Part 5: Terperangkap

1258 Words
”Mr. Devil” Author by Natalie Ernison Rasa percaya dan sudah terlanjur mencintai dengan begitu dalam, itulah yang saat ini sedang Nathasya hadapi. Sejak awal kehadiran Zakra ke dalam hidupnya, ia cukup bahagia dan menjadi sangat bergantung pada Zakra. Rasa ketergantungannya kepada Zakra kini membuat Nathasya sulit untuk melepaskannya. Walau berkali-kali Zakra bersikap kasar padanya, namun tetap saja tidak mampu beranjak pergi dari sisi Zakra. Kehidupan Nathasya benar-benar telah terperangkap dalam jerat asmara Zakra. Zakra begitu sangat mencintai dan menyayangi Nathasya, namun karena sikap ingin memiliki seutuhnyalah yang membuat Zakra sangat overprotective. ~ ~ ~ "Ma, aku ingin pergi ke warnet.." ujar Nath pada ibunya. "Ohh iya, nanti cepatlah pulang dan selesaikan semua tugas sekolahmu." tukas sang ibu angkatnya. ”Baik ma...” Nath pun bergegas pergi menuju sebuah warnet menggunakan motor milik bibinya. Selama beberapa jam, Nath fokus pada tugas-tugas sekolahnya yang mengharuskannya untuk pergi ke warnet sehingga segera menyelesaikan semua tugas-tugas tersebut. Kesibukkan itu membuat ia lupa untuk membalas pesan dari Zakra. Hanya karena keterlambatan dalam membalas pesan, telah membuat Zakra begitu meradang dan membentak dirinya melalui telepon selular. "Kenapa tidak memberitahuku jika kamu ingin keluar? apakah aku sudah bukan siapa-siapa dihidupmu? cepat kembali pulang, kalau tidak lebih aku pergi ke kota xx" bentar Zakra melalui pesan selular. Akhirnya Nath pun sesegera mungkin kembali pulang, setelah mendengar ancaman dari Zakra. Zakra yang mengatakan ingin kembali pulang ke kota xx, sehingga jarak antara kota xx dengan lokasi kerjanya pun cukup jauh dan akan membuatnya kelelahan. Karena tidak ingin Zakra melakukan hal tersebut, Nath pun menuruti keinginan sang kekasih. Semua kegiatan dan apa pun yang Natha kerjakan haruslah diketahui oleh Zakra. Tidak sekali pun Natha terbebas dari kekangan sang kekasih. Tepatnya tanggal 07 Juni, Zakra berulang tahun yang ke dua puluh tiga (23) tahun. Di usianya yang ke dua puluh tiga (23) tahun, Zakra memiliki permintaan special. Ia ingin di ulang tahun Nath yang ke delapan belas (18) tahun, mereka harus segera bertunangan dan menikah setelah Nath menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atasnya. *** ”Kak, aku harus kuliah.. ibu dan mama angkatku sangat menginginkan aku untuk bisa melanjutkan pendidikanku.” "Aku tidak ingin kamu kuliah, akhir tahun ini kamu sudah berusia delapan belas (18) tahun. Aku ingin kita segera bertunangan." Tukas Zakra dengan ketus tanpa ingin dibantah sedikit pun. ”Kak Zakra, kakak tahu sendiri bagaimana perjuangan orang tuaku agar aku bisa melanjutkan pendidikanku.” Ujar Nath dengan wajah sendu. "Lagi pula sekali pun kamu lulus sarjana strata satu, tetap saja kamu akan kembali ke dapur dan mengurus anak-anak kita kelak. Jadi, untuk apa tinggi-tinggi sekolah." Ujar Zakra dengan tegas. ”Kenapa kakak sangat kekeh ingin kita segera bertunangan? bukankah pendidikanku jauh lebih penting!” "Nathasya, kamu itu akan segera menjadi istriku. Lagi pula hampir seluruh tubuhmu sudah aku jelajahi, apa lagi yang kamu harapkan!" Tegas Zakra dengan mata melotot. Nath hanya terdiam dan terhening sejenak. Hidupnya sungguh-sungguh berada dalam cengkraman sang kekasih. Dalam perayaan usia Zakra yang ke dua puluh tiga (23) tahun. Mereka berada di sbeuah taman, dan di tempat itu pula Zakra mencumbuinya dengan penuh gairah. *** Hingga suatu saat... "Sayang kenapa mengenakan baju yang begitu sulit untuk dibuka?" ujar Zakra dengan nada nakalnya. ”Sudahlah kak, kissmark minggu lalu saja belum pulih, jadi jangan buat tanda baru lagi.” Ujar Nath yang mencoba mendorong tubuh Zakra dari dirinya. "Kenapa, apakah aku kurang memuaskan mulut nakalmu ini??" ujar Zakra sembari meremas-remas b****g mungil milik kepunyaan Nath. ”Kak, aku harus segera pulang...” pinta Natha dengan penuh harap. "Kalau aku ingin lebih puas malam ini, apakah salah jika kita ulur waktu.." Zakra terus mencumbunya, tanda-tanda merah bekas kecupan kepemilikkan pun memenuhi area d**a Nath. Setiap kesempatan bertemu, Zakra sangat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melahap dan memangsa sang gadis kecilnya. "Sayang, ayoo.." ucap Zakra sambil meraih tangan Nath, lalu mencelupkan ke dalam celana dalamnya. ”Kak...” tukas Nath menarik kembali tangannya, namun Zakra dengan kokoh memaksa Nath untuk meremas-remas adikkecilnya. ”Kak...” emmm desah Nath, saat Zakra mulai meraba-raba area d**a dan meremasnya dengan gemas. "Kenapa sayang, bukankah kamu sangat menikmati hal ini hmmp.." ucap Zakra sambil terus menjelajahi tubuh mungil Nath. ”Kak, jangan!” bentak Nath, saat Zakra mencoba mencelupkan  tangannya ke dalam baju lapisan Nath. "Tapi didalam sana sangat hangat sayang, sepertinya milikku sudah tak sabar perperang dengan milikmu.." ucap Zakra dengan tatapan dan nada nakalnya. Arghh.. ”jangan kak emm...” desah Nath saat Zakra mulai mencelupkan tangannya ke dalam celana dalam miliknya dan membungkam mulut Nath dengan kecupan yang cukup kasar. Ughhh.. deru napas Natha yang begitu kelelahan, karena posisi mereka berdiri dengan menyenderkan tubuh mungil Nath di dinding bangunan tua samping taman. Karena tinggi badan yang cukup berbeda, sehingga membuat Natha terus berjinjit dengan posisi kepala mendongak ke atas. ”Jangan kak..” desah Nath dengan napas yang memburu. "Kamu selalu membuatku b*******h sayang, aku tidak sabar ingin menggempurmu," ucap Zakra dengan nada nakalnya. ”Cukup kak!!” Natha mendorong tubuh Zakra dari dirinya, dan berjalan cepat menuju parkiran dengan tergesa-gesa. "Kamu kenapa mendadak pergi begitu.." tegas Zakra dengan nada membentak. ”Aku ingin pulang sekarang! aku tak tahan lagi.” Tukas Natha dengan suara lirih. "Oke sayang, maaf jika aku sudah membuatmu ketakutan malam ini.. tenang saja, waktu pertunangan kita tidak akan lama lagi.." ujar Zakra dengan nada yang lebih lembut dan tenang. *** "Kediaman Nathasya" Sepanjang malam, Natha terus gelisah saat mengingat apa yang telah ia lakukan bersama Zakra. Natha meraih sebuah cermin dan memandangi area dadanya sudah dipenuhi oleh tanda merah bekas kecupan dari Zakra. Rasa bersalah pun sudah seakan tak lagi Natha rasakan. Berbeda saat awal-awal Zakra mencumbunya dan mulai menjelajahi tubuhnya, Natha begitu sangat ketakutan. Namun kini semua berbeda, hati nurani akan rasa bersalah pun sudah seakan tumpul. Kebohongan demi kebohongan terus ia lakukan, demi untuk bertemu dengan sang kekasih tercinta. >> "Sekolah menengah atas xxx" Drrttt... "Nanti sepulang sekolah tunggu aku di rumah Ancel, aku akan menjemputmu sepulangku dari kantor, my love." ”Ancel, nanti aku akan menunggu kak Zakra di rumahmu.” "Oke Natha, nanti kita langsung ke rumah saja sepulang sekolah." *** Sore pun tiba, Natha pun bergegas menuju kediaman Ancel. Ia menunggu sang kekasih datang menjemputnya. Namun, kedatangan sang kekasih tidaklah sekedar hanya ingin menjemputnya saja, melainkan ingin menyempatkan diri untuk memadu cinta. >>> "Nanti sebelum pukul enam, aku akan mengentarmu pulang. Tapi sebelum itu, puaskan dulu aku.." bisik Zakra sambil merebahkan Natha di sebuah sofa yang berada di ruang tamu di kediaman Ancel. Selama beberapa menit mereka terus b******u. Seragam dan dasinya terlihat cukup berantakan. "Rapikan dulu dasimu.." ucap Zakra saat menyelesaikan kegiatan mereka. Natha berjalan ke dalam sebuah kamar mandi untuk merapikan seragamnya dan juga dasinya yang sudah tak jelas lagi. Saat sedang merapikan seragam, kissmark pun terlihat jelas di area dadanya. Setiap berjumpa, Zakra tak lupa meninggalkan tanda kepemilikkannya. Saat Natha pulang sekolah lebih cepat, Zakra pun harus tahu agar bisa menyempatkan diri untuk melahap kekasih tercintanya. Natha kini hnaya bisa pasrah dengan semua perlakuan Zakra. Gadis lugu yang hanya fokus dengan pendidikan dan masa depan, kini telah kehilangan fokus. Setiap hari hanya urusan pernikahanlah yang Zakra bicarakan, seolah-olah takut jika Natha berpaling darinya. Sebisa mungkin Zakra mengikat kehidupan Natha. *** "Kediaman Nathasya" "Natha, jujur pada mama, kamu sudah berpacaran kan dengan Zakra??" tanya sang ibu angkat/ bibinya dengan nada lembut namun cukup menggetarkan jantung Natha. ”Iya ma, kami sudah berpacaran...” jawab Natha pelan. "Apakah dia memperlakukanmu dengan baik? dia tidak berbuat hal yang kurang ajarkan denganmu??" tukas sang bibi dengan ingin tahu. ”Tidak ma, kak Zakra sangat baik dan sopan padaku,” ucap Natha yang berusaha mempertahankan kebohongannya. "Syukurlah, jaga dirimu baik-baik yah.." ------ Didalam sebuah kamar pribadi milik Natha. Natha terisak dengan posisi wajah ditutupi bantal. Hatinya begitu hancur saat menyatakan sebuah kebohongan lagi dan lagi. Bahkan semua kebaikkan yang ia nyatakan mengenai Zakra, hanyalah sebuah kebohongan besar. Kenyataannya ialah, Zakra selalu berlaku kasar padanya, jika ia tak menuruti keinginan Zakra. Natha tahu bahwa apa yang ia lakukan ialah sebuah kesalahan besar, namun apa daya kehidupannya pun sudah begitu terikat pada Zakra. Rayuan kalimat manis Zakra sudah membawanya ke dalam sebuah perangkap baru, dan kini hanya bisa berharap waktu yang akan membuat Zakra bisa berubah dan tidak lagi memaksanya. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD