang, dan tubuhmu semakin menggoda saja.." ujar Zakra seraya mengecup-ngecup batang leher Natha.
"Lepaskan aku kak, " arghh...
"teriaklah sayang, maka aku akan semakin bergairah..." ujar Zakra dengan tertawa jahat.
Jangan, hentikan... ahhh... desah Natha lagi dengan wajah yang memelas.
"kamu tahu, tampangmu saat ini sangat menggugah seleraku.." ujar Zakra sambil menarik paksa tubuh Natha, lalu terhenti di depan sebuah cermin besar, setinggi tubuh Zakra.
"sayang, lihat ekspresimu sungguh menggodaku.." Zakra terus tertawa saat menghadapkan tubuh sexy Natha tepat didepan cermin besar dan tinggi tersebut. Zakra mencengkramkan tangannya pada dagu Natha, dan tangan satunya mengelus-elus bagian perut hingga paha Natha. Mulutnya pun tidak tinggal diam saja, ia mulai mencumbui gadis kecil kesayangannya tersebut hingga tertempel ke cermin yang ada dihadapan mereka saat itu.
Emmm... lepaskan aku kak.. jangan... jeritan dan desahan Natha tidak mengurungkan niat b***t Zakra.
"selama beberapa tahun ini, apakah kamu menjaga keperawananmu untukku sayang.." Zakra menggigit manja daun telinganya, sontak membuat Natha bergidik geli.
Kenapa aku harus bertemu kembali dengan manusia sehina kakak!! umpatan Natha tak Zakra hiraukan sama sekali.
"aku ingin tahu, apakah yang disana masih perawan.." Zakra menyingkap dress Natha dengan perlahan mencelupkan tangannya kedalam celana dalam milik kepunyaan Natha.
Jangan.. emmmm... Zakra membungkam mulut Natha dengan kecupan penuh nafsu, sementara itu ia mulai mengelus s**********n milik Natha. Pelan-pelan ia meraba-raba bagian selangkangannya dengan menggunakan jari tengahnya. Tentu saja Natha semakin merapatkan selangkangannya.
Cpak... suara lepasan kecupan Zakra.
"Ternyata kamu sungguh masih perawan sayang.." seringai senyuman dan tatapan penuh nafsu Zakra seakan mematikan bagi Natha.
"Jangan pernah berani-beraninya meninggalkanku lagi..."
Arghhh.... jangan.. hanya itulah kalimat yang berulang kali Natha lontarkan, saat Zakra menggigit pundaknya dengan gemas hingga membuat permukaan kulitnya hampir saja terluka.
Kenapa kakak segila ini... rintih Natha dengan nada lirih.
"Iya aku memang sudah gila!! apa kamu tahu seberapa menderitanya aku setelah kepergianmu lima tahun lalu!!" bentak Zakra sambil mengangkat dan melemparkan tubuh Natha ke atas kasur king size tersebut.
Emmpp, tolong hentikan kak Zakra.. rintih Natha dengan berlinangan air mata, karena Zakra kali ini cukup berbeda dan sungguh jauh berbeda. Ia lebih kasar dan kejam.
"Keluarga brengsekmu itu sudah benar-benar menjauhkanku darimu!! dan sekarang rasakan hukumanmu yang kutahan-tahan selama lima tahun ini.." bentak Zakra, lalu meremas bagian pinggang Natha dengan cengkraman yang cukup keras dan kasar.
Arggh... tidak.. hentikan.. Natha meringis karena rasa saki dari remasan Zakra.
"Kamu harus tahu selama ini aku hampir gila karena kamu!!" bentak Zakra sambil menjambak rambut panjang Natha, yang sudah tergarai dan cukup berantakkan.
Hmpp... lepaskan aku kak, kumohon... rintih Natha dengan penuh permohonan.
"aku sangat ingin memperkosamu malam ini..!!" bentak Zakra dan semakin membuat Natha ketakutan. Rasa takutnya membuatnya begitu gemetar hebat.
"Kenapa sayang, apakah aku kurang memuaskanmu dulu.." Zakra membelai lembut rambut Natha dan mengecup seluruh area wajah hingga leher gadis tersayangnya.
Semua sudah berlalu kak, bahkan keluargaku sempat hancur karena ulah kakak...
"Ulahku, lalu aku menjadi seperti itu karena ulah siapa?? semua karena ulah keluargamu yang berusaha memisahkan kita!!!" Zakra kembali menggigit pundak Natha hingga mengeluarkan darah segar, lalu menjilatinya dengan penuh kenikmatan.
"Aku sangat marah dan malam ini kamu tidak akan pernah aku lepaskan lagi..." Zakra terlihat gila dan sangat menakutkan. Sorot matanya begitu gelap, dan dipenuhi tatapan mematikan.
"Aku memutuskan kontak kita karena aku terus diancam oleh keluargamu!!" bentak Zakra yang membuat Natha semakin gemetar hebat.
Zakra kembali mencumbui gadis tersayangnya dengan penuh nafsu. Sementara itu Natha terus terisak tanpa henti.
"Diam!! ku katakan sekali lagi, benhenti menangis!!' bentak Zakra dengan tatapan membunuh. Natha hanya menahan tangisnya, ia menggigit bibir bawahnya, dan dengan terpaksa menerima segala cumbuan.
Arghh... "hentikan kak..." jerit Natha saat Zakra meremas emmainkan area inti miliknya. Remasan tangan Zakra sungguh kasar, dan membuatnya hampir terkencing ngompol karena menahan sakit cengkraman tersebut.
Lagi-lagi Natha dan Zakra dipertemukan secara tidak terduga, dan kali ini habislah sudah. Tubuh Natha dipenuhi oleh kissmark, bagian pundaknya pun terlihat memar dan terluka, akibat bekas gigitan kasar Zakra.