Part 2: Mengalah demi persahabatn

1202 Words
”Mr. Devil” Author by Natalia Ernison Setelah selesai menyaksikan penampilan dari beberapa band lokal, Nathasya begitu terpesona dengan permainan gitar di kakak gitaris berkacamata tersebut. ~ ~ ~ "Ayo ayo, bagi yang ingin mendapatkan foto bersama para personil band xxx, silakan ambil kupon dan semoga beruntung." Ujar salah seorang penjaga stand kupon, yang berada di luar pintu masuk stadion. ”Yonathan, aku ingin mengambil beberapa kupon dulu, tolong tunggu aku,” ujar Nath sambil berlari kecil ke arah stand kupon. Nath terlihat begitu serius memperhatikan beberapa kupon keberuntungan tersebut. ”Yeaiii... aku dapat nomor 09 kak...” ujar Nath yang sedang berteriak kegirangan, dan teriakannya membuat perhatian salah seorang gitaris idolanya menoleh ke arah stand kupon. "Wahhh selamat adik kecil, kamu berkesempatan berfoto bersama gitaris band xx" ”Ohh yah... okay okay...” Ucap Nath antusias, Nath terlihat begitu girang. "Ley, ini ada adik kecil yang berhasil memenangkan kupon..." ujar seorang penjaga stand tersebut. "Oke, kemarilah adik kecil.." ujar sang gitaris yang berkacamata idola Nath. Perlahan-lahan Nath berjalan menuju arah para personil band yang sedari tadi ia perhatikan. "Oke, silakan jepret..." ujar sang gitaris yang bernama Ley tersebut. Cekrekk cekrekk... beberapa foto pun berhasil didapatkan, Nathasya terlihat begitu bahagia karena bisa secara langsung bertemu gitaris idolanya. "Adik kecil siapa namamu??" tanya sang gitaris kacamata tersebut. ”Aku Nathasya kak...” balas Nath sambil mengulurkan tangannya dengan wajah dipenuhi senyuman. "Aku Ley, salam kenal adik Natha.." balas si gitaris dengan senyuman ramahnya, begitu pun Nathasya. "Kamu datang bersama pacar kah??" tanya sang gitaris idolanya. ”Tidak kak, aku datang bersama seorang teman. Kebetulan aku sangat menyukai alat music gitar, jadi aku luangkan waktu belajarku untuk menonton konser lokal ini.” Tukas Nath dengan mata yang tidak mampu membalas tatapan tajam si kakak gitarisnya. "Oke. Bolehkah kakak meminta nomor ponselmu??" tanya sang kakak gitaris dengan terus terang. ”Ahh sebentar kak, aku tidak hafal nomor ponselku.” Nath bergegas meraih ponselnya dari dalam saku celana, dan ia mulai bertukar nomor ponsel. "Oke adik kecil, rajin belajar yah.." ujar sang kakak gitaris, lalu bergegas pergi, begitu pula Nathasya pun pulang ke kediamannya. *** ”Gila kamu Kathie!!!” Ucap teman-teman sekolah Kathie. Kathie terkekeh geli, ”kenapa Natha, ini sangat nikmat..." ujar Kathie sambil memperlihatkan dadanya dengan membuka dua kancing baju seragamnya. Hingga Nampak beberapa bekas kissmark tanda kepemilikan dari seseorang. ”Apa itu Kathie?” ujar beberapa sahabat mereka yang terlihat heran melihat begitu banyak tanda merah di leher hingga bagian dua d**a Rania. "Kalian serius seculun itu??" tanya Kathie heran. ”Aku tidak mengerti Kathie..” tukas Nath dengan nada kesal. "Ini namanya tanda cinta dan gairah cinta" Kekeh Kathie, dan semakin tertawa geli saat melihat ekspresi polos sahabatnya. ”Apa maksudmu Kathie?” tanya Nath polos dengan ekspresi penasarannya. "Ini namanya kissmark.." tukas Kathie dengan gaya biacara sensualnya. ”Astaga... bagaimana caramu mendapatkannya Kathie?” bentak Nath. "Kamu sungguh ingin tahu Nathasya??" bisik Kathie dengan nada sensualnya lagi. ”Sudah cepat katakan saja Kathie!” ujar teman-temannya. "Ini aku dapatkan saat aku b******u dengan pacarku. Semalam aku benar-benar dibuatnya gila!! Dia mencumbuku dan meremas-remas susuku, lalu dengan manja menghisap susuku ini, dan tak cukup itu, dia juga menghisap area d**a hingga leherku. Hasilnya adalah kissmark ini.." ucap Kathie dengan bangga dan cara bicara yang menggoda. ”Ya ampun Kathie, memangnya tidak sakit?” tanya Nath ingin tahu. "Sangat nikkkhhmattt ahhh..." ucap Kathie dengan terbahak-bahak geli. Teman-teman dan sahabatnya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala heran. "Sudahlah Nathasya, aku yakin jika kamu sudah merasakan rangsangan dari lelaki, kamu pasti akan ketagihan.." tukas Kathie dengan nada serius tepat didepan wajah Nath. Kathie merupakan teman sekelas Nathasya dan juga seorang sahabat baginya. Kathie, Nathasya, Kristin dan Ancel, mereka telah menjalin persahabatan sejak awal masuk sekolah menengah atas. Namun, berbeda dari teman-temannya yang sudah semuanya memiliki kekasih, Nathasya masih saja bertahan dengan status singlenya. **** "Kamu boleh pacaran, jika kamu sudah menyelesaikan pendidikanmu dan lulus kuliah lalu mendapatkan pekerjaan yang layak." Itulah yang sering kali mama katakan padaku. Gumam Nathasya dengan wajah sendunya. Drrttt... nomor baru memanggil.. "Hallo... Ley, kak Ley gitaris band xxx itu..-" selama kurang lebih hampir dua jam Nathasya begitu asyik berbincang-bincang via telepon dengan si kakak gitaris idolanya. Ley, merupakan mahasiswa tingkat akhir dan segera akan diwisudakan. Setiap ada kesempatan, Ley sering kali datang berkunjung ke rumah Nathasya. Keduanya yang memiliki hobi yang sama, yaitu music gitar. Hal tersebut membuat keduanya semakin dekat saja. Sesekali Ley datang membawa gitarnya dan memainkan beberapa lagu ciptaannya dihadapan Nathasya. Hubungan mereka cukup dekat, dan Nathasya pun sudah mulai merasa nyaman dengan kehadiran Ley di sisinya, dan hati Nathasya merasa Ley memiliki perasaan suka terhadap dirinya. Apakah perkiraan Nathasya itu memang sungguh benar adanya. Suatu saat Ley mengajak Nathasya untuk pergi bersamanya ke sebuah café, namun karena perasaan gugup, Nathasya pun mengajar Kathie sahabatnya. *** "Nathasya, kamu yakin bawa aku ke café untuk bertemu dengan kakak gitaris idolamu itu? aku tidak jamin, jika si kakak gitarismu akan terpesona dengan kecantikan dan bodygoalku.." ujar Kathie dengan penuh percaya diri. ”Kathie, hentikan omong kosongmu, ayo kita masuk.” Potong Nath. "Café Pelangi xx" Mereka pun perlahan melangkah menuju meja yang telah dipesan Ley untuk pertemuannya bersama Nathasya. ”Selamat sore kak Ley...” ujar Nathasya menyapa. "Selamat sore Natha, silakan duduk.." ujar Ley mempersilakan Nath duduk didepannya, sementara mata Ley terfokus dengan kedua buah d**a Kathie yang terlihat begitu besar hingga membuat bajunya sedikit terangkat. "Wauu body gadis ini sangat menggugahku.." batin Ley saat melihat dua gunung yang tertancap di d**a Kathie. Mereka pun mulai berbincang-bincang, namun semua diluar dugaan Nathasya. Ley yang awalnya begitu memperhatikannya, dan memohon untuk bertemu di sebuah café Pelangi xx tersebut. Kini perhatian maupun fokus Ley hanya tertuju pada Kathie, Nathasya yang sedari tadi dihadapannyapun tak dihiraukan lagi. Beberapa saat kemudian... "Nathasya, kali ini biar kakak saja yang mengantarkan Kathie pulang.." ujar Ley lalu menyalakan mesin kendaraannya. "Aku duluan yah Natha, sampai jumpa di sekolah, byee.." Ucap Kathie sesaat sebel pergi bersama Ley. Seusai makan di sebuah café, Ley pun pergi bersama Kathie. Sedangkan Nathasya yang ialah orang pertama Ley ajak bertemu, kini seperti orang asing bagi Ley. >>>> Setelah pertemuan tersebut, Ley pun semakin jarang mengirimkan pesan mau pun menelpon Nathasya, kontak diantara mereka pun secara tiba-tiba terhenti. "Sekolah xxx" Nathasya yang baru tiba di kelas, lalu meletakkan tas ransel sekolahnya sedikit heran melihat ekspresi Kathie yang tak biasa. "Nathasya... thank you.." Kathie yang secara tiba-tiba memeluk sahabatnya tersebut. ”Ada apa denganmu Kathie?” tanya Nathsya heran. "Aku dan kak Ley sudah semakin dekat dan kami pun sudah berkencan Natha.." ujar Rania denagn nada kegirangan. ”Ohh yah... bagus kalau begitu Kathie, apa kakak Ley memuaskanmu??” tanya Nath dengan nada pelan dan sedikit sendu. "Iya Natha, semalam kami pergi ke pinggir pantai, lalu kami b******u dengan hebatnya. Argghh... susuku diremas dengan ganas Nath.." ucap Kathie dengan penuh kebanggaan. ”Ohh mantap sekali kegiatan kalian semalam yah...” tukas Nathasya dengan sedikit acuh. Setelah mendengar bahwa kakak gitaris idolanya berbuat demikian, Nathasya pun berniat tak ingin lagi berhubungan dengan si gitaris tersebut. Beberapa hari kemudian, mulai terdengar gosip bahwa Nathasya cemburu terhadap Kathie, karena lelaki yang Nathasya kagumi telah bersama Kathie. Nathasya yang mendengar gosip tersebut, terlihat acuh dan masih saja mempercayai Kathie. "Sumpah Nathasya, aku pun tidak tahu siapa yang menyebar gosip itu.." ujar Kathie sambil menggenggam kedua tangan Nathasya. ”Sudahlah Kathie, mungkin mereka sempat mendengarkan kita saat sedang berbincang-bincang. Tidak perlu khawatir aku sangat percaya padamu.” Tukas Nath dengan senyuman tulusnya. Tulusnya persahabatan Nathasya terhadap Kathie, sungguh tidak ada lagi rasa curiga, walau Nathasya pun tahu bahwa hanya antara dirinya dan Kathie yang mengetahui kedekatannya bersama Ley lalu dilanjutkan oleh Kathie sahabatnya. Drrttt.. "Adik kecil, kakak ingin memberitahumu sesuatu yang penting. Malam nanti kakak akan menelponmu, Ley" "Kak Ley... Nath berusaha tetap tenang dan tak ingin Kathie mengetahui, karena ia tak ingin Kathie menjadi curiga. Demi menjaga perasaan sang sahabat, Nathasya pun mengorbankan perasaannya pada Ley. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD